seorang guru memberi tugas kepada murid-muridnya untuk menyebutkan tujuh keajaiban dunia. Sebagian besar muridnya segera menuliskan jawaban di kertas mereka. Namun, Joana hanya termangu-mangu di bangkunya. Jam pelajaran pun selesai, kertas kerja Joana masih kosong. Gurunya heran karena Joana adalah anak yang cerdas.
Masakan kau tidak tahu satu keajaiban dunia? tanya gurunya. Sebenarnya banyak ibu, tapi saya bingung milih yang mana. Kening bu guru berkerut dan meminta Joana menjelaskan.
Joana mulai menyebutkan keajaiban dunia versinya, yakni bisa melihat, bisa mendengar, bisa berkata-kata, bisa menyayangi dan sebagainya. Gurunya tertegun dan tersadarkan, betapa mudah kita mengagumi karya buatan manusia dan menganggap biasa saja berbagai keajaiban yang Tuhan karuniakan secara cuma-cuma kepada kita.
Yesus mengecam kota Khorazim, Betsaida dan Kapernaum karena menyambut secara dingin karya Tuhan di tengah mereka. Kota-kota ini termasuk yang pertama kali mendengar berita pertobatan yang disampaikan Yesus.
Berbagai mukjizat telah dilakukan Yesus. Yesus bahkan memilih Kapernaum sebagai kediaman-Nya sesudah keluar dari Nazaret. Namun, kota-kota ini bergeming. Berita Injil dan mukjizat Tuhan tidak menggugah mereka untuk bertobat dan berbalik dari kejahatan mereka. Kemurahan Allah adalah menuntun kita kedalam pertobatan, mengalami perubahan sikap, hati, dan perilaku.
Bagaimana sikap kita terhadap kebaikan yang Tuhan karuniakan dalam hidup kita? Bersyukur atas keajaiban Tuhan dalam hidup kita adalah titik awal menuju pertobatan dan perubahan hidup.
0 comments:
Post a Comment