We Are Creative Design Agency

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit. Illum, fuga, consectetur sequi consequuntur nisi placeat ullam maiores perferendis. Quod, nihil reiciendis saepe optio libero minus et beatae ipsam reprehenderit sequi.

Find Out More Purchase Theme

Our Services

Lovely Design

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Praesent feugiat tellus eget libero pretium, sollicitudin feugiat libero.

Read More

Great Concept

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Praesent feugiat tellus eget libero pretium, sollicitudin feugiat libero.

Read More

Development

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Praesent feugiat tellus eget libero pretium, sollicitudin feugiat libero.

Read More

User Friendly

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Praesent feugiat tellus eget libero pretium, sollicitudin feugiat libero.

Read More

Recent Work

Sunday, 23 January 2022

SAMPAIKANLAH KABAR BAIK "Roh Tuhan ada Pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik ( Lukas 1 : 1-4; 4:14-21 )


Dewasa ini, kita dijejali dengan beribu-ribu informasi setiap harinya. Media sosial menjadi kendaraan yang tidak mengalami kemacetan dalam menyampaikannya. Dalam hitungan detik, segala jenis informasi baik yang positif maupun negatif dapat diakses oleh seluruh pengguna media sosial. 


Di tengah-tengah banjirnya informasi ini, apakah dunia masih mengabdi kepada kebenaran? Masihkah manusia dewasa ini mencari berita yang baik? Berita apa yang banyak diwartakan banyak orang dewasa ini? Apakah kabar baik atau kabar buruk?


kita mendengarkan pewartaan kabar gembira dari Yesus. Lukas sejak awal lnjilnya ingin membangun iman umat dalam komunitasnya. Tetapi tujuan itu dicapai bukan saja melalui pewartaan akan janji-janji Allah, melainkan oleh penggenapan janji-janji itu dalam Diri Yesus Kristus. 


Iman akan janji Allah dan pemenuhan janji ini, menjadikan orang kuat menjadi pemberita Firman. Keduanya, baik pengajaran maupun penggenapan atas ajaran ini terpenuhi secara sempurna dalam Diri Yesus.


Sesudah Yesus dituntun oleh Roh dan dicobai di padang gurun, Ia kembali ke kampung halaman-Nya. Kemenangan Yesus atas godaan hal-hal ekonomi, politis dan spiritual adalah karena Roh Kudus yang selalu mendampingi-Nya.


Di Sinagoga, Yesus melakukan hal yang sama saat Ia ditunjuk menjadi membacakan Alkitab. Yesus lalu membacanya, sesudah itu Ia mengajar mereka dan bagaimana reaksi pendengarnya? Mereka kagum akan pengajaran Yesus, karena kata-kata Yesus penuh dengan kuasa. Namun ironis karena latar belakang Yesus, mereka menolak-Nya. Kebaikan warta yang disampaikan Yesus seketika lenyap karena sesuatu yang hanya bungkusan belaka. 


Pesan penting untuk kita sekalian adalah. Pertama, Yesus penuh dengan Roh Kudus. Sejak lahir di Betlehem, saat menjalani masa kanak-kanak-Nya dan kemudian dibaptis hingga dicobai di padang gurun, Yesus penuh dengan Roh Kudus. 


Kedua, Yesus tampil sebagai Nabi. Yesus membawa rahmat dan warta pembebasan. Meskipun ditolak, Yesus terus mewartakan berita gembira kepada seluruh bangsa. Yesus membawa keselamatan bagi semua orang, terutama mereka yang miskin dan tertindas, hal itu nyata dalam tindakan-Nya. 


Ketiga, sebagai Guru, Yesus mengajar. Yesus menjelaskan kitab para Nabi dengan penuh wibawa dan bukan saja mengajarkan, melainkan apa yang diajarkan-Nya itu terpenuhi dalam Diri-Nya.


Mari kita memposisikan diri seperti Teofilus, orang yang menjadi representasi dari pengikut Yesus yang ingin hidupnya lebih dibangun dalam kuasa Roh Kudus. Mengapa?


Karena Roh Kudus menjamin isi pewartaan dan penggenapannya. Roh Kudus menjadi Penjamin Kabar Baik. Hal ini menjadi mungkin jika kita bisa kagum akan pengajaran Yesus, menerima dalam hati dan menghayatinya dalam hidup. 


Bila kita pernah ditolong oleh seorang dokter dari penyakit yang sulit disembuhkan, tentu kita akan dengan senang memberitahukan mengenai dokter itu kepada orang-orang dekat


Bagaimana dengan Dokter segala dokter, yang bukan hanya sanggup menyembuhkan sakit penyakit, tetapi juga masalah dosa ? Pernahkah kita memberitakan tentang Beliau kepada orang-orang terdekat ?


Kerinduan Lukas yang terdalam ialah orang lain boleh mengenal Injil dan percaya Yesus. Salah satu dari penekanan injilnya adalah tentang penyelamatan Yesus terhadap segala suku bangsa (2:10, "Kesukaan besar bagi seluruh bangsa")


Lukas menujukan Injilnya kepada Teofilus ("kekasih Allah"), seorang pejabat Romawi yang sedang mencari kebenaran atau mungkin sudah percaya  Kita disebut "Theofilie" ( bentuk jamak : Theofilus ). Para kekasih Allah


Lukas ingin meneguhkan iman Teofilus supaya tidak dibingungkan oleh berbagai berita simpang siur mengenai Yesus yang memang menarik, namun tidak semuanya benar dan dapat dipercaya


Lukas melakukan penyelidikan yang mendalam dan seksama terhadap berita-berita yang ada agar dapat menghasilkan tulisan yang benar. Sebagai seorang rekan kerja Paulus dan sudah bertemu dengan banyak saksi mata tentu tulisannya benar dan dapat dipercaya. 


Hal ini tak lepas dari pimpinan Roh Kudus yang memandunya. Dengan penulisan Injil, firman Tuhan tetap terpelihara kemurnian dan mudah diteruskan kepada segala suku bangsa dan generasi-generasi selanjutnya sehingga mereka boleh percaya kepada Yesus Kristus dan mendapatkan hidup yang kekal


Kita bersyukur, selain Lukas ada tiga lagi murid Tuhan yang menuliskan kisah sejati Sang Juruselamat manusia  Kisah yang bukan semata-mata tuturan manusia, tetapi juga dari tuntunan Roh Kudus adalah benar dan dapat dipercaya. 


Lukas kembali menarik perhatian kita dengan menyatakan bahwa Yesus berada di dalam pimpinan Roh saat Beliau mulai pelayanan-Nya (bdk. Luk. 3:22, 4:1)


Saat itu Yesus berada di Galilea dan mengajar di rumah-rumah ibadat. Yesus belum menghadapi oposisi dan ini bisa kita lihat dari sikap orang-orang yang menerima pengajaran-Nya, mereka memuji Dia (15).


Kalau kita perhatikan kisah-kisah selanjutnya, akan menemukan kisah Yesus yang menyembuhkan orang sakit, membangkitkan orang mati, mengusir roh-roh jahat, dan berkuasa atas alam semesta. 


Semua dampak dosa yang diderita manusia disingkirkan oleh Yesus Kristus melalui karya-Nya di kayu salib. Maka kita patut bersyukur dan memuji Allah karena Yesus Kristus datang bukan hanya untuk berkhotbah tentang manusia yang harus melepaskan diri dari dosa


Karena Beliau sendiri datang untuk membebaskan manusia dari dosa. Hanya, bersediakah kita mengakuiNya sebagai Mesias, Juruselamat kita dan memohon pengampunan-Nya?


"Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk  menyampaikan kabar baik* kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang." (Lukas 4:18-19)  


Siapapun pasti akan menunggu kabar baik. Bagi yang sakit tentu kabar baik dari dokter sangat menggembirakan bila sakitnya tidak berbahaya dan bisa disembuhkan. Bagi yang ingin punya anak tentu akan bahagia saat mendengar kabar baik tentang kehamilannya. Bagi yang ujian, tentu yang ditunggu adalah kabar kelulusannya. Bagi yang melamar pekerjaan pasti kabar diterima adalah kabar baik yang luar biasa. 


Begitu pula kehadiran Yesus ke dunia merupakan kegenapan nubuatan nabi Yesaya yang ditegaskan sendiri oleh Yesus : "Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya." (ayat 21 bd Yesaya 61:1-2). Misi kehadiran Yesus ke dunia adalah menyelamatkan manusia dari berbagai penderitaan akibat dosa. Terbebas dari penderitaan merupakan kabar baik yang dinantikan setiap orang dan hanya Yesuslah yang mampu melakukannya.


Saudaraku terkasih, sebagai umat Tuhan yang telah menerima kabar baik melalui Kristus Yesus, tentu memiliki tanggungjawab untuk mewartakan kabar baik itu kepada siapapun. Lalu bagaimana caranya?


  • Bagi kita yang sudah diperkaya harta bisa berbagi kepada mereka yang kekurangan. Bagi kita yang sudah diperkaya dengan iman, wajib menolong dan menguatkan mereka yang masih 'miskin' dan lemah dalam iman. 
  • Saat ini banyak orang yang hidupnya 'terpenjara' dan terindas dalam berbagai masalah. Kehadiran kita haruslah menjadi solusi untuk membebaskan mereka dari persoalan dan kesulitan hidupnya.
Mata hati kita yang sudah dicelikkan sehingga sudah tidak lagi buta dalam kasih seharusnya mampu melihat penderitaan banyak orang dan mampu menjadi berkat bagi mereka.



Wartakan bahwa tahun rahmat Tuhan sudah datang. Apapun persoalan yang kita hadapi, baik pandemi, berbagai krisis maupun pergumulan, Tuhan tetap memberikan rahmat-Nya kepada siapapun yang percaya kepada-Nya.



Banyak orang yang skeptis mempertanyakan keandalan dan keakuratan catatan Injil tentang Yesus. Lukas memberi tahu kita bahwa kisahnya benar-benar dapat dipercaya karena berasal dari saksi langsung (ay 2) yang mengenal Yesus secara pribadi, mendengar Dia mengajar, melihat mukjizat-Nya, dan menyaksikan kematian-Nya yang menebus di kayu salib dan kebangkitan-Nya dari kubur menuju kehidupan keabadian. St. Lukas memulai ceritanya dengan menyapa temannya, Theophilus, sebuah nama yang berarti "yang dikasihi Allah" (ay 3).


Dalam banyak kata yang Lukas ceritakan kepada temannya (dan kita juga), aku menulis kepada Anda kisah paling luar biasa yang pernah diketahui umat manusia - dan yang telah dijelaskan secara terbuka oleh banyak saksi dan pembawa pesan firman Tuhan pada banyak kesempatan. St. Lukas ingin agar sahabatnya dan semua orang yang membaca kisahnya untuk "mengetahui kebenaran" (ay 4) tentang Yesus dari Nazaret yang diutus dari Bapa di surga dan diurapi oleh Roh Kudus untuk membawakan kita kabar baik kerajaan dan kuasa Tuhan. St. Lukas memberi tahu kita bahwa Yesus berusia sekitar 30 tahun ketika Ia memulai pelayanan publik-Nya (Luk 3:23).


Tepat setelah Yesus dibaptis oleh Yohanes dan diurapi oleh Roh di Sungai Yordan (Luk 3:21-22), Ia menghabiskan 40 hari di padang gurun untuk mengabdikan diri-Nya pada doa dan puasa (Luk 4:1-13).  Di akhir masa persiapan dan ujian rohani ini, St. Lukas memberitahu kita bahwa Yesus "kembali dalam kuasa Roh ke tanah-Nya sendiri di Galilea" (Luk 4: 14). Tuhan Yesus memilih untuk memulai pelayanan publik-Nya di Galilea terlebih dahulu, daripada di Yerusalem, kota suci dan bait Allah. Ini merupakan penggenapan nubuat nabi Yesaya 9:1,2.



St. Lukas memberi tahu kita bahwa Yesus memilih untuk mengumumkan misi-Nya secara terbuka di sinagoga di Nazaret. Orang-orang di sana mengenal Yesus karena merupakan kebiasaan-Nya untuk menghadiri kebaktian Sabat mingguan secara teratur.  Yesus juga dikenal oleh banyak orang di Nazaret sebagai "tukang kayu" (Mrk 6:3) dan "anak Yusuf" (Luk 4:21). Ketika pemimpin sinagoga meminta Yesus untuk membaca dari kitab nabi Yesaya, Yesus memilih untuk membaca deskripsi Yesaya (ayat 1-2 dari pasal 61) tentang apa yang akan dilakukan Mesias ketika Dia datang untuk memulihkan kerajaan Allah bagi orang-orang Israel.


“Roh Tuhan ada padaku, karena dia telah mengurapi aku untuk memberitakan kabar baik kepada orang miskin. Dia telah mengutus aku untuk memberitakan pembebasan kepada tawanan dan pemulihan penglihatan kepada orang buta, untuk membebaskan mereka yang tertindas,  untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan" (Yes 61:1-2). Nabi Yesaya telah menubuatkan bahwa Mesias akan diutus oleh Allah dan diurapi dalam kuasa Roh Kudus untuk memberitakan "kabar baik" dan membawa kesembuhan, berkat, dan kebebasan bagi semua orang yang tertindas (lihat Yes 61:1-2).


Tuhan Yesus membangkitkan harapan mereka dalam janji-janji Allah ketika Dia mengumumkan bahwa firman ini sekarang sedang digenapi dalam diri-Nya sendiri. St. Lukas memberi tahu kita bahwa orang-orang Nazaret berbicara baik tentang Dia dan menerima "perkataan penuh kasih"-Nya dengan takjub dan heran.  Tetapi mereka juga secara terbuka mempertanyakan bagaimana "anak Yusuf" akan memenuhi misi Mesianik ini (Luk 4: 21). 


Tuhan Yesus menantang mereka untuk memercayai firman Allah yang telah diucapkan melalui para nabi dan firman yang sekarang Ia ucapkan dalam nama Allah melalui kuasa Roh Kudus. Tuhan Yesus memperbarui dan menguatkan kita dalam iman, harapan, dan kasih. Tuhan Yesus mengucapkan kata yang sama kepada kita masing-masing hari ini - Dia datang untuk membawa kita kesembuhan dan pemulihan, pengampunan dan kebebasan dari penindasan dosa, keputusasaan, keputusasaan, dan kehancuran. 


Apakah Anda memercayai firman-Nya dengan iman dan kepercayaan yang penuh harap, atau dengan keraguan dan ketidakpedulian? Tuhan tidak akan menolak untuk mencurahkan Roh-Nya kepada semua orang yang percaya kepada-Nya. Mintalah Tuhan Yesus untuk memperbaharui dalam diri Anda sukacita Injil dan kebebasan untuk hidup setiap hari dengan iman yang percaya, harapan yang penuh sukacita, dan kasih yang sungguh-sungguh. "Tuhan Yesus, Engkau adalah pemenuhan semua harapan dan impian kami. Melalui karunia Roh Kudus-Mu, Engkau membawakan kami kebenaran, kebebasan, dan kehidupan yang berkelimpahan. 



Luk 1:1 Teofilus yang mulia, Banyak orang telah berusaha menyusun suatu berita tentang peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di antara kita,


Luk 1:2 seperti yang disampaikan kepada kita oleh mereka, yang dari semula adalah saksi mata dan pelayan Firman.


Luk 1:3 Karena itu, setelah aku menyelidiki segala peristiwa itu dengan seksama dari asal mulanya, aku mengambil keputusan untuk membukukannya dengan teratur bagimu,


Luk 1:4 supaya engkau dapat mengetahui, bahwa segala sesuatu yang diajarkan kepadamu sungguh benar.


Luk 4:14 Dalam kuasa Roh kembalilah Yesus ke Galilea. Dan tersiarlah kabar tentang Dia di seluruh daerah itu.


Luk 4:15 Sementara itu Ia mengajar di rumah-rumah ibadat di situ dan semua orang memuji Dia.


Luk 4:16 Ia datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab.


Luk 4:17 Kepada-Nya diberikan kitab nabi Yesaya dan setelah dibuka-Nya, Ia menemukan nas, di mana ada tertulis:


Luk 4:18 "Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku


Luk 4:19 untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang."


Luk 4:20 Kemudian Ia menutup kitab itu, memberikannya kembali kepada pejabat, lalu duduk; dan mata semua orang dalam rumah ibadat itu tertuju kepada-Nya.


Luk 4:21 Lalu Ia memulai mengajar mereka, kata-Nya: "Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu . Tergenapi saat kami mendengarnya. 


Lukas 1:1-4

Teofilus yang mulia, Banyak orang telah berusaha menyusun suatu berita tentang peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di antara kita,

seperti yang disampaikan kepada kita oleh mereka, yang dari semula adalah saksi mata dan pelayan Firman. 

Karena itu, setelah aku menyelidiki segala peristiwa itu dengan seksama dari asal mulanya, aku mengambil keputusan untuk membukukannya dengan teratur bagimu,

supaya engkau dapat mengetahui, bahwa segala sesuatu yang diajarkan kepadamu sungguh benar. 


Lukas 4:14-21  Dalam kuasa Roh kembalilah Yesus ke Galilea. Dan tersiarlah kabar tentang Dia di seluruh daerah itu. 

Sementara itu Ia mengajar di rumah-rumah ibadat di situ dan semua orang memuji Dia. 

Ia datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab.

Kepada-Nya diberikan kitab nabi Yesaya dan setelah dibuka-Nya, Ia menemukan nas, di mana ada tertulis: 

"Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku

untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang."

Kemudian Ia menutup kitab itu, memberikannya kembali kepada pejabat, lalu duduk; dan mata semua orang dalam rumah ibadat itu tertuju kepada-Nya.

Lalu Ia memulai mengajar mereka, kata-Nya: "Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya."


1.  Kita Semua adalah Teofilus:

Dengan "menyelidiki semuanya secara akurat" Lukas telah berbicara sebagai seorang saksi mata. Dia memberikan  sebuah kronologis dari kisah terbesar dalam sejarah. Lukas menanggapi keinginan terbesar Teofilus (dalam bahasa Latin: Kekasih Allah) untuk menemukan kekayaan dari hidup dan ajaran Yesus. 


Berkat fokus tunggal Lukas pada hasrat "Kekasih Tuhan" ini, gereja telah dikaruniai mahakarya berwujud Injil Lukas dan Kitab Kisah Para Rasul. Tanpa Lukas, kita tidak akan memiliki pengetahuan tentang Kabar Gembira,  kisah Anak yang Hilang, atau penampakan Tuhan kita dalam pemecahan roti di jalan menuju Emaus. 


Kita tidak akan memiliki bukti yang menguatkan tentang mukjizat dan kisah Sengsara yang diceritakan kepada kita oleh para penulis Injil sinoptik lainnya, dan pemahaman tambahan tentang darah keringat Kristus atau olok-olok dua pencuri.


2. Dari Fajar hingga Tengah Hari:

Orang-orang Yahudi tahu hukum mereka, mereka tahu adat istiadat mereka, dan mereka mengerti dari mana mereka berasal. Setiap pagi selalu diisi dengan mendengarkan Taurat yang dibacakan dengan seksama. Mereka dengan tekun melakukan hal itu.  Sementara itu kita akan gundah dan selalu melihat arloji kita jika satu jam telah berlalu dalam ibadah minggu kita.  Berbeda jauh dengan mereka.


 Umat Pilihan tahu di dalam hati mereka bahwa mereka perlu dibimbing. Mereka butuh pembacaan Firman Tuhan.  Kita harusnya seperti mereka. Hidup kita perlu diingatkan bahwa apa yang kita dengar lebih dari sekedar instruksi manual; itu benar-benar Kabar Baik dari Tuhan Allah, pencipta Langit dan bumi. Dan Dia telah memilih manusia untuk menjadi ciptaan-Nya yang tertinggi, sehingga manusia dapat hidup selaras dengan Firman dan Rencana-Nya.


3. Diurapi:

Yesaya telah bernubuat tentang Mesias.   Mesias yang dijanjikan telah datang dan Dia menggenapi nubuat Yesaya ini. Kita yang hina karena dosa memiliki kelimpahan; Perjamuan Kudus selalu menopang kita. Kita yang menjadi tawanan dosa dan kehancuran telah bebas; Ia selalu menarik kita kepada diri-Nya. Kita yang buta secara rohani telah diberikan penglihatan,  diurapi dalam Baptisan, kita hidup sebagai satu tubuh dalam terang Kristus. Dan kita yang ditindas oleh si jahat memiliki kepastian bahwa dia telah dikalahkan, dan kita telah dibebaskan, melalui tindakan cinta tertinggi, cinta dari salib. Dengan berkat yang melimpah kita siap diutus untuk melakukan kehendak-Nya. 


1. Dari nats ini Tuhan Yesus memberikan contoh  dari kehidupanNya dan memaparkan yang menjadi  tugas dan tanggungjawab setiap orang percaya dan yang menjadi pengikutNya yaitu :

• Memberitakan kabar baik kepada orang miskin.

• Memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan.

• Mencelikkan mata mata orang buta.

• Membebaskan dan memberitakan tahun rahmat Tuhan bagi orang tertindas.

Inti semua tugas dan tanggungjawab ini bahwa semua orang percaya dalam segala waktu dan tempat adalah untuk menyelamatkan dan menghidupkan orang lain bukan hanya  dirinya sendiri.


2. Jika Tuhan memberikan tugas dan tanggungjawab ini, menunjukkan bahwa Tuhan :

• Mempercayai dan menghargai kita bahwa kita dapat menjadi teman sekerjaNya 

• Memampukan dan menguatkan kita untuk melakukan rencana dan kehendakNya.

• Mempersiapkan dan memberikan segala yang kita butuhkan untuk melaksanakan tugas dan tanggungjawab.


3. Bagaimanakah dan apakah yang harus kita lakukan agar benar melakukan tugas dan tanggungjawab itu. Firman Tuhan sangat jelas menyatakan yaitu : 

• Tetap berpegang kepada Firman Tuhan.

Firman Tuhan mengatakan : Kepada-Nya diberikan kitab nabi Yesaya dan setelah dibuka-Nya, Ia menemukan nas, di mana ada tertulis ( ayat 17 ). Ini menunjukkan bahwa Tuhan Yesus sendiri selalu menggunakan Firman Tuhan menjadi pedoman, pegangan dan dasar pelayananNya. Maka kita juga harus menjadikan Firman Tuhan pegangan untuk melakukan tugas pelayanan.

• Mau dipimpin dan dibimbing oleh Roh Tuhan.

Firman Tuhan mengatakan : Dalam kuasa Roh kembalilah Yesus ke Galilea ( ayat 14 ). Walaupun Tuhan Yesus punya kuasa dan kemampuan untuk melakukan tugasnya tanpa pertolongan dan bantuan orang lain, namun Dia tetap mau dibimbing dan dipimpin oleh kuasa Roh Tuhan. Hal ini menjadi teladan agar kita jangan hanya mengandalkan kemampuan kita. Kita harus menyadari bahwa kita punya kelemahan dan kekurangan. Hanya dengan bimbingan dan pertolongan Roh Tuhan kita dapat berbuat yang terbaik.

Saturday, 22 January 2022

"HAVING A BLESSED LIFE IN CHRIST"


 Ordinary people often feel that life is hard, often lose ourselves, as Christians, we all desire to live God's life to live who we really are.


 When it comes to who I really am, who am I? I can answer that it is the husband in the family and the father of the children.  Is this the real me?  It's just a family relationship.  Everyone, from birth to adulthood, is determined and evaluated by the external environment, so that the only self that is known is me in the eyes of others.  The pursuit of knowing oneself is one of the goals of long-term growth.  In twists and turns, each of us is looking for a way of life, hoping to live a more meaningful life.


 Truly, this way of life, from the beginning, middle to the end, it is all written about Jesus;  That is not important.  It is important that we know who God is, that he is who I am, that he is always with us.  and most importantly we know that each of us is unique, created by His Love.  Indeed, each of us is the glory of the creator, that each of us has different characteristics and gifts of life, which are loved and used by God, I really thank God.


God created man in His image, making us Christians His "chosen vessels".  I don't think God created me as one of his tools, like a hammer for nails.  The Lord said of Paul, "This man is My chosen vessel. (Acts 9:15) Paul was chosen to be the vessel of Christ who dwells forever.


Yes, God created me to be a unique individual, a vessel with a unique quality of life.  When I look back and see where I came from, I find that I have cocooned into a plate and found the root "I"!  Our true identity is God's chosen vessel with a unique quality of life, from eternity to eternity.  He created me to know Him, to experience the renewal of my life, to live His life, and to know that His love will always be with me.


 The Apostle Paul said: "It is no longer I who live, but Christ who lives in me."  God created me for Christ to live in us as our subjective experience of life.  Christ, Christ, the great and transcendent God, who is both God and man, is comprehensive;  He created the universe, became flesh, was crucified, died for the sins of all mankind, and rose from the dead to become a life-giving Spirit.


 Christ is the life of our spirit, not by what we see with our eyes, but by what is in our hearts, answering the call of Jesus Christ.  When we open our hearts, when we feel the presence of God's Holy Spirit in our deepest hearts, He enters into us to renew life.  Since then I have a new me that I never had in my life before.


 I really feel that all hope is here, embrace Jesus with all my heart, let Him grow in me day by day, and let the new me grow.  Therefore, knowing yourself means being at one with the universe and the vast world that God created, knowing Jesus Christ who came to me in the Bible, and letting God continue to come into my life.  


The process of self-knowledge is a constant process of "communicating" with Jesus, communicating with one another and becoming one.  God is my most important spiritual partner, and He is by our side.  He leads me and accompanies me on the path of eternal life full of grace and truth.


 When we live wholeheartedly in the love of Christ and obey the leading of the Holy Spirit, we share in God's divinity and holy life.  Then gradually we will live His image, will take the initiative to use the various gifts given by God, make good use of our personality and experience, take the initiative to serve God, and let go of the old self-burden, become gentle, calm, obedient,  joy, and live for the cause of faith.  Life is full of abundance and power.


 As children of God, all of us Christians want to live out our unique contribution.  In fact, God lives in us, He renews us with His life, love, light, holiness, and truth to make us more like Him.  God is Love, and what we live is Love;  God is light, and we will radiate light like Him;  God is holy, and what we do will lead to holiness;  and God is just, we must strive to be righteous in all our conduct.


 It is a great joy that Christ came into us

 heart of a Christian, may we not only experience the joy of being born again, but always have the feeling of being born again, and let Christ be our life forever and achieve the goal of our faith.  I think this is the greatest meaning in my life.

"YOUR CIRCLE OF LIFE DETERMINES YOUR LIFE!"


What kind of people will you take. Poker buddies will only encourage you to play poker, drinking buddies will only encourage you to get drunk, and reliable people will influence how you progress.  People's greatest fortune is not making money or winning the lottery.  This is someone who can encourage you, guide you, and help you.  The so-called noble people are not those who directly benefit you.  This is someone who broadens your horizons and gives you positive energy.


 Who you are with in real life is important, it can even change the trajectory of your life and determine your success or failure.  With diligent people you will not be lazy;  with positive people you will not be depressed;  with wise men you will be great;  with high level people you will reach the top.


 Scientists study that: "Humans are the only creatures that can receive cues."

Positive hints will have a good impact on the emotional and physiological state of people, stimulate people's inner potential, exert their extraordinary levels, make people enterprising and inspiring.  Stay away from negative people, otherwise they will unknowingly steal your dreams and make you decadent and mediocre.  Attitude determines everything.  What kind of attitude, what kind of future;  and what kind of character, what kind of life..


 Some people say that there are three lucky things in life: "Meeting a good teacher at school, meeting a good teacher at work, and meeting a good partner when starting a family".  Sometimes their sweet smile and warm greeting can make your life different and radiant.


 The most unfortunate thing in life is that your life becomes mediocre and is hindered by the lack of aggressive people around you, lack of visionary people.  As the saying goes, it doesn't matter who you are, what matters is who you are with.


 At first you are very nice, but because the negative people around you influence you, you have no upward pressure and lose motivation to move forward, becoming vulgar and mediocre.  If you want to be smart, you have to be with smart people, and you will become wiser;  If you want to be excellent, you have to be with excellent people, and you will excel.  Reading good books and making friends with great people are two great blessings in life.


 A person's status is determined by the quality friends around him.  The more quality friends you have, the more valuable you are and the more helpful you are in your career.  Quality friends are irreplaceable treasures in your life.  Because of their help and encouragement, you will become invincible and move on.


 The secret of life is getting along with people and walking hand in hand.  The beauty of life is to give roses and leave the fragrance that lingers on you.  This is life.  If you want to be with smart people, you have to be smart;  if you want to be with those who are excellent, you have to be excellent.


 If you are good at finding other people's strengths and turning them into your own strengths, you will become a smart person;  If you are good at seizing life's opportunities and turning them into your own, you will become an extraordinary person.  Be as passionate about the success of others as you are about your own.  Study the best people, do the best.  Borrowing people's wisdom for self-accomplishment, this is the path to success.

"TO BE A HUMAN YOU DON'T NEED EVERYONE TO LIKE IT"


To be human, you don't need everyone to like you.  After all, it's hard to talk to everyone, and it's hard to please everyone.


No matter how good you are, some people will underestimate you.  No matter how right you are, keep people talking, and no matter how generous you are, some people will turn a blind eye.

 What other people say about you is far from who you really are.  You look like your real self in other people's eyes.  People who don't like you see you as a thorn in their eyes, while those who like you see you as their heart!


 No one is perfect, no thing is perfect, this is how people are, they will always be haunted by gossip, and they will always be reckoned with by unscrupulous criminals.  Since you can't please everyone, treat yourself well;  Don't lose your original personality to others.


 You are good or not, you know it;  you are right or not, and you have no guilt in your heart.No matter what other people say about you, gossip, shut your ears, so comments people talk, don't take it to heart, be yourself, and don't ask anything.


 No matter how good you are, some people will hate you;  no matter how right you are, some people will doubt you.  We can't stop other people's mouths, but we can do well with our own people.  


benevolent, not evil;  sincere, not hypocritical;  dutiful, not cunning;  generous, not holding grudges;  as long as you are of good character, you will not be afraid of other people's comments.  Remember: the human heart is unpredictable, in the eyes of a bad person, your kindness is a disguise.  In the hearts of complex people, your simplicity is an act.


 Some people envy you for your excellence, some hate you for your success, and some people slander you for your happiness.  Actually, sometimes it's not because you're bad, it's therapy because other people can't see your good!  So, why care about other people?  No matter how good you are, you can't please people who hate you.  People who like you, no matter how bad you are, still like you;  people who care about you, no matter how ordinary you are, will accompany you.


 To be a human, you don't really need everyone to like you, as long as you don't do things that go against your conscience, as long as you don't become cruel and cunning, you are open and honest, and you do your duty, your good self.  will be known, and your goodness will be seen!

Yesus Dikatakan Tidak Waras Lagi (Markus 3:20-21)Waktu kaum keluarga-Nya mendengar hal itu, mereka datang hendak mengambil Dia, sebab kata mereka, “Ia tidak waras lagi.”


Kesibukan Yesus dalam mengajar dan menyembuhkan orang sakit membuat kaum keluarga-Nya turut bersuara miring.Dia dianggap sebagai orang yang tidak waras lagi oleh mereka.


Dalam kehidupan,Pikiran yang negatif akan menghasilkan hal-hal negatif.Apa yang dipikirkan oleh kaum keluarga-Nya Yesus bersifat negatif.Akibatnya mereka tidak menerima Dia dan malahan menganggap-Nya tidak waras lagi.Dengan gaya demikian, rahmat keselamatan ilahi yang di bawakan oleh Yesus tidak bisa tersalurkan dengan baik.


Apalagi sering kita temui orang-orangyang cenderung berpikir negatif tentang orang lain,dengan begitu apa yang orang lain kerjakan,dimatanya selalu tidak benar,orang akan merasa dirinya yang paling benar,paling hebat dan tidak suka melihat orang lain lebih menonjol daripadanya.


Maka marilah kita semua meninggalkan pikiran-pikiran negatif pada semua orang dan memperbaiki diri utk berani berbenah diri dalam berpikir negatif dan dalam cara hidup kita untuk bisa berpikir positif,agar kita bisa menjadi pewarta  kebenaran Tuhan dalam hidup kita sehari-hari.


 Perbuatan baik tidak selamanya menuai pujian dan diterima, kadang kala yang terjadi sebaliknya. Perbuatan baik menimbulkan perbantahan, kecurigaan, kecemburuan bahkan kebencian terhadap pelakunya. Ironisnya lagi, respon negatif bukan saja datang dari orang yang tidak simpatik tetapi justru datang dari orang-orang dekatnya.


Hal ini terjadi juga pada diri Yesus. Segala pengajaran dan mujizat-Nya selain mengundang kekaguman banyak orang, juga melahirkan cibir dan kecurigaan. Ada orang yang menganggap-Nya tidak waras bahkan ahli-ahli Taurat mengatakan, Ia kerasukan Beelzebul. Dengan penguluh setan, Ia mengusir setan.


Yesus adalah pribadi yang memiliki integritas yang kuat. Ia berbuat baik kepada siapapun bukan terdorong oleh harapan akan pujian dan sanjungan. Yesus tidak haus pujian, Ia hanya melaksanakan titah Bapa-Nya. Karena itu, Ia sungguh-sungguh ikhlas melakukan kebaikan-kebaikan. Bahkan dianggap tidak waras, Yesus tidak menyerah. Yesus tetap mewartakan kabar sukacita perihal Kerajaan Allah.


Kita pun mungkin mengalami hal yang sama saat melakukan kebaikan, ada orang yang tidak simpatik dan merasa jijik. Putus asa dan menyerahkah kita? Semoga kita tetap tabah dan semangat dalam melakukan kebaikan. Mari kita mencari Tuhan bukan pujian manusia. Dan semoga kita mengalami keajaiban Tuhan karena kita beriman penuh dan rindu akan kehadiran-Nya dalam setiap peristiwa hidup kita. 


Ketika orang berubah menjadi lebih baik. Hidup dalam kebenaran dan kekudusan bagi orang-orang dunia adalah sesuatu yang aneh bahkan dianggap edan (gila-ngak normal). Maka ada pepatah mengatakan bahwa :"Jaman iki jaman edan, ora edan ora keduman" (Jaman sekarang adalah jaman gila kalau tidak gila tidak kebagian).


Hal ini terjadi pula dalam diri Tuhan Yesus ketika Ia menyampaikan kebenaran tentang Kerajaan Surga dengan membuat banyak mukjizat dan dianggap melanggar norma-norma aturan masyarakat pada waktu itu, Ia dianggap tidak waras. Dan yang menganggap tidak waras justru dari kaum keluarga-Nya sendiri (Markus 3:20-21).


Namun bagaimanapun juga Tuhan Yesus tidak peduli anggapan orang lain yang mengganggap-Nya tidak waras. Ia tetap melakukan kehendak Bapa-Nya di Surga untuk menghadirkan Kerajaan Allah di dunia ini yang tujuannya adalah untuk menyelamatkan seluruh umat manusia dari kebinasaan kekal.


Bagaimana dengan kita, apakah kita tetap setia dalam panggilan perutusan kita dalam mewartakan Kerajaan Allah, meskipun mendapat tantangan dari orang-orang di sekitar kita, termasuk keluarga kita.


Mari kita belajar berkata seperti Tuhan Yesus :"Makanan-Ku adalah melakukan kehendak Bapa, untuk itulah Aku diutus dan Aku akan menyelesaikan-Nya"


Untuk itu mari kita mohon karunia kesetiaan dan keterbukaan serta Roh Keperkasaan agar kita dapat menghadapi setiap tantangan dan tekanan dalam hidup kita dalam mewartakan Kerajaan Allah sehingga semua orang diselamatkan dan masuk dalam kebahagiaan abadi di Surga.


Markus 3:20-21.  Waktu kaum keluarga-Nya mendengar hal itu, mereka datang hendak mengambil Dia, sebab kata mereka, “Ia tidak waras lagi.” Anggota keluarga sekiranya menjadi aktor pendukung terbaik dalam hidup kita. Mereka ada saat kita berkesusahan. 


Mereka ikut senang saat kita sukses dan mendapatkan banyak rejeki. Ya, kerap kali sulit dipahami ketika ada ada anggota keluarga kita malah menjadi penghalang dalam hidup kita. Contohnya, mereka senang ketika kita bersedih. Mereka juga iri, kecewa, dan marah ketika kita sukses dalam hidup. 


Kaum keluarga Tuhan Yesus menilai-Nya sebagai orang yang tak waras. Penilaian ini pada satu sisi menunjukkan ketidakmengertian mereka pada identitas dan misi Tuhan Yesus. Mereka hanya melihat Tuhan Yesus sebagai bagian dari hidup mereka. 


Pada sisi lain, penilaian itu juga menunjukkan bahwa anggota keluarga kadang kali menjadi penghalang terbesar dalam hidup, di mana mereka mempunyai pikiran negatif terhadap apa yang terjadi dengan popularitas, kuasa, dan pengaruh Tuhan Yesus. Oleh karena itu, kita diundang dan diharapkan menjadi seorang yang ikut mendukung anggota keluarga kita, baik itu dalam situasi susah maupun gembira. 


Apakah ukuran kewarasan bagi seseorang ? 

Apa karena bersikap yang biasa dan normal-normal saja ? Apa karena mengenakan baju dengan benar ? Atau karena bisa berpikir dengan logika yang benar? Adakah ukuran yang pasti ?


Mungkin kalau kita bertanya-tanya terus-menerus tidak akan pernah sampai pada kesimpulan batas kewarasan dan ketidak warasan seseorang


Bagaimana tidak, keluarga Yesus menganggap Yesus sudah tidak waras lagi. Bukankah ini sebuah pernyataan yang keras.


Kaum keluarga Yesus hanya mendengar bahwa kedatanganNya ke sebuah rumah telah membuat rumah tersebut penuh sesak dengan orang-orang. Bahkan, untuk makan saja tidak dapat dilakukan. 


Tanpa alasan yang jelas, kaum keluarga Yesus menganggap kedatangan kerumunan orang ini sebagai akibat dari “ketidak warasan” Yesus, maka mereka berniat mengambil-Nya. Beruntung bahwa Yesus tidak digambarkan marah ketika dikatakan tidak waras oleh kaum keluarga-Nya 


Kalau boleh menarik sebuah analisis sederhana tentang apa yang telah terjadi di rumah tempat Yesus hadir, Beliau sedang mengajar


Kerumunan orang yang datang rupa-rupanya karena magnet “ketidak warasan” Yesus dalam ajaran-Nya. Beliau memang selalu membawa atmosfer yang mampu menarik banyak orang untuk mendengarkan, saat Beliau mengajar


Apa yang diajarkan Yesus kebanyakan memang sering bertentangan dengan hukum Taurat, tetapi maksud sebenarnya adalah untuk menggenapi hukum Taurat


Bagaimana dengan kita, apakah  sudah berani bersikap seperti Yesus ? Meskipun dikatakan tidak waras, tetapi tetap mewartakan Sabda Tuhan melalui sikap hidup ditengah masyarakat


Semoga “ketidak warasan” yang kita lakukan menginsipirasi lebih banyak orang untuk berbuat baik. Untuk berbagi dan berbuah bagi semua orang

Friday, 21 January 2022

Yesus memilih dan menetapkan dua belas orang untuk bersama-Nya memberitakan Injil. dan untuk menerima dari Dia kuasa mengusir setan. Markus, 3:13-19

              Panggilan Adalah Anugerah Markus, 3:13-19


Setiap kita pernah menjadi seorang murid dan mungkin saat ini di antara kita masih ada yang menjadi seorang murid. Setiap orang Kristiani dipanggil untuk menjadi seorang murid, namun hanya sedikit yang dipilih untuk mengerjakan tugas dari Sang Guru.


Markus mencatat bahwa Yesus naik keatas bukit dan di sanalah Ia memanggil orang-orang yang dikehendaki-Nya. Yesus memilih dan menetapkan dua belas orang untuk bersama-Nya memberitakan Injil. Jumlah dua belas murid tergolong sedikit. Pemilihan ini adalah anugerah dan hak istimewa yang Yesus berikan kepada mereka. 

 

Selain dipanggil, mereka juga diutus Yesus untuk memberitakan Injil dan dilengkapi dengan kuasa untuk mengusir setan. Di sini kita melihat Yesus memberikan kuasa yang sama saat diri-Nya mengusir roh-roh jahat. Ini merupakan karunia istimewa yang Tuhan berikan kepada murid-murid-Nya.


Markus 3:13-19  Kemudian naiklah Yesus ke atas bukit. Ia memanggil orang-orang yang dikehendaki-Nya dan mereka pun datang kepada-Nya. Ia menetapkan dua belas orang untuk menyertai Dia dan untuk diutus-Nya memberitakan Injil  dan diberi-Nya kuasa untuk mengusir setan. 


Kedua belas orang yang ditetapkan-Nya itu ialah: Simon, yang diberi-Nya nama Petrus, 

Yakobus anak Zebedeus, dan Yohanes saudara Yakobus, yang keduanya diberi-Nya nama Boanerges, yang berarti anak-anak guruh,


selanjutnya Andreas, Filipus, Bartolomeus, Matius, Tomas, Yakobus anak Alfeus, Tadeus, Simon orang Zelot,  dan Yudas Iskariot, yang mengkhianati Dia.


Dulu ketika saya memutuskan untuk belajar ilmu Ketuhanan (Theologi), saya mempunyai tujuan dan harapan supaya dapat lebih mengenal siapa itu Allah, Yesus, dan bunda Maria.. Sebab saya menyadari, memang saya sangat kurang mengerti tentang hal itu..


Yesus memilih 12 orang untuk dijadikan rasul Nya.. Yesus memilih 12 rasul tidak berdasarkan pekerjaan, suku, atau kelompok tertentu saja, tapi Dia memilih dari orang yang mempunyai latar belakang berbeda-beda, ada yang sebelumnya sebagai nelayan, pemungut cukai, dan lain-lain..


 Hal itu menunjukkan bahwa setiap orang memiliki kesempatan yang sama.. Setiap orang Kristiani harus siap dipilih, entah dia seorang seniman, guru, satpam, pegawai negeri, buruh pabrik, semua mempunyai kesempatan yang sama.. Dan bagi kita yang merasa dipilih, harus merespons dengan datang kepada Nya.. Merespons dan datang kepada Nya adalah bukti keseriusan kita dalam menanggapi pilihan Nya.. Dan itu benar-benar terjadi pada diri saya.. Ketika saya memutuskan untuk belajar ilmu Theologi, pada saat itulah Tuhan memilih saya.. Dia menginginkan, agar saya menjadi rasul Nya, menjadi rekan kerja Nya dalam mewartakan kabar suka cita..


Mereka yang dipilih Yesus menjadi murid-Nya sama sekali tidak memiliki kriteria yang menonjol. Ada yang berprofesi sebagai nelayan, pemungut cukai dan orang biasa. Yesus memanggil mereka untuk menjadi rasul bukan berdasarkan kekuatan, kepintaran dan kehebatan mereka. Mereka dipanggil menjadi rasul itu karena anugerah. Meski demikian, mereka taat mengikuti Yesus.


Ketika kita dipanggil menjadi murid Kristus, maka panggilan itu adalah sebuah anugerah, pemberian cuma-cuma. Ini bukan karena kita pandai berteologi, ahli Alkitab dan melakukan perbuatan baik. Siapakah kita sehingga Tuhan panggil menjadi murid-Nya untuk melayani dan memberitakan Injil? Hargailah setiap panggilan yang Tuhan anugerahkan kepada kita, sebagai orangtua maupun profesional tertentu. Sudahkah kita memberikan bukti bahwa Allah itu baik melalui karya kita? Ingatlah Gereja sekarang ini dibangun dari kebaikan dan keberanian para rasul dalam hidup mereka.


Yesus tidak hanya menjalankan panggilan hidup-Nya sebagai penyelamat tetapi Ia membaruinya. Semoga hari ini kita tidak membiarkan kesempatan pembaharuan terlewatkan. Mulailah setiap pekerjaan dengan doa dan berikan yang terbaik kepada Tuhan melalui pekerjaan kita.


Yesus memanggil orang-orang yang dikehendaki-Nya untuk menyertai Dia."


Ia memanggil orang-orang yang dikehendaki-Nya dan mereka pun datang kepada-Nya. Ia menetapkan dua belas orang untuk menyertai Dia, untuk diutus-Nya memberitakan Injil, dan untuk menerima dari Dia kuasa mengusir setan. Kedua belas orang yang ditetapkan-Nya itu ialah: Simon, yang diberi-Nya nama Petrus, Yakobus anak Zebedeus dan Yohanes saudaranya, yang keduanya Ia beri nama Boanerges, yang berarti anak-anak guruh; selanjutnya Andreas, Filipus, Bartolomeus, Matius, Tomas, Yakobus anak Alfeus, Tadeus, Simon orang Zelot, dan Yudas Iskariot yang mengkhianati Dia.


Kita menyebut diri kita sebagai pengikut Tuhan Yesus. Hal ini sesuai dengan sejarah panggilan Tuhan untuk para murid. Para murid dipanggil untuk mengikuti Dia, mewartakan Injil dan mengalahkan kuasa jahat. Ssbagai pengikut Tuhan Yesus, kita juga dipanggil untuk menyebarkan Injil khabsr sukacita dan mengalahkan segala kuasa jahat dalam hati kita dan di lingkungan hidup kita. Kuasa itu sudah kita terima sejak kita mengimani Tuhan dan diteguhkan waktu menerima sakramen  baptis dan krisma.  Semoga kita bahagia menjadi pengikut Tuhan Yesus. 


Menjadi murid Yesus bukan pilihan pribadi. Dikatakan dalam Injil Markus 3:13-19 bahwa Ia memanggil orang-orang yang dikehendaki-Nya dan merekapun datang kepada-Nya. Ia menetapkan dua belas orang untuk menyertai Dia dan diutus-Nya memberitakan Injil dan diberi-Nya kuasa untuk mengusir setan. Jadi menjadi murid Yesus adalah inisiatip panggilan dari Yesus sendiri.


Tentu setelah dipanggil perlu dibina dengan mengikuti Yesus, agar melihat dan diharapkan melakukan sama seperti Yesus. Setelah itu baru ditetapkan secara resmi menjadi murid-Nya. Artinya harus melalui proses yang tidak mudah.


Ketika kita dipilih menjadi murid-Nya adalah sebuah anugerah karena kita sama seperti para murid perdana yang penuh dengan kelemahan dan kekurangan dan Tuhan Yesus tahu hal itu. Dia hanya ingin para murid (termasuk kita) menanggapi panggilan-Nya dan dibentuk oleh-Nya.


Setelah dipilih dan dididik menjadi murid, maka perlu dipraktekan dengan diutus untuk memberitakan Injil. Dan setiap perutusan pasti Tuhan Yesus membekali dengan kuasa.


Kuasa yang disebutkan yaitu mengusir setan karena setan tugasnya menggoda dan berusaha menggagalkan pemberitaan Injil, yang tujuannya menyelamatkan manusia dari kebinasaan kekal yang disebabkan oleh setan.


Tuhan menyebut ke dua belasnya murid-Nya dengan nama masing. Demikian juga Tuhan telah memanggil kita dengan nama kita masing-masing. Kapan itu terjadi? Ketika kita menerima rahmat Sakramen Baptis dimana kita memulai kehidupan baru dan diberi nama Baptis di depan nama kita. Dengan harapan kita bisa meneladan iman nama Baptis kita yang telah berhasil mewartakan iman akan Tuhan Yesus dan telah mendahului kita di Surga.


Namun hati- hati, tidak semua murid yang dipanggil itu setia akan panggilannya, bahkan ada yang mengkianati-Nya dan meninggalkan panggilannya, seprti Yudas Iskariot.


Semoga kita jangan seperti Yudas Iskariot. Kita perlu memohon rahmat kesetiaan untuk tetap setia pada panggilan hidup kita, yaitu mewartakan Injil melalui perkataan, sikap dan perbuatan kita. Sehingga kita layak disebut menjadi murid Yesus.


Menjadi murid Yesus bukan pilihan pribadi. Dikatakan dalam Injil Markus 3:13-19 bahwa Ia memanggil orang-orang yang dikehendaki-Nya dan merekapun datang kepada-Nya. Ia menetapkan dua belas orang untuk menyertai Dia dan diutus-Nya memberitakan Injil dan diberi-Nya kuasa untuk mengusir setan.


Tentu setelah dipanggil perlu dibina dengan mengikuti Yesus, agar melihat dan diharapkan melakukan sama seperti Yesus. Setelah itu baru ditetapkan secara resmi menjadi murid-Nya. Artinya harus melalui proses yang tidak mudah.

Ketika kita dipilih menjadi murid-Nya adalah sebuah anugerah karena kita sama seperti para murid perdana yang penuh dengan kelemahan dan kekurangan dan Tuhan Yesus tahu hal itu. Dia hanya ingin para murid (termasuk kita) menanggapi panggilan-Nya dan dibentuk oleh-Nya.


Setelah dipilih dan dididik menjadi murid, maka perlu dipraktekan dengan diutus untuk memberitakan Injil. Dan setiap perutusan pasti Tuhan Yesus membekali dengan kuasa.


Kuasa yang disebutkan yaitu mengusir setan karena setan tugasnya menggoda dan berusaha menggagalkan pemberitaan Injil, yang tujuannya menyelamatkan manusia dari kebinasaan kekal yang disebabkan oleh setan.


Tuhan menyebut ke dua belasnya murid-Nya dengan nama masing. Demikian juga Tuhan telah memanggil kita dengan nama kita masing-masing. Kapan itu terjadi? Ketika kita menerima rahmat Sakramen Baptis dimana kita memulai kehidupan baru dan diberi nama Baptis di depan nama kita. Dengan harapan kita bisa meneladan iman nama Baptis kita yang telah berhasil mewartakan iman akan Tuhan Yesus dan telah mendahului kita di Surga.


Namun hati- hati, tidak semua murid yang dipanggil itu setia akan panggilannya, bahkan ada yang mengkianati-Nya dan meninggalkan panggilannya, seprti Yudas Iskariot.


Semoga kita jangan seperti Yudas Iskariot. Kita perlu memohon rahmat kesetiaan untuk tetap setia pada panggilan hidup kita, yaitu mewartakan Injil melalui perkataan, sikap dan perbuatan kita. Sehingga kita layak disebut menjadi murid Yesus.


 Renungan.

Melakukan sebuah pekerjaan dengan terpaksa akan sering kali membuahkan hasil yang tak bagus. Hal itu terjadi karena tidak ada kemauan dan tekat yang kuat di dalam hati. Yang ada hanyalah rasa beban, marah, kecewa, dan sakit hati karena diberikan dengan tanggung jawab.


Yesus memanggil 12 rasul bukan karena kualitas diri mereka, status mereka di mata masyarakat, dan talenta yang mereka miliki. Mereka terpanggil karena kesediaan dan kemauan hati mereka untuk mengikuti Yesus. Dalam arti, hati mereka bebas, senang, dan mau untuk sungguh-sungguh mengikuti dan berkorban untuk Tuhan Yesus. Jadi, menjadi pengikut Tuhan bukan semata-mata karena kualitas diri kita, tetapi karena kemauan dan tekat hati kita yang kuat. 

Yesus menyembuhkan orang pada hari Sabat. Kemudian Yesus Bertanya kepada mereka, "Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang? Markus, 3:1-6

Yesus  Menyembuhkan Orang pada Hari  Sabat.


Pada suatu hari Sabat Yesus masuk ke rumah ibadat. Di situ ada seorang yang mati sebelah tangannya. Orang-orang Farisi mengamat-amati Yesus, kalau-kalau Ia menyembuhkan orang itu pada hari Sabat, supaya mereka dapat mempersalahkan Dia. Kata Yesus kepada orang yang mati sebelah tangannya itu, "Mari, berdirilah di tengah!"


Kemudian kata-Nya kepada mereka, "Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang?" Tetapi mereka itu diam saja. Yesus jengkel karena kedegilan mereka! Dengan marah Ia memandang sekeliling, lalu berkata kepada orang tadi, "Ulurkanlah tanganmu!" Ia pun mengulurkan tangannya, maka sembuhlah seketika. Lalu keluarlah orang-orang Farisi dan segera bersekongkol dengan orang-orang Herodian untuk membunuh Dia.


Sikap ingin mencari tau dan ikut campur urusan orang yang berlebihan atau istilah zaman sekarang kita sebut sikap kepo akan membawa kita pada tindakan memata-matai setiap kegiatan orang lain.


Kita akan menjadi "mata-mata" yang memantau apa yang akan dilakukan orang. apakah yang dilakukan itu adalah sebuah kebaikan atauka sebuah pelanggaran terhadap aturan bersama


Dengan menjadi "mata-mata" maka akan membuat kita untuk selalu fokus pada kesalahan orang, sebab setiap kebaikan itu adalah kesalahan bagi kita


Seperti biasanya orang-orang farisi hadir sebagai "mata-mata" yang mengamati Yesus, kalau-kalau dia melakukan suatu penyembuhan pada hari sabat.  Dan inilah letak kesalahan orang-orang farisi


Mereka tidak sadar bahwa dengan menjadi "mata-mata" yang mengamat-amati, maka mereka telah mendukakan kebaikan. Kebaikan itu harus bisa lepas bebas dari egoisme diri sendri.. sebuah kebaikan tidak bisa tersalurkan apabila kepentingan diri apalagi aturan Masih lebih dia.


Yesus, yang oleh adat istiadatnya, dilarang untuk menyembuhkan orang pada hari Sabat, namun karena untuk kehidupan seseorang yang sedang menderita sakit dan juga demi kemanusiaan, maka Yesus berani melanggar aturan dari adat istiadatnya meskipun harus ditentang oleh orang Yahudi dan Farisi.


Dalam keadaan yang serba tidak mudah itu, Yesus tetap berani mengambil keputusan: "Ulurkanlah tanganmu". Itu berarti suatu ajakan dan pilihan. Orang bisa saja diminta mengulurkan, tetapi malah kembali ke tempat duduk, atau malah keluar Bait Allah, karena takut pada orang yang mengamat-amati. 


Keselamatan selalu ditawarkan oleh Yesus. Kita sendiri mau menanggapi secara positif atau tidak. Kalau kita tidak mau lagi terbelenggu oleh jasmani kita, maka kita akan terus menerus berusaha agar rohani kita yang berperan. Kalau rohani kita sudah mulai berperan maka kita akan dapat menanggapi keselamatan yang ditawarkan oleh Yesus.


Dengan kita mau menjawab atau menanggapi keselamatan yang ditawarkan oleh Yesus, maka kita akan mengalami keselamatan dan sukacita. Dengan iman yang hidup, tumbuh dan berkembang dari waktu ke waktu, maka kasih, kebenaran, dan kemurnian yang menjadi sifat-sifat yang mengalir dari kehadiran Kristus akan menguasai dan mewarnai seluruh hati, pikiran, dan hidup kita.


 Kisah Yesus menyembuhkan orang sakit pada hari Sabat adalah salah satu isu konflik dengan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, dan menyebabkan ketegangan yang serius antara diri-Nya dengan para petinggi agama Yahudi.


Tetapi Yesus mengajarkan satu pelajaran penting, yakni hukum itu baik, dalam hal ini hukum Sabat. Namun hukum tidak boleh mengobok-obok pelayanan karitatif atau pelayanan kasih, artinya melakukan perbuatan baik kepada sesama. Terkadang Yesus dipandang melakukan tindakan melawan hukum Sabat dan menantang ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi. Yesus tetap memilih hukum cinta kasih dalam pelayanan-Nya.


Apa yang salah di mata mereka adalah kebenaran di mata Yesus. Maka Yesus bertanya kepada mereka soal apa yang diperbolehkan di hari Sabat, menyembuhkan atau membunuh?


Kita pun cendrung bertindak serupa para ahli Taurat dan kaum Farisi. Kukuh mempertahankan nilai-nilai dan mengabaikan sesama yang membutuhkan pertolongan. Maka mari, kita jernihkan hati dan pikiran. Biarkanlah segala kebaikan dan kebenaran menguasai hati dan pikiran kita. Dengannya kita akan semakin dituntun menjadi orang-orang yang baik. 


Sebuah syair bahasa mengatakan: Yang besar tidak selalu kuat, yang kecil tidak selalu lemah. Yang kuat tidak selalu menang, yang lemah tidak selalu kalah. Kemenangan dan kekalahan bersumber pada kebenaran dan keadilan yang berasal dari Allah. Yang menghina tidak selalu besar, kuat, dan menang, yang dihina tidak selalu kecil, lemah, dan kalah.


Itulah kalimat yang bisa menggambarkan kemenangan Daud atas Goliath yang dinarasikan dalam bacaan pertama hari ini. Selanjutnya, kemenangan Daud ini bukan untuk menyombongkan diri, melainkan untuk sadar bahwa kuasa Allah tak ada bandingannya. Jika Allah di pihak kita, maka sebesar dan sekuat apa pun musuh pasti kalah. Namun kita ingat, Allah akan ada di pihak kita, jika kita menginginkan yang benar, baik, dan indah. Dengan prinsip itu, kita ingin bersatu dengan semua orang yang bertujuan sama, yaitu menyelamatkan sebanyak mungkin manusia.


orang orang Farisi dan ahli-ahli Taurat mengamat-amati Yesus kalau kalau Ia menyembuhkan orang sakit yang mati sebelah tangan itu pada hari sabat. Karena adat istiadat Yahudi  tidak diperbolehkan melakukan sesuatu pekerjaan apapun termasuk menyembuhkan orang sakit. Mereka ingin mencari kesalahan Yesus supaya Ia ditangkap dan dibunuh karena dituduh melanggar hukum Taurat. 


Tetapi Yesus menembus batas aturan hukum tersebut karena Ia seorang yang benar dan sumber kebenaran. Yesus berkata kepada mereka:  “Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang?” (Mrk.3:4)Tetapi mereka itu diam saja tak bisa menjawab sama sekali apa yang dipertanyakan oleh Yesus tersebut. Sebab sesungguhnya nyawa orang jauh lebih penting dari hukum sabat pada zaman itu.


Yesus  menghadapi orang-orang Farisi yang terbelenggu oleh struktur agama yang salah dan sakit secara rohani. Penyakit fisik dan struktur sosial, politik, religius, dan kultural menjadi monster atau "Goliath" yang mematikan. Yesus yang tampaknya kecil dan lemah, akhirnya bisa mengalahkan monster yang menakutkan ini. 


Pembebasan manusia dari rasa takut dalam bentuk apa pun dan kebodohan yang menimbulkan alienasi adalah visi dan misi utama agama. Itulah pesan bacaan suci hari ini melalui tokoh Daud dan Yesus. Daud seorang yang tidak diperhitungkan bisa menjadi raja. Kenapa? Karena ia disertai oleh kuasa Tuhan. 


Demikian juga Yesus yang dianggap oleh orang orang Farisi dan ahli-ahli Taurat hanya anak seorang tukang kayu mampu menembus batas-batas aturan ketat yang dibuat oleh manusia. Marilah kita berani karena benar, sebab nyawa manusia jauh lebih berharga dari  hukum itu sendiri.


“Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membunuhnya?”


Yesus menyembuhkan orang sakit pada hari Sabat merupakan peristiwa yang cukup sering terjadi dan merupakan salah satu isu konflik dengan orang-orang Farisi, di mana kelihatannya telah menyebabkan ketegangan yang serius antara diri-Nya dengan para pemimpin agama Yahudi.


Akan tetapi, di sini Yesus mengajar satu pelajaran penting. Hukum / Peraturan itu baik, dalam hal ini hukum Sabat. Namun hukum ini tidak boleh meniadakan atau mengganggu pelayanan karitatif (kasih).


Ertinya melakukan perbuatan baik bagi sesama. Jadi, terkadang Yesus memang dipandang melakukan tindakan melanggar hukum / Peraturan Sabat dan mencabar para ahli Taurat dan Farisi. 

 

# Tetapi, di sini hanya ada dua pilihan: mengikuti Hukum cintakasih-Nya atau tidak!


Kita juga harus menentukan sikap tegas berkaitan dengan cintakasih Kristiani. Apakah kita mau mengubah cara-cara kita yang lama, rutinitas yang biasa untuk melakukan suatu tindakan cintakasih?  Maukah kita menolong seorang insan yang sungguh memerlukan pertolongan kerana berada dalam situasi kritikal pada suatu pagi, walaupun hal ini bererti tidak dapat menghadiri Misa harian yang sudah merupakan kebiasaan kita?


Hukum-hukum adalah baik. Hukum-hukum itu adalah semacam pedoman dan pembimbing bagi kita dalam menjalani jalan kehidupan kita.


Namun hukum cintakasih Kristiani berada di atas Peraturan jalanan kehidupan kita, ertinya di atas hukum apa pun. 


Hukum cintakasih Kristiani merupakan ukuran penentu akhir dari suatu kehidupan Kristiani yang otentik.

Our Blog

55 Cups
Average weekly coffee drank
9000 Lines
Average weekly lines of code
400 Customers
Average yearly happy clients

Our Team

Tim Malkovic
CEO
David Bell
Creative Designer
Eve Stinger
Sales Manager
Will Peters
Developer

Contact

Talk to us

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit. Dolores iusto fugit esse soluta quae debitis quibusdam harum voluptatem, maxime, aliquam sequi. Tempora ipsum magni unde velit corporis fuga, necessitatibus blanditiis.

Address:

9983 City name, Street name, 232 Apartment C

Work Time:

Monday - Friday from 9am to 5pm

Phone:

595 12 34 567

Search This Blog

Powered by Blogger.

informasi pendidikan

Apa Perbedaan Agama dan spiritualitas

Menurut pandangan saya, agama dan spiritualitas adalah dua konsep yang berbeda meskipun terkait erat. Agama adalah pengorganisasian gagasan-...