We Are Creative Design Agency

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit. Illum, fuga, consectetur sequi consequuntur nisi placeat ullam maiores perferendis. Quod, nihil reiciendis saepe optio libero minus et beatae ipsam reprehenderit sequi.

Find Out More Purchase Theme

Our Services

Lovely Design

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Praesent feugiat tellus eget libero pretium, sollicitudin feugiat libero.

Read More

Great Concept

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Praesent feugiat tellus eget libero pretium, sollicitudin feugiat libero.

Read More

Development

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Praesent feugiat tellus eget libero pretium, sollicitudin feugiat libero.

Read More

User Friendly

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Praesent feugiat tellus eget libero pretium, sollicitudin feugiat libero.

Read More

Recent Work

Friday, 21 January 2022

Yesus memilih dan menetapkan dua belas orang untuk bersama-Nya memberitakan Injil. dan untuk menerima dari Dia kuasa mengusir setan. Markus, 3:13-19

Yesus memilih dan menetapkan dua belas orang untuk bersama-Nya memberitakan Injil. dan untuk menerima dari Dia kuasa mengusir setan. Markus, 3:13-19

              Panggilan Adalah Anugerah Markus, 3:13-19


Setiap kita pernah menjadi seorang murid dan mungkin saat ini di antara kita masih ada yang menjadi seorang murid. Setiap orang Kristiani dipanggil untuk menjadi seorang murid, namun hanya sedikit yang dipilih untuk mengerjakan tugas dari Sang Guru.


Markus mencatat bahwa Yesus naik keatas bukit dan di sanalah Ia memanggil orang-orang yang dikehendaki-Nya. Yesus memilih dan menetapkan dua belas orang untuk bersama-Nya memberitakan Injil. Jumlah dua belas murid tergolong sedikit. Pemilihan ini adalah anugerah dan hak istimewa yang Yesus berikan kepada mereka. 

 

Selain dipanggil, mereka juga diutus Yesus untuk memberitakan Injil dan dilengkapi dengan kuasa untuk mengusir setan. Di sini kita melihat Yesus memberikan kuasa yang sama saat diri-Nya mengusir roh-roh jahat. Ini merupakan karunia istimewa yang Tuhan berikan kepada murid-murid-Nya.


Markus 3:13-19  Kemudian naiklah Yesus ke atas bukit. Ia memanggil orang-orang yang dikehendaki-Nya dan mereka pun datang kepada-Nya. Ia menetapkan dua belas orang untuk menyertai Dia dan untuk diutus-Nya memberitakan Injil  dan diberi-Nya kuasa untuk mengusir setan. 


Kedua belas orang yang ditetapkan-Nya itu ialah: Simon, yang diberi-Nya nama Petrus, 

Yakobus anak Zebedeus, dan Yohanes saudara Yakobus, yang keduanya diberi-Nya nama Boanerges, yang berarti anak-anak guruh,


selanjutnya Andreas, Filipus, Bartolomeus, Matius, Tomas, Yakobus anak Alfeus, Tadeus, Simon orang Zelot,  dan Yudas Iskariot, yang mengkhianati Dia.


Dulu ketika saya memutuskan untuk belajar ilmu Ketuhanan (Theologi), saya mempunyai tujuan dan harapan supaya dapat lebih mengenal siapa itu Allah, Yesus, dan bunda Maria.. Sebab saya menyadari, memang saya sangat kurang mengerti tentang hal itu..


Yesus memilih 12 orang untuk dijadikan rasul Nya.. Yesus memilih 12 rasul tidak berdasarkan pekerjaan, suku, atau kelompok tertentu saja, tapi Dia memilih dari orang yang mempunyai latar belakang berbeda-beda, ada yang sebelumnya sebagai nelayan, pemungut cukai, dan lain-lain..


 Hal itu menunjukkan bahwa setiap orang memiliki kesempatan yang sama.. Setiap orang Kristiani harus siap dipilih, entah dia seorang seniman, guru, satpam, pegawai negeri, buruh pabrik, semua mempunyai kesempatan yang sama.. Dan bagi kita yang merasa dipilih, harus merespons dengan datang kepada Nya.. Merespons dan datang kepada Nya adalah bukti keseriusan kita dalam menanggapi pilihan Nya.. Dan itu benar-benar terjadi pada diri saya.. Ketika saya memutuskan untuk belajar ilmu Theologi, pada saat itulah Tuhan memilih saya.. Dia menginginkan, agar saya menjadi rasul Nya, menjadi rekan kerja Nya dalam mewartakan kabar suka cita..


Mereka yang dipilih Yesus menjadi murid-Nya sama sekali tidak memiliki kriteria yang menonjol. Ada yang berprofesi sebagai nelayan, pemungut cukai dan orang biasa. Yesus memanggil mereka untuk menjadi rasul bukan berdasarkan kekuatan, kepintaran dan kehebatan mereka. Mereka dipanggil menjadi rasul itu karena anugerah. Meski demikian, mereka taat mengikuti Yesus.


Ketika kita dipanggil menjadi murid Kristus, maka panggilan itu adalah sebuah anugerah, pemberian cuma-cuma. Ini bukan karena kita pandai berteologi, ahli Alkitab dan melakukan perbuatan baik. Siapakah kita sehingga Tuhan panggil menjadi murid-Nya untuk melayani dan memberitakan Injil? Hargailah setiap panggilan yang Tuhan anugerahkan kepada kita, sebagai orangtua maupun profesional tertentu. Sudahkah kita memberikan bukti bahwa Allah itu baik melalui karya kita? Ingatlah Gereja sekarang ini dibangun dari kebaikan dan keberanian para rasul dalam hidup mereka.


Yesus tidak hanya menjalankan panggilan hidup-Nya sebagai penyelamat tetapi Ia membaruinya. Semoga hari ini kita tidak membiarkan kesempatan pembaharuan terlewatkan. Mulailah setiap pekerjaan dengan doa dan berikan yang terbaik kepada Tuhan melalui pekerjaan kita.


Yesus memanggil orang-orang yang dikehendaki-Nya untuk menyertai Dia."


Ia memanggil orang-orang yang dikehendaki-Nya dan mereka pun datang kepada-Nya. Ia menetapkan dua belas orang untuk menyertai Dia, untuk diutus-Nya memberitakan Injil, dan untuk menerima dari Dia kuasa mengusir setan. Kedua belas orang yang ditetapkan-Nya itu ialah: Simon, yang diberi-Nya nama Petrus, Yakobus anak Zebedeus dan Yohanes saudaranya, yang keduanya Ia beri nama Boanerges, yang berarti anak-anak guruh; selanjutnya Andreas, Filipus, Bartolomeus, Matius, Tomas, Yakobus anak Alfeus, Tadeus, Simon orang Zelot, dan Yudas Iskariot yang mengkhianati Dia.


Kita menyebut diri kita sebagai pengikut Tuhan Yesus. Hal ini sesuai dengan sejarah panggilan Tuhan untuk para murid. Para murid dipanggil untuk mengikuti Dia, mewartakan Injil dan mengalahkan kuasa jahat. Ssbagai pengikut Tuhan Yesus, kita juga dipanggil untuk menyebarkan Injil khabsr sukacita dan mengalahkan segala kuasa jahat dalam hati kita dan di lingkungan hidup kita. Kuasa itu sudah kita terima sejak kita mengimani Tuhan dan diteguhkan waktu menerima sakramen  baptis dan krisma.  Semoga kita bahagia menjadi pengikut Tuhan Yesus. 


Menjadi murid Yesus bukan pilihan pribadi. Dikatakan dalam Injil Markus 3:13-19 bahwa Ia memanggil orang-orang yang dikehendaki-Nya dan merekapun datang kepada-Nya. Ia menetapkan dua belas orang untuk menyertai Dia dan diutus-Nya memberitakan Injil dan diberi-Nya kuasa untuk mengusir setan. Jadi menjadi murid Yesus adalah inisiatip panggilan dari Yesus sendiri.


Tentu setelah dipanggil perlu dibina dengan mengikuti Yesus, agar melihat dan diharapkan melakukan sama seperti Yesus. Setelah itu baru ditetapkan secara resmi menjadi murid-Nya. Artinya harus melalui proses yang tidak mudah.


Ketika kita dipilih menjadi murid-Nya adalah sebuah anugerah karena kita sama seperti para murid perdana yang penuh dengan kelemahan dan kekurangan dan Tuhan Yesus tahu hal itu. Dia hanya ingin para murid (termasuk kita) menanggapi panggilan-Nya dan dibentuk oleh-Nya.


Setelah dipilih dan dididik menjadi murid, maka perlu dipraktekan dengan diutus untuk memberitakan Injil. Dan setiap perutusan pasti Tuhan Yesus membekali dengan kuasa.


Kuasa yang disebutkan yaitu mengusir setan karena setan tugasnya menggoda dan berusaha menggagalkan pemberitaan Injil, yang tujuannya menyelamatkan manusia dari kebinasaan kekal yang disebabkan oleh setan.


Tuhan menyebut ke dua belasnya murid-Nya dengan nama masing. Demikian juga Tuhan telah memanggil kita dengan nama kita masing-masing. Kapan itu terjadi? Ketika kita menerima rahmat Sakramen Baptis dimana kita memulai kehidupan baru dan diberi nama Baptis di depan nama kita. Dengan harapan kita bisa meneladan iman nama Baptis kita yang telah berhasil mewartakan iman akan Tuhan Yesus dan telah mendahului kita di Surga.


Namun hati- hati, tidak semua murid yang dipanggil itu setia akan panggilannya, bahkan ada yang mengkianati-Nya dan meninggalkan panggilannya, seprti Yudas Iskariot.


Semoga kita jangan seperti Yudas Iskariot. Kita perlu memohon rahmat kesetiaan untuk tetap setia pada panggilan hidup kita, yaitu mewartakan Injil melalui perkataan, sikap dan perbuatan kita. Sehingga kita layak disebut menjadi murid Yesus.


Menjadi murid Yesus bukan pilihan pribadi. Dikatakan dalam Injil Markus 3:13-19 bahwa Ia memanggil orang-orang yang dikehendaki-Nya dan merekapun datang kepada-Nya. Ia menetapkan dua belas orang untuk menyertai Dia dan diutus-Nya memberitakan Injil dan diberi-Nya kuasa untuk mengusir setan.


Tentu setelah dipanggil perlu dibina dengan mengikuti Yesus, agar melihat dan diharapkan melakukan sama seperti Yesus. Setelah itu baru ditetapkan secara resmi menjadi murid-Nya. Artinya harus melalui proses yang tidak mudah.

Ketika kita dipilih menjadi murid-Nya adalah sebuah anugerah karena kita sama seperti para murid perdana yang penuh dengan kelemahan dan kekurangan dan Tuhan Yesus tahu hal itu. Dia hanya ingin para murid (termasuk kita) menanggapi panggilan-Nya dan dibentuk oleh-Nya.


Setelah dipilih dan dididik menjadi murid, maka perlu dipraktekan dengan diutus untuk memberitakan Injil. Dan setiap perutusan pasti Tuhan Yesus membekali dengan kuasa.


Kuasa yang disebutkan yaitu mengusir setan karena setan tugasnya menggoda dan berusaha menggagalkan pemberitaan Injil, yang tujuannya menyelamatkan manusia dari kebinasaan kekal yang disebabkan oleh setan.


Tuhan menyebut ke dua belasnya murid-Nya dengan nama masing. Demikian juga Tuhan telah memanggil kita dengan nama kita masing-masing. Kapan itu terjadi? Ketika kita menerima rahmat Sakramen Baptis dimana kita memulai kehidupan baru dan diberi nama Baptis di depan nama kita. Dengan harapan kita bisa meneladan iman nama Baptis kita yang telah berhasil mewartakan iman akan Tuhan Yesus dan telah mendahului kita di Surga.


Namun hati- hati, tidak semua murid yang dipanggil itu setia akan panggilannya, bahkan ada yang mengkianati-Nya dan meninggalkan panggilannya, seprti Yudas Iskariot.


Semoga kita jangan seperti Yudas Iskariot. Kita perlu memohon rahmat kesetiaan untuk tetap setia pada panggilan hidup kita, yaitu mewartakan Injil melalui perkataan, sikap dan perbuatan kita. Sehingga kita layak disebut menjadi murid Yesus.


 Renungan.

Melakukan sebuah pekerjaan dengan terpaksa akan sering kali membuahkan hasil yang tak bagus. Hal itu terjadi karena tidak ada kemauan dan tekat yang kuat di dalam hati. Yang ada hanyalah rasa beban, marah, kecewa, dan sakit hati karena diberikan dengan tanggung jawab.


Yesus memanggil 12 rasul bukan karena kualitas diri mereka, status mereka di mata masyarakat, dan talenta yang mereka miliki. Mereka terpanggil karena kesediaan dan kemauan hati mereka untuk mengikuti Yesus. Dalam arti, hati mereka bebas, senang, dan mau untuk sungguh-sungguh mengikuti dan berkorban untuk Tuhan Yesus. Jadi, menjadi pengikut Tuhan bukan semata-mata karena kualitas diri kita, tetapi karena kemauan dan tekat hati kita yang kuat. 

Yesus menyembuhkan orang pada hari Sabat. Kemudian Yesus Bertanya kepada mereka, "Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang? Markus, 3:1-6

Yesus menyembuhkan orang pada hari Sabat. Kemudian Yesus Bertanya kepada mereka, "Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang? Markus, 3:1-6

Yesus  Menyembuhkan Orang pada Hari  Sabat.


Pada suatu hari Sabat Yesus masuk ke rumah ibadat. Di situ ada seorang yang mati sebelah tangannya. Orang-orang Farisi mengamat-amati Yesus, kalau-kalau Ia menyembuhkan orang itu pada hari Sabat, supaya mereka dapat mempersalahkan Dia. Kata Yesus kepada orang yang mati sebelah tangannya itu, "Mari, berdirilah di tengah!"


Kemudian kata-Nya kepada mereka, "Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang?" Tetapi mereka itu diam saja. Yesus jengkel karena kedegilan mereka! Dengan marah Ia memandang sekeliling, lalu berkata kepada orang tadi, "Ulurkanlah tanganmu!" Ia pun mengulurkan tangannya, maka sembuhlah seketika. Lalu keluarlah orang-orang Farisi dan segera bersekongkol dengan orang-orang Herodian untuk membunuh Dia.


Sikap ingin mencari tau dan ikut campur urusan orang yang berlebihan atau istilah zaman sekarang kita sebut sikap kepo akan membawa kita pada tindakan memata-matai setiap kegiatan orang lain.


Kita akan menjadi "mata-mata" yang memantau apa yang akan dilakukan orang. apakah yang dilakukan itu adalah sebuah kebaikan atauka sebuah pelanggaran terhadap aturan bersama


Dengan menjadi "mata-mata" maka akan membuat kita untuk selalu fokus pada kesalahan orang, sebab setiap kebaikan itu adalah kesalahan bagi kita


Seperti biasanya orang-orang farisi hadir sebagai "mata-mata" yang mengamati Yesus, kalau-kalau dia melakukan suatu penyembuhan pada hari sabat.  Dan inilah letak kesalahan orang-orang farisi


Mereka tidak sadar bahwa dengan menjadi "mata-mata" yang mengamat-amati, maka mereka telah mendukakan kebaikan. Kebaikan itu harus bisa lepas bebas dari egoisme diri sendri.. sebuah kebaikan tidak bisa tersalurkan apabila kepentingan diri apalagi aturan Masih lebih dia.


Yesus, yang oleh adat istiadatnya, dilarang untuk menyembuhkan orang pada hari Sabat, namun karena untuk kehidupan seseorang yang sedang menderita sakit dan juga demi kemanusiaan, maka Yesus berani melanggar aturan dari adat istiadatnya meskipun harus ditentang oleh orang Yahudi dan Farisi.


Dalam keadaan yang serba tidak mudah itu, Yesus tetap berani mengambil keputusan: "Ulurkanlah tanganmu". Itu berarti suatu ajakan dan pilihan. Orang bisa saja diminta mengulurkan, tetapi malah kembali ke tempat duduk, atau malah keluar Bait Allah, karena takut pada orang yang mengamat-amati. 


Keselamatan selalu ditawarkan oleh Yesus. Kita sendiri mau menanggapi secara positif atau tidak. Kalau kita tidak mau lagi terbelenggu oleh jasmani kita, maka kita akan terus menerus berusaha agar rohani kita yang berperan. Kalau rohani kita sudah mulai berperan maka kita akan dapat menanggapi keselamatan yang ditawarkan oleh Yesus.


Dengan kita mau menjawab atau menanggapi keselamatan yang ditawarkan oleh Yesus, maka kita akan mengalami keselamatan dan sukacita. Dengan iman yang hidup, tumbuh dan berkembang dari waktu ke waktu, maka kasih, kebenaran, dan kemurnian yang menjadi sifat-sifat yang mengalir dari kehadiran Kristus akan menguasai dan mewarnai seluruh hati, pikiran, dan hidup kita.


 Kisah Yesus menyembuhkan orang sakit pada hari Sabat adalah salah satu isu konflik dengan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, dan menyebabkan ketegangan yang serius antara diri-Nya dengan para petinggi agama Yahudi.


Tetapi Yesus mengajarkan satu pelajaran penting, yakni hukum itu baik, dalam hal ini hukum Sabat. Namun hukum tidak boleh mengobok-obok pelayanan karitatif atau pelayanan kasih, artinya melakukan perbuatan baik kepada sesama. Terkadang Yesus dipandang melakukan tindakan melawan hukum Sabat dan menantang ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi. Yesus tetap memilih hukum cinta kasih dalam pelayanan-Nya.


Apa yang salah di mata mereka adalah kebenaran di mata Yesus. Maka Yesus bertanya kepada mereka soal apa yang diperbolehkan di hari Sabat, menyembuhkan atau membunuh?


Kita pun cendrung bertindak serupa para ahli Taurat dan kaum Farisi. Kukuh mempertahankan nilai-nilai dan mengabaikan sesama yang membutuhkan pertolongan. Maka mari, kita jernihkan hati dan pikiran. Biarkanlah segala kebaikan dan kebenaran menguasai hati dan pikiran kita. Dengannya kita akan semakin dituntun menjadi orang-orang yang baik. 


Sebuah syair bahasa mengatakan: Yang besar tidak selalu kuat, yang kecil tidak selalu lemah. Yang kuat tidak selalu menang, yang lemah tidak selalu kalah. Kemenangan dan kekalahan bersumber pada kebenaran dan keadilan yang berasal dari Allah. Yang menghina tidak selalu besar, kuat, dan menang, yang dihina tidak selalu kecil, lemah, dan kalah.


Itulah kalimat yang bisa menggambarkan kemenangan Daud atas Goliath yang dinarasikan dalam bacaan pertama hari ini. Selanjutnya, kemenangan Daud ini bukan untuk menyombongkan diri, melainkan untuk sadar bahwa kuasa Allah tak ada bandingannya. Jika Allah di pihak kita, maka sebesar dan sekuat apa pun musuh pasti kalah. Namun kita ingat, Allah akan ada di pihak kita, jika kita menginginkan yang benar, baik, dan indah. Dengan prinsip itu, kita ingin bersatu dengan semua orang yang bertujuan sama, yaitu menyelamatkan sebanyak mungkin manusia.


orang orang Farisi dan ahli-ahli Taurat mengamat-amati Yesus kalau kalau Ia menyembuhkan orang sakit yang mati sebelah tangan itu pada hari sabat. Karena adat istiadat Yahudi  tidak diperbolehkan melakukan sesuatu pekerjaan apapun termasuk menyembuhkan orang sakit. Mereka ingin mencari kesalahan Yesus supaya Ia ditangkap dan dibunuh karena dituduh melanggar hukum Taurat. 


Tetapi Yesus menembus batas aturan hukum tersebut karena Ia seorang yang benar dan sumber kebenaran. Yesus berkata kepada mereka:  “Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang?” (Mrk.3:4)Tetapi mereka itu diam saja tak bisa menjawab sama sekali apa yang dipertanyakan oleh Yesus tersebut. Sebab sesungguhnya nyawa orang jauh lebih penting dari hukum sabat pada zaman itu.


Yesus  menghadapi orang-orang Farisi yang terbelenggu oleh struktur agama yang salah dan sakit secara rohani. Penyakit fisik dan struktur sosial, politik, religius, dan kultural menjadi monster atau "Goliath" yang mematikan. Yesus yang tampaknya kecil dan lemah, akhirnya bisa mengalahkan monster yang menakutkan ini. 


Pembebasan manusia dari rasa takut dalam bentuk apa pun dan kebodohan yang menimbulkan alienasi adalah visi dan misi utama agama. Itulah pesan bacaan suci hari ini melalui tokoh Daud dan Yesus. Daud seorang yang tidak diperhitungkan bisa menjadi raja. Kenapa? Karena ia disertai oleh kuasa Tuhan. 


Demikian juga Yesus yang dianggap oleh orang orang Farisi dan ahli-ahli Taurat hanya anak seorang tukang kayu mampu menembus batas-batas aturan ketat yang dibuat oleh manusia. Marilah kita berani karena benar, sebab nyawa manusia jauh lebih berharga dari  hukum itu sendiri.


“Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membunuhnya?”


Yesus menyembuhkan orang sakit pada hari Sabat merupakan peristiwa yang cukup sering terjadi dan merupakan salah satu isu konflik dengan orang-orang Farisi, di mana kelihatannya telah menyebabkan ketegangan yang serius antara diri-Nya dengan para pemimpin agama Yahudi.


Akan tetapi, di sini Yesus mengajar satu pelajaran penting. Hukum / Peraturan itu baik, dalam hal ini hukum Sabat. Namun hukum ini tidak boleh meniadakan atau mengganggu pelayanan karitatif (kasih).


Ertinya melakukan perbuatan baik bagi sesama. Jadi, terkadang Yesus memang dipandang melakukan tindakan melanggar hukum / Peraturan Sabat dan mencabar para ahli Taurat dan Farisi. 

 

# Tetapi, di sini hanya ada dua pilihan: mengikuti Hukum cintakasih-Nya atau tidak!


Kita juga harus menentukan sikap tegas berkaitan dengan cintakasih Kristiani. Apakah kita mau mengubah cara-cara kita yang lama, rutinitas yang biasa untuk melakukan suatu tindakan cintakasih?  Maukah kita menolong seorang insan yang sungguh memerlukan pertolongan kerana berada dalam situasi kritikal pada suatu pagi, walaupun hal ini bererti tidak dapat menghadiri Misa harian yang sudah merupakan kebiasaan kita?


Hukum-hukum adalah baik. Hukum-hukum itu adalah semacam pedoman dan pembimbing bagi kita dalam menjalani jalan kehidupan kita.


Namun hukum cintakasih Kristiani berada di atas Peraturan jalanan kehidupan kita, ertinya di atas hukum apa pun. 


Hukum cintakasih Kristiani merupakan ukuran penentu akhir dari suatu kehidupan Kristiani yang otentik.

Our Blog

55 Cups
Average weekly coffee drank
9000 Lines
Average weekly lines of code
400 Customers
Average yearly happy clients

Our Team

Tim Malkovic
CEO
David Bell
Creative Designer
Eve Stinger
Sales Manager
Will Peters
Developer

Contact

Talk to us

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit. Dolores iusto fugit esse soluta quae debitis quibusdam harum voluptatem, maxime, aliquam sequi. Tempora ipsum magni unde velit corporis fuga, necessitatibus blanditiis.

Address:

9983 City name, Street name, 232 Apartment C

Work Time:

Monday - Friday from 9am to 5pm

Phone:

595 12 34 567

Search This Blog

Powered by Blogger.

informasi pendidikan

Apa Perbedaan Agama dan spiritualitas

Menurut pandangan saya, agama dan spiritualitas adalah dua konsep yang berbeda meskipun terkait erat. Agama adalah pengorganisasian gagasan-...