Saturday, 30 May 2020
Suatu hari ketika Yesus sedang mengajar, seorang Farisi ingin menguji-Nya. orang Farisi itu bertanya, "Guru, apakah yang harus aku lakukan untuk mendapat hidup yang kekal di Sorga?"
Yesus bertanya, "Apa yang tertulis dalam hukum Taurat?" orang. Farisi itu menjawab, "Kasihilah TUHAN Allahmu dengan segenap hatimu, jiwamu, kekuatanmu dan fikiranmu. Dan kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri."
"Engkau telah menjawab dengan betul," kata Yesus. "Lakukan itu dan engkau akan hidup." Tetapi orang Farisi itu masih tidak puas. Dia bertanya lagi, "Siapakah sesama aku?" Jadi Yesus memutuskan untuk mengajarkan melalui cerita ini: Suatu hari seorang pengembara berjalan di suatu curam berbahaya dari Yerusalem ke Yerikho. Tiba-tiba beberapa orang perompak itu menangkap, memukul lalu mencuri pakaian dan bawannya. Kemudian mereka meninggalkannya terbaring di pinggir jalan, telanjang dan setengah mati.
Lalu datanglah seorang imam Yahudi yang melayani Allah di Bait Suci di Yerusalem. Ketika dia melihat orang yang berdarah itu, dia bergegas ke seberang jalan.
Kemudian datang pula seorang Lewi, yang juga bekerja di Bait Allah. Dia berjalan mendekatinya untuk melihat lebih dekat orang yang cedera itu. Tetapi dia ingin menjaga kebersihan dirinya kerana pekerjaannya di Bait Suci. Maka dia teruskan saja perjalanannya.
Akhirnya seorang Samaria datang. Dia kasihan melihat orang ini menderita dan mula membersihkan lukanya yang berdarah. Dia menuangkan minyak untuk merawat lukanya dan membalutnya. Lalu dengan berhati-hati dia mengangkat pengembara itu ke atas keldainya. Dia membawanya ke suatu rumah penginapan yang terdekat dan merawatnya sampai pagi berikutnya.
Sebelum orang Samaria itu meninggalkan rumah penginapan, dia memberikan pemilik penginapan dua keping perak. " Jagalah orang itu sampai dia sembuh," katanya. "Jika engkau memerlukan dia dengan baik. aku akan membayar padamu lagi ketika aku kembali nanti."
Lalu Yesus memandang tepat kepada orang Farisi itu. "Dari ketiga orang itu yang manakah menunjukkan kasih kepada orang yang tercedera itu?"
"Orang yang berlaku baik kepadanya," jawab orang Farisi itu. Yesus berkata, "Kalau begitu pergi dan jadilah seperti dia."
Apa Yang Telah DiPersatukan TUHAN Tidak Boleh DiCeraikan Manusia
Tuhan menciptakan bumi dan langit dengan segala isinya, semua makluk diciptakan berpasangan agar bisa beranak pinak, Dia menciptakan Adam dan Hawa agar bisa punya turunan, laki-laki sebagai kepala dan penopang keluarga, perempuan sebagai penolongnya.
Hargai karunia Tuhan seorang istri adalah penolong suami, dan suami adalah pengayom istri, apa yang sudah di persatukan oleh Allah tidak boleh di ceraikan oleh manusia kecuali maut,sebab Tuhan menciptakan lelaki dan perempuan untuk menjadi satu daging dalam pernikahan yang kudus supaya mereka saling melengkapi agar lembaga rumah tangga yang di rencanakan Allah menjadi keluarga yang sempurna dan melahirkan gambar dan rupa Allah yang kudus untuk memenuhi dan menguasai bumi.
Selama kita hidup didunia ini pasti akan menghadapi berbagai macam masalah persoalan, jika kita sudah ditentukan sebagai pasutri, rawat dan peliharalah kasih yang mula-mula itu disaat pacaran, dimana saling mengasihi, saling menghormati, saling mencintai dan saling memperhatikan, hargai dan kasihi pasangan kita masing-masing, syukuri dan nikmati apa yang telah kita miliki saat ini, jangan karena godaan nafsu duniawi lalu mengkhianati pasangannya, jangan karena kenikmatan duniawi yang hanya sementara itu, lalu kita mendulang dosa kembali, ingatlah, dosa sekecil apapun, dosa tetaplah dosa, dan firman Tuhan: Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita. ( Rm 6 : 23 ).
Bersyukurlah oleh kasih dan anugerahNya, kita bisa punya pasangan hidup kita masing-masing, hargai kasih dan anugerah pemberianNya yang telah mempersatukan kita, peliharalah dan pupuklah serta hidup harmonis bersama pasangan kita masing-masing, jangan karena nafsu duniawi lalu kita mengkhianati pasangan kita, jangan karena dorongan keinginan duniawi lalu kita bercerai, janganlah kita egois, pernahkah terpikirkan apa yang terjadi akibat dari perceraian kita itu ? Yang pasti yang akan jadi korban adalah anak-anak kita, sang anak akan hidup yatim atau piatu, akan kehilangan kasih sayang dari salah satu ortunya, akan kehilangan salah satu idola dan pengayomnya, dan yang lebih parah, mungkin anak akan depresi dan binal, anak akan kecewa dengan ortunya; dan yang terpenting untuk kita perhatikan adalah, kita telah melanggar firman Tuhan, yang mengatakan: Apa yang telah dipersatukan Tuhan, tidak boleh diceraikan manusia, waspadalah !
Maka datanglah orang-orang Farisi kepadaNya untuk mencobai Dia. Mereka bertanya: "Apakah diperbolehkan orang menceraikan isterinya dengan alasan apa saja ?" Jawab Yesus: "Tidakkah kamu baca, bahwa Ia yang menciptakan manusia sejak semula menjadikan mereka laki-laki dan perempuan ? Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia." ( Mat 19 : 3 - 6 ), Tuhan Yesus memberkati.