We Are Creative Design Agency

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit. Illum, fuga, consectetur sequi consequuntur nisi placeat ullam maiores perferendis. Quod, nihil reiciendis saepe optio libero minus et beatae ipsam reprehenderit sequi.

Find Out More Purchase Theme

Our Services

Lovely Design

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Praesent feugiat tellus eget libero pretium, sollicitudin feugiat libero.

Read More

Great Concept

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Praesent feugiat tellus eget libero pretium, sollicitudin feugiat libero.

Read More

Development

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Praesent feugiat tellus eget libero pretium, sollicitudin feugiat libero.

Read More

User Friendly

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Praesent feugiat tellus eget libero pretium, sollicitudin feugiat libero.

Read More

Recent Work

Wednesday, 21 July 2021

Matius 11:25-27 Yesus Senantiasa Memberikan Kabar Keselamatan, Semua Yang Terjadi Diserahkan Bapa KepadaKU


Yesus menegaskan kesatuan-Nya dengan Bapa. Putera hanya berasal dari Bapa dan semua perutusan Putera berasal dari perutusan Bapa. Maka kehadiran Putera berarti juga kehadiran Bapa. Kehendak dari Bapa adalah keselamatan manusia. Maka kehadiran Putera menjadi kehadiran keselamatan dari Bapa. Keselamatan itu ditawarkan kepada semua orang tanpa kecuali dan tanpa penggolongan. Namun kenyataan manusiawi kita justru menggolongkan dirinya sendiri, yang pandai bijak dan orang tidak pandai.

Tawaran keselamatan Bapa diberikan kepada semua manusia. Namun tanggapan tawaran itu tidak diterima oleh semua manusia. Untuk sampai kepada Bapa manusia membutuhkan Yesus, yang adalah Putera Tunggal Bapa yang menjadi manusia. Kenyataan manusiawi-Nya menjadikan kita mampu dan bisa berkomunikasi dengan Bapa, memampukan kita untuk menjalin relasi kembali dengan Bapa yang sebelumnya hancur karena dosa.

Dalam sabda dan karya-Nya, Yesus senantiasa memberitakan kabar keselamatan. Maka Yesus memilih orang-orang tertentu untuk menjadi bagian dari karya-Nya. Sebagai manusia biasa, Yesus hidup dalam masa dan tempat tertentu. Karnanya, orang-orang pilihan-Nya menjadi penerus yang ulung, yang tidak mungkin bisa datang kepada Bapa jika Putera tidak memilih dan memanggil mereka.

Proses perjalanan sejarah keselamatan Kristus berlangsung begitu lama dan melalui berbagai zaman, melintasi berbagai benua dan saat ini sampailah kepada diri kita masing-masing di daerah tertentu, di zona geografis tertentu dan di kebudayaan tertentu pula. 

Sebagai pengikut Kristus, di segala penjuru dunia ini, kita adalah satu yakni satu kesatuan dalam Kristus Yesus. Kita tidak mungkin datang kepada-Nya jika Ia tidak memanggil dan menghendaki kita.

Mari kita bersyukur jika kehadiran kita menjadikan orang lain lebih baik. Mari kita bersyukur mungkin karena kehadiran kita, orang lain mendapat anugerah keselamatan. Namun kita harus sadar bahwa bukan pertama-tama karena kita mereka menjadi demikian. Yesus yang kita terima-lah yang memanggil mereka. Kita yakin dan percaya bahwa semua telah diserahkan oleh Bapa-Ku kepada-Ku dan tidak seorangpun mengenal Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya.

Tuesday, 20 July 2021

Pandemi (Zaman Covid) Membuat Orang Menjadi takut Pergi Bekerja, Sekolah, KeGereja Atau Mesjid. Akibatnya Orang Jadi Depresi,Pelecehan,bunuh Diri, Dan Terpenting Hilangnya Adat Dan Budaya saat Pandemi.

COVID-19


 Efek paling berbahaya dari pandemi virus corona yang telah membuat dunia kita dalam cengkeraman yang buruk tahun ini adalah semangat ketakutan yang luar biasa. Karena musuh virus yang tidak terlihat ini, kami menjadi takut satu sama lain, takut untuk melanjutkan rutinitas aktivitas sehari-hari, takut pergi bekerja, sekolah, dan gereja. Ketakutan ini telah menghancurkan kedekatan apa pun dalam hubungan yang sangat penting bagi kesejahteraan kita. Akibatnya, depresi, pelecehan, bunuh diri, dan bukti keputusasaan lainnya telah meningkat dalam budaya kita.


Sangat memilukan ketika anggota keluarga bahkan tidak bisa bersama orang yang mereka cintai pada saat mereka membutuhkan di rumah sakit dan pusat perawatan. Saya tahu tentang pria tua yang harus duduk di mobilnya dan melihat dari kejauhan pemakaman istrinya selama beberapa dekade. Siswa telah kehilangan lingkungan belajar yang penting, pasien telah kehilangan interaksi yang diperlukan dengan penyedia medis mereka dan para penyembah telah kelaparan akan kehangatan persekutuan pribadi. Sementara saya memahami alasan konferensi Zoom dan janji temu virtual, metode teknis untuk terhubung dengan orang-orang meninggalkan kekosongan dalam hubungan kami.


Seorang pria melaporkan bahwa dia dan keluarganya sangat lelah dengan layanan gereja Facebook sehingga mereka tidak repot-repot menggunakan teknologi lagi. Jika perubahan ini terus berlanjut, sangat mungkin bisnis tidak hanya akan gagal, prosedur medis yang diperlukan diabaikan, acara olahraga kehilangan dukungan, tetapi juga rumah ibadah akan tidak ada lagi. Orang secara bertahap akan mengembangkan mekanisme koping baru yang berpusat pada kesepian mereka! Itu akan menjadi dunia yang mengerikan untuk ditinggali. 

Kelelawar Covid-19


Sementara kita mendorong semua tindakan yang dirancang untuk meminimalkan penyebaran virus di antara kita, saya juga mengenali semangat ketakutan yang tersembunyi yang mendasari apa yang sedang terjadi. Ketakutan adalah kelumpuhan, asam yang menghancurkan jalinan hidup kita. Yohanes yang Terkasih berkata bahwa ketakutan itu menyiksa (1 Yohanes 4:18). Ada magnetisme untuk takut di mana apa yang kita takuti akan terjadi. Rupanya Ayub selalu takut dia akan kehilangan kesehatan dan kekayaannya, karena dia berkata, “Karena yang kutakutkan, itulah yang menimpa aku, dan yang kucemaskan, itulah yang mendatangi aku. (Ayub 3:25; 9:28). 


Saya bertanya-tanya apakah rasa takut mengubah kimia tubuh kita untuk membuat kita lebih rentan terhadap apa yang diam-diam kita takuti. Dalam 2 Timotius 1:7, Paulus menulis, “Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban.” Jadi jika Tuhan tidak memberi kita apa yang kita alami, dari mana datangnya ketakutan ini? Dia akan memberi kita kewarasan selama masa panik. 


Kristus datang untuk mendamaikan orang kembali kepada Allah dan satu sama lain. Meskipun saya tidak menghitung secara pribadi, saya diberitahu ungkapan, "Jangan takut" muncul 365 kali dalam Alkitab - satu untuk setiap hari dalam setahun. Saya tahu itu muncul berkali-kali dalam Mazmur dan merupakan lagu pelayanan Yesus. Ungkapan itu menyiratkan bahwa kita memiliki kendali atas tingkat ketakutan pribadi kita. 


Mungkin kita bisa meringankan siksaan dengan menjaga informasi yang kita telan. Mungkin kita dapat meminimalkan ketakutan kita dengan mengubah fokus kita dan berdiam pada janji-janji Kitab Suci. Kita membutuhkan sesuatu dan seseorang di luar diri kita untuk mengisi pikiran kita dengan pemikiran yang sehat.

Kisah Seorang Guru Memberikan Pertanyaan kepada muridnya Untuk Menyebutkan Tujuh Keajaiban Dunia. Bersyukur adalah Titik awal Pertobatan Matius, 11:20-24



seorang guru memberi tugas kepada murid-muridnya untuk menyebutkan tujuh keajaiban dunia. Sebagian besar muridnya segera menuliskan jawaban di kertas mereka. Namun, Joana hanya termangu-mangu di bangkunya. Jam pelajaran pun selesai, kertas kerja Joana masih kosong. Gurunya heran karena Joana adalah anak yang cerdas.

Masakan kau tidak tahu satu keajaiban dunia? tanya gurunya. Sebenarnya banyak ibu, tapi saya bingung milih yang mana. Kening bu guru berkerut dan meminta Joana menjelaskan. 

Joana mulai menyebutkan keajaiban dunia versinya, yakni bisa melihat, bisa mendengar, bisa berkata-kata, bisa menyayangi dan sebagainya. Gurunya tertegun dan tersadarkan, betapa mudah kita mengagumi karya buatan manusia dan menganggap biasa saja berbagai keajaiban yang Tuhan karuniakan secara cuma-cuma kepada kita.

Yesus mengecam kota Khorazim, Betsaida dan Kapernaum karena menyambut secara dingin karya Tuhan di tengah mereka. Kota-kota ini termasuk yang pertama kali mendengar berita pertobatan yang disampaikan Yesus. 


Berbagai mukjizat telah dilakukan Yesus. Yesus bahkan memilih Kapernaum sebagai kediaman-Nya sesudah keluar dari Nazaret. Namun, kota-kota ini bergeming. Berita Injil dan mukjizat Tuhan tidak menggugah mereka untuk bertobat dan berbalik dari kejahatan mereka. Kemurahan Allah adalah menuntun kita kedalam pertobatan, mengalami perubahan sikap, hati, dan perilaku.  


Bagaimana sikap kita terhadap kebaikan yang Tuhan karuniakan dalam hidup kita? Bersyukur atas keajaiban Tuhan dalam hidup kita adalah titik awal menuju pertobatan dan perubahan hidup.

Monday, 19 July 2021

Menjadi Murid Yesus Harus Memanggul Salib, Kehilangan Nyawa Dan Mati Bersama Dia Matius 10:34.11:1 Pikullah Salibmu Dan Ikutlah Aku..


Yesus datang untuk menyelamatkan kita dan kita diundang untuk rela menyerahkan diri kepada-Nya. Resiko seorang murid Yesus adalah memanggul salib, kehilangan nyawa dan mati bersama Dia. 

Menjadi orang Katolik tidak lantas kita nyaman-nyaman saja tanpa kesulitan. Justru sebaliknya, kesulitan selalu saja ada yang harus kita tanggung. Inilah yang membuat kita kian serupa dengan Kristus.

Yesus memang menempatkan semuanya ini sebagai cara untuk mengikuti Dia. Itu berarti, semakin kita kehilangan nyawa, rela memanggul salib, rela mempersembahkan hidup kita kepada-Nya, semakin pula kita serupa dengan Dia dan semakin kokoh kita menjadi pengikut-Nya.

Pengikut Kristus tidak akan pernah terbebas dari salib. Melalui peristiwa salib, Yesus kehilangan nyawa-Nya namun mendapatkannya kembali melalui kebangkitan-Nya. 

Tujuan kita mengikuti Kristus tidak untuk menderita melainkan untuk bahagia meski harus menempuh jalan penderitaan karena kita yakin bahwa ada paskah yang cerah setelah Jumat Agung.

Friday, 16 July 2021

Seorang Pemimpin Yang Tidak Percaya Diri Akan Menghancurkan Seluruh Komunitas Matius, 10:24-33


Siapa pemimpinmu, itulah dirimu. Artinya gambaran pemimpin mempengaruhi banyak hal kepada para pengikutnya. Sebuah komunitas menjadi baik atau tidak, sangat tergantung dari siapa pemimpinnya. Pemimpin yang visioner akan mampu membawa anggotanya kemasa depan yang lebih baik.


Pemimpin yang tidak percaya diri akan menghancurkan seluruh komunitas. Apa yang dilakukan oleh pemimpin, sedikit banyak akan menjadi cara dan pola hidup dari mereka yang dipimpinnya. Maka siapa dirimu, bisa dilihat dari siapa yang memimpinmu.


 Kita bisa bertanya, siapa yang memimpin hidup saya? Apakah kita sudah dipimpin oleh roh kebaikan atau kita masih dipimpin oleh roh keserakahan? Apakah saya sudah membiarkan Kristus memimpin saya atau justru kekuatan lain yang menguasai saya?

Hari ini kita ingatkan kembali akan hidup dan perjalanan kita. Jangan sampai hidup kita justru dikuasai oleh kuasa kejahatan. Jika kita mengatakan sebagai orang Kristiani, sudah semestinya yang memimpin hidup kita adalah Kristus sendiri bukan yang lainnya. Maka jalan Kristus adalah jalan kita. Apa yang dilakukan dan dikehendaki-Nya menjadi cara dan pola hidup kita.

Bisa jadi bahwa hidup kita masih dikuasai oleh keinginan diri sendiri. Atau malah justru banyak orang yang membiarkan diri dipimpin dan dikuasai oleh kuasa-kuasa jahat. Sesaat menyenangkan tetapi kebahagiaan kekal tidak mereka miliki. Kuasa lain menuntut kurban dan persembahan dari manusia. Tetapi Kristus justru berkurban dan mempersembahkan diri-Nya bagi kita.

Siapa pemimpin kita bisa dilihat dari apa dan bagaimana hidup kita. Kristus yang menjadi pemimpin seluruh hidup kita. Maka hidup kita mestinya diliputi dengan kuasa kasih, kedamaian, dan sukacita.

Thursday, 15 July 2021

Dies Natalis UNIVERSITAS FLORES Yang Ke 41 Tahun- Tetap Jaya Untuk Selama-LamaNya.

UNIVERSITAS  FLORES


SELAMAT DIES NATALIS UNIFLOR YANG KE 41 TAHUN". Terima Kasih karena sudah manjadi bagian dari perjalanan hidup kami. Semoga Tuhan Selalu menyertai semua acivitas akademik yang terus bahu membahu membangun lembaga pendidikan untuk anak bangsa di bumi  tercinta ini.


Tahun 1998 tahun dimana Negara indonesia penuh ketidak pastian  di bidang ekonomi dan politik. Setelah tamat SMA harus rela pulang kampung untuk membantu orang tua. 


Setelah pulang kampung penuh ketidakpastian harus  rela mengadu nasip untuk menyambung hidup. Harapan untuk bergantung hidup pada orang tua terasa berat dan menyakitkan. Apa yang harus dilakukan dengan modal ijazah SMA di zaman itu. Tidak ada skill yang ada hanya ijazah. Pusing bagaimana cara harus melanjutkan hidup dan mewujudkan mimpi. Mimpi untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi lagi, sementara  orang tua cuma seorang petani dan keluarga bergantung hidup pada buruh proyek dan  kuli bangunan. 


Namun mimpi terus bergelora dalam dada untuk mewujudkan mimpi untuk kuliah. Berbagai informasi dan pilihan terus di coba dengan alternatif kuliah sambil kerja agar bisa melanjutkan pendidikan atau kuliah. Dan ditengah gejolak ekonomi keputusan harus tetap di ambil. Lebih baik susah sekaramg daripada susah kemudian dan tak kunjung selesai.


Tahun 2000 dengan bermodal tabungan dan kesepakatan keluarga akhirnya memutuskan untuk kuliah tapi kuliah di mana? Ini persoalan besar. Dari berbagai pendapat dan keputusan keluarga jatuh di Kampus terdekat yaitu UNIVERSITAS FLORES. Saat itu banyak yang tidak tahu juga termasuk saya karena tidak setenar kampus-kampus di Pulau Jawa dan Kupang. Dia tenggelam diantara ketenaran kampus-kampus lainnya.


Pertama kali menginjakan kaki si Kampus Universitas Flores  yang masih berlokasi di Jln. Soekarno depan lapangan Pancasila Ende atau lebih di kenal dengan lapangan perse, saya sempat terhenyak karena kondisi kampus seadanya. Tak ada fasilitas yang mewah dan Para Dosen yang juga masih sangat terbatas. Saat mendaftar sebagai mahasiswa baru di FKIP  Program Studi matematika  jumlah mahasiswa juga tidak sampai 200 orang. Namun dalam perjalanan saya pindah ke Fakultas Teknik Prodi Teknik Sipil.


Mewujudkan mimpi sebagai anak desa untuk bisa kuliah adalah mimpi setiap orang. Hanya sebagai anak petani mimpi itu terasa berat dan menyakitkan. Semangat yang membara terus tumbuh tak terasa dalam asa.


Tak terasa Perjalanan Kampus Biru UNIVERSITAS FLORES terus berjalan dan berbenah dengan segala dinamika kekurangan dan kelebihannya. Bahkan terbersit dalam benak  setelah pindah kampus di jalan Sam Ratulangi tepat di bawah kaki Gunung Wongge ruang kuliah cuma satu dalam aula dan di sekat-sekat.  Dalam pikiran saya ini kampus untuk orang miskin saja karena yang kuliah rata-rata ekonominya terbatas. 


Seiring waktu pada akhir studi tahun 2006 Kampus biru terus berbenah dan melaju untuk menjadi yang kampus yang lebih baik. Sarana Prasarana Kuliah serta kualifikasi Dosen terus di tingkatkan. Wajahnya sudah semakin tampan dan cantik. Hal ini sesuai tagline nya " SATUKAN LANGKAH BULATKAN TEKAD MENUJU UNIFLOR BERMUTU" 

Loving each other every human being or partner is a gift from God.


 Love is a gift from God and every human being must have a sense of love in his heart.  Love is also a miracle that can make us understand a power to survive.

 True love will exist if we want to have it.  Love is also a wound, but behind the wound is a strength that will make us more mature.

 Love never asks, it always gives, love brings suffering but never holds grudges, never returns evil.  Where there is love there is life.  Love comes to people who still have hope even though they have been disappointed.  He was willing to be sent anywhere.  Rain and storms, the heat hit cannot prevent his love for the happiness of others.

 To those who still believe, even though they have been betrayed.  To those who still want to love, even though they have been hurt and to those who have the courage and faith to rebuild trust.

 Love can turn bitter into sweet, dust into gold, cloudy into clear, sick into health, prison into a lake, pain into pleasure and anger into grace.

 Love can soften iron, crush stone, awaken the dead, breathe life and make slaves a leader.  This is the power of love.

 Love is also a feeling that belongs to every human being, it is like a drop of dew that falls from the sky, clean and pure, only the soil has different ways of receiving it.  If it falls on barren land, it grows the dew of iniquity, lies, infidelity, betrayal, despicable things and selfishness.  But if the dew falls on fertile soil, there will grow purity of heart, sincerity, loyalty, sincerity, trust, compassion and commendable qualities.

 Love is eternity and the most beautiful memories, which we must have.  Love is not a cheap and common word spoken by word of mouth, but love is a very beautiful and holy gift of God if each of us is able to judge its holiness.

Our Blog

55 Cups
Average weekly coffee drank
9000 Lines
Average weekly lines of code
400 Customers
Average yearly happy clients

Our Team

Tim Malkovic
CEO
David Bell
Creative Designer
Eve Stinger
Sales Manager
Will Peters
Developer

Contact

Talk to us

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit. Dolores iusto fugit esse soluta quae debitis quibusdam harum voluptatem, maxime, aliquam sequi. Tempora ipsum magni unde velit corporis fuga, necessitatibus blanditiis.

Address:

9983 City name, Street name, 232 Apartment C

Work Time:

Monday - Friday from 9am to 5pm

Phone:

595 12 34 567

Search This Blog

Powered by Blogger.

informasi pendidikan

Apa Perbedaan Agama dan spiritualitas

Menurut pandangan saya, agama dan spiritualitas adalah dua konsep yang berbeda meskipun terkait erat. Agama adalah pengorganisasian gagasan-...