Thursday, 23 July 2020
"Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kandang,namun aku akan bersorak-sorak di dalam TUHAN, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku.
Habakuk telah diberi penglihatan yang membuat dirinya sangat terguncang. Ia begitu gemetar karena berita2 yang mengerikan bahwa Allah akan mendatangkan gerombolan orang Babel ke Yehuda (Habakuk 3:16)sehingga tubuhnya seakan-akan jatuh berkeping-keping pada saat itu di tempat itu juga. Tak bisa diragukan bahwa ia mengalami ketakutan yang luar biasa yang nyata dari pengaruh fisik dan jiwanya.
Pernyataan dari ayat diatas mengagumkan dan kenyataan yang membuatnya begitu berharga untuk diperhatikan adalah bahwa sekalipun ada semua trauma, Habakuk menerima karunia sukacita. Ini bukan sekadar ketabahan dan benteng dr Roh Kudus menghadapi hal-hal di luar kendalinya.Habakuk tidak berkata, "Marilah kita melakukan yang terbaik; satu hal yang pasti, kita tak bisa melawan mereka."
Sebaliknya, firman ini mengajarkan kepada kita agar bersukaria dalam Allah walaupun ketika setiap insting dalam tubuh kita menjerit penuh duka. Sekalipun diingatkan sepenuhnya tentang kekejaman yang akan terjadi, Habakuk mengalami suatu sukacita yg melimpah, yaitu kemampuan Roh Allah untuk tetap bersukacita di dalam segala keadaan.
Sasaran dari sukacitanya adalah Allah juruselamatnya. Ada hal-hal yang lebih abadi dan penting daripada dunia sementara ini. Kadangkala kelihatannya seakan-akan sejarah berada di luar kendali dan tak seorang pun yang tahu semua ini akan berakhir di mana.Seperti yang kita sdng hadapi sekarang yaitu pandemi covid. Karena sesungguhnya Allahlah yang berada di balik jalannya sejarah, Ia yang mengendalikan-Nya dan Ia tahu ke mana sejarah wabah ini akan berakhir sekalipun iblis berusaha mengacaukan nya.
Lambang kemakmuran (pohon ara, anggur, pohon zaitun, ladang, kumpulan kambing domba, dan lembu sapi) tak satu pun dari hal tersebut bisa dibandingkan dengan sukacita yang datang dari Allah yang hidup. Sekalipun sukacita itu sendiri tidak mengurangi inti sakit yang terasa dalam tubuh dan jiwa yg tertekan namun sukacita itu sesungguhnya jauh melebihi inti sakit dalam nilai, kenyataan dan keseluruhannya.
Jadi tetaplah bersukacita saudaraku apapun yg terjadi. Kita sdng membawa nilai kekekalan dlm hidup kita.
Tuhan Yesus memberkati.