Skip to main content

Perumpamaan kisah Si Kembar.


Dikisahkan dua bersaudara. Si sulung menjadi Imam yang taat dan setia di pedalaman Papua. Orangnya sederhana dan apa adanya. Ia meninggal karena kanker otak di kepalanya pada usia ke lima puluh. Si bungsu seorang saudagar yang kaya dan sukses. Ia dihormati karena kaya dan murah hatinya. Ia pun meninggal dengan tenang ketika memasuki usia lima puluh. 

Saat bertemu Tuhan di surga, keduanya disambut dengan kemuliaan yang tiada taranya. Tuhan bertanya kepada si sulung, jika kepadamu diberi kesempatan hidup sekali lagi, ingin menjadi siapa dirimu? Dengan mantap ia menjawab, Pastor.

perjalanan iman seseorang. Yang satu ringan dan mudah, seperti menemukan harta terpendam di lahannya. Yang lain menempuh jalan yang berat dan sukar, seperti pedagang mencari mutiara yang indah. Namun, keduanya sama-sama mempertaruhkan segala miliknya dengan sukacita demi kemuliaan yang mereka peroleh.

Perjalanan iman sering tampak tidak adil. Ada yang ditentang, dihina bahkan disiksa dan dibunuh karena imannya. Yang lain dikelilingi komunitas beriman dan sarana serta fasilitas serba menunjang. Namun dalam Kerajaan Allah, keselamatan dan kemuliaan kekal yang mengiringi perjalanan iman itu jauh melampaui segalanya.

Adakah ibu yang menyesal karena melahirkan bayi dengan susah payah setelah melihat temannya melahirkan dengan lebih mudah? Tidak. Sebab sukacita atas kelahiran bayinya melebihi segalanya. Begitulah ziarah iman di dunia ini terlihat tatkala kemuliaan Allah menyambut kita kelak.

Comments

Popular posts from this blog

BapaK PATER ZAKARIAS ZE, SVD Dikenal Sebagai Penasehat Anak Sekolah

    Bapak   Pater   ZAKARIAS   ZE, SVD   Dilahirkan   di   Roro Ngada, Tanggal   7 Desember    Tahun   1912    Dan   Meningal    di Ende   pada   Tanggal    5 Maret   Tahun   1995. Beliau   adalah   Pater      yang   mempunyai   banyak   kenangan dan   memiliki   hikmat   dan   kebijaksanaan.   Semua   anak   sekolah   yang datang   bertemu   Bapak   Pater   ZAKARIAS   ZE,   SVD   selalu   dirangkaul   dan diberi   Nasehat   agar   rajin    sekolah,   supaya   kelak   dapat    menjadi   orang   yang   berguna   bagi   diri   sendiri   dan orang   Tua.   Anak   Didiknya     Tersebar   di seluruh   penjuru dunia   ...

Artis Legendaris Asal NTT, JHON SEME, Dengan lagunya Yang Terkenal Langit Masih Biru- Telah Meninggal Dunia

JHON SEME Turut Berduka Cita Yang mendalam  Meninggal Artis Legendaris kita asal NTT Rote Ndao Bapak atau  Bung JHON HENDRIK SEME .  Beliau Meninggal Dunia Di Rumah Sakit  Dharmais Jakarta. Bung jhon Seme Adalah artis terbaik NTT Rote Ndao. Beliau sebagai musisi seniman Legendaris. cipta lagu daerah Rote Ndao,sekaligus sebagai Vokal sejak dari tahun delapan puluhan dan juga  beliau bergerak dlm bidang pertanian utk masayarakat di NTT. Selamat jalan, Pak/Bung  Jhon Seme. kami para pengemarmu MengUcapkan Duka Cita yang mendalam dan Terima kasih sudah menemani kami dengan lagu-lagumu di tahun 90-an dan 2000-an. yang paling legendaris dan paling enak di dengar sampai sekrang. GAJA MATI TINGGALKAN GADING, DEMIKIAN JUGA DENGAN BUNG JHON SEME, PERGI HANYA TINGGALKAN NAMA DAN KENANGAN INDAH BAGI KAMI SELURUH NTT Langit memang masih biru dan akan selalu biru dengan lagu-lagumu yang terus menemani kami di saat suasana hati sedang limbur ataupun duka yang kadang membi...

Perselisihan Antara Yesus dan Otoritas Yahudi Tentang Murid-murid Memetik Gandum Pada Hari Sabat. Markus 2 : 23-28.

Pada suatu hari Sabat, Yesus berjalan di ladang gandum, dan sementara berjalan murid-murid-Nya memetik bulir gandum. Maka kata orang-orang Farisi kepada Yesus, “Lihat! Mengapa mereka berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat?” Jawab Yesus kepada mereka. “Belum pernahkah kamu baca apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan para pengiringnya kekurangan dan kelaparan? Tidakkah ia masuk ke dalam Rumah Allah waktu Abyatar menjabat sebagai Imam Agung lalu makan roti sajian yang tidak boleh dimakan kecuali oleh imam-imam dan memberikannya juga kepada pengikut-pengikutnya?” Lalu kata Yesus kepada mereka, “Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat. Jadi Anak Manusia adalah Tuhan, juga atas hari Sabat. Sebagai makhluk sosial, kita nemperhatikan dan melaksanakan adat dan adab. Dengan sukarela dan tanggungjawab, kita menjalani kebiasaan baik dalam masyarakat, etika sosial, dan kesepakatan dalam hidup bersama. Selain itu, kita juga meniliki prinsip dan nilai-ni...