We Are Creative Design Agency

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit. Illum, fuga, consectetur sequi consequuntur nisi placeat ullam maiores perferendis. Quod, nihil reiciendis saepe optio libero minus et beatae ipsam reprehenderit sequi.

Find Out More Purchase Theme

Our Services

Lovely Design

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Praesent feugiat tellus eget libero pretium, sollicitudin feugiat libero.

Read More

Great Concept

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Praesent feugiat tellus eget libero pretium, sollicitudin feugiat libero.

Read More

Development

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Praesent feugiat tellus eget libero pretium, sollicitudin feugiat libero.

Read More

User Friendly

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Praesent feugiat tellus eget libero pretium, sollicitudin feugiat libero.

Read More

Recent Work

Tuesday, 15 February 2022

Sudah banyak tanda dan mukjizat yang telah dibuat YESUS. Namun Orang-orang Farisi belum puas dan percaya pada kesaksian Yesus. Maka Berhati- Hatilah Dengan Kelicikan Orang Farisi. (Markus, 8 :11-13.)

Sudah banyak tanda dan mukjizat yang telah dibuat YESUS. Namun Orang-orang Farisi belum puas dan percaya pada kesaksian Yesus. Maka Berhati- Hatilah Dengan Kelicikan Orang Farisi. (Markus, 8 :11-13.)

Kelicikan Orang  Farisi.

Lalu muncullah orang-orang Farisi dan bersoal jawab dengan Yesus. Untuk mencobai Dia mereka meminta dari padaNya suatu tanda dari sorga. Maka mengeluhlah Ia dalam hatiNya dan berkata: "Mengapa angkatan ini meminta tanda? Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kepada angkatan ini sekali-kali tidak akan diberi tanda." Ia meninggalkan mereka; Ia naik pula ke perahu dan bertolak ke seberang. 


Kehadiran Yesus di tengah masyarakat selalu mengganggu ketenangan orang Farisi dan ahli-ahli Taurat. Yesus sudah semakin dikenal oleh masyarakat, baik di kalangan Yahudi maupun yang bukan Yahudi. Mujizat yang dilakukannya sudah menggerakkan hati banyak orang. Orang yang disembuhkannya sudah menjadi saksi kehebatan Yesus Kristus, bahwa Dia adalah Anak Allah. 


Mereka yang sudah menyaksikan mujizat-mujizat yang dibuat Yesus sudah menjadi pewarta kebaikan Yesus ke mana saja sehingga nama Yesus semakin dikenal dan kehebatannya memikat hati banyak orang. Dari hari ke hari, para pengikut-Nya semakin banyak. Orang tidak lagi mau mendengarkan ngomongan orang Farisi dan ahi-ahli Taurat, tetapi lebih senang mendengarkan Yesus. Kehebatan Yesus sudah menjadi tantangan besar untuk orang Farisi dan ahli-ahli Taurat.


 Sudah banyak kali orang Farisi dan ahli Taurat melontarkan pertanyaan kepadaNya dengan maksud untuk menjerat Dia, tetapi pertanyaan mereka selalu menjadi bumerang untuk diri mereka sendiri. Karena seringkali merasa terjebak, maka hari ini mereka mau mencoba Yesus lagi, meminta Dia untuk meminta tanda dari surga untuk membuktikan bahwa misi-Nya sungguh mendapat restu dari surga. 


Menanggapi permintaan ini, Yesus merasa kasihan dengan mereka, karena hati mereka belum juga terbuka melihat tanda-tanda yang sudah dibuatNya. Dengan penuh kesal Dia berkata: “Mengapa angkatan ini meminta tanda? 


Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kepada angkatan ini sekali-kali tidak akan diberi tanda. Kemudian Ia meninggalkan mereka.” Yesus merasa kecewa karena pikiran dan hati orang Farisi dan ahli-ahli Taurat begitu keras. Yesus sesungguhnya sudah menunjukkan begitu banyak tanda. 


Dia sendiri adalah tanda kasih Allah. Ia selalu menaruh kasih kepada orang berdosa yang bertobat; Ia adalah tanda kasih Allah yang penuh belaskasihan; Ia adalah tanda pengampunan Allah, yang tidak menghukum manusia berdosa yang bertobat, melainkan mengampuni dosa-dosa mereka dan menyelamatkan mereka. Yesus adalah tanda penebusan kita umat manusia. 

 

Yesus tidak membuat tanda bagi orang yang keras hatinya dan selalu menolak Allah. Tanda atau mujizat bukanlah permainan sulap yang mau menyenangkan mata orang yang melihatnya, tetapi satu bentuk jawaban Tuhan kepada mereka yang percaya kepada-Nya. Mujizat Yesus bertujuan untuk memperkuat iman dari mereka yang percaya kepada-Nya. Kepada mereka yang mau mencobai Tuhan demi kepuasan diri, kepada mereka mujizat tidak akan dilayani. 


 Kecenderungan amat besar dalam tradisi hidup kita adalah serba terburu-buru. Budaya instan dengan segala kemudahan dan iming-iming yang mengenakkan memang sudah menjadi atmosfir hidup kita. Tanpa bersifat munafik, kita memang kerap kali terbantu dengan aneka macam yang instan. Namun satu nilai yang tergusur dalam hidup kita adalah sikap berani bertahan dan bertekun saat mengalami pencobaan.


Orang-orang Farisi mempermasalahkan segala sesuatu yang dilakukan oleh Yesus. Padahal Yesus sudah banyak memberikan tanda dan keselamatan kepada semua orang. Orang-orang Farisi belum puas dan percaya pada kesaksian Yesus. 


Tidaklah mengherankan bila Yesus mengeluhkan kedegilan hati mereka. Dalam hidup harian ada kalanya kita membuat Yesus tidak sabar dengan kedegilan hati kita. Sudah banyak tanda dan mukjizat yang telah dibuat-Nya tetapi kita masih belum menyadari dan belum membuka mata untuk itu.

 

Perubahan hidup seseorang dari tidak baik menuju baik membutuhkan proses dan tidak sekali jadi. Tidak bisa langsung jadi seperti yang kita harapan. Kita rupanya belum bersikap bijaksana.


Sebagai orang yang beriman kita lupa bahwa setiap pengalaman hidup yang Tuhan berikan tentu memiliki maksud tersendiri. Tuhan ingin agar kita kuat dan bertahan dalam situasi apapun berkat salib Kristus. Apapun bentuknya pencobaan, Tuhan selalu mengingatkan kita untuk selalu percaya bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan kita sampai kapanpun. 


Segala sesuatu dan peristiwa yang terjadi, baik akibat ulah manusia ataupun akibat keadaan alam, tidak lepas dari Allah. Maka, semua itu juga dapat digunakan oleh Allah sebagai "tanda" kehendak atau rencana-Nya. Kehendak dan rencana Allah terhadap manusia tidak akan menyimpang dari kehendak dan rencana untuk menyelamatkan manusia. 


Sesuatu yang menyenangkan dimaksudkan untuk menguatkan iman sedangkan sesuatu yang pahit, tidak menyenangkan, penderitaan atau kesulitan dimaksudkan untuk mengingatkan. Maka apabila kita mampu menangkap kehendak atau rencana Tuhan dan menerima apa yang kita hadapi itu menjawab kebutuhan kita, itu berarti kita mengakui bahwa apa yang kita hadapi adalah tanda cinta kasih Allah. 


Sebagaimana kesaksian Yohanes Pembaptis, bahwa orang-orang yang cara hidupnya memadamkan karya Roh tidak akan mengenali panggilan dan kehadiran Kristus di tengah-tengah mereka. Segala yang ada ini adalah ciptaan Tuhan, merupakan tanda akan Tuhan, dan tanda kehadiran atau kehendak Tuhan. Kita harus menyadari bahwa kita ini hidup dalam tanda, apa yang hakiki dan sejati bagi kita hanya dapat kita saksikan dalam tanda. 


Agar kita hidup dengan bijak, kita harus tanggap akan tanda-tanda zaman atau situasi. Menangkap makna tanda dengan tepat dan menanggapinya dengan cara yang tepat, itulah yang disebut kebijaksanaan. Kita harus tekun melatih dan merawat kepekaan serta mensyukuri segala sesuatu yang kita hadapi dalam hidup ini sebagai tanda cinta kasih Allah.


Dalam  Injil , mengapa orang Farisi meminta tanda, karena mereka tidak mensyukuri, tidak menerima apa yang mereka saksikan dan hadapi sebagai tanda cinta kasih Allah. 


"Bersukacitalah senantiasa. Tetaplah berdoa. Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu. Janganlah padamkan Roh, dan janganlah anggap rendah nubuat-nubuat. Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik. Jauhkanlah dirimu dari segala jenis kejahatan" (1Tes 5:16-22). 


Roh Kudus adalah Cinta Kasih Allah yang dicurahkan ke dalam diri kita untuk memurnikan hati kita. Orang yang bergembira dan banyak berdoa, karena mensyukuri segala sesuatu sebagai tanda cinta kasih Allah, itu sama dengan melatih diri peka akan tanda zaman, sebab tidak akan memadamkan karya Roh, akan menghargai nubuat-nubuat para nabi, akan memandang sesuatu dari sisi positif. 


Iman kepada Tuhan adalah jawaban manusia terhadap karya Allah yang menuntun dan menyelamatkan manusia menuju hidup abadi. Itulah yang dikehendaki Allah, sebagaimana dikatakan oleh Kristus sendiri bahwa iman lah yang menyelamatkan.


 Namun, iman itu harus dihidupi oleh manusia itu sendiri dengan dan dalam cinta kasih. Itulah iman yang hidup dan sekaligus juga memperkuatnya. Di situlah iman semakin mendalam dihayati sebagai kebenaran yang membenarkan manusia. 


Segala sesuatu yang dilakukan dan dialami Kristus adalah karya Allah yang benar-benar menyelamatkan manusia sesuai dengan janji-Nya. Kristus tidak dapat dipisahkan dari Allah Bapa, karena itu, ketaatan kepada ajaran Kristus adalah juga ketaatan kepada Allah.


 Allah Bapa yang berkarya melalui Kristus. Bukanlah hal yang mudah untuk memahami sabda-Nya terlebih yang menyangkut iman, dan bukanlah hal yang mudah untuk dapat menjadi orang beriman. 


Pembaptisan adalah tanda orang mengimani Kristus. Namun, apakah kita menyadari bahwa iman itu mesti diperjuangkan untuk dihayati, sehingga kita dapat hidup baik dan benar. Kristus berkarya menyelamatkan umat manusia sesuai dengan kehendak Allah Bapa yang begitu besar cinta-Nya kepada manusia.


 Kita diharapkan memliki rasa cinta kepada Kristus dan iman akan karya penyelamatan Allah, sehingga Allah berkenan melimpahkan petolongan-Nya lebih berlimpah lagi yaitu dengan mengutus Roh Kudus, Roh Cinta Kasih Allah sendiri untuk membimbing kita agar tetap mampu melaksanakan kehendak Allah. Selain dari pada itu, kita juga diharapkan untuk terus mengembangkan cinta untuk memperdalam iman kita, agar semakin banyak orang diselamatkan oleh Kristus. 


Bapa Surgawi, kami datang ke hadapan-Mu i berusaha untuk mengenal-Mu, melayani-Mu, dan mengasihi-Mu. Kuatkan iman kami dan buka mata kami untuk melihat banyak cara-Mu dalam mengungkapkan diri kepada kami.

1. Berdebat dengan Tuhan:

Orang-orang Farisi telah menghabiskan seluruh hidup mereka mempelajari firman Allah dalam Perjanjian Lama, namun mereka gagal untuk mengenali Yesus ketika Dia ada di depan mereka.


 Ini adalah salah satu dari banyak kisah di mana sekelompok orang Farisi mendekati Yesus untuk berdebat dengannya, mengujinya, dan menjebaknya. Mereka merasa popularitas mereka sedang terancam. Atau mungkin mereka dibutakan oleh keangkuhan. Namun ironisnya mereka menuntut tanda dari Surga untuk menguji Yesus. 


Tentu saja, kita bisa jatuh ke dalam pencobaan yang sama—mencari tanda—terutama selama masa pergolakan emosional ketika kepercayaan kita digoyahkan. Tetapi Tuhan kita berbelas kasih kepada kita ketika kita meminta dengan tulus, ketika kita mau mencoba memahami keadaan kita dan memperdalam iman kita. Dia juga mengundang kita untuk mewartakan, “Jadilah kehendak-Mu,” terlepas dari apakah Dia memberi kita tanda yang kita cari atau tidak.


2. Kedalaman kasih-Nya: 

Betapa lelahnya Yesus dalam perikop Injil ini. Kita bisa membayangkan dia frustrasi dan sedih atas sikap keras kepala mereka. Dia melihat setiap orang Farisi sebagai anak yang dikasihi, diciptakan menurut gambar dan rupa Allah, dan diberkati dengan pengetahuan, kebijaksanaan, dan tradisi iman Yahudi. 


Namun, terlepas dari banyak keuntungan spiritual mereka, mereka dengan sengit berdebat dengan-Nya dan menuntut Dia membuktikan dir-Nya dengan sebuah tanda.  Padahal Dia baru saja secara ajaib menyembuhkan orang tuli dan buta (Markus 7:31-37), namun mereka menuntut tanda lain. 

Dalam hidup kita, tidak ada salahnya untuk meminta tanda, tetapi pencarian tanda kita harus selalu didasarkan pada iman dan kerendahan hati—penuh harapan, dan tidak pernah sombong atau putus asa. 


3. Dia Meninggalkan Mereka: 

Kita diyakinkan dalam Yohanes 3:16 bahwa “Allah begitu mengasihi dunia sehingga Dia memberikan Anak-Nya yang tunggal, supaya barangsiapa yang percaya kepada-Nya tidak akan binasa tetapi memiliki hidup yang kekal.” Namun, Yesus, yang sepenuhnya ilahi, juga sepenuhnya manusia. Dia tidak pernah berhenti mencintai orang farisi yang mendesaknya. 


Mengapa Dia meninggalkan mereka? Agaknya, Dia menyadari bahwa mereka tidak benar-benar mencari tanda mereka hanya ingin membuat-Nya tampak lemah dan bodoh. Yesus  pergi ke pantai lain. Ini adalah pelajaran bagi kita! Yesus tidak akan pernah berhenti mengasihi kita, tetapi Dia tidak akan memaksa kita untuk menerima-Nya. 

Yesus Memperingatkan Murid-MuridNya, kata-Nya: "Berjaga-jagalah & waspada Terhadap ragi orang Farisi dan ragi Herodes." Markus 8:14-21

Yesus Memperingatkan Murid-MuridNya, kata-Nya: "Berjaga-jagalah & waspada Terhadap ragi orang Farisi dan ragi Herodes." Markus 8:14-21


Mengikuti Tuhan Yesus bukanlah hal yang mudah. Sering dalam hidup kita dikhawatirkan dengan hal-hal duniawi yang membelenggu diri kita, bisa masalah makan, ketakutan masa depan dan masih banyak lainnya, sehingga kita kurang mempercayakan hidup kita kepada Tuhan Yesus. Hal ini juga dialami para murid yang khawatir akan makanan yang akan di makan. Dimana dikatakan dalam Injil Markus 8:14-21.


Para murid lupa bawa roti, hanya bawa sebuah roti saja. Mereka bagaimana bingung bagaimana nantinya mereka makan, karena pasti tidak cukup. Padahal mereka baru saja melihat Tuhan Yesus membuat mukjizat penggandaan roti dengan 7 roti bisa memberi makan 4.000 orang.


Seringkali kita degil seperti para Murid, yang masih mengkhawatirkan hidup kita, sehingga membuat iman kita gugur di tengah jalan karena keragu-raguan kita. Seperti benih yang jatuh di semak berduri, karena kesulitan dan tekanan dalam kehidupan kita, membuat iman kita mati.


Kalau hari ini kita masih hidup dan telah melewati berbagai macam badai masalahan dalam hidup kita dan telah banyak mengalami mukjizat, bukankah itu sebagai bukti nyata penyertaan Tuhan dalam hidup kita.


Masalah yang sering terjadi dalam hidup kita adalah kita mempunyai banyak keinginan-keinginan duniawi yang membuat kita cemas dan tidak merasa puas.


Rasul Yakobus sangat baik menasehati kepada kita bahwa sering kita jatuh dalam pencobaan karena keinginan kita sendiri, dimana kita diseret dan terpikat olehnya. Akibatnya keinginan yang telah dibuahi melahirkan dosa dan akhirnya mendatangkan maut (Yak 1:12-18)


Mari saat ini berani mempercayakan hidup kita sepenuhnya kepada Tuhan Yesus, memang sesuatu yang tidak mudah, tetapi kita boleh percaya ada sukacita diakhir perjalanan kita bersama Tuhan Yesus dan kita tidak akan pernah dikecewakan. Ingatlah setiap pemberian yang baik dan setiap.anugerah yang sempurna, datangnya dari ayas, diturunkan oleh Bapa segala terang.


Sebagaimana kita pahami, manusia hidup itu bukan hanya dari roti saja tetapi terutama justru dari sabda Allah, karena tujuan hidup manusia selama di dunia yang fana ini adalah hidup abadi. 


Yesus selalu jatuh hati dan berbelas kasih kasih, bukan hanya melayani mereka dengan mengajar tetapi juga menyembuhkan yang sakit. 


Apa yang dilakukan oleh Yesus adalah merupakan tanda, bahwa Ia adalah Sang Sabda, merupakan tanda cinta Kristus kepada kita semua.


Melalui bacaan Injil hari ini kita juga diingatkan untuk mau menyendengkan telinga, membuka hati serta pikiran, serta menjadikan hati sebagai panduan hidup agar kita selalu waspada akan segala sesuatu yang kita lihat, segala sesuatu yang kita dengar, apakah berguna bagi kita serta keluarga kita. 


Masih ingat akan karunia Allah: Mata, hendaknya kita gunakan untuk melihat yang baik-baik. Pikiran, hendaknya kita gunakan untuk mikir yang baik-baik. Hidung, hendaknya kita gunakan untuk mencium segala sesuatu yang baik-baik. Telinga, hendaknya kita gunakan untuk mendengar yang baik-baik. Mulut hendaknya kita gunakan untuk mengunyah serta berkata yang baik-baik. 


Mau untuk menjaga kebersihan hati dengan menjadikan hati yang positif. Dengan demikian hati kita terbuka akan segala sesuatu yang dapat membuat kita maju menambah informasi tentunya yang berguna dalam tumbuh kembang iman kita. 


Kita akan dapat menjadikan hati sebagai Kenisah atau Bait Allah sehingga Allah berkenan tinggal di hati kita. 


Kalau kita mau untuk mematuhinya, maka kita akan dapat merasakan kedekatan kita pada Tuhan Yesus yang senantiasa membimbing kita menapak kehidupan serta menjadikan hidup kita benar dihadapan-Nya.  Kita diberi kemampuan untuk dapat mendengarkan suara hati dengan baik sekali pun di sekitar kita penuh kebisingan. 


Sebaliknya, kalau kita menjadikan pikiran sebagai panduan hidup, maka hati akan berada di bawah kendali pikiran, hati akan dibutakan oleh pikiran sehingga menjadi sarang segala sesuatu yang sifatnya negatif. 


Akan sulit menerima kenyataan ketika melihat kelebihan orang lain, bahkan cenderung berusaha menyingkirkan orang tersebut karena dianggap sebagai saingan atau penghalang, maka apa pun yang sudah dilakukan orang itu akan menjadi negatif dan tidak diterimanya dengan baik. Tuhan Yesus hari ini mengingatkan kepada kita agar tidak seperti orang Farisi dan pengikut Herodes. 


Mereka diibaratkan memiliki ragi yang tidak bermanfaat karena hanya untuk kepentingan dirinya sendiri serta menutup diri. Padahal kalau kita mau untuk membuka hati, maka kita akan dapat memahami bahwa Tuhan selalu hadir dalam hidup kita dan tinggal di dalam hati kita. 


Hendaknya kita mau untuk "Eling lan waspada". Eling untuk selalu menjaga iman kita kepada Kristus, dan "waspada" terhadap ragi yang bukan kebenaran Tuhan. 


Kita diingatkan agar jangan sampai terkena ragi kaum Farisi dan ragi Herodes yaitu kemunafikan yang akan membuat kita menjadi orang yang "sok semuci suci", yang selalu menjadikan hidup keagamaan sebagai tampilan lahiriahnya saja, yang mudah sekali menggurui dan mencela hidup keagamaan sesamanya. Ada banyak orang semacam itu di sekitar kita.


Allah yang selalu menatap kita, yang penuh kasih serta belas kasih merasakan kesedihan yang teramat sangat mendalam sebagaimana yang dikatakannya: *Masihkah kamu belum mengerti?


Sabda Tuhan  ini kembali mengingatkan kita untuk mau menjadi gembala umat yang baik bagi sesama dengan penuh kasih, mempersatukan dan membawa kedamaian. Yesus selalu jatuh hati dan berbelas kasih kasih, bukan hanya melayani mereka dengan mengajar tetapi juga menyembuhkan yang sakit. Apa yang dilakukan Yesus adalah merupakan tanda, bahwa Ia adalah Sang Sabda, merupakan tanda cinta Kristus kepada kita semua. 


Melalui ini kita juga diingatkan untuk mau menyendengkan telinga, membuka hati serta pikiran, serta menjadikan hati sebagai panduan hidup agar kita selalu waspada akan segala sesuatu yang kita lihat, segala sesuatu yang kita dengar, apakah berguna bagi kita serta keluarga kita. Kita akan dimampukan untuk  dapat menjadikan hati sebagai Kenisah atau Bait Allah sehingga Allah berkenan tinggal di hati kita. 


Kalau kita mau untuk mematuhinya, maka kita akan dapat merasakan kedekatan kita pada Tuhan Yesus yang senantiasa membimbing kita menapak kehidupan serta menjadikan hidup kita benar dihadapan-Nya. Kita diberi kemampuan untuk dapat mendengarkan suara hati dengan baik sekali pun di sekitar kita penuh kebisingan. 


Sebaliknya, kalau kita menjadikan pikiran sebagai panduan hidup, maka hati akan berada di bawah kendali pikiran, hati akan dibutakan oleh pikiran sehingga menjadi sarang segala sesuatu yang sifatnya negatif. Akan sulit menerima kenyataan ketika melihat kelebihan orang lain, bahkan cenderung berusaha menyingkirkan orang tersebut karena dianggap sebagai saingan atau penghalang, maka apapun yang sudah dilakukan orang itu akan menjadi negatif dan tidak diterima dengan baik. 


Tuhan Yesus hari ini mengingatkan kita agar tidak seperti orang Farisi dan pengikut Herodes. Mereka diibaratkan memiliki ragi yang tidak bermanfaat karena hanya untuk kepentingan dirinya sendiri serta menutup diri. Padahal kalau kita mau untuk membuka hati, maka kita akan dapat memahami bahwa Tuhan selalu hadir dalam hidup kita dan tinggal di dalam hati kita. Hendaknya kita mau untuk "Eling lan waspada". 


Eling untuk selalu menjaga iman kita kepada Kristus, dan "waspada" terhadap ragi yang bukan kebenaran Tuhan. Kita diingatkan agar kita jangan sampai terkena ragi kaum Farisi dan ragi Herodes yaitu kemunafikan yang akan membuat kita menjadi orang yang "sok semuci suci", yang selalu menjadikan hidup keagamaan sebagai tampilan lahiriahnya saja, yang mudah sekali menggurui dan mencela hidup keagamaan sesamanya. 


Allah yang selalu menatap kita, yang penuh kasih serta belas kasih merasakan kesedihan yang teramat sangat mendalam sebagaimana yang dikatakannya: Masihkah kamu belum mengerti?. Semoga kita dimampukan untuk sungguh-sungguh memiliki sikap hidup yang sesuai dengan kehendak Allah.


Ketakutan atau kekhawatiran seringkali membuat kita melakukan tindakan-tindakan picik dan rakus. Lihatlah mereka yang menjadikan harta sebagai tuhan


Meski kaya raya, mereka masih saja merasa kurang dan tetap mengkhawatirkan akan hari esok, sehingga mereka tidak henti-hentinya meraup sebanyak-banyaknya keuntungan ekonomi dari berbagai penjuru dunia


Bahkan mereka berani melakukan berbagai macam eksploitasi, tanpa memerhatikan kemelaratan ekonomi yang dialami oleh sekelompok besar penduduk dunia. Ketamakanpun menguasai hidup mereka, bukan hanya di bidang ekonomi tetapi dalam hampir segala bidang. Tuhan Yesus ingin murid-murid-Nya mewaspadai ketamakan tersebut.


Ketika para murid-Nya sadar bahwa mereka hanya membawa sebuah roti dalam perjalanan mereka diatas perahu, Beliau segera mewaspadai mereka supaya berjaga-jaga dan mengawasi diri dari ragi atau pengaruh cara berpikir dan beriman dari orang Farisi dan Herodes


Sayang sekali para murid tidak menangkap maksudNya. Orang Farisi degil dan sempit, masih saja meminta tanda, padahal tanda ada didepan mata mereka. Herodes suka dengan kesenangan yang berlebihan dan hawa nafsu


Orang  berhobi berlebihan biasanya tidak pernah merasa cukup atas apa yang ada padanya. Kesenangannya telah memperbudak dirinya


Yesus meyakinkan para murid supaya percaya pada pemeliharaan Allah. Yesus mengingatkan kembali peristiwa luar biasa ketika Yesus memecah-mecahkan lima roti untuk lima ribu orang sisa 12 bakul dan tujuh roti untuk empat ribu orang sisa 7 bakul (19-21). Persoalan makan dan minum semuanya dapat diatasi dengan baik bersama dengan Yesus


Tuhan, Bapa, saat kami menempatkan diri kami di hadapan-Mu pada saat doa ini, kami bersyukur karena kasih-Mu kepada kami tidak bergantung pada apa yang kami ketahui atau pahami. Engkau mengasihi kami karena kami milik-Mu. Engkau telah menciptakan kami. Engkau tahu semua yang telah kami jalani. 


Bukalah pikiran kami dan lembutkan hati kami sehingga kami dapat melihat kehadiran-Mu dalam hidup kami, kehadiran-Mu di sekitar kami.  Kami memohon agar Engkau membantu kami tumbuh dalam pemahaman kami tentang semua yang dilakukan dan diajarkan oleh Putra-Mu Yesus Kristus. Amin


1. Kesimpulan yang Salah:

Murid-murid baru saja melihat Yesus menyembuhkan putri perempuan Siro fenisia dan laki-laki tuli (Markus 7:24-37). Mereka baru saja melihat Yesus memberi makan empat ribu orang dengan tujuh roti dan sedikit ikan (Markus 8:1-9). Namun para murid masih tidak dapat mengerti kata-kata Yesus tentang ragi ke dalam konteksnya. 


Mereka menyimpulkan bahwa Dia khawatir karena mereka hanya membawa satu roti! Padahal orang-orang Farisi baru saja menuntut tanda dari Yesus (Markus 8:11), dan sekarang murid-murid-Nya sendiri tidak mengerti ajaran Dia. Tampak terdengar seolah Yesus frustrasi akan kemampuan para murid untuk mengerti. 


Dalam kehidupan kita sendiri, betapa mudahnya kita menjadi terfokus pada masalah materi dan pemahaman praktis kita dan lupa untuk mencoba melihat situasi yang ada melalui mata Tuhan. Kita dapat bergumul tentang suatu ajaran tertentu namun tanpa berusaha untuk membentuk hati nurani kita menurut pikiran Alkitab.  


Kita bisa gagal untuk mempercayai Tuhan, dan hati kita menjadi keras pada harapan tertentu tentang bagaimana suatu masalah harus diselesaikan. Apa yang akan kita katakan jika Yesus bertanya, “Apakah hatimu telah mengeras?”


2. Ingat:

Para murid tampaknya telah melupakan semua yang telah mereka lihat dan alami bersama Tuhan, dan Yesus bertanya, “Dan tidakkah kamu ingat…?” Mereka telah melihat bagaimana badai dapat menjadi tenang; menyembuhkan orang kusta, orang buta, dan orang tuli; dan mengusir setan serta memberi makan ribuan orang. Mereka telah mendengar ajaran-Nya, dan Dia telah menjelaskannya kepada mereka. Namun demikian, mereka gagal melihat dan mendengar apa yang dilakukan Yesus. 


Dalam kehidupan kita sendiri, kita bisa melupakan semua yang telah Tuhan lakukan untuk melindungi dan membimbing kita, kita bisa melupakan semua yang telah Dia berikan kepada kita dan bagaimana Dia telah menyembuhkan kita. Kita bisa melupakan cara Tuhan bekerja dalam kehidupan orang lain. Namun setidaknya ingatlah apa yang telah Tuhan lakukan bagi kita.  


Kita perlu berhenti sejenak dan mengingat bahwa, “Pertolongan kita adalah dalam nama TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi” (Mazmur 124:8) agar “ supaya iman kamu jangan bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan Allah.” (1 Korintus 2:5).


3. Ragi:

Ada berbagai jenis ragi yang digunakan manusia  tetapi semuanya memiliki satu kesamaan: mereka membuat adonan roti mengembang. Orang-orang Farisi mencoba menguji Yesus, menuntut tanda-tanda dari-Nya, dan berusaha membuat orang banyak menentang-Nya. 


Kepedulian mereka terhadap posisi mereka sendiri, cara mereka memahami iman mereka, dan harga diri mereka menyatu menjadi kekerasan hati. Mereka tidak percaya pada Yesus dan hal itu mempengaruhi orang-orang di sekitar mereka. Ragi mereka adalah untuk menarik orang menjauh dari pesan Kristus.


Sebagai orang Kristen, kita dipanggil untuk menjadi ragi yang memperkaya masyarakat dengan Injil. Yesus berkata, “Dan Ia berkata lagi: "Dengan apakah Aku akan mengumpamakan Kerajaan Allah?


Ia seumpama ragi yang diambil seorang perempuan dan diadukkan ke dalam tepung terigu tiga sukat sampai khamir seluruhnya."(Lukas 13:20-21). 


Berdoa: 

Tuhan Yesus, sangat mudah bagi kami untuk menganggap bahwa iman kami bersifat pribadi dan tidak terkait dengan orang lain.  Tapi itu tidak benar.  Iman kami membangun atau meruntuhkan iman orang lain juga. Kami membawa ragi kami bagi sesama.  Beri kekuatan agar kami dapat hidup dengan iman, harapan, dan kasih.  Dengan cara itu kami dapat membawa cahaya dan cinta-Mu kepada orang lain. Amin

Our Blog

55 Cups
Average weekly coffee drank
9000 Lines
Average weekly lines of code
400 Customers
Average yearly happy clients

Our Team

Tim Malkovic
CEO
David Bell
Creative Designer
Eve Stinger
Sales Manager
Will Peters
Developer

Contact

Talk to us

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit. Dolores iusto fugit esse soluta quae debitis quibusdam harum voluptatem, maxime, aliquam sequi. Tempora ipsum magni unde velit corporis fuga, necessitatibus blanditiis.

Address:

9983 City name, Street name, 232 Apartment C

Work Time:

Monday - Friday from 9am to 5pm

Phone:

595 12 34 567

Search This Blog

Powered by Blogger.

informasi pendidikan

Apa Perbedaan Agama dan spiritualitas

Menurut pandangan saya, agama dan spiritualitas adalah dua konsep yang berbeda meskipun terkait erat. Agama adalah pengorganisasian gagasan-...