Bunda Maria dikandung Tanpa Noda. |
Dikandung Tanpa Noda adalah Perawan Maria dikandung dalam rahim ibunya tanpa noda dosa. Doktrin Gereja menyatakan bahwa sejak saat pertama keberadaannya, Santa Maria dilindungi oleh Tuhan dari Dosa Asal dan dipenuhi dengan rahmat pengudusan yang biasanya datang dalam baptisan setelah lahir. Gereja Katolik percaya Bunda Maria bebas dari dosa pribadi dan dosa turun-temurun.
Dikandung Tanpa Noda diumumkan sebagai dogma pada tahun 1854 oleh Paus Pius IX. Itu berarti bahwa harus diterima sebagai pernyataan iman yang sempurna. Tapi mengapa fokus ini kepada Perawan Maria? Kita harus ingat bahwa setiap pengajaran tentang Bunda Maria pada akhirnya harus menunjuk kepada Kristus.
Meskipun Allah menghapus dosa dari Perawan Maria pada saat dia dikandung, namun Allah tidak menghapus kehendak bebasnya dan kebebasan memilihnya. Kabar Sukacitanya, Bunda Maria membuat pilihannya agar rencana Allah digenapi di dalam dirinya.
Kita telah dibersihkan dari dosa ketika di pembaptisan. Maka kita seharusnya dan tetap berada dalam kasih karunia Allah dengan memilih untuk selalu melakukan kehendak-Nya, sama seperti Bunda Maria memilih untuk melakukan kehendak Allah.
Di Hari Raya Santa Perawan Maria Dikandung Tanpa Noda ini, mari kita mohon juga dengan perantaraan Bunda Maria untuk memperoleh rahmat melakukan kehendak Allah dalam hidup kita.
Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria. Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: "Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau."
Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu. Kata malaikat itu kepadanya: "Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus.
Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepadaNya takhta Daud, bapa leluhurNya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan KerajaanNya tidak akan berkesudahan."
Kata Maria kepada malaikat itu: "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?" Jawab malaikat itu kepadanya: "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah.
Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, iapun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu. Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil." Kata Maria: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan dia.
Hari ini kita merayakan Hari Raya Kabar Sukacita. Malaikat Gabriel menyampaikan Kabar Sukacita dari Tuhan, bahwa Bunda Maria akan menjadi Bunda Putera Allah. Sewaktu Ia mendengar permintaan Tuhan, dia menerima permintaan itu dengan tulus hati.
Dia tidak meminta persyaratan; dia tidak menggembar-gemborkan berita itu; ia tidak memaksakan rencananya sendiri; dia tidak menganggap dirinya hebat karena dia akan menjadi Bunda Putera Allah; dia diamkan berita gembira itu dalam hatinya.
Karena kediamannya, hampir-hampir dia diceraikan oleh Yusuf secara diam-diam. Sebaliknya, ia menyerahkan dirinya secara total kepada Tuhan. Dengan penuh iman dan rendah hati, ia menyerahkan dirinya kepada Tuhan, katanya: “Terjadilah padaku menurut perkataan-Mu!” Satu model ketaatan yang luar biasa dari seorang gadis muda di jaman itu.
Apakah di jaman kita ada gadis atau laki-laki muda yang punya sifat seperti Maria, di mana dia memberi diri secara total dan melakukan kehendak Tuhan tanpa memikirkan kepentingan diri sendiri? Saya yakin ada.
Kita harus mengangkat jempol buat mereka dan mendoakan agar rencana Tuhan sungguh bekerja dalam diri mereka sehingga kehendak Tuhan sungguh terjadi dalam hidup dan pelayanan mereka. Kalau Bunda Maria sudah menjadi alat, penyalur keselamatan Tuhan untuk manusia, semoga mereka-mereka yang sudah dipercayakan Tuhan juga selalu menjadi alat dan penyalur keselamatan Tuhan ke atas kita semua.
kita merayakan hari raya Kabar Sukacita hari ini, kita juga diajak untuk mengandung dan melahirkan Yesus Kristus dalam tutur kata dan perbuatan kita sehari-hari. Seperti Maria, kita pun dipanggil untuk menjadi pribadi yang taat di hadapan Tuhan.
Juruselamat jadinya hadir di dalam diri Maria sesudah ia mengatakan: “Terjadilah padaku menurut kehendak-Mu.” Itu berarti keterbukaan yang tulus menerima tawaran Tuhan dan kesediaan menjalankan rencana Tuhan dengan penuh tanggung jawab sudah harus menjadi bagian dari cara hidup kita setiap hari.
Renungan Untuk Kita Semua.
Kata Maria: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan dia.
Setiap kejadian yang terjadi di luar rencana kita adalah juga kabar gembira Tuhan untuk kita. Peristiwa itu mungkin saja tidak masuk akal bagi kita seperti kondisi pandemi saat ini, sulit untuk dipahami, tetapi semua itu terjadi karena sesuai kehendak Tuhan, dan bukan kehendak kita.
Begitu pula dalam bacaan Injil hari ini, ketika malaikat Gabriel datang kepada Maria dan memberitahukan bahwa ia akan mengandung, Maria berkata, “Bagaimana hal itu mungkin terjadi karena aku belum bersuami?” Maria pasti membayangkan betapa dahsyat hukuman yang akan diperolehnya. Ia pasti bergolak secara mental.
Apa kata orang dan pembelaan apa yang akan disampaikannya? Tetapi ia memilih taat atas berita itu. Simaklah perkataannya, “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” Ia tidak menolak, tetapi menerimanya dengan sepenuhnya berserah kepada Allah. Maria tahu bahwa Allah, yang kepada-Nya ia percaya, berkuasa menolong dan melindunginya.
Setiap hari kita dihadapkan pada ujian yang menuntut keteguhan iman. Seperti kondisi saat adanya kejadian virus yang mewabah, kekuatan dalam kehidupan beriman kita dipertaruhkan. Tak sedikit orang yang, ketika mengalaminya, imannya gugur dan meragukan Tuhan bahkan mereka menyalahkan Tuhan atas semua kejadian ini.
Tuhan bekerja di luar kemampuan kita. Ia menyertai kita sehingga kita tidak perlu gentar atas setiap peristiwa. Sebagai orang-orang yang percaya, kita dipanggil untuk berserah kepada Tuhan, dan segala sesuatu dapat Tuhan lakukan bagi kita.
0 comments:
Post a Comment