We Are Creative Design Agency

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit. Illum, fuga, consectetur sequi consequuntur nisi placeat ullam maiores perferendis. Quod, nihil reiciendis saepe optio libero minus et beatae ipsam reprehenderit sequi.

Find Out More Purchase Theme

Our Services

Lovely Design

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Praesent feugiat tellus eget libero pretium, sollicitudin feugiat libero.

Read More

Great Concept

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Praesent feugiat tellus eget libero pretium, sollicitudin feugiat libero.

Read More

Development

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Praesent feugiat tellus eget libero pretium, sollicitudin feugiat libero.

Read More

User Friendly

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Praesent feugiat tellus eget libero pretium, sollicitudin feugiat libero.

Read More

Recent Work

Tuesday, 7 December 2021

kisah Daud dan Goliat? Daud Percaya bahwa Tuhan yang ia sembah mampu menjatuhkan musuh yang dihadapinya dengan tujuan untuk menunjukan pada setiap bangsa bahwa AllahNya adalah Allah yang hidup bukan untuk keegoisan atau menunjukan kehebatannya.

 
Kisah Daud Melawan Goliat.

Siapa sih yg gak tau kisah Daud dan Goliat? Kayaknya hampir kita semua paham betul ceritanya..dimana Daud yg masih muda bisa mengalahkan Goliat yg gagah perkasa tinggi besar dan blm pernah terkalahkan dimedan perang.


Pada saat itu semua bangsa israel meragukan Daud, raja Saul bahkan Goliat pun memandang remeh dan kecil Daud yg tidak memiliki pengalaman dlm peperangan. Namun apa yg membuat Daut begitu Yakin bisa menjatuhkan Goliad? Apakah karna keberaniannya dalam menghadapi singa dan beruang dihutan?  Tidak.!!?


Keberaniaannya adalah karna Ia tau dan sangat mengenal siapa Tuhannya..Dia sangat tau kalau tak seorangpun yg menandingi kekuatan Allahnya yaitu Allah bangsa israel yg mengeluarkan mreka dari tanah perbudakan.


Selanjutnya Dia percaya bahwa Tuhan yang ia sembah mampu menjatuhkan musuh yg dihadapinya dengan tujuan untuk menunjukan pada setiap bangsa bahwa Allah nya adalah Allah yg hidup bukan untuk keegoisan atau menunjukan kehebatannya.  Daud yang hanya menggunakan batu mampu menumbangkan goliat hingga tergeletak ditanah dan membuat semua prajurit lari ketakutan. 1 samuel 17:40-50


Seberapa besarkah goliat goliat yang sedang menyerang kita saat ini?? Apakah goliat masalah ekonomi, sakit penyakit, hubungan dgn keluarga, suami, anak dan sesama?? Atau goliat kebencian?? Goliat kemarahan, goliat sakit hati?? Atau apapun itu goliat yg sedang menghampiri hidup kita..


Tuhan mau kita memandang rendah semua goliat itu dan percaya Tuhan mampu mengatasi setiap goliat yg ada..kenali betul Allah kita dan percaya apapun bahwa Tuhan jauh lebih besar dr setiap permasalahan yg kita alami. Dia hanya mau kita ngobrol dengan Nya, curhat denganNya, terbuka dan jujur dihadapan Tuhan.



Menggabungkan firman Tuhan dan kisah Daud. Dari luar, dapat dilihat bahwa Goliat raksasa itu sangat tinggi dan kuat, dan Daud hanya seorang anak berusia sepuluh tahun. Goliat memiliki semua kondisi yang Menguntungkan, dari sudut pandang manusia, pasti menang, tetapi Daud memiliki kebijaksanaan yang tidak dimiliki orang lain, yaitu Daud memiliki Tuhan di dalam hatinya, dan Daud takut akan Tuhan di dalam hatinya. nama Tuhan, dan Daud bergantung pada Tuhan. , Menatap Tuhan, hanya melemparkan batu kecil dan mengalahkan Goliat. 


Saya melihat bahwa mitos itu terlalu praktis.Daud memang memiliki kebijaksanaan terbesar, yaitu, dia akan melihat ke atas dan mengandalkan Tuhan. Dengan melihat ke atas dan mengandalkan Tuhan, saya mengatasi semua kesulitan, melihat perbuatan ajaib, dan benar-benar percaya kepada Tuhan. 

Pada saat yang sama, saya melihat bahwa Tuhan terlalu praktis. Pikirkan saja hari ini ketika kita melakukan tugas kita, kita juga akan menghadapi berbagai kesulitan. 

Ada banyak pendatang baru untuk ditindaklanjuti, dan ada banyak tugas untuk bekerja sama. Kita tidak tahu bagaimana melakukannya, dan terkadang kita merasa tertekan. Besar, saya tidak tahu bagaimana bekerja sama dan hidup dalam kesulitan.

 Sebenarnya ini adalah lingkungan eksternal, yang terlihat sulit di luar, tetapi firman Tuhan juga telah diberitahukan kepada kita. Bersandar pada Tuhan dan melihat kepada Tuhan adalah hikmat terbesar.

Ketika kita mau memuaskan Tuhan dan benar-benar mengandalkan Tuhan, Tuhan akan membantu kita menyelesaikan semua kesulitan, terkadang dengan bantuan saudara-saudara, terkadang dengan mencerahkan kita dan memberi kita metode yang baik, dan kesulitan akan cepat teratasi. Tunggu sebentar, dan dengan pimpinan Tuhan, kita dapat dengan mudah mencapai hasil ketika kita melakukan sesuatu. Perlahan-lahan kita menemukan bahwa tidak ada yang tidak mungkin bagi Tuhan. Mengandalkan Tuhan untuk melakukan sesuatu lebih mudah dan lebih menyenangkan. 

Sama seperti Tuhan berkata: Beban Tuhan itu ringan. . Sebaliknya, jika kita melihat lingkungan eksternal, itu akan terlalu sulit, jadi kita harus seperti Daud, mengandalkan Tuhan di hati kita untuk melakukan tugas kita, betapapun sulitnya itu.

Berbagi cerita dengan semua orang.

Kita semua tahu kisah Raja Daud, bukan? Daud telah percaya pada Tuhan sejak dia masih kecil, dan dia sangat berani dan mendengarkan perkataan Tuhan. Suatu ketika, orang Filistin berperang melawan orang Israel. 

Orang Filistin mengirim Goliat untuk memarahinya. Goliat ini adalah raksasa, tingginya lebih dari tiga meter, sangat tinggi! Ketika orang Israel melihatnya, mereka ketakutan dan melarikan diri. Ketika Daud mendengar Goliat menghina Tuhan , dia sangat marah dan pergi berperang. 

Ketika Goliat melihat bahwa Daud masih remaja, dia menertawakannya. Daud berkata kepada Goliat: Kamu mengandalkan pedang dan senjata untuk berperang, dan aku mengandalkan nama Tuhan Semesta Alam! Hari ini, Tuhan akan menyerahkanmu kepadaku, dan aku akan membunuhmu, memenggal kepalamu, dan membiarkan dunia tahu bahwa ada Tuhan di Israel. 

Kemudian, Daud mengeluarkan sebuah batu kecil dan melemparkannya dengan tali mesin, hanya mengenai dahi Goliat, menjatuhkan Goliat, dan Daud melangkah maju memenggal kepala Goliat. Semua orang Filistin melarikan diri, dan orang Israel memenangkan pertempuran. Daud mengandalkan Tuhan, dan Tuhan memberinya kekuatan.

    Daripada kisah Daud, marilah kami merenungkan firman Tuhan:

 Ketika engkau memandang kepada Tuhan, mungkin saja Dia tidak memberimu perasaan apa pun atau gagasan yang jelas, apalagi arahan yang jelas, tetapi Dia memberimu sedikit pemahaman. Atau mungkin saat ini engkau belum memahami apa pun, tetapi benar bahwa engkau memandang kepada Tuhan. 

Orang-orang yang menerapkan cara ini tidak melakukannya untuk mengikuti aturan, melainkan itu adalah kebutuhan hati mereka dan bagaimana manusia seharusnya melakukannya. Maksudnya bukanlah engkau bisa mendapatkan pencerahan dan bimbingan setiap kali engkau memandang kepada Tuhan dan berseru kepada Tuhan; keadaan rohani dalam kehidupan manusia ini normal dan wajar, dan memandang kepada Tuhan merupakan interaksi yang normal dengan Tuhan dalam hati manusia.

   Terkadang, berpaling kepada Tuhan tidak berarti meminta Tuhan untuk melakukan sesuatu menggunakan perkataan tertentu, atau meminta bimbingan atau perlindungan tertentu kepada-Nya. 

Sebaliknya, ketika orang menemukan suatu masalah, mereka dapat memanggil Dia dengan tulus. Jadi, apa yang Tuhan lakukan ketika orang memanggil-Nya? Ketika hati seseorang tergerak dan mereka berpikir: "Ya Tuhan, aku tidak dapat melakukan ini sendiri. 

Aku tidak tahu bagaimana melakukannya, dan aku merasa lemah dan berpikir negatif."" Apakah Tuhan tahu tentang hal itu? Ketika semua pikiran ini muncul di dalam diri manusia, apakah hati mereka tulus? Ketika mereka memanggil Tuhan dengan tulus seperti ini, apakah Tuhan setuju untuk membantu mereka? Terlepas dari kenyataan bahwa mereka mungkin tidak mengucapkan sepatah kata pun, mereka menunjukkan ketulusan, dan karenanya Tuhan setuju untuk membantu mereka. 

Ketika seseorang menghadapi masalah yang sangat sulit, ketika mereka tidak memiliki siapa pun untuk berpaling dan mereka merasa sangat tidak berdaya, mereka menaruh satu-satunya harapan mereka pada Tuhan.

 Seperti apa doa mereka? Bagaimana keadaan pikiran mereka? Apakah mereka tulus? Apakah ada kepalsuan pada saat itu? Hanya jika engkau memercayai Tuhan seolah-olah Dia adalah orang terakhir yang engkau harapkan untuk menyelamatkan hidupmu, dengan berharap bahwa Dia akan membantumu, berarti hatimu tulus.

 Meskipun engkau mungkin tidak banyak bicara, hatimu telah tergerak. Artinya, engkau memberikan hati yang tulus kepada Tuhan, dan Tuhan mendengarkan. Ketika Tuhan melihat kesulitanmu, Dia akan mencerahkanmu, membimbingmu, dan membantumu.

 Daud dan Goliat adalah salah satu dari cerita yang paling dikenal di dalam Alkitab. Pada satu sisi lembah Elah berdirilah bala tentara Filistin, dengan jagoan mereka setinggi sembilan kaki yang bernama Goliat. Di sisi lain lembah berdirilah bala tentara Israel, meringkuk di dalam ketakutan di bawah pimpinan raja mereka yang bernama Saul. 

Selama empat puluh hari Goliat telah mencemooh bangsa Israel dan menggenggam mereka di dalam ketakutan. Hari demi hari ia telah menantang mereka untuk mengirimkan seorang prajurit untuk menghadapinya secara langsung. Tetapi sejauh ini, tidak seorangpun bersedia.


Mungkin anda dapat menghubungkan keadaan yang buruk ini dari bangsa Israel. Sejenis raksana sedang berdiri di hadapan anda, mencemooh anda, mengganggu anda, dan menghina anda. Mungkin ini adalah rasa takut. Mungkin ini adalah kemarahan. Mungkin ini adalah sebuah perasaan tertolak. 

Mungkin ini adalah raksasa atas rasa nyaman yang menyelinap namun sangat dikenal yang memaksa anda untuk hidup untuk sesuatu yang lebih kecil. Ini mungkin juga sebuah rasa kecanduan.


Apapun raksana itu di dalam hidup anda, hari demi hari ia telah merampas kekuatan anda. Anda mencoba untuk menghentikan gangguan itu, tetapi anda merasa tidak dapat bergerak. Tertahan. Lumpuh tidak bisa bergerak maju. Pada akhirnya, anda tahu bahwa anda tidak menjalani hidup yang penuh dan bebas yang diinginkan Tuhan bagi anda.


Kabar baiknya adalah bahwa Tuhan sudah membuka jalan agar raksasa-raksasa ini terjatuh. Ini dimulai dengan percaya bahwa meskipun raksasa yang anda perangi mungkin besar, ia tidaklah lebih besar daripada Yesus. 

Faktanya, Dia telah mengalahkan raksasa di dalam hidup anda. Ketika Ia datang ke bumi ini, Ia menanggung neraka untuk anda di atas kayu salib dan bangkit dari makam supaya anda dapat melepaskan prospek dari suatu kehidupan yang terkutuk. Ia datang untuk membebaskan anda dari raksasa-raksasa yang bangkit melawan anda dan melumpuhkan anda dalam ketakutan.


Yesus sudah mengalahkan musuh. Tetapi, seperti kita baca di 1 Petrus 5:8, iblis masih "berjalan keliling. . . mencari orang yang dapat ditelannya." Dengan banyak cara, ia seperti seekor ular tanpa kepala. Ketika anda membunuh seekor ular, anda harus memastikan untuk menguburkan kepalanya, karena bahkan setelah mati kepala ular mengandung racun dengan dosis yang mematikan di dalam taringnya. 

Jika anda menginjak kepala ular yang sudah mati, anda tetap dapat terkena racun. Dengan cara yang sama, meskipun Yesus menghancurkan kuasa iblis diatas kayu salib, ia masih dapat menyuntikkan racunnya yang mematikan ke dalam hidup kita. Ia telah mati namun masih mematikan.


Tujuannya kemudian, seperti yang kita akan bahas di pelajaran ini, adalah tidak menginjak kepala ular. Dalam prakteknya, ini berarti melawan iblis (lihat Yakobus 4:7), menggunakan pertahanan yang telah Yesus sediakan (lihat Efesus 6:10-18), dan bersandarlah kepada penyediaannya (lihat Amsal 3:5). Ini berarti mengingat bahwa Ia adalah Daud di dalam kisah itu—dan anda tidak pernah dapat mengalahkan raksasa dengan keberanian, keinginan atau usahamu sendiri. Yesuslah yang selalu mengalahkan raksasa.


Jika anda benar-benar ingin melihat kemenangan atas raksasa-raksasa di dalam hidup anda, anda perlu memahami ketergantungan anda terhadap Yesus Kristus yang akan mencukupkan segalanya. Kemenangan adalah segalanya tentang percaya di dalam Kristus dan tidak mencoba untuk mendahuluinya. 

The parable of the good shepherd, God cares for sinners. God does not punish those who sin, but takes the initiative to find them and bring them home. Matthew, 18:12-14


Dear friend of heart.  Nowadays, gadgets play an important role in our life.  Various jobs and activities demand speed and sophistication so many people depend on the device.  If the device breaks down, many jobs and activities become chaotic.  People are impatient if they have to wait days for repairs.  The solution?  Just use the blue glue, aka throw the old one, buy a new one.


 For matters of gadgets or other items, we easily get rid of the old one and replace it with a new one.  But such world principles should not color our life in the church.  Even if we find the lives of our brethren that appear corrupt, sinful and show moral depravity, we cannot be indifferent by simply 'throwing' them away.


 The parable of the good shepherd, Jesus implicitly teaches that God cares for sinners.  God does not punish those who sin, but takes the initiative to find them and bring them home.  It does not mean that God condones sin but that God longs for His people to repent and return to Him.  The repentance of a sinner brings great joy to God.


 As recipients of the gift of forgiveness of sins from God, we should express God's love for others.  We must express love by rebuking, exhorting and guiding brothers who have slipped into sin so that they return to God's way. God first came to us as a small and humble baby.  May we also return to God as His little and humble children.

Monday, 6 December 2021

As believers, we are reminded to develop faith in community, in a family.


The story of the people who brought the paralyzed person to Jesus is an illustration for all of us that our faith is faith that builds kinship.  We can't let go of the family or community dimension when we talk about faith, let alone trying to live faith.


 The community dimension made the paralyzed person able to meet Jesus and get healing from Him.  Healing did not come from those around the paralyzed man, but healing came from Jesus.  It is Jesus who is the center of the communal faith.  Without Jesus there is no communion of Christian faith.  An environment of a sign faith community with Jesus in it, is just a social institution that has no spirituality.


 The cripple is an image for Church members who need help and assistance.  He who really can't do anything because of his paralysis, needs more attention.  Not only one person, but four people helped the paralyzed man to meet Jesus who was always present. 

 The bearers serve as an image for Church members who are always ready to provide care for those who are paralyzed.  Without a word they brought the lame man to Jesus.  Likewise, we members of the Church, without judging and judging we should give help and assistance to those who need it.


 We are members of the One Church, inevitably we are involved and responsible for the healing of those who are paralyzed.  Our faith needs to be accounted for in a communal way.  We are built starting from the smallest community, namely the family.  From the family we live in one circle of the faithful.  That's where we get involved being members of the Church.


 Paying attention to members of one ward is the most likely concrete step to take.  Knowing all members of the ward is an absolute and necessary part.  Great danger if we are not able to socialize with all members of the ward. 

 How is it possible to have contact with parishioners?  If we don't know each other.  How do we care for and care for each other?  If we don't pay attention to each other.  This is the beginning of division, even though we are the One, Holy, Catholic and Apostolic Church.

Sunday, 5 December 2021

Selama masa Adven Santa Claus atau Sinterklas jenggot putih panjang selalu menghibur.


Selama masa Adven ini, pria berkostum merah lengkap dengan jenggot putih panjang itu akan muncul di tayangan televisi dan pusat perbelanjaan. Dia juga membawa sekarung hadiah untuk dibagi-bagikan. Sinterklas dan Santa Claus berbeda, tidak hanya penyebutannya tetapi juga orangnya.


Nama ini berasal dari Santo Nicholas yang hidup pada abad ke empat. Santo Nicholas adalah uskup Myra di Turki. Ia diperingati setiap 6 Desember dan banyak mukjizat dikaitkan dengan perantaraannya dan dia dikenal sebagai Nicholas the Wonder Worker.


Santo Nicholas sering digambarkan dengan tiga bola emas yang mewakili tiga dompet emas yang telah ia berikan secara diam-diam kepada seorang lelaki miskin yang tidak mampu membayar mahar untuk ketiga putrinya. Oleh karena itu dekorasi bola emas yang digantung di pohon Natal mewakili kemurahan hati dan bantuan bagi orang miskin oleh Santo Nicholas.


Selain Nicholas juga akan tampil seorang santo yang penampilannya sangat bertolak belakang dengan Nicholas. Seperti yang kita dengar dalam Injil hari ini, saat pemerintahan Kaisar Tiberius, Pontius Pilatus menjadi gubernur Yudea, Herodes raja wilayah Galilea dan nama-nama besar lainnya pada saat itu tetapi Firman Tuhan datang kepada Yohanes, anak Zakharia di padang gurun.


Firman Tuhan datang kepada Yohanes ketika dia berada di suatu tempat di padang gurun. Ini sangat kontras dengan nama-nama besar dan tempat-tempat terkenal yang disebutkan. Yohanes pergi ke seluruh distrik di Yordan untuk mewartakan baptisan pertobatan dan pengampunan dosa. Untuk itulah dia dikenal sebagai Yohanes Pembaptis.


Seperti kata nabi Yesaya, ada tertulis dalam kitab nubuat-nubuat Yesaya, ada suara yang berseru-seru di padang gurun, persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya. Yohanes Pembaptis menyatakan pertobatan dan pengampunan dosa sehingga orang dapat melihat keselamatan dan kasih Tuhan yang besar. Ini pesan sederhana tetapi maknanya mendalam dan membuat orang kembali kepada Tuhan.


Pada saat kekuasaan dan kekuatan Kaisar Tiberius, Pontius Pilatus, Herodes, Hanas dan Kayafas membayangi negeri dan rakyat, Firman Tuhan datang kepada Yohanes Pembaptis untuk membawa pertobatan, pengampunan dan keselamatan.


Sekarang Firman Tuhan datang kepada kita, membawa kita pertobatan, pengampunan dan keselamatan. Apa yang harus kita lakukan? Tentu kita tidak ingin masa Adven ini berlalu begitu saja dengan hiruk pikuk kemudian Natal datang dan pergi begitu saja. 


Akan membuat kita bertindak berasal dari kombinasi rasa sakit, ketakutan, harapan dan kegembiraan. Ketika merasakan sakit yang menusuk dari suatu penyakit, kita akan berpaling kepada Yesus mohon kesembuhan dan kekuatan. Sakit secara fisik pasti kita bisa mengatasi dengan bantuan obat-obatan. Menjadi lebih sulit untuk diatasi adalah rasa sakit karena ketakutan. Apa rasanya sakit ketakutan? 


Bisa jadi ketakutan akan pengampunan. Kita tidak ingin memaafkan mereka yang telah menyakiti karena masih menanggung rasa sakit. Tidak ingin memaafkan mereka karena takut mereka akan menyakiti kita lagi. Dalam diri kita ada lingkaran setan rasa sakit dan ketakutan. 


Tidak memaafkan itu seperti pegang bara arang yang menyala dan berharap orang lain yang terbakar. Tidak memaafkan juga seperti minum racun dan berharap orang lain akan mati. Tetapi kenyataannya adalah kitalah yang terbakar dan kita pulalah yang sekarat.

  

Dengan rasa sakit dan ketakutan internal ini, maukah kita memaafkan mereka yang telah menyakiti kita? Seperti Tuhan telah mengampuni kita dan ingin kita juga mengampuni orang lain. Mengapa Tuhan mengampuni kita? Karena Tuhan ingin kita sembuh dan memiliki sukacita karena terbebaskan dari rasa sakit dan ketakutan.


Firman Tuhan telah datang kepada kita hari ini dan jika kita tidak melakukan apa-apa, maka kita akan terus hidup dalam kesakitan dan ketakutan. Namun bila kita bertindak berdasarkan Firman Tuhan dengan bertobat dan saling mengampuni, Tuhan akan memberi kita harapan dan menjadi sukacita-Nya. 


Nicholas dan Yohanes Pembaptis bertindak berdasarkan Firman Tuhan dan mereka melihat keselamatan dari Tuhan. Ketika kita bertindak berdasarkan Firman Tuhan, kita juga akan melihat keselamatan yang datang dari Tuhan.

Minggu Adven Ke 2 Ditandai Dengan 2 Lilin Yang Bernyala Di Krans Adven.


Kedatangan Tuhan Yesus kian hari kian mendekat. Bagaimana persiapanmu menjelang Natal ini? BETAPA HEBATNYA persiapan JASMANI menjelang Natal ini. Makanya ketika masuk bulan Desember, ada orang melihatnya sebagai bulan DErita SEMakin BERat. Orang menjadi “BUTA” (“Banyak Urusan Tanpa Allah”) melihat HAL POKOK dan UTAMA dalam persiapan menjelang Natal ini. 


Persiapan Jasmani-lahiriah PENTING TAPI BUKAN YANG PALING POKOK dalam menyiapkan Natal. HAL UTAMA DAN PALING POKOK ADALAH KEADAAN HATIMU, KESIAPAN HATIMU DAN PERBUATAN AMAL KASIHMU.


Ambillah inspirasi dari seruan tegas tapi indah, dari St. Yohanes Pembaptis, Sang Utusan Allah yang mempersiapkan jalan bagi Tuhan. Syarat menyambut kedatangan Yesus Kristus adalah PERTOBATAN demi KESELAMATAN. 


Pertobatan itu digambarkan sebagai cara mempersiapkan jalan bagi Tuhan dengan meluruskan jalan bagi-Nya. Setiap lembah akan ditimbun, setiap gunung dan bukit akan menjadi rata. Yang berliku-liku akan diluruskan, yang berlekuk-lekuk akan diratakan.


Untuk itu mari kita bermenung sejenak di Minggu Adven II ini : Apa rencana Anda untuk hari-hari mendatang sehubungan dengan persiapan diri menyambut kedatangan Tuhan? Apa saja yang SUDAH JADI LEMBAH dalam diriku yang harus saya TIMBUN ? Dendam, amarah, iri hati, prasangka buruk, ketidaksetiaan? Apa pula yang berlekuk-lekuk dalam diriku yang harus saya RATAKAN? 


Kesombongan, kecongkakan, ketegaran hati, keserakahan? Dan apa pula yang berliku-liku dalam diriku yang harus saya LURUSKAN?Ketidakjujuran, kecurangan, suka berkelit dan bersilat lidah untuk menutupi kebohongan demi kebohongan, penipuan, ketidakadilan? 


Sesama saudaraku, mari kita Bertobat : sadari dan sesalilah dosa dan perbuatanmu yang jahat, bangunlah niat yang sungguh-sungguh untuk memperbaiki hidup agar kita bisa mengalami rahmat, kerahiman dan belaskasih pengampunanNya.

Saturday, 4 December 2021

mom shaming Menurut pakar psikolog,! berbahaya mom Shaming ! apa itu mom shaming?



Menurut pakar psikolog, mom shaming adalah perilaku di mana terjadi pemberian kritik atau komentar kepada seorang ibu, yang justru membuatnya tertekan karena diucapkan dengan nada negatif.


Dan ini sering terjadi kepada para ibu baru, dan ibu ibu yang habis melahirkan anak. Ini bukan masalah remeh loh. Ini udah masuk kategori pembullyan. Dan welcome di Indonesia, dimana sesama wanita saling hujat, paling sok tau hingga menyebabkan mom shaming. 


Biasanya yg suka mom shaming ini bisa orangtua, mertua, kerabat dekat, temen dan tetangga. Dan dijaman serba canggih ini, mom shaming bisa terjadi kapan saja dengan menggunakan media sosial. 


Mom shaming punya dampak yang sangat buruk loh. Dampak paling sering dialami yakni turunnya kepercayaan diri para ibu. Para ibu jadi punya perasaan apakah ia mampu mengurus dan mengasuh anaknya dengan baik atau enggak? 


Dan seringnya mom shaming ini membuat ibu merasa buruk dan tidak becus mengurus buah hatinya. Dan bahaya besarnya untuk ibu yang baru saja melahirkan, mom shaming juga bisa menyebabkan baby blues dan postpartum depression. 


Ibu jadi tidak nafsu makan, mudah sedih, menangis terus-menerus dan bingung dalam menentukan pola asuh anak. Lama-kelamaan kondisi ini juga bisa memengaruhi kesehatan fisiknya. 


“Ah lebay, dikasih saran kok malah depresi! Kurang iman kaliii!”


Ini bukan masalah sepele loh. Setiap orang punya mental yang berbeda dalam menghadapi mom shaming. Pernah dengar kasus ibu membunuh bayi nya sendiri? Apakah pernah tau alasan seorang ibu yang selama 9 bulan mengandung, tega membunuh buah hatinya sendiri? 


Jangan sampai itu disebabkan oleh omongan pedas kita ke orang lain. Stop berkomentar yang tidak berguna dan menjatuhkan sesama ibu. 


Stop Mom Shaming! 

Yuk saling dukung. Jangan membuat mental orang down hanya gara gara komentar kita yang buruk terhadapnya.  Kalau memang kita mau memberikan saran, maka berikan saran yg baik baik, bicara yg baik baik. Jangan memaksakan kehendak kita. 

Arti Bayi Natal – Anak Allah datang ke Dunia, dilahirkan di dalam palungan kandang binatang.


Natal adalah tanda dari Allah agar manusia berhenti mencari Allah dengan usaha sendiri. Segala usaha manusia melalui agama adalah sia-sia. Maka dalam pandangan Allah tidak ada seorangpun yang mencari Allah (Roma 3:11), oleh karena itu Allah sendiri yang datang mencari manusia.


Allah datang ke dalam dunia yang berdosa. Ini suatu paradoks yang tidak bisa dimengerti oleh manusia secara rasional. Kedatangan Allah dalam dunia adalah berdasarkan bijaksana Allah sendiri. 


Siapakah yang bisa percaya bahwa Juruselamat manusia adalah seorang bayi kecil, yang lemah lembut, hina, bahkan seakan tidak mempunyai hak azasi manusia? 


Anak Allah datang ke dalam dunia, dilahirkan di dalam palungan kandang binatang. Secara rasional manusia tidak dapat mengerti hal ini. Namun dalam 1 Korintus 1:25 mengatakan, “Sebab yang bodoh dari Allah lebih besar hikmatnya dari pada manusia dan yang lemah dari Allah lebih kuat dari pada manusia.” 


Bagaimana mencari Allah yang berkuasa? Bagaimana mendapatkan Allah yang bijaksana?Alkitab menyatakan justru Allah memilih jalan yang tampaknya bodoh, tidak bijaksana dan tidak mempunyai kuasa untuk menyatakan kemuliaan dan rencana-Nya yang kekal. 


Orang Majus dan para gembala menjadi orang-orang pertama yang beriman paradoks. Mereka datang kepada Sang Kristus kecil; mereka bersembah sujud kepada seorang Bayi. Bagaimana mungkin ini terjadi? Seorang Bayi di palungan tidak menyatakan kuasa, mujizat dan berkat, demikian juga Yesus yang mati di kayu salib.


Perhatikan beda rahim anak dara (virgin’s womb) dan kubur yang kosong (empty tomb). Seharusnya rahim seorang anak dara tidak terisi (mengandung), dan seharusnya kubur terisi. Namun Injil menyatakan kemuliaan Allah dengan hal yang sebaliknya. Kubur menjadi kosong dan rahim anak dara terisi. Keduanya terjadi karena kuasa Allah. 


Inilah tanda kekristenan yang tidak ada dalam agama lainnya. Injil hanya berada di dalam Kristus dan Kristus adalah yang diisikan oleh Allah di dalam rahim anak dara Maria. Inilah keajaiban dan kuasa Allah yang terbesar, tidak ada keajaiban lain yang dapat melampauinya. Tidak ada kuasa lebih besar daripada kuasa yang dikerjakan Allah dalam diri Yesus Kristus. 


Kelahiran Kristus merupakan interverensi Allah di dalam sejarah umat manusia. Sejarah manusia yang kacau, ruwet dan tidak beres, tetapi Allah berkenan datang ke dalamnya. Allah tidak hanya menciptakan dunia ini tetapi juga berkenan datang mengunjungi dunia ciptaan-Nya.


Sekitar 700 tahun sebelum Kristus lahir, nabi Yesaya yang digerakkan Roh Kudus menubuatkan kelahiran-Nya, “Seorang Bayi telah lahir untuk kita…” Bayi ini mempunyai nama yang mengherankan sekali: Ajaib (Wonderful), Penasehat Yang Agung (Counsellor), Allah Yang Berkuasa (The Mighty God), Bapa Kekal (The Everlasting Father), dan Putra Raja Damai (The Prince of Peace). Inilah yang dibutuhkan dunia, yang dicari-cari oleh agama, filsafat dan kebudayaan manusia.


 Beribu-ribu tahun manusia menunggu siapakah yang dapat memberikan perdamaian, nasihat yang terbaik, cara paling ajaib untuk melepaskan kita dari kebodohan, kuasa besar dan bijaksana yang kekal kepada umat manusia? Hanya Tuhan yang mampu memenuhi kebutuhan manusia akan hal-hal tersebut, melalui cara yang paradoks.     


Bayi yang diberikan Allah kepada manusia bukan bayi biasa. Pertama, dikatakan Bayi ini Ajaib. Istilah “ajaib” dipakai pertama kali dalam Hakim-hakim 13:18. Ketika Manoah, ayah Simson menanyakan nama Malaikat Allah, yaitu Oknum Kedua dari Allah Tritunggal yang menyatakan diri kepadanya. Maka Malaikat Allah menjawab, “Mengapa engkau juga menanyakan nama-Ku? Bukankah nama itu ajaib?” Dia adalah keajaiban yang lebih besar daripada segala keajaiban dunia. Dan segala yang diperbuat oleh Kristus ajaib adanya.


Kedua, Dia adalah Penasehat yang agung, yang memberikan segala nasihat dan bijaksana tak tertandingi, karena Dia adalah Allah, Sumber Bijaksana. Para filsuf berusaha mencari bijaksana, namun bijaksana yang sesungguhnya hanya ada dalam diri Allah sendiri. Hanya di dalam Kristus kita bisa memperoleh bijaksana. Sekarang Bijaksana itu datang ke dalam dunia sebagai seorang bayi.


Ketiga, Allah yang berkuasa. Mungkinkah seorang bayi disebut Allah dan berkuasa seperti Allah? Meskipun manusia tidak dapat mengerti, tetapi inilah kebenaran. Allah menyatakan diri melalui cara yang sama sekali berbeda dari pemikiran manusia. Manusia menginginkan Juruselamat yang memiliki kuasa militer, kuasa politik yang besar. Tetapi Juruselamat itu datang melalui bayi yang lemah lembut. 


Ketika Allah menyatakan diri dan sifat-Nya dengan cara yang berbeda dari semua agama lain, Ia telah menyatakan bahwa kuasa terbesar dibatasi dalam diri seorang manusia; Firman telah menjadi manusia. Yang Mahakuasa telah menyatakan diri di dalam diri seorang Bayi yang seolah-olah tidak mempunyai kuasa apapun. 


Al Qur’an telah mencatat bahwa ketika orang Yahudi datang mengecam Maria dan menyatakan bahwa bayi yang dikandungnya haram, Maria menjawab, “Tanyakan sendiri kepada bayi ini jika Dia sudah lahir.” Sementara Alkitab tidak mencatat hal itu dan tidak menuliskan bahwa bayi itu menjawab, “Saya hasil naungan Roh Kudus atas ibu Saya, Maria.” Alkitab menyatakan Yesus tenang selama 12 tahun. 


Waktu Alkitab mencatat kalimat pertama yang keluar dari mulut Yesus, kalimat itu adalah kalimat terindah dan teragung dari seorang anak, “Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?” Setelah itu Dia tenang kembali selama 18 tahun. Pada usia 30 tahun Dia keluar menyatakan kuasa Allah melalui penyembuhan, pembangkitan orang mati, penyataan mujizat yang tidak pernah dilakukan pendiri-pendiri agama lain, karena Dia adalah Allah Yang Mahakuasa.


Keempat, Bapa Yang Kekal atau Bapa Kekekalan. Siapakah yang boleh menjadi Bapa Yang Kekal? Kalau kita mengatakan Abraham adalah bapa kita, ia adalah bapa iman. Adam adalah bapa jasmaniah kita yang pertama. Kalau kita mengingat sumber jasmani kita yaitu Adam, dapatkah Adam kita sebut sebagai bapa kekal? Tidak! Adam hanyalah bapa pertama dari umat manusia, namun bukan bapa kekal. Kristuslah yang disebut Bapa Yang Kekal. 

Berarti Dia mempunyai kekekalan dan bersifat Ilahi; karena Dia adalah Allah sendiri, Pribadi Kedua dari Allah Tritunggal. Dia adalah Bapa Yang Kekal, Sumber Kekekalan yang mampu memberikan hidup kekal kepada manusia.


Kelima, Putra Raja Damai. “Di manakah perdamaian?  Seorang sekjen PBB pernah berkata, “Saya tidak melihat adanya pengharapan untuk mencapai perdamaian dunia, kecuali terjadi suatu kebangunan rohani yang besar di seluruh dunia.”


Agama, seks, kekayaan, dan kuasa merupakan penyebab peperangan di dunia sepanjang sejarah sampai sekarang, tanpa henti. Mungkinkah ini diselesaikan sehingga terwujud perdamaian dalam dunia? Jawabnya, “Mungkin, hanya di dalam Kristus!”


Bertobatlah dari kebanggaan beragama tanpa pertobatan. Bertobatlah dari dosa seks dan emosi yang tak dikendalikan Roh Kudus! Bertobatlah dari perebutan harta dan kuasa, yang membuatmu mengabaikan rencana Allah yang kekal! Bertobatlah dan kembalilah kepada Bayi Natal, Yesus Kristus!

Our Blog

55 Cups
Average weekly coffee drank
9000 Lines
Average weekly lines of code
400 Customers
Average yearly happy clients

Our Team

Tim Malkovic
CEO
David Bell
Creative Designer
Eve Stinger
Sales Manager
Will Peters
Developer

Contact

Talk to us

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit. Dolores iusto fugit esse soluta quae debitis quibusdam harum voluptatem, maxime, aliquam sequi. Tempora ipsum magni unde velit corporis fuga, necessitatibus blanditiis.

Address:

9983 City name, Street name, 232 Apartment C

Work Time:

Monday - Friday from 9am to 5pm

Phone:

595 12 34 567

Search This Blog

Powered by Blogger.

informasi pendidikan

Apa Perbedaan Agama dan spiritualitas

Menurut pandangan saya, agama dan spiritualitas adalah dua konsep yang berbeda meskipun terkait erat. Agama adalah pengorganisasian gagasan-...