We Are Creative Design Agency

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit. Illum, fuga, consectetur sequi consequuntur nisi placeat ullam maiores perferendis. Quod, nihil reiciendis saepe optio libero minus et beatae ipsam reprehenderit sequi.

Find Out More Purchase Theme

Our Services

Lovely Design

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Praesent feugiat tellus eget libero pretium, sollicitudin feugiat libero.

Read More

Great Concept

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Praesent feugiat tellus eget libero pretium, sollicitudin feugiat libero.

Read More

Development

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Praesent feugiat tellus eget libero pretium, sollicitudin feugiat libero.

Read More

User Friendly

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Praesent feugiat tellus eget libero pretium, sollicitudin feugiat libero.

Read More

Recent Work

Friday, 20 December 2019

ANAK MILENIAL DIPENGARUHI TEKNOLOGI DIGITAL

ANAK MILENIAL DIPENGARUHI TEKNOLOGI DIGITAL


  Keluarga adalah salah satu trisentra pendidikan yang pertama dan utama bagi pembentukan karakter anak. Keluarga sebagai pocus pembentukan karakter anak perlu mengembangkan pola asuh atau pola interaksi yang edukatif dan efektif. Pola asuh yang dilakukan orang tua terhadap anak bertujuan untuk melayani kebutuhan fisik dan psikologis anak. Selain itu, pola asuh tersebut dapat diimplementasikan dalam bentuk sosialisasi norma-norma yang berlaku dalam masyarakat supaya anak-anak dapat hidup selaras dengan lingkungannya.

Orang tua dalam mendidik anak bukan dengan kekerasan atau paksaan, tetapi memberi kebebasan dengan suatu kontrol yang ketat supaya anak bertumbuh dan berkembang secara positif dan baik. Pola asuh yang dibutuhkan pada era digital adalah pola asuh yang demokratis atau authoritative. Pola asuh ini berupaya membantu anak agar bersikap kritis terhadap pengaruh-pengaruh negative dari era digital. Oleh karena itu, orangtua harus mampu berperan untuk mendidik dan membimbing anak supaya menggunakan gadget untuk tujuan yang benar dan positif.

Kemajuan teknologi dan informasi saat ini hampir sulit dibendung. Seluruh dimensi kehidupan manusia sudah dimasuki dan dipengaruhi oleh adanya teknologi dan informasi, termasuk juga dalam dunia pendidikan. Di satu sisi, kemajuan teknologi dan informasi mendatangkan keuntungan atau nilai yang positif dan konstruktif. Artinya, kemajuan teknologi dan informasi membuat aktivitas dan kebutuhan manusia semakin mudah atau gampang dilaksanakan. Akan tetapi di sisi lain, setiap kemajuan dan perkembangan mendatangkan implikasi negatif dan destruktif (merusak) jika manusia tidak memiliki sikap kritis dan selektif.
Seperti perkembangan teknologi dan informasi saat ini terutama penggunaan perangkat digital telah mempengaruhi karakter kehidupan anak .

 Hal ini dijelaskan bahwa anak-anak yang hidup di era milenial memang pasti dipengaruhi oleh teknologi digital. Tidak heran jika anak-anak saat ini dikategorisasi sebagai generasi digital. Anak-anak generasi masa kini merupakan generasi digital native, yaitu mereka yang sudah mengenal media sejak lahir.


Anak-anak yang hidup di era digital mempunyai karakteristik atau perilaku yang di sebut dengan ketergantungan terhadap gadget (internet). Perilaku ini akhirnya berpengaruh langsung terhadap pembentukan karakter anak dan sifat ketergantungan terhadap di gital di era milenial. Di era generasi digital anak-anak sangat aktif berselancar di media sosial seperti, facebook, Twitter, Path, dan Instagram maupun media sosial lainnya. kemajuan teknologi memberikan pengaruh signifikan terhadap pembetukan karakter pada anak dan memberikan dampak positif dan juga dampak negatif bagi tumbuh kembang anak dalam keluarga. Teknologi digital, salah satunya internet menjadi satu aspek penting dalam faktor yang mempengaruhi perkembangan anak.

MAHASISWA BERHAK BERSERIKAT, MENGELUARKAN PENDAPAT.

MAHASISWA BERHAK BERSERIKAT, MENGELUARKAN PENDAPAT.


    Mahasiswa  adalah  kaum  intelektual  yang  dibina  agar  nantinya  mampu  menggantikan  pemimpin  kita  yang  ada padas saat  ini, baik  di  lembaga, instansi  negara  maupun  daerah. Maka  dari  itu, mahasiswa  adalah  bagian  dari  perguruan  tinggi atau  universitas  untuk  dibina  dan  ditambah  lagi  wawasannya  sesuai  bidang  kemampuannya  agar dapat  diterapkan  untuk  bangsa  dan  negara. Kalau  sudah  dikatakan  mahasiswa  adalah  kaum  terdidik  atau  kaum  intelektual, maka tindakannya  juga  harus  mencerminkan orang  yang  intelek  pula. Di tangan  mahasiswalah  kita  gantungkan kelanjutan  cita-cita  negara  saat  ini. Setelah pemimpin  saat  ini  sudah  tak  mampu  lagi  melaksanakan  tugasnya  maka  harus  ada  regenerasi. Itulah mahasiswa  yang  saat  ini  sebagai  regenerasinya. Mahasiswa ketika  menempa  pendidikan harus  mencerminkan  mereka adalah  kaum  intelektual  penerus  kemajuan  bangsa. Benar-benar  menuntut  ilmu dan  mampu  mengaplikasikannya.

         zaman  sekarang  ini,  memang  semua rakyat  Indonesia  berhak  dan  berkewenangan  untuk  berpendapat  apa  lagi  mahasiswa  mereka  adalah  penerus  bangsa. Hal  ini  tertulis  dalam  UUD  1945  pasal  28E  ayat  3 yang  menyatakan, ”setiap  orang   berhak  atas  kebebasan  berserikat, berkumpul, dan  mengeluarkan  pendapat”. Demokrasi dalam  konteks  kemahasiswaan  dikenal  sebagai  pemikir  kritis, demokratis dan  konstruktif.  Suara-suara  mahasiswa  kerap  kali  mengangkat  realita  sosial  yang  terjadi  di  masyarakat. Sikap  idealisme  mendorong  mahasiswa  untuk  memperjuangkan  sebuah  aspirasi   pada  penguasa  dengan  cara  mereka  sendiri. Mahasiswa  merupakan  asset, cadangan  dan  harapan  masa  depan  bangsa.  melalui  organisasi  kampus  inilah  mempengaruhi  kualitas  mahasiswa  sebagai  pemimpin  di  masa  depan, mahasiswa  juga   berperan  dalam  bernegara, mahasiswa  dalam  kehidupannya  dapat  memberikan  contoh  dan  teladan  yang  baik  bagi  masyarakat. Hal  ini  menjadi  beralasan  karena  mahasiswa  adalah  bagian  dari  masyarakat.

          Mahasiswa   menjadi  salah  satu  komponen  penting  dalam  pembangunan  bangsa  Indonesia    dan  mahasiswa  menjadi  bagian  komponen  penting  dalam  mencerdaskan   masyarakat  dalam  memahami  arti  dari  demokrasi  itu  sendiri  sehingga  masyarakat  mengerti  dan  memahami  bahwa  demokrasi  di  Indonesia harus  dirawat  dengan  baik  agar  tidak  ada  indikasi    yang  dapat  mencederai  demokrasi  itu  sendiri. Indonesia  harus  mendewasakan   dalam  menjalankan    demokrasi.

         Suara  mahasiswa  adalah  suara  rakyat, mahasiswa  adalah  cerminan  rakyat. Saat  mahasiswa  demo  menyampaikan  aspirasi  pada  pemerintah,  maka  rakyat  secara  rapi  pasti  berpendapat  hal  yang  sama  dengan  mahasiwa. Mahasiswalah  gurunya  rakyat  dan  perwakilan  rakyat yang  abadi. Mahasiswa  selalu  setia  pada  rakyat,  baik  disaat  rakyat  terlena  oleh  politik  busuk  dari  penguasa  yang  terlihat   manis  diluar ,  mahasiswa  tidak  pernah  merasa  letih  memperjuangkan  kebenaran.

            Mahasiswa  adalah pondasi  utama  kemajuan   bangsa. Baik  buruk  suatu  bangsa   tergantung  mahasiswa  karena  itulah, mahasiswa  yang  baik,  Berjuang  Bersama  Pemimpin  yang  Baik.  Mahasiswa, sebagai  cendikiawan  bangsa  dalam  mengkritik  pemerintah  sesuai  harapan  masyarakat. Jika pemerintah   melakukan  kesalahan, Kajilah  maka  tembaklah  dengan  jelas  letak  kesalahan-kesalahan  tersebut  secara  cendikia.  

         Pemerintah  harus  menegakkan  keadilan  dan  mengeluarkan  kebijakan-kebijakan  yang  berpihak  pada  rakyat dan  mahasiswa.  Kekuatan yang  dimiliki  mahasiswa  berupa  semangat  dalam  menyuarakan  dan  memperjuangkan  nilai-nilai  kebenaran  serta  keberanian  dalam  menentang  segala  bentuk ketidak  adilan.
       





         




PENDIDIKAN BERKARAKTER ANAK MENGENAI OPINI PUBLIC

PENDIDIKAN BERKARAKTER ANAK MENGENAI OPINI PUBLIC


PENDIDIKAN BERKARAKATER ANAK MENGENAI OPINK PUBLIC.
Pendidikan merupakan proses membantu generasi muda untuk menjadi manusia yang utuh dan penuh. Utuh dan penuh berarti menyangkut semua aspek dalam hidup manusia seperti: intelektualitas (kognitif), sosialitas, moralitas, emosi, afeksi, estetika, religiusitas, kepribadian, dan juga fisik. Semua aspek itu dalam pendidikan perlu dikembangkan. Pendidikan karakter lebih membantu mengembangkan aspek kepribadian, sosialitas, moralitas, emosi, afeksi, estetika, religiusitas yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, dan berkarya.

Pendidikan zaman dulu selalu menyertakan pendidikan karakter. Misalnya, guru dalam mengajar matematika juga menanamkan semangat daya juang, mengajar siswa menghargai orang lain, melatih siswa mengerjakan matematika dengan kejujuran dan lain-lain. Namun, akhir-akhir ini kentara bahwa sekolah formal terlalu menekankan segi kognitif saja, hanya mencari Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) dan ijazah, sehingga mengesampingkan pendididikan nilai. Salah satu tanda pendidikan nilai atau karakter kurang terwujud adalah adanya praktek tawuran, korupsi, nyontek, seks bebas, narkoba, dan kurangnya daya juang, yang akhir-akhir ini sangat menonjol. Oleh karena itu, dipandang penting menekankan kembali pendidikan karakter. 

Pendidikan Karakter bangsa yang dikemabangkan melalui Evaluasi Diri Sekolah (EDS) adalah merupakan system yang dapat meningkatkan kualitas pendidikan pada suatu sekolah, karena melalui pendidikan karakter terhadap peserta didik akan digali, dibangun, dibina, dan dibimbing nilai-nilai positif yang tertanam dalam diri peserta didik.

Sesunguhnya setiap peserta didik mempunyai bakat, minat, dan kompetensi yang berbeda-beda. Maka tugas guru adalah membina dan membimbing nilai-nilai tersebut agar lebih berkembang dan akhirnya dapat terefleksi melalui prestasi-prestasi belajar dari setiap peserta didik.

Belajar secara teori di dalam kelas memang mesti dilakukan tetapi belajar secara  akan lebih menyentuh dan tepat sasaran sehingga perlu dibina dan dibimbing secara terus menerus secara berkesinambungan. Untuk hal ini, dalam sekolah-sekolah dikembangkanlah melalui Pengembangan Diri.

 Dalam dalam pelaksanaan pengembangan diri secara penuh harus ditanamkan kesadaran terhadap peserta seperti penanaman nilai-nilai agama, social, budaya, keterampilan, dan kesenian. Pembinaan yang secara terus-menerus dan berkesinambungan pasti akan melahirkan siswa-siswi yang menunjukkan kompetensi-komptensi yang luar biasa sesuai dengan karakter dan kepribadian peserta didik tersebut.

  Pendidikan karakter dapat diajarkan lewat PPKn dan pelajaran agama, tetapi tidak hanya lewat dua pelajaran di atas. Bahkan bila hanya lewat PPKn dan Agama, guru-guru lain nantinya tidak ikut bertanggung jawab dalam mengembangkan pendidikan karakter. PPKn dan pendidikan agama oleh siswa malah sering dianggap pelajaran sampingan dan kurang dihargai. Maka pendidikan karakter seharusnya diajarkan dan dibantukan lewat semua pelajaran, mulai dari pelajaran Olah Raga, Seni, sampai dengan Fisika. Dengan demikian, semua guru ikut bertanggung jawab membantu siswa dalam mengembangkan karakter.

Pendidikan karakter di zaman ini semakin penting dan mendesak karena beberapa situasi yang dihadapi zaman ini. Misalnya, pengaruh globalisasi yang menawarkan, di samping sesuatu yang baik, juga nilai yang tidak baik seperti: konsumerisme, seks bebas, narkoba, pelampiasan nafsu manusiawi dengan melupakan hidup imani dan rohani. Kemerosotan karakter berbangsa kita; konflik antarsuku, agama, ras, kepentingan kelompok. Pasar bebas yang menyebabkan hanya orang yang bermutu dan kuat dapat menang sedangkan yang lemah dan tidak bermutu akan mati. Lapangan kerja yang makin sempit, persoalan hidup yang makin kompleks, dan membutuhkan semangat dan daya juga dalam hidup ini. Kepekaan sosial masyarakat yang makin berkurang dan perkembangkan individualisme yang makin tinggi di zaman ini .


Ideal dalam  pendidikan karakter diajarkan dan dibantukan secara sinergis lewat semua pelajaran, lingkungan sekolah, orang tua, media, dan masyarakat. Tanpa kerja sama semua pihak tersebut, maka pendidikan karakter akan sulit berhasil, bahkan bisa gagal.

Penerapannya di sekolah menekankan nilai kejujuran agar korupsi dapat makin dikurangi. Maka suasana sekolah termasuk aturan sekolah juga harus menekankan kejujuran ini, bukan hanya guru lewat pelajaran. Kalau ada karyawan atau guru korupsi juga harus ditindak, bukan hanya siswa.

Peran  rang tua menjadi pendidik karakter yang pertama dan utama bagi siswa. Maka nilai karakter mana yang mau ditekankan sekolah, perlu dikomunikasikan dengan orang tua sehingga ada kerja sama. Misalnya, sekolah menekankan nilai penghargaan kepada orang lain tanpa diskriminasi. Orang tua juga diajak untuk menanamkan nilai ini kepada anaknya. Maka kalau di rumah anaknya diskriminatif, perlu diingatkan. Kalau sekolah menanamkan nilai antinarkoba, maka orang tua juga harus mengerti itu dan membantu suasana di rumah untuk antinarkoba, bukan sebaliknya malah orang tua mengajari anak menjadi narkobais.

Masyarakat juga menjadi pendidik yang penting. Bila sekolah menekankan pendidikan karakter, tetapi masyarakat luas tidak mendukung, maka pendidikan menjadi berat atau bahkan akan gagal. Misalnya, sekolah menekankan nilai persaudaraan sebagai warga Indonesia, tetapi bila di masyarakat selalu dilihat antarsuku konflik dan saling membunuh, anak akan sulit mengembangkan persatuan. Terutama para pejabat tinggi, wakil rakyat, perlu membantu dalam penegakan nilai ini. Mereka harus menjadi contoh. Di sini banyak soal terjadi, siswa di sekolah dibantu baik, tetapi karena masyarakat masih jelek, anak lalu meniru masyarakat yang jelek.
Publikasi atau media sangat penting dalam pendidikan karakter. Acara TV yang isinya melemahkan pendidikan nilai, akan menghambat tertanamnya karakter yang ditekankan. Misalnya, sekolah selalu mengajarkan pentingnya usaha keras dalam hidup ini dan tanggung jawab. Kalau setiap hari anak melihat acara TV dimana tanpa usaha keras, orang berhasil dan yang usaha keras malah gagal hidup, anak akan tergoda untuk tidak mau berusaha. Di sekolah dididik antiseks bebas, tetapi di TV dan media, selalu memperlihatkan orang tua berseks bebas atau gambar porno, akan membuat siswa sulit.
 
Kalau memang mau ditangani secara baik, maka harus dimulai dari semua sudut. Ini berarti bahwa harus mulai dari sekolah formal, mulai dari Taman Kanak-Kanak (TK) sampai dengan Perguruan Tinggi (PT), sekolah agama yang ada di masyarakat, orang tua, lingkungan masyarakat,pemerintah,danlewatmedia. Pendidikan  Karakter  Bangsa  sebaiknya  dilaksanakan  sejak usia dini sampai ke jenjang pendidikan tertinggi.    Pendidikan Karakter Bangsa dilaksanakan di setiap lini pendidikan yaitu formal, non formal, dan informal.

Sebagaimana pendidikan sendiri adalah proses seumur hidup, yaitu tidak akan berhenti sebelum orang mati, demikian juga pendidikan karakter. Orang harus terus mengembangkan karakternya terus-menerus sampai mati. Maka yang perlu mengalami pendidikkan karakter adalah mulai anak sampai dengan orang dewasa. Apalagi dalam nilai karakter tertentu, ternyata banyak contoh jelek dari orang dewasa. Lihat saja, banyak orang dewasa yang melakukan korupsi di negara ini, juga yang main seks bebas dan kecanduan narkoba. Bangsa ini tidak maju sebenarnya bukan pertama-tama karena anak-anak tidak baik, tetapi karena banyak orang tua dan orang dewasa, termasuk banyak pimpinan yang tidak berkarakter baik. Maka ini menjadi contoh tidak baik dalam pengembangan karakter orang muda.

Kalau memang pendidikan karakter menjadi berkembang, dapat dipastikan bahwa akan mempengaruhi peningkatan pendidikan akademik siswa. Misalnya, bila siswa memang selalu jujur dalam tingkah lakunya, dalam penelitian ia akan jujur dengan data penelitian, sehingga analisisnya lebih benar. Kalau anak sungguh disiplin maka akan mempengaruhi kerajinannya belajar sehingga tingkat akademiknya meningkat. Kalau orang punya daya juang yang kuat, maka dalam belajar dan menekuni bidang ilmu, ia tidak akan cepat mundur bila gagal, tetapi akan mencari jalan dan terus melakukan penelitian sehingga berhasil. Banyak sekolah yang menekankan disiplin, kerja keras, kejujuran, daya juang menjadikan kelulusan sekolah itu meningkat tinggi.


Dalam konteks sekolah, dapat dilihat pada praktek hidup anak-anak apakah nilai yang ditanamkan berkaitan pengembangan karakter terjadi. Misalnya, nilai kejujuran. Apakah semakin sedikit yang menyontek, semakin sedikit yang menipu, semakin sedikit yang dalam praktikum mengganti data dan lain-lain. Dalam konteks masyarakat, memang lebih sulit dievaluasi. Tetapi akan nampak bahwa suasana hidup bersama, kerja, dan sosial makin baik.
Ada banyak hambatan yang terjadi yang perlu dihadapi bila kita ingin menanamkan pendidikan karakter. Hambatan utamanya adalah pendidikan karakter hanya berhenti pada teori, dan tidak sampai pada praktek dan  kebiasaan hidup. Misalnya, hanya mengajarkan kejujuran, tetapi tidak ada aturan atau pelaksanaannya di sekolah. Kemudian, tidak semua warga sekolah terlibat. Guru, kepala sekolah, yayasan, dan pegawai seluruh sekolah tidak terlibat dalam pendidikan karakter. Orang tua tidak diikutkan dan orang tua malah mengajarkan nilai lain. Lingkungan masyarakat dan pimpinan masyarakat yang hidup bertentangan dengan nilai karakter yang ditekankan. Misalnya, diajarkan kerukunan dan persaudaraan di sekolah, tetapi di masyarakat para pimpinan saling berperang dan membunuh.
Kemajuan bangsa Indonesia tergantung banyak hal dan sangat kompleks. Banyak unsur mempengaruhi seperti karakter orang-orangnya, inteligensi dan keunggulan berpikir warganya, sinerginya para pimpinan dan warga dalam menghadapi persoalan bangsa, aturan hukum yang benar dan ditaati, kerelaan untuk saling membantu demi kepentingan warga keseluruhan, pengelolaan kekayaan negara, dan lain-lain. Pendidikan karakter merupakan salah satu segi yang membantu perkembangan, tetapi tidak dapat sendirian. Maka dalam pendidikan semua segi perlu diperhatikan. Namun, pendidikan karakter dapat menjadi pendukung yang mendalam bagi segi yang lain, karena menyangkut semangat, hati, dan sikap hidup seseorang.
         
Dalam konteks karakter berbangsa Indonesia, menurut saya ada beberapa isi yang perlu mendapatkan tekanan, sehingga bangsa ini dapat semakin berkembang dan maju. Pertama, penghargaan kepada manusia, pribadi lain, Hak Asasi Manusia (HAM), sehingga orang rela hidup bersama dan bekerja sama meski berlainan iman, ras, suku, serta tingkat ekonomi. Kedua, tanggung jawab terhadap kehidupan berbangsa. Ini penting bila negara ini masih mau dipertahankan sebagai kesatuan. Ketiga, nilai demokrasi yang menekankan semangat nondiskriminasi dan nonopresif. Keempat, kejujuran, sehingga mengurangi persoalan korupsi di berbagai segi kehidupan. Kelima, kekritisan dalam menerima informasi dan pengaruh globalisasi. Keenam, daya juang dalam hidup sehingga tidak mudah putus asa bila ada persoalan dan tantangan. Dan terakhir, moralitas yang tinggi, termasuk di dalamnya adalah antinarkoba, antiseks bebas, dan antikonsumerisme.


Our Blog

55 Cups
Average weekly coffee drank
9000 Lines
Average weekly lines of code
400 Customers
Average yearly happy clients

Our Team

Tim Malkovic
CEO
David Bell
Creative Designer
Eve Stinger
Sales Manager
Will Peters
Developer

Contact

Talk to us

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit. Dolores iusto fugit esse soluta quae debitis quibusdam harum voluptatem, maxime, aliquam sequi. Tempora ipsum magni unde velit corporis fuga, necessitatibus blanditiis.

Address:

9983 City name, Street name, 232 Apartment C

Work Time:

Monday - Friday from 9am to 5pm

Phone:

595 12 34 567

Search This Blog

Powered by Blogger.

informasi pendidikan

Apa Perbedaan Agama dan spiritualitas

Menurut pandangan saya, agama dan spiritualitas adalah dua konsep yang berbeda meskipun terkait erat. Agama adalah pengorganisasian gagasan-...