Kamu Dan Aku Adalah Lahan Yang Subur Pemberian dari Tuhan Matius, 13:1-9
Untuk menjadi tanah yang subur dan menghasilkan banyak buah adalah sebuah perjalanan yang panjang. Rasanya tidak mungkin menjadikan sebuah lahan menjadi tanah yang subur dan seketika itu juga menjadi lahan yang menghasilkan buah berlimpah. Tetapi berproses dan tahap demi tahap.
Kesetiaan menjalani proses dan mengikuti proses itulah yang menentukan apakah akan menjadi tanah yang baik atau tidak. Tidak jarang proses itu adalah proses yang menyakitkan. Supaya menjadi tanah yang bisa ditanami sering kali lahan harus dibajak berulang kali. Jika tanah bisa berbicara, ia pasti berteriak kesakitan. Dan memang proses itu menyakitkan, proses membongkar kemapanan yang tidak membuat pertumbuhan dengan baik supaya ada transformasi menjadi tanah yang subur.
Gambaran ini bisa kita pakai dalam hidup kita. Pada dasarnya kita sudah menjadi lahan yang subur. Namun karena tidak diolah, kita justru menjadi tanah yang tandus dan gersang. Sekualitas apapun benih yang ditaburkan dalam diri kita, tidak akan bertumbuh dengan baik, bahkan justru mati sia-sia.
Proses manusiawi kita juga demikian, mungkin harus sampai merasa sakit untuk menjadi pribadi yang matang dan berkembang dengan subur. Bisa jadi kita perlu dibajak berulang kali sampai diri kita siap untuk ditanami benih.
Mari kita persembahkan hati kita kepada Tuhan dan memohon kepada-Nya untuk menjadikan hati kita tanah yang subur sehingga berkat-berkat-Nya melimpah atas kita.