Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas. (Matius 7:15-20)
“Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas. Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka.
Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri? Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik. Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik.
Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api. Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka.”Yesus berkata, “Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka.”
Makan buah adalah bagian dari gaya hidup sehat. Dari pohon yang sama, terkadang kita menemukan buah yang manis, tetapi ada juga buah yang terasa masam. Ada buah yang kualitasnya baik, namun tidak jarang pula kita menemukan buah yang kualitasnya kurang baik dan mudah busuk.
Hidup kita dapat diibaratkan seperti buah. Apa yang dapat orang lain rasakan ketika berjumpa dengan kita dan hidup yang kita berikan? Apakah orang lain akan merasakan kemanisan yang nikmat? Ataukah, mereka justru menemukan kemasaman, bahkan buah yang busuk yang tidak menarik untuk dipandang?
Kita perlu menyadari makna “berbuah” dengan jernih. “Berbuah” bukan berarti menjadi yes man, dalam arti selalu mengikuti kata orang dan menyenangkan hati orang lain. “Berbuah” bukan pula berarti selalu mengikuti standar umum di masyarakat. Itu belum tentu menjadi buah yang baik. Ukuran buah yang baik adalah mengikuti standar Kristus.
Standar Kristus adalah standar satu-satunya yang menjamin keselamatan manusia kristiani. “Berbuah” berarti kita menuntun orang menuju pada jalan keselamatan. “Berbuah” berarti mampu melakukan diskresi, menimbang-nimbang dengan penuh kehati-hatian dan kebijaksanaan, sehingga mampu mengambil keputusan yang membawa kehidupan.
Pohon dan buah menjadi satu paket kehidupan yang tidak dapat dipisahkan. Pohon secara kodrati mempunyai ketentuan jalur hidup untuk berbuah. Ada buah yang kelihatan dan ada buah yang tidak kelihatan. Ada yang berbuah dengan cepat, ada pula yang berbuah lambat. Masing-masing mempunyai kententuannya sendiri. Tujuannya adalah untuk melestarikan kehidupan berikutnya.
Maka kemudian ada tanaman yang langka karena berkembangnya membutuhkan waktu yang lama. Tetapi ada tumbuhan yang justru menjadi pengganggung karena pertumbuhannya yang begitu cepat menyebar. Kecenderungannya adalah merusak tanaman yang lain. Bahkan buahnyapun tidak diharapkan untuk ada.
Hari ini kita diingatkan supaya waspada dan jeli akan berbagai pekabaran kenabian. Yesus mengingatkan kita bahwa tidak semua yang menamakan diri nabi merupakan nabi sungguh. Banyak terjadi nabi yang datang bukan nabi sungguhan.
Nabi sesungguhnya adalah nabi yang membawa kebenaran dari Allah tanpa ada modus apapun. Namun sekarang banyak terjadi nabi-nabi dibalik kenabiannya mempunyai modus-modus yang menguntungkan diri sendiri.
Kita diajak untuk membedakan mana yang palsu dan mana yang asli dilihat dari buahnya. Melihat buahnya berarti membutuhkan waktu yang tidak singkat untuk sampai tahu bahwa buah yang dihasilkan adalah buah yang baik. Buah yang baik juga merupakan buah yang tahan waktu dan zaman. Buah yang baik mampu bertahan dari berbagai macam penyakit.
Tahan waktu menjadi tanda bahwa sungguh buah itu mempunyai kualitas tinggi. Namun tahan waktu bukan berarti karena obat-obatan pengawet tapi tahan secara alami. Kita diajak untuk menjadi nabi sungguhan bukan nabi palsu. Seluruh hidup kita menjadi bagian dalam kenabian itu. Kita diajak untuk menjadi nabi yang menghasilkan buah yang baik.
Kebaikan menjadi unsur hakiki dalam hidup kita sebagi orang beriman. Kebaikan sudah seharusnya menjadi hidup kita sendiri bukan hanya sekedar bagian dari hidup. Mungkin sejauh ini kita sudah merasa baik, namun kita bisa bercermin dari buah-buah mana atau buah macam apa yang sudah kita hasilkan selama ini.
Menjadi bahan permenungan kita, jika seandainya masih banyak buah yang kurang baik yang kita hasilkan. Sedikit demi sedikit mari memulai untuk memupuk pohon hidup kita agar mampu tumbuh dengan baik dan subur.
MENGENAL NABI PALSU DAN GURU DARI SUDUT PANDANG ALKITAB (Matius 7:15- 23)
- Sifat dan metode yang mereka pakai untuk menyesat banyak orang.
- Matius 7:15 (TB) "Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas.
- Nabi dan guru palsu masuk dengan menyemar seperti domba.
- Sifat nabi dan guru palsu adalah SERIGALA BUAS.)
Matius 7:16-20 (TB) Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri? Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik.
Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik.Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api.Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka.
3. Nabi dan guru palsu juga melakukan hampir mirip dengan rasul- rasul, namun bukan dengan kuasa ROH KUDUS. Tapi kuasa lain.
Matius 7:22 (TB) Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?
- Mereka bisa bernubuat (meramal).
- Mereka memberitakan tentang Tuhan, tapi isinya beda.
- Mereka juga mengusir setan dengan Nama Tuhan, tapi kuasanya bukan dari Allah Roh Kudus.
- Mereka mengadakan banyak munizat, tapi bukan dengan kuasa Allah Roh Kudus.
- Tuhan Yesus mengingatkan kepada kita agar tidak terkeco dan goya iman kita atas perbuatan- perbuatan, dan ajaran- ajaran nabi dan guru palsu di akhir zaman ini.