We Are Creative Design Agency

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit. Illum, fuga, consectetur sequi consequuntur nisi placeat ullam maiores perferendis. Quod, nihil reiciendis saepe optio libero minus et beatae ipsam reprehenderit sequi.

Find Out More Purchase Theme

Our Services

Lovely Design

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Praesent feugiat tellus eget libero pretium, sollicitudin feugiat libero.

Read More

Great Concept

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Praesent feugiat tellus eget libero pretium, sollicitudin feugiat libero.

Read More

Development

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Praesent feugiat tellus eget libero pretium, sollicitudin feugiat libero.

Read More

User Friendly

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Praesent feugiat tellus eget libero pretium, sollicitudin feugiat libero.

Read More

Recent Work

Tuesday, 17 August 2021

Ketaatan Kepada Pemerintah Adalah Bentuk Perwujudan Iman.

Hari ini kita bangsa Indonesia merayakan ulang tahun kemerdekaan RI ke 76. Bacaan Suci menampilkan orang Farisi melihat bahwa Yesus telah menjadi suatu masalah yang dapat mengganggu posisi mereka sebagai pemimpin umat. Maka segala cara mereka lakukan agar dapat menyingkirkan Yesus. Maka orang-orang Farisi mengajak orang Herodian untuk mengajukan sebuah pertanyaan, dengan harapan bahwa pertanyaan tersebut dapat menjatuhkan Yesus. "Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak?" Pertanyaan ini merupakan isu yang sangat penting bagi orang Yahudi yang sedang dijajah oleh bangsa Romawi.

Melalui pertanyaan tersebut mereka berharap bahwa Yesus akan terjebak. Bilamana Yesus mengatakan untuk tidak membayar pajak, maka Yesus akan dituduhkan menghasut rakyat untuk melakukan perlawanan kepada penjajah Romawi. Dan bilamana Yesus mengatakan harus membayar pajak, maka Yesus akan dianggap tidak memiliki keberpihakkan kepada bangsaNya. Karena bagi orang Yahudi menjadi keterpaksaan untuk memberikan pajak kepada Kaisar, karena ada keyakinan bahwa segala hak milik orang Israel adalah milik Allah, sehingga dengan membayar pajak berarti memberikan milik Allah kepada penjajah. Inilah sebuah tegangan antara dasar-dasar keagamaan dengan kewajiban mereka sebagai orang jajahan.

Yesus mengetahui kejahatan hati mereka untuk mencobaiNya. Namun, jawaban Yesus membuat mereka heran dan pergi meninggalkan Yesus. Dengan memperlihatkan uang koin yang digunakan untuk membayar pajak yang bertuliskan dan bergambar Kaisar, Yesus mengatakan, "Berikanlah kepada Kaisar apa yang menjadi hak Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah." Di sini Yesus hendak membuat perbedaan untuk meluruskan pemahaman tentang ketaatan, bahwa kita tidak bisa samakan ketaatan kepada Kaisar dengan ketaatan kepada Tuhan, sebab segala sesuatunya berada di bawah kuasa Allah yang dapat membinasakan tubuh maupun jiwa (Mat 10:28).

Tuhan Yesus tidak memberikan suatu pertentangan tetapi memberikan perbedaan. Dalam hal membayar pajak, maka ada batasan ketaatan yang diperlihatkan, yakni sekeping uang koin dan itu cukup. Namun, apakah ketaatan kepada Tuhan dapat dibatasi oleh sekeping uang koin? Untuk taat kepada Tuhan tidak dapat dibatasi dengan apapun yang ada di dunia. Ketaatan kepada Pemerintah adalah ketaatan kepada Tuhan, maka ketika suatu pemerintah tidak berjalan dengan prinsip keselamatan yang dikerjakan Allah di dalam Yesus Kristus, otomatis akan ada suatu pertentangan. Pengakuan dan ketaatan kita kepada Pemerintah adalah wujud iman kita kepada Tuhan, bahwa negara tempat kita hidup adalah rahmat Allah untuk menyatakan keselamatanNya. Kita menaati negara adalah perpanjangan tangan Tuhan bagi keselamatanNya. Maka ketaatan dan keberadaan kita adalah sebagai warga negara yang tunduk dan yang melakukan rencana keselamatan Allah bagi dunia ini.MERDEKA!!!

Monday, 16 August 2021

Perumpamaan kisah Si Kembar.


Dikisahkan dua bersaudara. Si sulung menjadi Imam yang taat dan setia di pedalaman Papua. Orangnya sederhana dan apa adanya. Ia meninggal karena kanker otak di kepalanya pada usia ke lima puluh. Si bungsu seorang saudagar yang kaya dan sukses. Ia dihormati karena kaya dan murah hatinya. Ia pun meninggal dengan tenang ketika memasuki usia lima puluh. 

Saat bertemu Tuhan di surga, keduanya disambut dengan kemuliaan yang tiada taranya. Tuhan bertanya kepada si sulung, jika kepadamu diberi kesempatan hidup sekali lagi, ingin menjadi siapa dirimu? Dengan mantap ia menjawab, Pastor.

perjalanan iman seseorang. Yang satu ringan dan mudah, seperti menemukan harta terpendam di lahannya. Yang lain menempuh jalan yang berat dan sukar, seperti pedagang mencari mutiara yang indah. Namun, keduanya sama-sama mempertaruhkan segala miliknya dengan sukacita demi kemuliaan yang mereka peroleh.

Perjalanan iman sering tampak tidak adil. Ada yang ditentang, dihina bahkan disiksa dan dibunuh karena imannya. Yang lain dikelilingi komunitas beriman dan sarana serta fasilitas serba menunjang. Namun dalam Kerajaan Allah, keselamatan dan kemuliaan kekal yang mengiringi perjalanan iman itu jauh melampaui segalanya.

Adakah ibu yang menyesal karena melahirkan bayi dengan susah payah setelah melihat temannya melahirkan dengan lebih mudah? Tidak. Sebab sukacita atas kelahiran bayinya melebihi segalanya. Begitulah ziarah iman di dunia ini terlihat tatkala kemuliaan Allah menyambut kita kelak.

Friday, 13 August 2021

Keluarga Kita Adalah Pondasi Gereja. Matius, 13:16-17


Hari Raya Pesta orang  tua Santa Perawan Maria Bunda Allah, yaitu Santo Yoakim dan Santa Anna. Mereka dikenang sebagai orang-orang yang setia dan berkomitmen menaati Allah dan hukum-hukum-Nya. Mereka mempersiapkan Maria kecil dengan baik untuk suatu peran penting dan kelak menjadi Bunda Tuhan dan Juruselamat kita.

Santo Yoakim dan Santa Anna mengajari Bunda Maria yang terberkati untuk taat kepada Tuhan, untuk menjadi orang yang benar dan adil menurut hukum yang telah diwahyukan Allah kepada umat-Nya melalui Musa. Yaitu Sepuluh Perintah yang Tuhan nyatakan kepada Israel di Gunung Sinai, sebagai inti dan dasar hukum yang telah sediakan Allah bagi mereka. 

 

Dalam tradisi Gereja, Santo Yoakim dan Santa Anna adalah orangtua yang penuh kasih dan perhatian dalam membesarkan Bunda Maria dengan baik, ini mau menunjukkan kepada kita apa artinya menjadi orangtua bagi anak-anak kita dan terutama sebagai orangtua Kristiani.

Melalui iman dan teladan yang ditunjukkan oleh Santo Yoakim dan Santa Anna, kita dipanggil untuk merenungkan, bagaimana kita menjalani hidup bersama dalam keluarga kita masing-masing dengan peran sebagai ayah, sebagai ibu, sebagai anak, sebagai menantu laki-laki atau menantu perempuan dan sebagai siapa saja dalam anggota keluarga. 

Keluarga Kristiani adalah bagian yang penting dari Gereja karena tanpa keluarga Kristiani yang baik dan setia, pondasi Gereja akan goyah dan runtuh dan banyak jiwa akan hilang karena dosa dan intrik iblis. Iblis dan sekutunya bersukaria dan mereka akan terus-menerus menyerang keluarga Kristiani dan institusi pernikahan yang sah. 

Mari kita ikuti teladan Santo Yoakim dan Santa Anna dalam melakukan apa yang bisa kita buat untuk menghayati iman kita. Semoga kita dimampukan untuk melihat teladan yang diberikan oleh Santo Yoakim dan Santa Anna, dalam iman dan dedikasi mereka membesarkan Bunda Maria dengan baik.  

Semoga Tuhan senantiasa memberkati keluarga kita dan memberkati semua orangtua agar mereka terus setia pada panggilan mereka sebagai orangtua dalam tanggungjawab yang mereka miliki satu sama lain sebagai suami-istri dan anak-anak. Tuhan menyertai kita semua, sekarang dan selama-lamanya.

Wednesday, 11 August 2021

Mengapa Engkau Menangis ? Siapakah Yang Engkau Cari ? Yohanes, 20:1.11-18


Mengapa yang menjadi saksi pertama Yesus yang bangkit adalah Maria Magdalena, bukan para murid? Mungkin karena Maria Magdalena mengenang Yesus yang wafat dengan hati. Sementara para murid mengenang Yesus yang wafat dengan pikiran. 

Maria Magdalena tidak peduli apa yang terjadi padanya jika ia ketahuan mengunjungi makam Yesus oleh orang-orang yang menyalibkan Yesus. Para murid tidak berani tampil setelah peristiwa mengerikan itu. Pikiran mereka masih tercerai berai, mereka dalam keadaan kalut dan takut.

Maria Magdalena walaupun dalam keadaan kalut, namun hatinya tetap fokus pada Yesus yang baru saja wafat di salib. Dengan segenap hatinya ia kembali ke makam untuk memberikan yang terbaik dan yang terjadi di luar pikirannya, Yesus telah bangkit dan menjumpainya. 

Ketika Yesus masih hidup maupun setelah kematian-Nya, Maria Magdalena tetap menaruh kasih yang mendalam dan total kepada Yesus. Sebelum peristiwa salib, Maria Magdalena juga mempunyai kasih yang besar. Ia mengiringi perjalanan Yesus dan para murid. Bahkan ia mengenali suara khas Sang Guru apabila ia dipanggil.

Ada orang yang begitu baik dengan seseorang ketika orang itu masih hidup. Seolah-olah dialah orang yang paling dekat dengannya. Namun ketika mati, jangankan didoakan, diurus kematiannya saja belum tentu. Ada pula orang yang selama hidup sama sekali tidak perhatian bahkan cenderung melupakan. Tetapi ketika orang itu mati, seolah-olah dialah yang paling dekat dengannya. Ia bisa menangis meraung-raung, sedihnya begitu mendalam. Padahal selama hidup, ia sama sekali tidak memberi perhatian. Tangisannya tidak akan mampu membangkitkan orang yang sudah mati.

Belajar dari Maria Magdalena, mari kita berikan perhatian kepada orang-orang yang ada di sekitar kita, baik ketika masih hidup maupun setelahnya. Perhatian kita akan sangat berdayaguna ketika memberinya masih dalam keadaan sama-sama hidup. Percuma kita menangis meraung-raung ketika ada orang mati namun selama dia menderita menjelang kematiannya, kita tidak berbuat apa-apa.

Sangat terpuji apabila kita memberi perhatian kepada orang yang sudah meninggal. Namun jauh lebih berbudi ketika selama masih hidup kita memberi perhatian yang lebih.

Thursday, 5 August 2021

Kamu Dan Aku Adalah Lahan Yang Subur Pemberian dari Tuhan Matius, 13:1-9

Untuk menjadi tanah yang subur dan menghasilkan banyak buah adalah sebuah perjalanan yang panjang. Rasanya tidak mungkin menjadikan sebuah lahan menjadi tanah yang subur dan seketika itu juga menjadi lahan yang menghasilkan buah berlimpah. Tetapi berproses dan tahap demi tahap. 


Kesetiaan menjalani proses dan mengikuti proses itulah yang menentukan apakah akan menjadi tanah yang baik atau tidak. Tidak jarang proses itu adalah proses yang menyakitkan. Supaya menjadi tanah yang bisa ditanami sering kali lahan harus dibajak berulang kali. Jika tanah bisa berbicara, ia pasti berteriak kesakitan. Dan memang proses itu menyakitkan, proses membongkar kemapanan yang tidak membuat pertumbuhan dengan baik supaya ada transformasi menjadi tanah yang subur.


Gambaran ini bisa kita pakai dalam hidup kita. Pada dasarnya kita sudah menjadi lahan yang subur. Namun karena tidak diolah, kita justru menjadi tanah yang tandus dan gersang. Sekualitas apapun benih yang ditaburkan dalam diri kita, tidak akan bertumbuh dengan baik, bahkan justru mati sia-sia.


Proses manusiawi kita juga demikian, mungkin harus sampai merasa sakit untuk menjadi pribadi yang matang dan berkembang dengan subur. Bisa jadi kita perlu dibajak berulang kali sampai diri kita siap untuk ditanami benih.


Mari kita persembahkan hati kita kepada Tuhan dan memohon kepada-Nya untuk menjadikan hati kita tanah yang subur sehingga berkat-berkat-Nya melimpah atas kita.

Friday, 30 July 2021

Melaksanakan Kehendak Allah dan Menjalankan Perintahnya serta menjauhui Larangannya Matius, 12:46-50


Dasar hidup baru dalam pembangunan kehidupan bersama sebagai murid Yesus adalah melaksanakan kehendak Allah. Ini melampaui batas-batas darah dan daging, kesukuan, bahasa, kebudayaan dan sebagainya. 

Ikatan keluarga yang sejati adalah ikatan karena melaksanakan kehendak Allah. Sementara ikatan lain yang didasarkan pada kategori manusia hanyalah ikatan sementara dan rapuh, tidak kuat. Sewaktu-waktu bisa putus dan ambruk. Berbeda dengan ikatan yang dasarkan pada kehendak Allah. Akan menjadi awet dan abadi sekaligus mendatangkan sukacita yang sejati.

Gereja Kristus dibangun di atas dasar melaksanakan kehendak Allah ini. Semua orang dari berbagai penjuru dunia, datang dan bersatu dalam ikatan melaksanakan kehendak Allah. Darah dan kesukuan tidak akan pernah membatasi orang untuk masuk dalam kawanan Kristus, Sang Gembala Agung. 

Yesus memberi harapan bagi orang-orang yang tidak lagi bisa bersama keluarganya karena berbagai alasan dan penyebab. Yesus pun memberikan penekanan ulang pada relasi keluarga berdasarkan hubungan darah. Sekalipun terhubung oleh darah, sebuah keluarga harus bersama-sama bertindak seturut kehendak Allah.

Bagaimanakah dengan kehidupan keluarga kita? Apakah anggota keluarga kita telah melaksanakan kehendak Allah? Siapkah kita menerima orang lain yang melaksanakan kehendak Allah menjadi keluarga kita? 

Mari kita bersama-sama berdoa, mohon kekuatan dan bimbingan dari Tuhan, agar kita dimampukan untuk merawat dasar Gereja ini dan mengupayakan terus-menerus dalam semangat pertobatan. Sehingga Gereja tidak tampil sekadar sebagai organisasi yang rapi dan disiplin tetapi sebuah paguyuban umat beriman yang dinamis.

Wednesday, 28 July 2021

Melayani Dengan Kasih, Keadilan Dan Kebenaran Matius,12:14-21


Ketika berbicara tentang kekuasaan dan otoritas, kita tidak dapat menyangkal bahwa kekuasaan dan otoritas itu perkasa. Selain orang-orang yang tinggi dan perkasa, ada juga orang-orang biasa yang jatuh ke dalam godaan untuk menggunakan kekuasaan dan kekuatan agar segala sesuatunya berjalan sesuai keinginan mereka. Mereka akan berkelahi dan berteriak untuk menyampaikan ide dan cara mereka.

Inilah cara orang Farisi yang kita dengar dalam Injil. Mereka menggunakan kekuasaan dan otoritas untuk berkomplot dalam melawan dan bagaimana menghancurkan Yesus. Inilah kekuasaan dan otoritas yang disalahgunakan.

Bagaimana dengan Yesus? Seperti dikutip Yesaya, buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskan-Nya dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkan-Nya sampai Ia menjadikan hukum itu menang. Kepada-Nyalah semua bangsa akan berharap. 

Sesungguhnya jalan Yesus adalah kelembutan dan belas kasihan. Maka kita perlu tahu bahwa apa pun kekuatan dan otoritas yang kita miliki atas orang lain harus dijalankan dengan kelembutan dan kasih sayang.

Dengan kuasa dan otoritas muncul kewajiban kita untuk melayani dengan kasih, keadilan dan kebenaran. Semoga hidup kita berakar pada kasih, keadilan dan kebenaran sehingga yang remuk disembuhkan dan yang goyah dikuatkan.

Our Blog

55 Cups
Average weekly coffee drank
9000 Lines
Average weekly lines of code
400 Customers
Average yearly happy clients

Our Team

Tim Malkovic
CEO
David Bell
Creative Designer
Eve Stinger
Sales Manager
Will Peters
Developer

Contact

Talk to us

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit. Dolores iusto fugit esse soluta quae debitis quibusdam harum voluptatem, maxime, aliquam sequi. Tempora ipsum magni unde velit corporis fuga, necessitatibus blanditiis.

Address:

9983 City name, Street name, 232 Apartment C

Work Time:

Monday - Friday from 9am to 5pm

Phone:

595 12 34 567

Search This Blog

Powered by Blogger.

informasi pendidikan

Apa Perbedaan Agama dan spiritualitas

Menurut pandangan saya, agama dan spiritualitas adalah dua konsep yang berbeda meskipun terkait erat. Agama adalah pengorganisasian gagasan-...