We Are Creative Design Agency

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit. Illum, fuga, consectetur sequi consequuntur nisi placeat ullam maiores perferendis. Quod, nihil reiciendis saepe optio libero minus et beatae ipsam reprehenderit sequi.

Find Out More Purchase Theme

Our Services

Lovely Design

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Praesent feugiat tellus eget libero pretium, sollicitudin feugiat libero.

Read More

Great Concept

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Praesent feugiat tellus eget libero pretium, sollicitudin feugiat libero.

Read More

Development

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Praesent feugiat tellus eget libero pretium, sollicitudin feugiat libero.

Read More

User Friendly

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Praesent feugiat tellus eget libero pretium, sollicitudin feugiat libero.

Read More

Recent Work

Tuesday, 7 December 2021

The parable of the good shepherd, God cares for sinners. God does not punish those who sin, but takes the initiative to find them and bring them home. Matthew, 18:12-14


Dear friend of heart.  Nowadays, gadgets play an important role in our life.  Various jobs and activities demand speed and sophistication so many people depend on the device.  If the device breaks down, many jobs and activities become chaotic.  People are impatient if they have to wait days for repairs.  The solution?  Just use the blue glue, aka throw the old one, buy a new one.


 For matters of gadgets or other items, we easily get rid of the old one and replace it with a new one.  But such world principles should not color our life in the church.  Even if we find the lives of our brethren that appear corrupt, sinful and show moral depravity, we cannot be indifferent by simply 'throwing' them away.


 The parable of the good shepherd, Jesus implicitly teaches that God cares for sinners.  God does not punish those who sin, but takes the initiative to find them and bring them home.  It does not mean that God condones sin but that God longs for His people to repent and return to Him.  The repentance of a sinner brings great joy to God.


 As recipients of the gift of forgiveness of sins from God, we should express God's love for others.  We must express love by rebuking, exhorting and guiding brothers who have slipped into sin so that they return to God's way. God first came to us as a small and humble baby.  May we also return to God as His little and humble children.

Monday, 6 December 2021

As believers, we are reminded to develop faith in community, in a family.


The story of the people who brought the paralyzed person to Jesus is an illustration for all of us that our faith is faith that builds kinship.  We can't let go of the family or community dimension when we talk about faith, let alone trying to live faith.


 The community dimension made the paralyzed person able to meet Jesus and get healing from Him.  Healing did not come from those around the paralyzed man, but healing came from Jesus.  It is Jesus who is the center of the communal faith.  Without Jesus there is no communion of Christian faith.  An environment of a sign faith community with Jesus in it, is just a social institution that has no spirituality.


 The cripple is an image for Church members who need help and assistance.  He who really can't do anything because of his paralysis, needs more attention.  Not only one person, but four people helped the paralyzed man to meet Jesus who was always present. 

 The bearers serve as an image for Church members who are always ready to provide care for those who are paralyzed.  Without a word they brought the lame man to Jesus.  Likewise, we members of the Church, without judging and judging we should give help and assistance to those who need it.


 We are members of the One Church, inevitably we are involved and responsible for the healing of those who are paralyzed.  Our faith needs to be accounted for in a communal way.  We are built starting from the smallest community, namely the family.  From the family we live in one circle of the faithful.  That's where we get involved being members of the Church.


 Paying attention to members of one ward is the most likely concrete step to take.  Knowing all members of the ward is an absolute and necessary part.  Great danger if we are not able to socialize with all members of the ward. 

 How is it possible to have contact with parishioners?  If we don't know each other.  How do we care for and care for each other?  If we don't pay attention to each other.  This is the beginning of division, even though we are the One, Holy, Catholic and Apostolic Church.

Sunday, 5 December 2021

Selama masa Adven Santa Claus atau Sinterklas jenggot putih panjang selalu menghibur.


Selama masa Adven ini, pria berkostum merah lengkap dengan jenggot putih panjang itu akan muncul di tayangan televisi dan pusat perbelanjaan. Dia juga membawa sekarung hadiah untuk dibagi-bagikan. Sinterklas dan Santa Claus berbeda, tidak hanya penyebutannya tetapi juga orangnya.


Nama ini berasal dari Santo Nicholas yang hidup pada abad ke empat. Santo Nicholas adalah uskup Myra di Turki. Ia diperingati setiap 6 Desember dan banyak mukjizat dikaitkan dengan perantaraannya dan dia dikenal sebagai Nicholas the Wonder Worker.


Santo Nicholas sering digambarkan dengan tiga bola emas yang mewakili tiga dompet emas yang telah ia berikan secara diam-diam kepada seorang lelaki miskin yang tidak mampu membayar mahar untuk ketiga putrinya. Oleh karena itu dekorasi bola emas yang digantung di pohon Natal mewakili kemurahan hati dan bantuan bagi orang miskin oleh Santo Nicholas.


Selain Nicholas juga akan tampil seorang santo yang penampilannya sangat bertolak belakang dengan Nicholas. Seperti yang kita dengar dalam Injil hari ini, saat pemerintahan Kaisar Tiberius, Pontius Pilatus menjadi gubernur Yudea, Herodes raja wilayah Galilea dan nama-nama besar lainnya pada saat itu tetapi Firman Tuhan datang kepada Yohanes, anak Zakharia di padang gurun.


Firman Tuhan datang kepada Yohanes ketika dia berada di suatu tempat di padang gurun. Ini sangat kontras dengan nama-nama besar dan tempat-tempat terkenal yang disebutkan. Yohanes pergi ke seluruh distrik di Yordan untuk mewartakan baptisan pertobatan dan pengampunan dosa. Untuk itulah dia dikenal sebagai Yohanes Pembaptis.


Seperti kata nabi Yesaya, ada tertulis dalam kitab nubuat-nubuat Yesaya, ada suara yang berseru-seru di padang gurun, persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya. Yohanes Pembaptis menyatakan pertobatan dan pengampunan dosa sehingga orang dapat melihat keselamatan dan kasih Tuhan yang besar. Ini pesan sederhana tetapi maknanya mendalam dan membuat orang kembali kepada Tuhan.


Pada saat kekuasaan dan kekuatan Kaisar Tiberius, Pontius Pilatus, Herodes, Hanas dan Kayafas membayangi negeri dan rakyat, Firman Tuhan datang kepada Yohanes Pembaptis untuk membawa pertobatan, pengampunan dan keselamatan.


Sekarang Firman Tuhan datang kepada kita, membawa kita pertobatan, pengampunan dan keselamatan. Apa yang harus kita lakukan? Tentu kita tidak ingin masa Adven ini berlalu begitu saja dengan hiruk pikuk kemudian Natal datang dan pergi begitu saja. 


Akan membuat kita bertindak berasal dari kombinasi rasa sakit, ketakutan, harapan dan kegembiraan. Ketika merasakan sakit yang menusuk dari suatu penyakit, kita akan berpaling kepada Yesus mohon kesembuhan dan kekuatan. Sakit secara fisik pasti kita bisa mengatasi dengan bantuan obat-obatan. Menjadi lebih sulit untuk diatasi adalah rasa sakit karena ketakutan. Apa rasanya sakit ketakutan? 


Bisa jadi ketakutan akan pengampunan. Kita tidak ingin memaafkan mereka yang telah menyakiti karena masih menanggung rasa sakit. Tidak ingin memaafkan mereka karena takut mereka akan menyakiti kita lagi. Dalam diri kita ada lingkaran setan rasa sakit dan ketakutan. 


Tidak memaafkan itu seperti pegang bara arang yang menyala dan berharap orang lain yang terbakar. Tidak memaafkan juga seperti minum racun dan berharap orang lain akan mati. Tetapi kenyataannya adalah kitalah yang terbakar dan kita pulalah yang sekarat.

  

Dengan rasa sakit dan ketakutan internal ini, maukah kita memaafkan mereka yang telah menyakiti kita? Seperti Tuhan telah mengampuni kita dan ingin kita juga mengampuni orang lain. Mengapa Tuhan mengampuni kita? Karena Tuhan ingin kita sembuh dan memiliki sukacita karena terbebaskan dari rasa sakit dan ketakutan.


Firman Tuhan telah datang kepada kita hari ini dan jika kita tidak melakukan apa-apa, maka kita akan terus hidup dalam kesakitan dan ketakutan. Namun bila kita bertindak berdasarkan Firman Tuhan dengan bertobat dan saling mengampuni, Tuhan akan memberi kita harapan dan menjadi sukacita-Nya. 


Nicholas dan Yohanes Pembaptis bertindak berdasarkan Firman Tuhan dan mereka melihat keselamatan dari Tuhan. Ketika kita bertindak berdasarkan Firman Tuhan, kita juga akan melihat keselamatan yang datang dari Tuhan.

Minggu Adven Ke 2 Ditandai Dengan 2 Lilin Yang Bernyala Di Krans Adven.


Kedatangan Tuhan Yesus kian hari kian mendekat. Bagaimana persiapanmu menjelang Natal ini? BETAPA HEBATNYA persiapan JASMANI menjelang Natal ini. Makanya ketika masuk bulan Desember, ada orang melihatnya sebagai bulan DErita SEMakin BERat. Orang menjadi “BUTA” (“Banyak Urusan Tanpa Allah”) melihat HAL POKOK dan UTAMA dalam persiapan menjelang Natal ini. 


Persiapan Jasmani-lahiriah PENTING TAPI BUKAN YANG PALING POKOK dalam menyiapkan Natal. HAL UTAMA DAN PALING POKOK ADALAH KEADAAN HATIMU, KESIAPAN HATIMU DAN PERBUATAN AMAL KASIHMU.


Ambillah inspirasi dari seruan tegas tapi indah, dari St. Yohanes Pembaptis, Sang Utusan Allah yang mempersiapkan jalan bagi Tuhan. Syarat menyambut kedatangan Yesus Kristus adalah PERTOBATAN demi KESELAMATAN. 


Pertobatan itu digambarkan sebagai cara mempersiapkan jalan bagi Tuhan dengan meluruskan jalan bagi-Nya. Setiap lembah akan ditimbun, setiap gunung dan bukit akan menjadi rata. Yang berliku-liku akan diluruskan, yang berlekuk-lekuk akan diratakan.


Untuk itu mari kita bermenung sejenak di Minggu Adven II ini : Apa rencana Anda untuk hari-hari mendatang sehubungan dengan persiapan diri menyambut kedatangan Tuhan? Apa saja yang SUDAH JADI LEMBAH dalam diriku yang harus saya TIMBUN ? Dendam, amarah, iri hati, prasangka buruk, ketidaksetiaan? Apa pula yang berlekuk-lekuk dalam diriku yang harus saya RATAKAN? 


Kesombongan, kecongkakan, ketegaran hati, keserakahan? Dan apa pula yang berliku-liku dalam diriku yang harus saya LURUSKAN?Ketidakjujuran, kecurangan, suka berkelit dan bersilat lidah untuk menutupi kebohongan demi kebohongan, penipuan, ketidakadilan? 


Sesama saudaraku, mari kita Bertobat : sadari dan sesalilah dosa dan perbuatanmu yang jahat, bangunlah niat yang sungguh-sungguh untuk memperbaiki hidup agar kita bisa mengalami rahmat, kerahiman dan belaskasih pengampunanNya.

Saturday, 4 December 2021

mom shaming Menurut pakar psikolog,! berbahaya mom Shaming ! apa itu mom shaming?



Menurut pakar psikolog, mom shaming adalah perilaku di mana terjadi pemberian kritik atau komentar kepada seorang ibu, yang justru membuatnya tertekan karena diucapkan dengan nada negatif.


Dan ini sering terjadi kepada para ibu baru, dan ibu ibu yang habis melahirkan anak. Ini bukan masalah remeh loh. Ini udah masuk kategori pembullyan. Dan welcome di Indonesia, dimana sesama wanita saling hujat, paling sok tau hingga menyebabkan mom shaming. 


Biasanya yg suka mom shaming ini bisa orangtua, mertua, kerabat dekat, temen dan tetangga. Dan dijaman serba canggih ini, mom shaming bisa terjadi kapan saja dengan menggunakan media sosial. 


Mom shaming punya dampak yang sangat buruk loh. Dampak paling sering dialami yakni turunnya kepercayaan diri para ibu. Para ibu jadi punya perasaan apakah ia mampu mengurus dan mengasuh anaknya dengan baik atau enggak? 


Dan seringnya mom shaming ini membuat ibu merasa buruk dan tidak becus mengurus buah hatinya. Dan bahaya besarnya untuk ibu yang baru saja melahirkan, mom shaming juga bisa menyebabkan baby blues dan postpartum depression. 


Ibu jadi tidak nafsu makan, mudah sedih, menangis terus-menerus dan bingung dalam menentukan pola asuh anak. Lama-kelamaan kondisi ini juga bisa memengaruhi kesehatan fisiknya. 


“Ah lebay, dikasih saran kok malah depresi! Kurang iman kaliii!”


Ini bukan masalah sepele loh. Setiap orang punya mental yang berbeda dalam menghadapi mom shaming. Pernah dengar kasus ibu membunuh bayi nya sendiri? Apakah pernah tau alasan seorang ibu yang selama 9 bulan mengandung, tega membunuh buah hatinya sendiri? 


Jangan sampai itu disebabkan oleh omongan pedas kita ke orang lain. Stop berkomentar yang tidak berguna dan menjatuhkan sesama ibu. 


Stop Mom Shaming! 

Yuk saling dukung. Jangan membuat mental orang down hanya gara gara komentar kita yang buruk terhadapnya.  Kalau memang kita mau memberikan saran, maka berikan saran yg baik baik, bicara yg baik baik. Jangan memaksakan kehendak kita. 

Arti Bayi Natal – Anak Allah datang ke Dunia, dilahirkan di dalam palungan kandang binatang.


Natal adalah tanda dari Allah agar manusia berhenti mencari Allah dengan usaha sendiri. Segala usaha manusia melalui agama adalah sia-sia. Maka dalam pandangan Allah tidak ada seorangpun yang mencari Allah (Roma 3:11), oleh karena itu Allah sendiri yang datang mencari manusia.


Allah datang ke dalam dunia yang berdosa. Ini suatu paradoks yang tidak bisa dimengerti oleh manusia secara rasional. Kedatangan Allah dalam dunia adalah berdasarkan bijaksana Allah sendiri. 


Siapakah yang bisa percaya bahwa Juruselamat manusia adalah seorang bayi kecil, yang lemah lembut, hina, bahkan seakan tidak mempunyai hak azasi manusia? 


Anak Allah datang ke dalam dunia, dilahirkan di dalam palungan kandang binatang. Secara rasional manusia tidak dapat mengerti hal ini. Namun dalam 1 Korintus 1:25 mengatakan, “Sebab yang bodoh dari Allah lebih besar hikmatnya dari pada manusia dan yang lemah dari Allah lebih kuat dari pada manusia.” 


Bagaimana mencari Allah yang berkuasa? Bagaimana mendapatkan Allah yang bijaksana?Alkitab menyatakan justru Allah memilih jalan yang tampaknya bodoh, tidak bijaksana dan tidak mempunyai kuasa untuk menyatakan kemuliaan dan rencana-Nya yang kekal. 


Orang Majus dan para gembala menjadi orang-orang pertama yang beriman paradoks. Mereka datang kepada Sang Kristus kecil; mereka bersembah sujud kepada seorang Bayi. Bagaimana mungkin ini terjadi? Seorang Bayi di palungan tidak menyatakan kuasa, mujizat dan berkat, demikian juga Yesus yang mati di kayu salib.


Perhatikan beda rahim anak dara (virgin’s womb) dan kubur yang kosong (empty tomb). Seharusnya rahim seorang anak dara tidak terisi (mengandung), dan seharusnya kubur terisi. Namun Injil menyatakan kemuliaan Allah dengan hal yang sebaliknya. Kubur menjadi kosong dan rahim anak dara terisi. Keduanya terjadi karena kuasa Allah. 


Inilah tanda kekristenan yang tidak ada dalam agama lainnya. Injil hanya berada di dalam Kristus dan Kristus adalah yang diisikan oleh Allah di dalam rahim anak dara Maria. Inilah keajaiban dan kuasa Allah yang terbesar, tidak ada keajaiban lain yang dapat melampauinya. Tidak ada kuasa lebih besar daripada kuasa yang dikerjakan Allah dalam diri Yesus Kristus. 


Kelahiran Kristus merupakan interverensi Allah di dalam sejarah umat manusia. Sejarah manusia yang kacau, ruwet dan tidak beres, tetapi Allah berkenan datang ke dalamnya. Allah tidak hanya menciptakan dunia ini tetapi juga berkenan datang mengunjungi dunia ciptaan-Nya.


Sekitar 700 tahun sebelum Kristus lahir, nabi Yesaya yang digerakkan Roh Kudus menubuatkan kelahiran-Nya, “Seorang Bayi telah lahir untuk kita…” Bayi ini mempunyai nama yang mengherankan sekali: Ajaib (Wonderful), Penasehat Yang Agung (Counsellor), Allah Yang Berkuasa (The Mighty God), Bapa Kekal (The Everlasting Father), dan Putra Raja Damai (The Prince of Peace). Inilah yang dibutuhkan dunia, yang dicari-cari oleh agama, filsafat dan kebudayaan manusia.


 Beribu-ribu tahun manusia menunggu siapakah yang dapat memberikan perdamaian, nasihat yang terbaik, cara paling ajaib untuk melepaskan kita dari kebodohan, kuasa besar dan bijaksana yang kekal kepada umat manusia? Hanya Tuhan yang mampu memenuhi kebutuhan manusia akan hal-hal tersebut, melalui cara yang paradoks.     


Bayi yang diberikan Allah kepada manusia bukan bayi biasa. Pertama, dikatakan Bayi ini Ajaib. Istilah “ajaib” dipakai pertama kali dalam Hakim-hakim 13:18. Ketika Manoah, ayah Simson menanyakan nama Malaikat Allah, yaitu Oknum Kedua dari Allah Tritunggal yang menyatakan diri kepadanya. Maka Malaikat Allah menjawab, “Mengapa engkau juga menanyakan nama-Ku? Bukankah nama itu ajaib?” Dia adalah keajaiban yang lebih besar daripada segala keajaiban dunia. Dan segala yang diperbuat oleh Kristus ajaib adanya.


Kedua, Dia adalah Penasehat yang agung, yang memberikan segala nasihat dan bijaksana tak tertandingi, karena Dia adalah Allah, Sumber Bijaksana. Para filsuf berusaha mencari bijaksana, namun bijaksana yang sesungguhnya hanya ada dalam diri Allah sendiri. Hanya di dalam Kristus kita bisa memperoleh bijaksana. Sekarang Bijaksana itu datang ke dalam dunia sebagai seorang bayi.


Ketiga, Allah yang berkuasa. Mungkinkah seorang bayi disebut Allah dan berkuasa seperti Allah? Meskipun manusia tidak dapat mengerti, tetapi inilah kebenaran. Allah menyatakan diri melalui cara yang sama sekali berbeda dari pemikiran manusia. Manusia menginginkan Juruselamat yang memiliki kuasa militer, kuasa politik yang besar. Tetapi Juruselamat itu datang melalui bayi yang lemah lembut. 


Ketika Allah menyatakan diri dan sifat-Nya dengan cara yang berbeda dari semua agama lain, Ia telah menyatakan bahwa kuasa terbesar dibatasi dalam diri seorang manusia; Firman telah menjadi manusia. Yang Mahakuasa telah menyatakan diri di dalam diri seorang Bayi yang seolah-olah tidak mempunyai kuasa apapun. 


Al Qur’an telah mencatat bahwa ketika orang Yahudi datang mengecam Maria dan menyatakan bahwa bayi yang dikandungnya haram, Maria menjawab, “Tanyakan sendiri kepada bayi ini jika Dia sudah lahir.” Sementara Alkitab tidak mencatat hal itu dan tidak menuliskan bahwa bayi itu menjawab, “Saya hasil naungan Roh Kudus atas ibu Saya, Maria.” Alkitab menyatakan Yesus tenang selama 12 tahun. 


Waktu Alkitab mencatat kalimat pertama yang keluar dari mulut Yesus, kalimat itu adalah kalimat terindah dan teragung dari seorang anak, “Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?” Setelah itu Dia tenang kembali selama 18 tahun. Pada usia 30 tahun Dia keluar menyatakan kuasa Allah melalui penyembuhan, pembangkitan orang mati, penyataan mujizat yang tidak pernah dilakukan pendiri-pendiri agama lain, karena Dia adalah Allah Yang Mahakuasa.


Keempat, Bapa Yang Kekal atau Bapa Kekekalan. Siapakah yang boleh menjadi Bapa Yang Kekal? Kalau kita mengatakan Abraham adalah bapa kita, ia adalah bapa iman. Adam adalah bapa jasmaniah kita yang pertama. Kalau kita mengingat sumber jasmani kita yaitu Adam, dapatkah Adam kita sebut sebagai bapa kekal? Tidak! Adam hanyalah bapa pertama dari umat manusia, namun bukan bapa kekal. Kristuslah yang disebut Bapa Yang Kekal. 

Berarti Dia mempunyai kekekalan dan bersifat Ilahi; karena Dia adalah Allah sendiri, Pribadi Kedua dari Allah Tritunggal. Dia adalah Bapa Yang Kekal, Sumber Kekekalan yang mampu memberikan hidup kekal kepada manusia.


Kelima, Putra Raja Damai. “Di manakah perdamaian?  Seorang sekjen PBB pernah berkata, “Saya tidak melihat adanya pengharapan untuk mencapai perdamaian dunia, kecuali terjadi suatu kebangunan rohani yang besar di seluruh dunia.”


Agama, seks, kekayaan, dan kuasa merupakan penyebab peperangan di dunia sepanjang sejarah sampai sekarang, tanpa henti. Mungkinkah ini diselesaikan sehingga terwujud perdamaian dalam dunia? Jawabnya, “Mungkin, hanya di dalam Kristus!”


Bertobatlah dari kebanggaan beragama tanpa pertobatan. Bertobatlah dari dosa seks dan emosi yang tak dikendalikan Roh Kudus! Bertobatlah dari perebutan harta dan kuasa, yang membuatmu mengabaikan rencana Allah yang kekal! Bertobatlah dan kembalilah kepada Bayi Natal, Yesus Kristus!

Prayers For government officials to want to serve and be moved by mercy and various works of kindness such as, education, health Serve With Heart.


Jesus went around all the cities and villages teaching, preaching the Gospel of the Kingdom of Heaven as well as eliminating various diseases and infirmities.  And when He saw the crowds, His heart was moved with compassion for them.


 Reading and meditating on this word of God in our present context, my mind goes to the many missionaries or even Pope Francis himself who made many pastoral trips but I also remember the government officials who went around from place to place, speaking out and urging the public to comply with health protocols.  because we are still hit by the covid-19 outbreak in order to maintain health together.


 It seems that the ideals of the Kingdom of God proclaimed by Jesus were also echoed by government officials during their visits, making statements that were memorable, uplifting and encouraging to the people.  They are actually following the Master's invitation.  But apparently not all managed to do it like Jesus did.


 Then we ask, where did it go wrong?  This is the issue and key that distinguishes the two groups.  The Bible records it for us in this connection.  Go and proclaim, the Kingdom of Heaven is at hand.  Heal the sick, raise the dead, cleanse the lepers, cast out demons.  You have got it for free, so give it for free.


 The kingdom of God is a gift that we freely receive.  Wanting to receive this gift for free also contains the duty and obligation to give it to others free of charge, because the reward lies with Him who is the source of the Kingdom.


 This is what government officials cannot do because he has received everything from the state, from the taxes paid by the people but he will not give it away for free.  Why?  Because he still wants to take advantage for himself.  So we hear about social assistance for people in corrupt ministers.


 So, let us pray for our government officials, the rulers who regulate the common life, those who want to serve others to serve like Jesus, their hearts may be moved with compassion and seek actions that benefit many people in various works of kindness such as,  education, health, poverty and so on.  Hopefully they and all of us really want to work, serve for the glory of God and not for our own interests.

Our Blog

55 Cups
Average weekly coffee drank
9000 Lines
Average weekly lines of code
400 Customers
Average yearly happy clients

Our Team

Tim Malkovic
CEO
David Bell
Creative Designer
Eve Stinger
Sales Manager
Will Peters
Developer

Contact

Talk to us

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit. Dolores iusto fugit esse soluta quae debitis quibusdam harum voluptatem, maxime, aliquam sequi. Tempora ipsum magni unde velit corporis fuga, necessitatibus blanditiis.

Address:

9983 City name, Street name, 232 Apartment C

Work Time:

Monday - Friday from 9am to 5pm

Phone:

595 12 34 567

Search This Blog

Powered by Blogger.

informasi pendidikan

Apa Perbedaan Agama dan spiritualitas

Menurut pandangan saya, agama dan spiritualitas adalah dua konsep yang berbeda meskipun terkait erat. Agama adalah pengorganisasian gagasan-...