We Are Creative Design Agency

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit. Illum, fuga, consectetur sequi consequuntur nisi placeat ullam maiores perferendis. Quod, nihil reiciendis saepe optio libero minus et beatae ipsam reprehenderit sequi.

Find Out More Purchase Theme

Our Services

Lovely Design

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Praesent feugiat tellus eget libero pretium, sollicitudin feugiat libero.

Read More

Great Concept

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Praesent feugiat tellus eget libero pretium, sollicitudin feugiat libero.

Read More

Development

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Praesent feugiat tellus eget libero pretium, sollicitudin feugiat libero.

Read More

User Friendly

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Praesent feugiat tellus eget libero pretium, sollicitudin feugiat libero.

Read More

Recent Work

Wednesday, 9 February 2022

Bukanlah Makanan Yang MENAJISKAN. Melainkan Apa yang keluar dari Mulut dan Pikiran Seorang itulah yang menajiskannya, sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan.(Markus 7:14-23)

Bukanlah Makanan Yang MENAJISKAN. Melainkan Apa yang keluar dari Mulut dan Pikiran Seorang itulah yang menajiskannya, sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan.(Markus 7:14-23)


 Yesus menjelaskan bahwa perilaku berdosa mengalir dari dalam hati kita. “Hati” berarti inti diri, pusat terdalam dari manusia, tempat keputusan muncul. Tuhan ingin menembus hati itu, sehingga Ia dapat menjadi pusat jiwa manusia.


Tapi ada sesuatu yang sangat kelam di hati manusia. Manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah, tetapi gambar itu terdistorsi oleh dosa sehingga hampir tidak dapat dikenali lagi. Iman kami membukakan kebenaran yang mengerikan tentang kejatuhan manusia, dan kami melihat buktinya dalam misteri dosa, yang tak boleh diabaikan atau dianggap enteng, bukan untuk dirasionalisasikan: karena kami semua mampu melakukan tindakan gelap dan jahat.


Gereja mengajarkan bahwa kejahatan seperti itu adalah konsekuensi dari dosa asal. Doktrin ini menyatakan bahwa ada sesuatu yang secara fundamental tidak beres tentang kita, bahwa ada yang tidak baik, bahwa manusia salah arah, miring, campur aduk. Memang bukan kerusakan total, tetapi kami percaya bahwa dosa asal telah merasuki setiap celah kehidupan kami: pikiran kami, perasaan, kehendak, angan-angan dan memori kami, keinginan dan nafsu kami, bahkan tubuh kami sendiri.


 dosa asal adalah satu-satunya doktrin yang ada bukti empirisnya. Ini dapat dirasakan di dalam diri sendiri dan efeknya terlihat di mana-mana. Salah satu tanda paling pasti dari disfungsi ini adalah bahwa orang cenderung memuja orang yang salah, dan meremehkan atau memandang rendah orang-orang terbaik. 


Yesus berusaha meringankan beban yang harus dipikul umat dalam kehidupan sehari-harinya. Ia mengajarkan pendengar-Nya bahwa yang terpenting bagi Bapa, bukanlah apa yang nampak secara lahiriah dan mudah dikritik oleh orang, tetapi apa yang tidak terlihat  yang tersembunyi di dalam hati manusia.

 

PutraMu bersabda: “(Makanan) Apa pun yang masuk ke dalam seseorang dari luar, tidak dapat menajiskannya. Karena itu tidak masuk ke dalam hati (pusat kehidupan manusia), tetapi ke dalam perut, lalu dibuang ke jamban!” Begitu jelas –sehingga Gereja meyakininya sebagai pernyataan abadi. Markus mencatat dengan gembira, "Dengan cara ini Ia menyatakan semua makanan halal."


Setelah itu Yesus merincikan apa yang menajiskan manusia. Kekotoran batin seluruh umat manusia, terutama yang beragama, yaitu: pikiran jahat, ketidaksucian, pencurian, pembunuhan, tindakan yang dipicu oleh keserakahan, kedengkian, kebejatan, penipuan, perzinahan, iri hati, penistaan, kesombongan, dan kebodohan. Orang seperti itu perlu merendahkan dirinya, mengakui dosanya, berdamai dengan Tuhan dan dengan sesama.



Salah satu kebutuhan pokok manusia adalah pangan. Bahkan mungkin kebutuhan paling mendasar dari semua makhluk. Berangkat dari kebutuhan ini, makanan juga menjadi tanda persekutuan. Oleh karena itu ada hal-hal seperti pengorbanan persekutuan atau makanan ritual.


Keikutsertaan kita dalam Perayaan Ekaristi Kudus adalah contoh yang mendalam dari pengorbanan persekutuan dimana kita datang ke dalam persekutuan dengan Tuhan Yesus.


Tetapi banyak agama juga memiliki undang-undang makanan yang melarang beberapa jenis makanan dan karenanya akan membuat seorang penganut agama tertentu menjadi najis secara ritual.


Inilah konteks pembahasan tentang makanan dalam Injil hari ini. Yesus pun membuat ajaran yang sangat radikal tentang makanan. Yesus menyatakan semua makanan bersih dan menunjukkan bahwa apa yang benar-benar najis adalah apa yang keluar dari hati.


Sebab dari dalam hati orang timbul segala pikiran jahat, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan dan kebebalan. Semua hal jahat ini datang dari dalam dan membuat seseorang menjadi najis.


Saat kita berpartisipasi dalam Ekaristi, kita mempersiapkan diri untuk bersekutu dengan Yesus. Lantas bagaimana dengan keadaan hati kita? Jika ada dosa, apakah kita sudah pergi ke Sakramen Tobat untuk menerima pengampunan dan kesembuhan dan berada dalam keadaan rahmat untuk menerima Yesus Tuhan?


Kita harus tahu bahwa Allah dan dosa tidak dapat hidup bersama di dalam hati kita. Kita datang mengikuti Ekaristi bukan hanya menikmati sepotong wafer tetapi kita datang dan menerima Tuhan Yesus. Semoga hati kita menjadi murni sehingga hidup kita menjadi suci. 



Yesus hari ini mengajak kita untuk melihat dasar hidup keagamaan yakni hati manusia. Hidup keagamaan yang diajarkan oleh Yesus bukan atas dasar perintah Allah yang tertulis dalam bentuk hukum melainkan yang tertulis dalam hati manusia. Itulah yang ditegaskan oleh Yesus bahwa apa yang di luar dan masuk ke dalam manusia tidak dapat menajiskan melainkan yang ke luar dari dalam diri manusia itulah yang menajiskan.


"Kamu semua, dengarlah kepada-Ku dan camkanlah. Apa pun dari luar, yang masuk ke dalam seseorang, tidak dapat menajiskannya, tetapi apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya. Sebab dari dalam, dari hati orang timbul segala pikiran jahat, pencabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan. Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang" (Mrk.7:14-23).


Setelah manusia jatuh ke dalam dosa, maka kedua dorongan itu(jasmani dan rohani) berjalan sendiri-sendiri. Oleh karena itu hendaknya kita mau berusaha terus menerus menyalibkan nafsu kedagingan kita, itu kalau kita menyadari dan mau bertobat, hidup baik dan benar. 


Sebagai tanda dorongan roh, tanda cinta, tanda dorongan sabda kebenaran, menjadi perjuangan yang dapat terasa menyakitkan, karena juga merupakan penyangkalan diri, namun hal itu akan berarti mewartakan kemuliaan Allah kepada sesama. Kalau mau dikendalikan oleh jasmani kita, maka sepanjang itu pula kita hanya akan mengumbar hawa nafsu kedagingan kita.


Hati adalah sumber sikap dan tingkah laku moral dan spiritual manusia. Makanan yang masuk ke dalam mulut tentunya tidak ada hubungannya dengan hati. Biarpun seseorang sudah membasuh tangan hingga bersih tidak menjamin bahwa hatinya juga bersih dan bisa berubah. 


Kecuali, dari lubuk hati yang terdalam mau untuk mengangkat segala kotoran hati yang menjadi sumber kenajisan manusia dan mau untuk menjadikannya hati yang positif. Mau untuk melakukan pertobatan yang sepenuh hati, mau untuk menjalin relasi dengan-Nya sebaik mungkin, serta mau menjadikan hatinya sebagai kediaman Allah.


Manusia ialah roh yang merohanikan jasmani atau tubuhnya. Apa yang dilakukan oleh tubuh hendaknya bernilai rohani agar bermakna membangun kemanusiaannya. Manusia yang telah diangkat sebagai anak Allah, nilai rohaninya harus sesuai dengan sabda kebenaran yang tertanam dalam hati manusia sejak diciptakan, yang tidak lain adalah cinta kasih.


Lalu Yesus memanggil lagi orang banyak dan berkata kepada mereka: "Kamu semua, dengarlah kepada-Ku dan camkanlah. Apa pun dari luar, yang masuk ke dalam seseorang, tidak dapat menajiskannya, tetapi apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya." [Barangsiapa bertelinga untuk mendengar hendaklah ia mendengar!]


Sesudah Ia masuk ke sebuah rumah untuk menyingkir dari orang banyak, murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya tentang arti perumpamaan itu.  Maka jawab-Nya: "Apakah kamu juga tidak dapat memahaminya? Tidak tahukah kamu bahwa segala sesuatu dari luar yang masuk ke dalam seseorang tidak dapat menajiskannya,


karena bukan masuk ke dalam hati tetapi ke dalam perutnya, lalu dibuang di jamban?" Dengan demikian Ia menyatakan semua makanan halal.  Kata-Nya lagi: "Apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya, sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan.


Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang."


1. Dengar dan Pahami: 

Setelah menasihati orang-orang Farisi  Yesus berbalik dan memohon kepada orang banyak yang berkumpul di sana untuk “mendengar dan memahami” ajaran-Nya. Terlihat ada urgensi dalam sikap-Nya. Ada keinginan hati-Nya agar orang banyak tidak disesatkan oleh para pemimpin mereka. 


Dia mengatakan bahwa bukan apa yang kita makan, tetapi bagaimana kita berbicara dan berperilaku itulaj yang terpenting.  Sebab apa yang kita katakan dan apa yang kita lakukan  itulah sejatinya yang memiliki kekuatan untuk memuliakan Bapa atau justru menajiskan hidup kita. 


Semoga kita memperhatikan firman-Nya dengan serius seperti yang dilakukan oleh para pendengar dan murid-muridnya. Merenungkan dan jika perlu bertobat atas segala dosa lidah atau perilaku yang menajiskan. 


2. Akses Khusus: 

Para murid telah dipilih oleh Yesus untuk menjalankan misi-Nya.  Para murid harus bekerjasama dengan erat dalam misi. Yesus telah mendedikasikan sebagian besar waktu-Nya untuk membentuk para murid.  Dan para murid memiliki hak istimewa yang unik untuk dapat langsung meminta penjelasan lebih rinci tentang ajaran-ajaran-Nya kepada Yesus. 


Kita juga memiliki kesempatan  untuk berbagi pengalaman  dengan Kristus karena melalui doa kita.  Kita juga memiliki hubungan khusus dengan-Nya dan dapat berduaan dengan-Nya. Di saat kesendirian dengan Kristus ini, marilah kita mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang paling dekat dengan hati kita kepada-Nya.


3. Daftar Kenajisan:

Yesus memperingatkan para pendengar-Nya terhadap perilaku yang dapat menodai jiwa  dan yang dapat memisahkan mereka dari Bapa. Ada begitu banyak godaan yang dapat menjauhkan mereka dari Bapa.  Sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan.


Karena kita ingin mengasihi Yesus, kita harus berusaha  melawan pencobaan ini dengan mengenakan perlengkapan senjata Kristus. “Jadi berdirilah tegap, berikatpinggangkan kebenaran dan berbajuzirahkan keadilan.


kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera;   dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat, dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah, ” (Efesus 6:14-17). 


“Hati-hati dengan pikiranmu, karena pikiranmu akan menjadi kata-katamu. Berhati-hatilah dengan kata-katamu, karena kata-katamu akan menjadi tindakanmu. Berhati-hatilah dengan tindakanmu, karena tindakanmu akan menjadi kebiasaanmu. Hati-hati dengan kebiasaanmu, karena kebiasaanmu akan menjadi karaktermu. Berhati-hatilah dengan karaktermu, karena karaktermu akan menjadi takdirmu.”  ( Tulisan seorang penulis tak dikenal)


Semua bermula dari dalam. Perkataan yang baik, lahir dari pikiran yang baik dan sebaliknya, perkataan yang buruk diproduksi oleh pikiran yang sesat dan kotor. Seseorang mempersalahkan orang lain atas ulahnya yang merugikan banyak orang. Padahal, tidak akan ada perbuatan yang merugikan orang lain jika ia tidak selalu berkutat dengan pikiran dan perkataan yang buruk. 


Coba selidiki pada orang-orang yang dikenal jahat. Kejahatan itu dilakukan oleh karena dia sudah melihat dirinya penjahat. Pikirannya membentuk lidahnya untuk hanya mengucapkan perkataan yang menyakitkan. Dia bangga dengan kejahatan yang melekat dalam dirinya. Itulah identitasnya. Ia ingin dikenal demikian dan berharap juga akan berakhir demikian. 

                                                                

Apapun dari luar, yang masuk ke dalam seseorang, tidak dapat menajiskannya, tetapi apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya." (Markus 7:15)

                                                                                 

 Apa yang menajiskan kita? Dunia yang ada diluar diri kita? Tentu mudah mengatakan demikian. Saya akan mengatakan, Handphonelah yang menyebabkan saya jatuh dalam dosa. Disana saya menemukan banyak hal yang menarik (yang baik dan yang tidak baik). 


Tetapi bukankah saya dapat membuat sebuah keputusan untuk hanya menyimak apa yang baik di dalamnya dan menyingkirkan yang tidak baik? PIKIRAN. BENAR, PIKIRAN SAYALAH YANG AKAN MEMBAWA SAYA PADA APA YANG BENAR DAN SALAH. Jika yang ada dalam pikiran saya hanyalah apa yang jahat, maka pasti saya akan menjadikan HP untuk memuaskan hasrat dan nafsu saya. 


Tetapi jika pikiran saya bersih dan jernih, maka saya akan menjadikan HP sebagai sarana untuk semakin mendekatkan diri dengan Tuhan dan membawa Tuhan kepada sesama. 

                                                                                

RENUNGAN UNTUK KITA :

Tuhan Yesus mengajak kita untuk tidak berhenti pada sebuah prinsip yang dangkal, yaitu tentang anggapan najis tidaknya sebuah makanan yang masuk ke dalam mulut, karena prinsip ini hanya berhenti pada hal-hal yang bersiat keduniawian dan tidak menunjukan sebuah pemaknaan yang mendalam. Tuhan Yesus tidak mempermasalahkan kita mengonsumsi apa saja, karena segala sesuatu dari luar termasuk makanan tidak dapat menajiskan.


 Sebab, bukan masuk ke dalam hati tetapi ke dalam perut lalu dibuang di jamban. Justru yang keluar dari dalam itulah yang menajiskan, karena dari dalam hati timbullah kebencian, permusuhan, pembunuhan, kejahatan. Semua kejahatan ini timbul dari dalam dan menajiskan orang. Apapun yang keluar dari hati yang najis, meskipun secara lahiriah tampak suci, tetap saja najis.


"Apapun dari luar, yang masuk ke dalam seseorang, tidak dapat menajiskannya, tetapi apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya." (Mrk 7:15)  Oleh karena itu Tuhan Yesus mengajak kita semua untuk dapat masuk ke dalam lubuk hati kita yang terdalam. Kita diajak untuk mampu mengolah hati kita, sehingga hati kita menjadi hati yang jernih dan murni, bebas dari iri hati, dendam, cemburu dan hal-hal negatif lainnya. 



Oleh karena itu sebagai murid Tuhan Yesus yang setia, marilah kita melihat hati kita, apakah kita sudah menyucikan hati kita ataukah hati kita masih terbelenggu oleh hal-hal yang membuat kita terus menerus berada di dalam kegelapan atau kedosaan?



Tuhan Yesus mengajak kita untuk tidak berhenti pada sebuah cara berfikir yang dangkal, yaitu tentang haram atau najis tidaknya sebuah makanan yang masuk ke dalam mulut. Orang Farisi dan ahli Taurat mengkritik Yesus karena para murid makan dengan tangan yang najis karena belum dibasuh sehingga makanan mereka pun menjadi haram.


Bagi Yesus, justru apa yang keluar dari seseorang itulah yang menajiskan. Mengapa? Karena di dari dalam hati timbullah aneka dosa berupa segala kejahatan, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hafa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan dan kebebalan. Dengan tegas Yesus mengatakan bahwa semua hal yang jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang.


Tidak membasuh tangan sebelum makan saja sudah menjadi masalah bagi mereka karena bagi mereka najis. Untuk itu Yesus memberi pengajaran yang kelihatan sederhana tetapi sangat mendalam maknanya. Hal-hal yang tampak di luar tidak bisa mencerminkan hal-hal yang ada di dalam hati seseorang. Orang yang tidak membasuh tangan sebelum makan bukan berarti orang itu jahat dan najis serta menajiskan orang lain.


Tuhan Yesus mengajak kita untuk tidak berhenti pada sebuah prinsip yang dangkal, yaitu tentang najis tidaknya sebuah makanan yang masuk ke dalam mulut. Kita sering menemukan tulisan dan simbol halal dalam kemasan makanan, dan makanan dengan simbol tersebut layak untuk dimakan. Tentu saja hal itu baik karena menjaga kekudusan badan dari makanan najis.


Namun jika halnya dimengerti demikian, agaknya terlalu naif dan sempit. Karena pengertian yang semacam itu sama sekali tidak menyentuh salah satu bagian yang terpenting dalam diri manusia yaitu hati. Hati menjadi bagian yang sungguh sangat penting bagi hidup manusia. Namun meskipun demikian, di sisi lain, dari hati juga muncul sesuatu yang seringkali merugikan seperti misalnya dendam, iri hati, cemburu dan hal-hal negatif lainnya.


Banyak orang berpikir bahwa dengan partisipasi aktif dalam kehidupan menggereja sudah menjadi jaminan kelayakan di hadirat Tuhan. Di dalam hati ada kesombongan, keserakahan yang selalu melawan kebaikan-kebaikan yang kita lakukan. Kadang orang justru jatuh dalam dosa karena hatinya kotor. Hati ikut mempengaruhi pikiran untuk berlaku jahat. Hati yang jahat lebih menajiskan.

Our Blog

55 Cups
Average weekly coffee drank
9000 Lines
Average weekly lines of code
400 Customers
Average yearly happy clients

Our Team

Tim Malkovic
CEO
David Bell
Creative Designer
Eve Stinger
Sales Manager
Will Peters
Developer

Contact

Talk to us

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit. Dolores iusto fugit esse soluta quae debitis quibusdam harum voluptatem, maxime, aliquam sequi. Tempora ipsum magni unde velit corporis fuga, necessitatibus blanditiis.

Address:

9983 City name, Street name, 232 Apartment C

Work Time:

Monday - Friday from 9am to 5pm

Phone:

595 12 34 567

Search This Blog

Powered by Blogger.

informasi pendidikan

Apa Perbedaan Agama dan spiritualitas

Menurut pandangan saya, agama dan spiritualitas adalah dua konsep yang berbeda meskipun terkait erat. Agama adalah pengorganisasian gagasan-...