We Are Creative Design Agency

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit. Illum, fuga, consectetur sequi consequuntur nisi placeat ullam maiores perferendis. Quod, nihil reiciendis saepe optio libero minus et beatae ipsam reprehenderit sequi.

Find Out More Purchase Theme

Our Services

Lovely Design

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Praesent feugiat tellus eget libero pretium, sollicitudin feugiat libero.

Read More

Great Concept

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Praesent feugiat tellus eget libero pretium, sollicitudin feugiat libero.

Read More

Development

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Praesent feugiat tellus eget libero pretium, sollicitudin feugiat libero.

Read More

User Friendly

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Praesent feugiat tellus eget libero pretium, sollicitudin feugiat libero.

Read More

Recent Work

Thursday, 26 March 2020

Pertobatan Raja Niniwe dengan melepaskan TakhtanNya Mengunakan Kain Kabung Dan duduk Di Abu.

Pertobatan Raja Niniwe dengan melepaskan TakhtanNya Mengunakan Kain Kabung Dan duduk Di Abu.

Tuhan Yang Mahakuasa berfirman: "Ketika raja Niniwe mendengar kabar ini, ia bangun dari takhtanya, melepaskan jubahnya, memakai kain kabung dan duduk di atas abu. Ia lalu memberi perintah tidak ada seorang pun di kota yang boleh mencicipi apa pun, dan tidak ada ternak, domba, lembu yang boleh merumput atau minum air. Manusia dan ternak sama-sama mengenakan kain kabung; manusia berdoa dengan sangat kepada Tuhan. Raja juga mengumumkan bahwa setiap orang dari antara mereka harus berbalik dari jalan mereka yang jahat dan meninggalkan kejahatan di tangan mereka. Dilihat dari tindakannya, raja Niniwe menunjukkan pertobatan sepenuh hatinya. 

Tindakan yang dilakukannya—bangun dari takhtanya, menanggalkan jubah rajanya, mengenakan kain kabung, dan duduk di abu—memberi tahu rakyat bahwa raja Niniwe menyingkirkan status kerajaannya dan mengenakan kain kabung bersama rakyat jelata. Ini berarti raja Niniwe tidak menempati posisi kerajaan untuk terus dalam jalannya yang jahat atau melakukan kejahatan dengan tangannya setelah mendengar pengumuman dari Tuhan Yahweh. Sebaliknya, ia meletakkan kekuasaan yang dimilikinya dan bertobat di hadapan Tuhan Yahweh. Pada saat ini raja Niniwe tidak bertobat sebagai seorang raja; ia datang ke hadapan Tuhan untuk mengaku dan bertobat dari dosa-dosanya sebagai orang biasa di hadapan Tuhan. Terlebih lagi, ia juga menyuruh seisi kota mengaku dan bertobat dari dosa-dosa mereka di hadapan Tuhan Yahweh dengan cara yang sama seperti dirinya. Selain itu, ia juga memiliki rencana spesifik bagaimana cara melakukannya, seperti yang terlihat di dalam Kitab Suci: "Tidak ada manusia atau binatang, atau ternak boleh makan, mereka tidak boleh makan apa pun, atau minum air. … dan berseru dengan nyaring kepada Tuhan: Biarlah semua orang berbalik dari jalannya yang jahat dan dari kejahatan yang ada di tangan mereka." Sebagai penguasa kota, raja Niniwe memiliki status dan kuasa tertinggi dan bisa melakukan apa pun yang ia mau. Ketika dihadapkan dengan pernyataan Tuhan Yahweh, ia bisa saja mengabaikannya atau bertobat dan mengakui dosanya sendiri saja; sedangkan apakah penduduk kota memilih bertobat atau tidak, ia bisa saja sama sekali mengabaikannya. 

    Akan tetapi, raja Niniwe tidak melakukan hal itu sama sekali. Ia tidak hanya bangun dari takhtanya, memakai kain kabung, dan duduk di atas abu serta mengakui dan bertobat dari dosa-dosanya di hadapan Tuhan Yahweh, ia juga memerintahkan semua orang dan ternak di dalam kota melakukan hal yang sama. Ia bahkan memerintahkan orang-orang "berseru dengan suara keras kepada Tuhan." Lewat kejadian-kejadian ini, raja Niniwe benar-benar melakukan apa yang seharusnya dilakukan seorang penguasa; rangkaian tindakannya merupakan tindakan yang sulit dilakukan oleh raja mana pun dalam sejarah dunia, dan tidak ada yang bisa melakukannya. Tindakan-tindakan itu bisa disebut tindakan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah manusia. Tindakan-tindakan ini layak diingat dan ditiru umat manusia. Sejak penciptaan manusia, setiap raja telah memerintahkan rakyatnya untuk menolak dan menentang Tuhan. Tidak pernah ada seorang pun yang memerintahkan rakyatnya berdoa kepada Tuhan untuk berusaha menebus kejahatan mereka, menerima pengampunan dari Tuhan Yahweh, dan menghindari penghukuman yang akan segera menimpa.

 Namun, raja Niniwe mampu memimpin rakyatnya untuk berbalik kepada Tuhan, meninggalkan jalan-jalan mereka yang jahat dan meninggalkan kejahatan di tangan mereka. Terlebih lagi, ia juga mampu menyingkirkan takhtanya dan sebagai gantinya Tuhan Yahweh berbalik dan berubah pikiran serta menarik kembali murka-Nya, membiarkan orang-orang di kota itu selamat dan menghindarkan mereka dari kehancuran. Tindakan raja itu hanya bisa disebut mukjizat langka dalam sejarah manusia; itu bahkan bisa disebut sebagai sebuah teladan manusia rusak yang mengaku dan bertobat dari dosa-dosanya di hadapan Tuhan." 
Dikutip dari "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Beranikah Engkau Menjadi Murid Yesus

Beranikah Engkau Menjadi Murid Yesus

Hidup dalam cinta kasih rasanya sudah menjadi ikon untuk kita dan ini adalah ajaran utama Tuhan Yesus kepada kita tentang kasih kepada Allah dan sesama. Maka kalau hidup kita penuh dengan suasana kasih itu adalah wajar dan seharusnya. Penegasan untuk hidup dalam cinta kasih dinyatakan oleh Yesus, barang siapa tidak memanggul salibnya dan mengikuti Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku. Salib kehidupan kita berbeda satu dengan lainnya. Seorang kakek yang sudah sakit-sakitan selama puluhan tahun begitu rindu segera dipanggil Tuhan dan tidak tahan dengan penyakitnya yang sudah lama dan tidak ada harapan sembuh. Seorang ibu harus menanggung lima anaknya yang masih kecil dengan kerja serabutan setelah ditinggal mati oleh suaminya. Inilah salib kehidupan kita. Pasangan suami isteri yang harmonis sangat merindukan seorang anak dan sudah puluhan tahun menikah, Tuhan belum memberikan anugerah anak, ini pun sebuah salib.

Yesus memberikan afirmasi pemuridan. Seseorang yang ingin menjadi murid Yesus harus berani meninggalkan segala-galanya termasuk keluarga, harta, kesenangan, dan bersedia memaggul salib dan siap menyerahkan nyawanya. Nampaknya tidak ada tawar-menawar, Yesus bahkan menggunakan kata yang sangat keras, jika seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudarinya, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku. Hal ini untuk meyakinkan ketegasan sikap bagi para pengikut-Nya. 

Kerasnya tuntutan Yesus, untuk meluruskan visi hidup pribadi kita dengan mengenakan visi Yesus sendiri. Setiap orang harus memiliki spirit of detachment, semangat melepaskan segala galanya demi memperoleh kebahagiaan didalam Tuhan. Tidak ada damai, kebahagiaan tanpa salib. Atau damai, kebahagiaan tanpa salib bukanlah berasal dari Yesus tetapi dari diri kita sendiri, seperti yang dikatakan oleh Paus Fransiskus. Bagaimana dengan kita? Apakah kita siap memiliki visi Yesus dengan meninggalkan segala kesenangan kita?

Our Blog

55 Cups
Average weekly coffee drank
9000 Lines
Average weekly lines of code
400 Customers
Average yearly happy clients

Our Team

Tim Malkovic
CEO
David Bell
Creative Designer
Eve Stinger
Sales Manager
Will Peters
Developer

Contact

Talk to us

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit. Dolores iusto fugit esse soluta quae debitis quibusdam harum voluptatem, maxime, aliquam sequi. Tempora ipsum magni unde velit corporis fuga, necessitatibus blanditiis.

Address:

9983 City name, Street name, 232 Apartment C

Work Time:

Monday - Friday from 9am to 5pm

Phone:

595 12 34 567

Search This Blog

Powered by Blogger.

informasi pendidikan

Apa Perbedaan Agama dan spiritualitas

Menurut pandangan saya, agama dan spiritualitas adalah dua konsep yang berbeda meskipun terkait erat. Agama adalah pengorganisasian gagasan-...