We Are Creative Design Agency

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit. Illum, fuga, consectetur sequi consequuntur nisi placeat ullam maiores perferendis. Quod, nihil reiciendis saepe optio libero minus et beatae ipsam reprehenderit sequi.

Find Out More Purchase Theme

Our Services

Lovely Design

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Praesent feugiat tellus eget libero pretium, sollicitudin feugiat libero.

Read More

Great Concept

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Praesent feugiat tellus eget libero pretium, sollicitudin feugiat libero.

Read More

Development

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Praesent feugiat tellus eget libero pretium, sollicitudin feugiat libero.

Read More

User Friendly

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Praesent feugiat tellus eget libero pretium, sollicitudin feugiat libero.

Read More

Recent Work

Tuesday, 14 December 2021

Berikut adalah empat hal yang perlu Anda ketahui mengenai pemberian Tuhan


Yohanes 10:1-21  Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan. Yohanes 10:10


Singkatnya, segala yang buruk berasal dari iblis, sedangkan segala yang baik berasal dari Yesus. Penting sekali kita mengerti hal tersebut, mengingat ada begitu banyak pengajaran yang mengatakan bahwa Tuhan memang baik, tetapi Dia juga mengijinkan hal yang buruk untuk menguji iman kita. 


 Tuhan tidak pernah mencobai ataupun mengijinkan yang buruk untuk menguji kehidupan kita (Yakobus 1:13). Firman Tuhan mengatakan Allah adalah kasih (1 Yohanes 4:8). Kasih adalah cara Tuhan untuk membawa seseorang kepada pertobatan (Roma 2:4).


Berikut adalah empat hal yang perlu Anda ketahui mengenai pemberian Tuhan.

1. TUHAN HANYA MEMBERIKAN YANG BAIK (Yakobus 1:17)

Dia tidak pernah menguji atau mencobai kita dengan kecelakaan, sakit penyakit, atau kemiskinan kepada anak-anak-Nya (Yakobus 1:13). Yeremia 29:11 menjamin hal tersebut bahwa rancangan-Nya bukanlah rancangan kecelakaan, melainkan rancangan damai sejahtera
2.  SEMUA BERKAT SUDAH DIBERIKAN (Efesus 1:3)

Tidak ada satupun berkat yang Tuhan tahan, semua sudah diberikan dan disediakan bagi setiap orang yang percaya, sejak 2000 tahun lalu ketika Yesus tergantung di atas kayu salib. Kematian dan kebangkitan Yesus telah merobek pintu Sorga sehingga semua berkat tersebut, yaitu keselamatan, kesembuhan, kesehatan, umur panjang, kelimpahan, kuasa Roh Kudus, kemenangan atas dosa dan maut, dan pembebasan dari kutuk tercurah. 

Jika kita belum menerima berkat-berkat dan anugerah tersebut, itu bukan lagi karena Tuhan yang menahannya, karena Dia sudah memberikan seluruhnya kepada kita melalui Yesus.

3.  PEMBERIAN TUHAN HANYA DAPAT DITERIMA MELALUI IMAN (Roma 4:13-14)

Mungkin kita pernah mendengar TIGA LANGKAH MENERIMA BERKAT TUHAN atau LIMA HAL YANG PERLU DIJAUHI AGAR DISEMBUHKAN, seolah kita harus melakukan perbuatan baik tertentu untuk menerima pemberian Tuhan. Roma 4:13-14 mengatakan, justru kalau kita mengharapkan janji berdasarkan perbuatan, sia-sialah iman dan batallah janji Tuhan. 


Kita tidak dapat menerima kebaikan dan kemurahan Tuhan melalui perbuatan, melainkan hanya melalui IMAN. Seperti saya bahas di poin nomor dua bahwa semua berkat sudah dianugerahkan kepada kita, dengan kata lain, bagian Tuhan untuk memberikan kepada kita sudah selesai. Kini tersisa bagian kita untuk menerima segala berkat tersebut melalui iman (Roma 5:2). 


4.   TUHAN TIDAK MENGHENDAKI YANG BURUK BAGI KITA (Mazmur 139:14-16)

Tuhan yang menenun dan membentuk hidup kita. Tuhan yang merancangkan hari-hari kita sebelum ada satupun. Tuhan hanya merancangkan yang baik untuk anak-anak-Nya. Bukan Tuhan yang merancangkan kita bangkrut di usia 35 tahun, kanker di usia 40 tahun, dan kemudian mati muda.


 Kehendak Tuhan adalah kita sehat, diberkati, umur panjang, dan menjadi berkat untuk banyak orang. Yakobus 1:14 mengatakan manusia terseret kepada hal-hal buruk karena keinginan dan keputusan yang menyimpang dari kebenaran, bukan karena kehendak Tuhan.

Monday, 13 December 2021

Santa Lusia & Santa Odilia atau Ottilia Doakanlah Kami. Perawan Dan Martir.


Lahir pada akhir abad ketiga. Orang tuanya adalah bangsawan yang kaya raya serta terhormat. Lusia seorang gadis yang jelita dengan sepasang mata yang indah. Para pemuda bangsawan jatuh hati kepadanya. Ibunya mendesaknya untuk menikah dengan salah seorang dari mereka yang telah dipilihnya bagi Lusia. 


Tetapi Lusia tidak tertarik. la tahu bahwa ibunya menderita sakit pendarahan. Lusia membujuknya untuk pergi ke gereja St. Agatha dan berdoa mohon kesembuhan. Lusia  pergi menemaninya dan mereka berdoa bersama. Ketika Tuhan mendengar doa mereka serta menyembuhkan ibunya, Lusia mengatakan kepada ibunya tentang ikrarnya untuk menjadi pengantin Kristus.


 Sebagai ungkap rasa terima kasih atas kesembuhannya, ibunya mengijinkan Lusia memenuhi panggilan hidupnya. Tetapi pemuda kepada siapa ibunya telah menjanjikan Lusia, amat marah karena kehilangan Lusia. Dalam puncak kemarahannya, ia melaporkan Lusia sebagai seorang pengikat Kristus. la mengancam hendak membutakan kedua mata Lusia. Tetapi, Lusia bahkan rela kehilangan kedua matanya daripada tidak menjadi pengantin Kristus. Dan itulah yang terjadi.


 Banyak patung yang kelak dibuat menggambarkan St. Lusia dengan matanya yang indah di telapak tangannya. Yesus membalas cinta Lusía yang gagah berani. la melakukan mukjizat dengan memulihkan mata Lusia kembali, bahkan jauh lebih indah dari sebelumnya.


Kekejaman Kaisar Dicletianus terhadap penganut Kristus telah terkenal. Hakim yang kafir berusaha mengirim Lusia ke rumah wanita pendosa. la berharap agar Lusia dapat dibujuk untuk mengingkari Kristus. Tetapi ketika mereka berusaha membawanya ke sana, Tuhan menjadikan tubuh Lusía demikian berat sehingga mereka tidak dapat mengangkatnya. Pada akhirnya, Lasia ditikam dan menjadi martir bagi Yesus pada tahun 304.


Santa Odilia atau Ottilia:

 Lahir di Obernheim, sebuah desa pegunungan Vove, Prancis pada tahun 660. Dia mengabdikan dirinya dalam karya-karya amal membantu orang-orang miskin dengan semangat pengabdian dan cinta kasih yang tinggi. Odilia wafat pada tanggal 13 Desember 720.


Santa Lusia, Perawan dan Martir Kata cerita kuno: Lusia lahir di Sirakusa, di pulau Sisilia, Italia pada abad ke-4. Orangtuanya adalah bangsawan Italia yang beragama Kristen. Ayahnya meninggal dunia ketika ia masih kecil, sehingga perkembangan dirinya sebagian besar ada dalam tanggungjawab ibunya Eutychia. Semenjak usia remaja, Lusia sudah berikrar untuk hidup suci murni. Ia berjanji tidak menikah. 

Namun ketika sudah besar, ibunya mendesak dia agar mau menikah dengan seorang pemuda kafir. Hal ini ditolaknya dengan tegas. Pada suatu ketika ibunya jatuh sakit. Lusia mengusulkan agar ibunya berziarah ke makam Santa Agatha di Kathania untuk memohon kesembuhan. Usulannya ditanggapi baik oleh ibunya. Segera mereka ke Kathania. Apa yang dikatakan Lusia ternyata benar-benar dialami ibunya. 


Doa permohonan mereka dikabulkan: sang ibu sembuh. Bahkan Santa Agatha sendiri menampakkan diri kepada mereka berdua. Sebagai tanda syukur, Lusia diizinkan ibunya tetap teguh dan setia pada kaul kemurnian hidup yang sudah diikrarkannya kepada Kristus. Kekaisaran Romawi pada waktu itu diperintahi oleh Diokletianus, seorang kaisar kafir yang bengis. Ia menganggap diri keturunan dewa, oleh sebab itu seluruh rakyat harus menyembahnya atau menyembah patung dewa-dewa Romawi. 


Umat Kristen yang gigih membela dan mempertahankan imannya menjadi korban kebengisan Diokletianus. Mereka ditangkap, disiksa dan dibunuh. Situasi ini menjadi kesempatan emas bagi pemuda-pemuda yang menaruh hati pada Lusia namun ditolak lamarannya: mereka benci dan bertekad membalas dendamnya dengan melaporkan identitas keluarga Lusia sebagai keluarga Kristen kepada kaisar. Kaisar termakan laporan ini sehingga Lusia pun ditangkap, mereka merayu dan membujuknya dengan berbagai cara agar bisa memperoleh kemurniannya. Tetapi Lusia tak terkalahkan. 


Ia bertahan dengan gagah berani. Para musuhnya tidak mampu menggerakkan dia karena Tuhan memihaknya. Usahanya untuk membakar Lusia tampak tak bisa dilaksanakan. Akhirnya seorang algojo memenggal kepalanya sehingga Lusia tewas sebagai martir Kristus oleh pedang seorang algojo kafir. Lusia dihormati di Roma, terutama di Sisilia sebagai perawan dan martir yang sangat terkenal sejak abad ke-6. Untuk menghormatinya, dibangunlah sebuah gereja di Roma. 


Namanya dimasukkan dalam Doa Syukur Agung Misa. Mungkin karena namanya berarti 'cahaya' maka pada Abad Pertengahan orang berdoa dengan perantaraannya memohon kesembuhan dari penyakit mata. Konon, pada waktu ia disiksa, mata Lusia dicungkil oleh algojo-algojo yang menderanya, ada pula cerita yang mengatakan bahwa Lusia sendirilah yang mencungkil matanya dan menunjukkan kepada pemuda-pemuda yang mengejarnya. Ia wafat sebagai martir pada tanggal 13 Desember 304. 

Semoga kisah suci hidup Santa Lusia memberi peringatan kepada kita, lebih-lebih para putri kita yang manis-manis, supaya bertekun dalam doa dan mohon perlindungannya.


Kata cerita kuno: Lusia lahir di Sirakusa, di pulau Sisilia, Italia pada abad ke-4. Orangtuanya adalah bangsawan Italia yang beragama Kristen. Ayahnya meninggal dunia ketika ia masih kecil, sehingga perkembangan dirinya sebagian besar ada dalam tanggungjawab ibunya Eutychia. Semenjak usia remaja, Lusia sudah berikrar untuk hidup suci murni. Ia berjanji tidak menikah. Namun ketika sudah besar, ibunya mendesak dia agar mau menikah dengan seorang pemuda kafir. 


Hal ini ditolaknya dengan tegas. Pada suatu ketika ibunya jatuh sakit. Lusia mengusulkan agar ibunya berziarah ke makam Santa Agatha di Kathania untuk memohon kesembuhan. Usulannya ditanggapi baik oleh ibunya. Segera mereka ke Kathania. Apa yang dikatakan Lusia ternyata benar-benar dialami ibunya. Doa permohonan mereka dikabulkan: sang ibu sembuh. Bahkan Santa Agatha sendiri menampakkan diri kepada mereka berdua. Sebagai tanda syukur, Lusia diizinkan ibunya tetap teguh dan setia pada kaul kemurnian hidup yang sudah diikrarkannya kepada Kristus. 


Kekaisaran Romawi pada waktu itu diperintahi oleh Diokletianus, seorang kaisar kafir yang bengis. Ia menganggap diri keturunan dewa, oleh sebab itu seluruh rakyat harus menyembahnya atau menyembah patung dewa-dewa Romawi. Umat Kristen yang gigih membela dan mempertahankan imannya menjadi korban kebengisan Diokletianus. Mereka ditangkap, disiksa dan dibunuh. 


Situasi ini menjadi kesempatan emas bagi pemuda-pemuda yang menaruh hati pada Lusia namun ditolak lamarannya: mereka benci dan bertekad membalas dendamnya dengan melaporkan identitas keluarga Lusia sebagai keluarga Kristen kepada kaisar. Kaisar termakan laporan ini sehingga Lusia pun ditangkap, mereka merayu dan membujuknya dengan berbagai cara agar bisa memperoleh kemurniannya. Tetapi Lusia tak terkalahkan. 


Ia bertahan dengan gagah berani. Para musuhnya tidak mampu menggerakkan dia karena Tuhan memihaknya. Usahanya untuk membakar Lusia tampak tak bisa dilaksanakan. Akhirnya seorang algojo memenggal kepalanya sehingga Lusia tewas sebagai martir Kristus oleh pedang seorang algojo kafir. Lusia dihormati di Roma, terutama di Sisilia sebagai perawan dan martir yang sangat terkenal sejak abad ke-6. Untuk menghormatinya, dibangunlah sebuah gereja di Roma. 


Namanya dimasukkan dalam Doa Syukur Agung Misa. Mungkin karena namanya berarti 'cahaya' maka pada Abad Pertengahan orang berdoa dengan perantaraannya memohon kesembuhan dari penyakit mata. Konon, pada waktu ia disiksa,Santa Lusia, Perawan dan Martir


Kata cerita kuno: Lusia lahir di Sirakusa, di pulau Sisilia, Italia pada abad ke-4. Orangtuanya adalah bangsawan Italia yang beragama Kristen. Ayahnya meninggal dunia ketika ia masih kecil, sehingga perkembangan dirinya sebagian besar ada dalam tanggungjawab ibunya Eutychia. Semenjak usia remaja, Lusia sudah berikrar untuk hidup suci murni.


 Ia berjanji tidak menikah. Namun ketika sudah besar, ibunya mendesak dia agar mau menikah dengan seorang pemuda kafir. Hal ini ditolaknya dengan tegas. Pada suatu ketika ibunya jatuh sakit. Lusia mengusulkan agar ibunya berziarah ke makam Santa Agatha di Kathania untuk memohon kesembuhan. Usulannya ditanggapi baik oleh ibunya. Segera mereka ke Kathania. 


Apa yang dikatakan Lusia ternyata benar-benar dialami ibunya. Doa permohonan mereka dikabulkan: sang ibu sembuh. Bahkan Santa Agatha sendiri menampakkan diri kepada mereka berdua. Sebagai tanda syukur, Lusia diizinkan ibunya tetap teguh dan setia pada kaul kemurnian hidup yang sudah diikrarkannya kepada Kristus. Kekaisaran Romawi pada waktu itu diperintahi oleh Diokletianus, seorang kaisar kafir yang bengis.


 Ia menganggap diri keturunan dewa, oleh sebab itu seluruh rakyat harus menyembahnya atau menyembah patung dewa-dewa Romawi. Umat Kristen yang gigih membela dan mempertahankan imannya menjadi korban kebengisan Diokletianus. 


Mereka ditangkap, disiksa dan dibunuh. Situasi ini menjadi kesempatan emas bagi pemuda-pemuda yang menaruh hati pada Lusia namun ditolak lamarannya: mereka benci dan bertekad membalas dendamnya dengan melaporkan identitas keluarga Lusia sebagai keluarga Kristen kepada kaisar. 


Kaisar termakan laporan ini sehingga Lusia pun ditangkap, mereka merayu dan membujuknya dengan berbagai cara agar bisa memperoleh kemurniannya. Tetapi Lusia tak terkalahkan. Ia bertahan dengan gagah berani. Para musuhnya tidak mampu menggerakkan dia karena Tuhan memihaknya. 


Usahanya untuk membakar Lusia tampak tak bisa dilaksanakan. Akhirnya seorang algojo memenggal kepalanya sehingga Lusia tewas sebagai martir Kristus oleh pedang seorang algojo kafir. Lusia dihormati di Roma, terutama di Sisilia sebagai perawan dan martir yang sangat terkenal sejak abad ke-6. Untuk menghormatinya, dibangunlah sebuah gereja di Roma. Namanya dimasukkan dalam Doa Syukur Agung Misa. 


Mungkin karena namanya berarti 'cahaya' maka pada Abad Pertengahan orang berdoa dengan perantaraannya memohon kesembuhan dari penyakit mata. Konon, pada waktu ia disiksa, mata Lusia dicungkil oleh algojo-algojo yang menderanya, ada pula cerita yang mengatakan bahwa Lusia sendirilah yang mencungkil matanya dan menunjukkan kepada pemuda-pemuda yang mengejarnya. Ia wafat sebagai martir pada tanggal 13 Desember 304. 


Semoga kisah suci hidup Santa Lusia memberi peringatan kepada kita, lebih-lebih para putri kita yang manis-manis, supaya bertekun dalam doa dan mohon perlindungan.


Konon, Odilia lahir di Obernheim, sebuah desa di pegunungan Vosge, Prancis pada tahun 660. Ayahnya, Adalric, seorang tuan tanah di daerah Alsace, ibunya bernama Bereswindis. Odilia lahir dalam keadaan buta sehingga menjadi bahan ejekan tetangga yang sangat memalukan keluarganya. Ayahnya sedih sekali menghadapi kenyataan pahit ini. 


Ia merasa bahwa kebutaan itu sangat merendahkan martabat keluarganya yang bangsawan itu. Sia-sia saja semua usaha istrinya untuk meyakinkan dia bahwa kebutaan itu mungkin merupakan suatu kehendak Tuhan yang mempunyai suatu maksud tersembunyi bagi kemuliaanNya. Siapa tahu anak ini di kemudian hari dapat menjadi berkat bagi orang lain. Adalric benar-benar bingung dan tidak sudi menerima kehadiran anak buta ini sebagai buah hatinya sendiri. 


Dia bahkan menghendaki agar bayinya itu dibunuh saja. Tak ada jalan lain bagi ibu Bereswindis kecuali melarikan puterinya yang malang itu ke suatu tempat yang aman demi keselamatannya. Ia berprinsip: biarlah puterinya diserahkan kepada orang lain untuk dijadikan sebagai anak angkat. 


Orang lain itu ialah seorang ibu petani yang dahulu pernah menjadi pembantu di rumahnya. Ketika peristiwa pelarian ini diketahui banyak orang, ibu Bereswindis menyuruh ibu pengasuh itu melarikan bayinya ke Baume-les-Dames, dekat Besancon. Di sana ada sebuah biara suster.


 Untunglah bahwa suster-suster di biara itu rela menerima dan bersedia mengasuh Odilia. Sampai umur 12 tahun, anak itu belum juga dibaptis. Pada suatu hari Tuhan menggerakkan Santo Erhart, Uskup Regensburg, pergi ke biara Baume-les-Dames, tempat puteri malang itu berada. Di sana ia mempermandikan puteri buta itu dengan nama Odilia. 


Uskup Erhart pun menyentuh mata puteri buta itu, dan seketika itu juga matanya terbuka, dan ia dapat melihat. Mujizat ini segera diberitahukan kepada keluarga Odilia. Uskup Erhart pun memberitahukan kesembuhan mata Odilia di biara Suster-suster Baume-les-Dames kepada ayahnya. Tetapi sang ayah tetap menolak menerima dan mengakui Odilia sebagai anaknya. Hugh, kakak Odilia yang kagum akan mujizat penyembuhan adiknya berusaha mempertemukan Odilia dengan ayahnya di sebuah bukit, disaksikan oleh kerumunan rakyat. Melihat kenekatan Hugh, sang ayah menjadi berang, lalu memenggal kepala Hugh.


Tetapi kemudian ia menyesali perbuatannya yang kejam itu dan dengan terharu menerima Odilia sebagai anaknya. Odilia meneruskan karyanya di Obernheim bersama kawan-kawannya. Dia mengabdikan dirinya dalam karya-karya amal membantu orang-orang miskin dengan semangat pengabdian dan cinta kasih yang tinggi. Tak lama kemudian ayahnya bermaksud menikahkan dia dengan seorang pangeran. 


Hal ini ditolaknya dengan tegas dan Odilia kemudian melarikan diri ke tempat yang jauh dari ayahnya. Meskipun ia tetap dikejar-kejar dan dipaksa ayahnya, namun ia tetap pada pendiriannya.


 Akhirnya ayahnya mengalah dan membujuknya pulang dan berjanji mendirikan sebuah rumah yang bisa dijadikan sebagai biara di Hohenburg. Di situ ia menjadi kepala biara. Ia juga mendirikan biara lain di Niedermunster. Odilia wafat pada tanggal 13 Desember 720. Banyak mujizat terjadi di kuburnya.

Sunday, 12 December 2021

Hari ini adalah Hari Minggu Adven III. Sering disebut Minggu ‘Gaudete” Lukas 3 :10-18



Pada waktu itu orang banyak bertanya kepada Yohanes,  "Apakah yang harus kami lakukan?" Jawannya,  " Barang siapa yang mempunyai dua helai baju, hendaklah ia membaginya dengan yang tidak punya, dan barangsiapa mempunyai makanan , hendaklah ia berbuat demikian." 


Ada datang juga pemungut pemungut cukai untuk dibabtis dan mereka bertanya kepadanya,  " Guru, apakah yang harus kami perbuat ?"  Jawabnya,  " Jangan menagih lebih banyak daripada yang telah ditentukan bagimu." Dan prajurit  prajurit  juga bertanya kepadanya,  " Dan kami, apakah yang harus kami perbuat ?"  Jawab Yohanes kepada mereka,  " Jangan merampas dan jangan memeras dan cukuplah dirimu dengan gajimu."  Tetapi karena orang banyak  sedang menanti dan berharap, dan semuanya bertanya dalam hatinya tentang Yohanes, kalau kalau ia adalah Mesias, Yohanes menjawab dan berkata kepada semua orang itu, 


 " Aku membabtis kamu dengan air, tetapi Ia yang lebih berkuasa daripadaku akan datang dan nembuka tali kasutNyapun aku tidak layak, Ia membabtis kamu dengan Roh Kudus dan dengan api. Alat penampi sudah ditanganNya dan untuk membersihkan tempat pengirikanNya dan untuk mengumpulkan gandumNya ke dalam lumbungNya, tetapi debu dan jerami itu akan dibakarNya dalam api yang tidak terpadamkan." 


“Pertobatan” berasal dari kata Yunani metanoia (“perubahan pikiran”). Dalam Alkitab, pertobatan dikatakan sebagai “berbalik” dua kali lipat:—berpaling dari dosa (Yehezkiel 3:19; 18:30); dan bergerak menuju Tuhan (Sir 17:20–21; Hos 6:1). Ini lebih dari sekedar penyesuaian sikap. Ini berarti perubahan hidup yang radikal. Itu membutuhkan “buah yang baik sebagai bukti pertobatanmu” (Luk 3:8). 

Itulah sebabnya Yohanes mengatakan kepada orang banyak, tentara, dan pemungut cukai bahwa mereka harus membuktikan iman mereka melalui karya amal, kejujuran, dan keadilan sosial. 


Bapa, hari ini kita masing-masing dipanggil untuk berdiri di antara orang banyak dan mendengar “kabar baik” dari panggilan Yohanes untuk bertobat. Kami harus memeriksa hidup kami, bertanya dari hati kami, seperti yang mereka lakukan: “Apa yang harus kami lakukan?” Pertobatan kami seharusnya muncul bukan dari ketakutan kami akan murka yang akan datang, tetapi dari perasaan sukacita akan kedekatan dengan Allah kami yang menyelamatkan. 


Bapa, ini adalah rekomendasi pertama Yohanes Pembaptis: "Barangsiapa memiliki dua jubah harus berbagi dengan orang yang tidak memilikinya." Ini sangat mendasar, —tetapi hampir selalu diabaikan! Dalam ajaran sosial Gereja, kami senantiasa diingatkan bahwa penggunaan milik pribadi kami harus selalu berorientasi sosial. St Basilius Agung, mengungkapkan hal yang sama: "Roti di lemari Anda adalah milik mereka yang lapar. Jubah di lemari pakaian Anda adalah milik mereka yang telanjang. Sepatu yang tidak dipakai adalah milik mereka yang tidak memakai sepatu. Uang di lemari besi Anda adalah milik orang miskin. 


" Bapa, di masa Adven ini, kami yang mencari pertobatan, yang menunggu kedatangan Mesias, perlu melakukan keadilan, memberikan haknya masing-masing, berbagi dengan mereka yang membutuhkan. Karena tanpa kasih dan hati yang terbuka untuk orang lain, ksmi tidak akan dapat menerima Yesus dan pesan Injil-Nya yang penuh kuasa. ️ 


Tuhan Yesus, bagi-Mu amal adalah nilai tertinggi. Pada malam terakhir Anda, Anda berkata: "Aku memberimu perintah baru: Kasihilah satu sama lain seperti aku telah mengasihi kamu, jadi kamu harus saling mengasihi." Nyalakan cinta seperti itu di dalam hati kami, ya Tuhan. Bantu kami melihat-Mu dalam setiap orang yang kami temui hari ini, dan buat kami cukup berani untuk bermurah hati kepada mereka. Aku percaya pada-Mu. Datang, Tuhan Yesus, datang.


BEBERAPA POKOK PERMENUNGAN


  1.  Pertobatan adalah cara terbaik yang harus dibuat oleh setiap orang menyongsong kelahiran Yesus.
  2. Memberi dan berbagi kepada yang miskin dan yang sangat membutuhkan adalah cara terbaik yang mengungkapkan rasa syukur  karena menerima rahmat pengampunan. Yohanes Pembaptis berseru, " Barang siapa mempunya dua helai baju, hendaklah ia membaginya dengan yang tidak punya." ( Luk. 3 : 11 )
  3. Rasa syukur dan bahagia menyambut kelahiran Tuhan adalah ungkapan iman yang sesungguhnya. Nabi Zefanya menyerukan, " Bersorak sorailah, hai putri sion, bergembiralah hai Israel." ( Zef. 3 : 14 ) Rasul Paulus menambahkan, " Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan." ( Flp. 4 : 4 )



    Apa yang harus kami perbuat?                ketika Yohanes pembaptis mewartakan pertobatan: Orang banyak bertanya kepadanya: "Jika demikian apakah yang harus kami perbuat?" Jawabnya: "Barangsiapa mempunyai dua helai baju, hendaklah ia membaginya dengan yang tidak punya, dan barangsiapa mempunyai makanan, hendaklah ia perbuat juga demikian." Ada datang juga pemungut-pemungut cukai untuk dibaptis dan mereka bertanya kepadanya: "Guru apakah yang harus kami perbuat?" Jawabnya: "Jangan menagih lebih banyak dari pada yang telah di tentukan bagimu." Dan prajurit-prajurit bertanya juga kepadanya: "Dan kami, apakah yang harus kami perbuat?" Jawab Yohanes kepada mereka: "Jangan merampas dan jangan memeras dan cukuplah dirimu dengan gajimu." 


Tetapi kerena orang banyak sedang menanti dan berharap, dan semuanya bertanya dalam hatinya tentang Yohanes, kalau-kalau ia adalah Mesias, Yohanes menjawab dan berkata kepada semua orang itu: "Aku membaptis kamu dengan air, tetapi Ia yang lebih berkuasa dari padaku akan datang dan membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak. Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus dan dengan api. Alat penampi sudah di tangan-Nya untuk membersihkan tempat pengirikan-Nya dan untuk mengumpulkan gandum-Nya ke dalam lumbung-Nya, tetapi debu jerami itu akan dibakar-Nya dalam api yang tidak terpadamkan." Dengan banyak nasihat lain Yohanes memberitakan Injil kepada orang banyak."


Lalu siapakah Yohanes Pembaptis itu ? 


Menurut Lukas, dia itu suara di padang gurun, di kesunyian, suara yang memperdengarkan kehadiran Tuhan dan mengajak kekuatan-kekuatan ilahi menyiapkan orang agar mampu menerima Tuhan sendiri


Yohanes Pembaptis bergerak dalam senyapnya awang-uwung yang sarat dengan kekuatan-kekuatan ilahi, tetapi ia juga bisa didengar oleh orang-orang yang hidup dalam kebisingan sehari-hari


Pada saat itu datanglah orang-orang kepadanya untuk dibaptis, karena mereka juga mengira bahwa dialah Mesias. Ada tiga kelompok yang bertanya kepada Yohanes bagaimana mewujudkan sukacita lewat jalan pertobatan.

 

Kelompok pertama adalah orang banyak, tanpa identitas. Mereka bertanya apa yang kiranya mereka perbuat untuk mewujudkan pertobatan ? Bagi Yohanes, mereka ini harus saling berbagi. Adalah sukacita besar kalau orang saling berbagi dalam hidup


Kelompok kedua adalah para pemungut cukai. Yohanes berkata kepada mereka supaya mereka berlaku jujur: “Jangan menagih lebih banyak yang telah ditentukan”. Yohanes Pembaptis hebat! Dia tidak mengatakan “gantilah pekerjaanmu” tetapi berlakulah adil ! 


Kelompok ketiga adalah para prajurit Romawi, wakil dari kaum kafir. Yohanes berkata kepada mereka untuk bersikap adil: “Jangan merampas, jangan memeras, cukupkanlah dirimu dengan gajimu !”


Bagi Yohanes Pembaptis, sukacita yang benar dilandasi oleh cinta kasih. Dengan cinta kasih orang dapat berbagi, bersikap jujur dan adil. Semua ini membantu setiap pribadi untuk menanti kedatangan Tuhan yang oleh Paulus “sudah dekat”.


Yohanes juga menunjukkan satu sikap pertobatan bagi kita semua yakni kerendahan hati. Ia mengakui dirinya sebagai bukan Mesias 


Membungkuk dan membuak tali sepatuNya pun Yohanes merasa tidak layak. Yohanes hanya membaptis dengan air, tetapi sang Mesias yang tidak lain Yesus akan membaptis dengan Roh Kudus dan Api 


Kebajikan kerendahan hati Yohanes menginspirasikan kita untuk rendah hati di hadapan Tuhan dan mengakui diri kita sebagai orang berdosa yang membutuhkan Tuhan


Sabda Tuhan hari ini mengundang kita untuk selalu bersukacita dalam Tuhan. Masing-masing kita memiliki pergumulan hidup tertentu


Namun dalam pergumulan itu hendaklah kita selalu memandang kepada Tuhan sebagai sumber sukacita dan keselamatan kita. 


Tuhan Yesus berkata, “terlepas dari Aku, kamu tidak bisa berbuat apa-apa” ( Yoh 15:5 ). Itu sebabnya tepat sekali Paulus yang mengatakan, “Bersukacitalah senantiasa di dalam Tuhan”. Tuhan sudah dekat! Apakah ada sukacita di dalam hatimu?


Kita juga diundang untuk memahami pertobatan sebagai jalan untuk menyambut kedatangan Tuhan. 


Yohanes Pembabtis mengatakan kepada tiga kelompok yang berbeda  yakni orang banyak, para pemungut cukai dan prajurit Romawi untuk bertobat dengan membangun mentalitas saling berbagi dalam kasih, jujur dan adil 


Ini adalah model pertobatan yang radikal. Apakah kita juga memiliki kemampuan saling berbagi dalam kasih ? Pertanyaannya, bagaimana cara kita untuk berjaga-jaga dalam menyambut kedatangan Yesus Kristus??


Jawabannya adalah:

Pertama, kita harus bertobat. Pesan inilah yang kita dapat dari Minggu kedua masa adven. Apa itu bertobat? Bertobat berarti kita menyadari bahwa kita berdosa, kita menyesal lalu kita mohon ampun kepada Tuhan. Kata kunci pertobatan adalah menyadari, menyesal lalu mohon ampun kepada Tuhan. Dalam bahasa Yohanes Pembaptis kita menyiapkan jalan dan meluruskan jalan bagi Tuhan.


Kedua, setelah kita bertobat, apa yang harus kita lakukan?? Inilah pertanyaan mendasar dari pesan yang kita dapat dalam minggu ketiga masa adven ini.


Hari ini adalah Hari Minggu Adven III. Sering disebut Minggu ‘Gaudete”. Dalam bahasa Latin, “Gaudete” berarti ‘bersukacitalah!”.  Disebut sebagai minggu Gaudete karena pada minggu ini kita diajak dan diundang untuk bersukacita menyambut Yesus, Sang Mesias yang kedatangannya sudah semakin dekat. Rasa sukacita itu kemudian kita ungkapkan dan kita aktualisasikan dalam tindakan konkrit sebagaimana yang disampaikan oleh Yohanes Pembaptis sebagai pesan bagi kita dalam minggu adven ketiga ini. 

  1. Kita harus berbagi dengan tulus apa yang kita punya (sesuai kemampuan kita) kepada sesama, terutama kepada mereka yang paling membutuhkan pertolongan kita. Berbagi tidak harus berupa materi (uang, makanan, dll). Kita juga bisa berbagi pengetahuan yg benar, bakat untuk melayani dan menghibur, sapaan, senyuman, dukungan, perhatian, ide2 baik, waktu, tenaga dan kehadiran kita dalam kebersamaan dengan keluarga dan orang-orang yang ada di sekitar kita. 
  2. Tidak mengambil keuntungan dari tugas dan tanggungjawab yang sudah dipercayakan kepada kita; baik sebagai Rohaniwan/I, pengurus gereja, guru, karyawan dan apapun itu jabatan kita. Melalu tugas dan panggilan kita masing-masing, kita diajak untuk memperjuangkan kebenaran, kejujuran dan memperlakukan orang lain dengan baik. 
  3. St. Yohanes Pembaptis mengajak kita untuk merasa cukup dengan apa yang kita miliki atau kita punya saat ini dan tidak menginginkan apa yang bukan menjadi hak kita. Dengan kata lain, jangan merasa iri hati dengan apa yang dimiliki oleh orang lain.

Saturday, 11 December 2021

NABI ELIA SUDAH DATANG, TETAPI ORANG TIDAK MENGENALl DIA. "MATIUS 17:10-13"


Nabi Elia diutus ke tengah bangsa Israel untuk mengajak dan mengajarkan mereka hidup dalam kasih dan taat pada Tuhan. Allah melihat bahawa banyak dari kaum Israel yang meninggalkan Firman Allah, hanya sedikit dari antara mereka yang berbuat baik dan hidup dalam kasih. 


 Elia tampil sebagai Nabi yang memberi pencerahan dan mengkritik hidup bangsa pilihan Allah. “Lalu tampillah Elia bagaikan api yang perkataannya laksana obor membakar”. Elia memberikan pencerahan atas kekelaman cara hidup bangsa Israel.


Dia melakukan banyak mukjizat pada zamannya. Meskipun pernyataannya keras, namun dia memiliki hati yang tulus untuk mengembalikan bangsa Israel pada cara hidup yang benar. Elia dipuja dan dikagumi bangsa Israel.


Yohanes Pembaptis menyamai Elia dalam hal tapa dan ketegasan hidupnya, dalam doa dan kenabiannya, untuk memberikan arah baru menuju kedatangan Mesias. Kedua tokoh ini tidak dipertentangkan, tetapi harus dilihat sebagai berkesinambungan. Namun menurut kata Yohanes sendiri, “Ia (Yesus), harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil.”


Yesus menegaskan bahawa pada zaman ini sesungguhnya Elia telah datang kembali dalam diri St. Yohanes Pembaptis untuk membawa pemulihan dan persiapan menyambut kedatangan Mesias. Itulah yang dimaksud Yesus tentang “Elia sudah datang, tetapi orang tidak MENGENALl dia.”


Perkembangan Gereja terus mengalami pergolakan ketegangan dalam menempuh arah baru. Lalu bagaimana kita boleh menyedari dan memahami kehadiran “Elia” di zaman sekarang ini? Pada masa adven ini, kita menantikan pemulihan terjadi di dalam hidup kita. Kelahiran Yesus yang kita peringati setiap tahun merupakan juga gambaran dari masa dimana nabi Elia dan Yohanes Pembaptis datang untuk memulihkan keadaan bangsa Israel. 


Tidak ada orang yang pernah melihat hidup, apalagi membayangkan hidup abadi. Maka, mengimani hidup abadi bagi manusia itu merupakan sesuatu yang sangat sulit, mudah goyah dan mudah terlupakan. Apalagi kalau sudah larut dalam kenikmatan duniawi. 


Sekali pun demikian, sesungguhnya di kedalaman hatinya ada keinginan untuk hidup kekal. Oleh karena itu, melalui sabda-Nya hari ini, kita diingatkan, bahwa selama manusia masih berada di dunia tidak akan dapat membayangkan hidup kekal yang membahagiakan itu.


Hidup yang membahagiakan itu hanya dapat diIMANi. Karena itu, Kristus menunjukkan hidup yang membahagiakan itu kepada ketiga murid-Nya, yaitu Petrus, Yakobus, dan Yohanes naik ke sebuah gunung yang tinggi. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka; wajah-Nya bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang.


Maksud Yesus mengajak Petrus, Yakobus dan Yohanes ialah agar ketiga rasul itu kelak dapat memberikan kesaksian akan kemuliaan dan kebahagiaan hidup yang dijanjikan-Nya. Sebab kebahagiaan hidup abadi itu sama sekali tidak dapat dibandingkan dengan apapun yang kita saksikan di dunia ini. Kata Petrus kepada Yesus: "Tuhan, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. 


Jika Engkau mau, biarlah kudirikan di sini tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia". Dan tiba-tiba sedang ia berkata-kata turunlah awan yang terang menaungi mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara yang berkata: "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia".


Kalau kita mau sejenak meluangkan waktu dalam keheningan "apakah kita memiliki keinginan untuk dapat ikut merasakan kemuliaan dan kebahagiaan hidup sebagaimana yang dijanjikan Allah".


Sejujurnya memang bukanlah hal yang mudah untuk dapat memahaminya. Semuanya itu akan dapat kita pahami apabila kita mau untuk memiliki iman yang hidup, tumbuh, dan berkembang dari waktu ke waktu. Dibutuhkan kepercayaan yang keluar dari lubuk hati yang terdalam. Kita tidak menyaksikan kebangkitan Kristus, tetapi kita percaya akan kesaksian para rasul yang mereka tulis pada Injil Kristus.


Mengimani Kristus berarti kita menerima semua kesaksian yang disampaikan Kristus adalah BENAR adanya, meskipun menurut akal manusia itu sepertinya tidak masuk akal. Orang yang berIMAN, berarti orang yang menerima keBENARan yang tidak tampak, yang tampak hanyalah tanda yang dapat berbeda, bahkan berlawanan, meskpun menandakan hal yang sama.


Apakah kita termasuk orang yang hanya percaya kepada yang dapat dilihat mata, yang dapat ditangkap oleh panca indra, kesudahan mereka adalah kebinasaan, karena sadar atau tidak hal itu menarik orang mencari kepuasan kenikmatan tubuh dan bertumpu pada yang tampak dan akal manusiawi. Akhirnya ia akan meninggalkan kebenaran yang ada di belakang yang tampak.


Apakah kita sudah mempersiapkan hati dan budi kita bagi kedatangan-Nya, dan apakah kita sudah menjadi Elia bagi satu sama lain. Dan, apakah kita mau menjadi seperti Elia, seperti Yohanes Pembaptis yang bersedia mengangkat suara protes kendati hidupnya terancam, tetap membela dan mewartakan kasih dan kesetiaan Allah kepada manusia. Hanya kepada-Nya ada keselamatan kita.


Orang Yahudi percaya akan akhir zaman dan Tuhan akan datang pada saat itu sebagai Hakim.  Namun mereka juga percaya bahwa nabi Elia akan datang kembali di bumi ini tepat menjelang akhir zaman itu, guna memulihkan keadaan yang kacau serta menyiapkan kedatangan Tuhan. 


Kepercayaan Yahudi tersebut di atas berlandaskan antara lain pada sebuah nas yang dapat dibaca dalam kitab Maleakhi. “Sesungguhnya Aku akan mengutus Elia kepadamu menjelang datangnya hari Tuhan yang besar dan dasyat itu. Maka ia akan membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati anak-anak kepada bapa-nya, supaya jangan Aku datang memukul bumi, sehingga musnah” (Mal 4:5-6). 


Sebagai seorang Yahudi, Yesus pasti tahu banget apa yang dinubuatkan Maleakhi dan menjadi kepercayaan bangsa-Nya.  Hal ini nyata dalam perkataan-Nya ini, “Memang, Elia akan datang dan memulihkan segala sesuatu" (Mat 17:11). 


Yesus pun tahu dan Ia menegaskan bahwa Elia akan datang untuk memperdamaikan manusia dengan Tuhan, memperbaiki hubungan yang mungkin terputus dan rusak.  Tetapi – inilah keberatan Yesus terhadap keyakinan itu –- “Elia sudah datang dalam diri Yohanes Pembaptis” (bdk. Mat 11:14; 17:13). Tetapi apa yang terjadi? 


"Orang tidak mengenal dia, dan memperlakukannya menurut kehendak mereka" (Mat 17:12). Mereka justru membuatnya menderita (lih. Mrk 6:17-29). Begitu pun Mesias, yang tak lain adalah diri-Nya, yang datang menyusul “Elia” atau Yohanes Pembaptis. 


Tetapi mengapa diri-Nya harus ditolak, dideritakan dan dihinakan oleh mereka? Tidak jarang kita pun berlaku tak jauh berbeda. Pasti Tuhan pun telah mengutus “Elia” atau “Yohanes Pembaptis” zaman kini kepada kita. 


Ada orang yang telah hadir dan menyerukan pertobatan. Apakah kita mengenalnya dan memperlakukannya dengan baik? Persoalan yang sering terjadi, kita menganggap hanya diri kita sebagai “Elia, Yohanes Pembaptis”. Kita sajalah yang bisa memberi nasihat, arahan, perintah, dan harus didengarkan. 


Kita beranggapan hanya diri kita yang dihadirkan untuk meminta bahkan menuntut orang lain bertobat. Kita beranggapan bahwa hanya diri kita yang bisa memulihkan keadaan untuk Tuhan. Akibatnya, kita sulit menerima orang lain dan mengakui bahwa orang lain pun diutus dan dipakai Tuhan untuk berbuat baik, menyampaikan kabar baik. 


Hari-hari hidup kita sesungguhnya adalah saat bersiap diri untuk Tuhan; berbalik dari arah salah dan kembali dari jalan yang bias berlekuk-lekuk; kembali ke jalan Tuhan agar bisa menyambut dan bertemu dengan Tuhan.  Maka fokus kita sebenarnya, bukan hanya melihat diri sendiri, melainkan juga mengenal “Elia atau Yohanes Pembaptis” dan menerima seruannya.  Kita coba membatin kata-kata Tuhan, “Elia sudah datang, tetapi engkau tidak mengenal dia dan memperlakukannya menurut kehendakmu


Bagaimana kita melihat orang yang datang membantu kita? Seorang teman begitu sakit hati ketika upayanya untuk mengingatkan temannya tentang berita-berita miring tentang temannya itu, malah ditanggap secara negatif. Kadang kala, kita melihat secara miring orang yang datang membantu kita. Atau pun, kita lebih melihat bantuan dari orang lain karena itu memberikan kesenangan, tetapi kita tak mau kalau bantuan itu untuk mengoreksi, memperbaiki hidup kita, dan menasihati kita. 


Para murid bertanya tentang pandangan ahli-ahli taurat tentang kedatangan kembali nabi Elia. Tuhan Yesus menjawab bahwa Elia sudah datang, namun mereka tidak mengerti dan menyadari kedatangannya. Nabi Elia itu datang dalam rupa Yohanes Pembaptis. Di sini, orang-orang tak melihat dan memahami kebaikan Yohanes Pembaptis hingga hati dan pikiran mereka tertutup untuk melihat Elia yang dinantikan. Warta Kenabian.


Dibanyak tempat, pembaharu tidak begitu mudah diterima dan dimengerti oleh orang lain. Mereka yang sudah nyaman dengan situasi mereka akan merasa terusik apabila diadakan pembaruan. Jika sudah nyaman dengan kebobrokan hidup, so pasti akan menolak dengan keras jika ada yang hendak memperbaiki apa yang buruk. Kebaikan justru akan menjadi musuh terbesarnya, kebaikan justru akan mengancam dirinya. Maka dengan segala upaya ia kerahkan supaya sang pembaharu tidak jadi mengubah hidupnya.


Sebagai seorang nabi, Elia teguh menjadi corong kebenaran. Ia tidak ragu mengkritik bobroknya kehidupan sosial jamannya. Ia tidak ragu menyuarakan kebenaran, ia mengingatkan para penguasa bahwa hidup mereka telah menjauh dari perintah Allah. Mereka harus mengadakan pertobatan dan perbaikan hidup. Ia selalu membawa kabar bahwa di dalam Tuhan selalu ada pengharapan. Mereka yang merasa diuntungkan dengan situasi yang sudah nyaman tidak menerima warta kenabian yang dibawa Elia.


Demikian juga dengan warta kenabian Yohanes Pembaptis. Justru ia ditangkap, dipenjara dan mati dengan dipenggal kepalanya. Ia berbeda dengan orang-orang jamannya dan perbedaan itu justru dianggap sebagai ancaman para penguasa. Maka bagi mereka lebih baik ia ditenggelamkan dan tidak bersuara lagi. Namun Yohanes Pembaptis meninggalkan warisan yang berharga bagi para pengikutnya, yakni ia menunjukkan Sang Anak Domba kepada mereka semua. Yohanes Pembaptis membawa harapan keselamatan Allah.


Bagi kita, pertanyaan yang patut kita renungkan adalah apakah kita berani menjadi seperti mereka, membawa warta kenabian. Resiko yang sudah hampir pasti kita terima adalah kita dianggap aneh oleh orang-orang sejaman kita. Namun kita tetap layak bahwa di dalam Tuhan selalu ada harapan akan kebaharuan. Dunia lama akan diubah ke dalam dunia baru. Hidup kita yang lama kita tinggalkan dan masuk dalam hidup baru di dalam Tuhan. 


Maka Dari Semua Itu Hati dan pikiran kita mesti terbuka pada setiap bentuk kebaikan. Semoga kita mengapresiasi setiap kebaikan yang datang ke dalam hidup kita. Amin.

Santo Yohanes Roberts & Santo Miltiades


Santo Yohanes Roberts Lahir di Wales pada tahun 1577. la menemukan kebahagiaan besar dalam menggabungkan diri dalam Gereja Katolik. Sesudahnya, Yohanes tidak membuang-buang waktu untuk mengambil langkah untuk ditahbiskan sebagai seorang imam. la dan seorang biarawan lain mendapatkan ijin berangkat ke Inggris. Namun demikian, segera saja mereka ditangkap sebab mereka adalah imam Katolik dan diusir dari Inggris.


St Yohanes Roberts kembali ke Inggris lagi. Ia berkarya siang malam demi memelihara iman umat semasa penganiayaan keji oleh Ratu Elizabeth. Beberapa kali ia tertangkap, dijebloskan ke dalam penjara dan dibuang, tetapi ia selalu kembali. Terakhir kali ditangkap, Pater Yohanes baru saja selesai merayakan Misa. Tak ada jalan untuk melarikan diri. Ketika ditanya, ia memaklumkan dengan gagah bahwa ia seorang imam dan biarawan. 


la menjelaskan bahwa ia datang ke Inggris untuk berkarya demi keselamatan umat. "Andai aku hidup lebih lama," tambahnya, "aku akan terus melakukan apa yang sekarang aku lakukan." St Yohanes diadili secara tidak adil dan dijatuhi hukuman mati.


Malam sebelum pelaksanaan hukuman gantung, seorang perempuan Spanyol yang baik mengatur agar ia diperbolehkan mengunjungi 18 tahanan lainnya. Mereka juga menderita demi Kristus. Sepanjang makan malam bersama, St Yohanes dipenuhi sukacita. Lalu terpikir olehnya mungkin sebaiknya ia tidak mengungkapkan kebahagiaannya begitu rupa. 


"Apakah kau pikir aku memberikan teladan yang buruk dengan sukacitaku ini?" tanyanya kepada perempuan yang baik itu. "Tentu saja tidak," jawabnya, "Pater tak dapat melakukan yang terlebih baik selain dari membiarkan semua orang melihat kegagah-beranian penuh sukacita yang Pater miliki sementara Pater menyongsong maut demi Kristus.


"Keesokan harinya St Yohanes dihukum gantung. Khalayak ramai begitu terpesona oleh pribadi imam muda ini hingga mereka tak hendak membiarkan para algojo membuatnya menderita. St Yohanes Roberts wafat sebagai martír pada tahun 1610.Santo Miltiades:  Lahir di Afrika Utara. Ia memimpin Gereja Kristus sebagai Paus dari tahun 311. 

Friday, 10 December 2021

Santo Petrus Fourier" Santo Fransiskus Antonius" Abel, Anak Adam dan Hawa


Lahir pada tahun 1560. Pada waktu berumur 20 tahun ia melanjutkan studinya di biara imam-imam regulir sampai menjadi imam. Pada tahun 1597 ia ditugaskan di sebuah paroki yang sudah lama diterlantarkan. Dengan ramah dan sabar ia mulai membenahi kembali paroki itu.

 Kesederhanaan hidupnya dan kerendahan hatinya menggugah perhatian umat yang sudah lama merindukan kehadiran seorang gembala. Paroki yang hampir binasa itu mulai lagi menunjukkan tanda-tanda kehidupan. Umat mulai melakukan lagi kewajiban-kewajiban imannya dan kembali merayakan hari-hari Tuhan dan menerima sakramen-sakramen.


Pastor Petrus terkenal saleh. Ia mempunyai devosi yang besar kepada Santa Perawan Maria yang tak bernoda. Kepentingan jasmani rakyat tak luput dari perhatiannya. Dengan bantuan beberapa orang ahli ia membuka bank tabungan, usaha asuransi dan suatu lembaga pengadilan untuk menyelesaikan perkara perkara kecil secara damai.


Ia mendampingi Suster Beata Alix Leclerc dalam membina kongregasi baru yaitu Kongregasi Suster-suster Santa Perawan Maria. Anggota kongregasi ini terdiri dari Suster-suster yang rela bekerja di luar biara di bidang pendidikan anak-anak. Dalam suatu penglihatan, Petrus menyaksikan banyak rumah biara dari kongregasi ini terbentang luas di suatu daerah. 


Makna penglihatan ini terwujud nyata di kemudian hari: kongregasi ini berkembang pesat sekali dan sebelum Petrus meninggal dunia, sudah terdapat 32 biara Kongregasi Santa Perawan Maria lengkap dengan sekolahnya. 


Petrus Fourier diberi tugas memulihkan tata tertib di rumah-rumah tarekatnya dan akhirnya dipilih menjadi superior jenderal. Ia meninggal dunia pada tahun 1640.


Santo Fransiskus Antonius: Lahir di Lucera, Apulia, Italia pada tahun 1681. Ia dengan aktif mengumpulkan dana bagi kaum miskin dan menghibur para tahanan yang menghadapi hukuman mati. Ia wafat pada tahun 1742.


Abel, Anak Adam dan Hawa: Putera kedua Adam dan Hawa, dan adik Kain. Lain daripada kakaknya Kain yang menjadi petani, Abel dilukiskan sebagai seorang gembala yang dicintai Allah. Ia dibunuh oleh Kain.

Hari Biasa Pekan Adven Ke 11 . Hikmat Allah Dibenarkan Oleh Perbuatannya Matius, 11:16-19


Janji Allah yang indah ini disampaikan Yesaya dan bersifat partisipatif. Artinya, Allah menghendaki umat aktif menanggapi tawaran kasih-Nya atau ada keterlibatan dari manusia sebagai partner Allah.


Namun dalam kenyataannya jauh panggang dari api. Umat pilihan tidak mengindahkan setiap usaha yang dilakukan Allah untuk menuntun mereka kepada hidup yang berlimpah. Yesus mengkritik sikap apatis ini dengan mengumpamakan diri-Nya dan para Nabi bagai peniup seruling yang memainkan. 

Musik dan umat bagai orang yang tak bergeming walau mendengar musik-musik yang dimainkan. Maka pertanyaannya, apakah manusia sungguh mengharapkan keselamatan? Apakah saya memang merindukan sukacita sejati di dalam Tuhan?


Keselamatan menjadi nyata ketika relasi berjalan harmonis antara Allah dengan manusia. Maka ketika manusia sedingin es, karya kasih berubah menjadi kisah cinta yang bertepuk sebelah tangan. 


Kasih Allah selalu menyiapkan ruang kosong untuk kita. Kehendak baik kita untuk menggamit tangan Allah, membiarkan Allah berkarya dan menyalurkan berkat kasih-Nya melalui kita, merupakan jalan menuju sukacita Ilahi.


Sikap hati yang tertutup, tidak peka dan tidak peduli atas ajakan apapun. Karena itu, momentum Adven ini, seyogyanya kita gunakan untuk kembali merefleksikan sikap kepedulian dan kerelaan dalam mendengarkan ajakan yang mengantar kita kepada keselamatan dan kebaikan bersama.


Orang yang selalu mengeritik tidak memiliki banyak waktu lagi untuk bersyukur dalam hidupnya alias mereka sendiri mempersingkat waktunya untuk bahagia.


Pribadi yang dikuasai kebencian akan menganggap semua yang ada dihadapannya itu hitam sekalipun yang riil adalah warna-warni.


Betapa besar kebencian terhadap orang baik dan benar dari orang-orang di zaman Yesus sehingga penilaian negatif diberikan baik kepada Yohanes Pembaptis maupun kepada Yesus. Yohanes dicap "kerasukan setan" dan Yesus dinilai sebagai seorang pelahap, peminum dan sahabat orang berdosa." Apa pun penilaian orang terhadap Yohanes dan Yesus, namun tak pernah mampu memadamkan usaha mereka untuk menyelamatkan umat manusia.


Karena itu, kita diajak untuk merefleksikan tentang;


  • Buanglah rasa benci dan nafsu untuk berkuasa yang sedang bersemayam di dalam diri, hati dan pikiranmu, dan gantikanlah dengan cinta serta pengampunan;
  • Syukurilah apa yang Anda miliki saat ini dan berpikirlah positif terhadap orang lain di sekitarmu;
  •  Jangan menghabiskan waktumu untuk mengeritik dan berpikir negatif tentang orang lain karena Anda sendiri tidak tahu kapan hidupmu di dunia ini berakhir;
  • Banyak orang memiliki kecenderungan untuk mengeritik daripada berefleksi tentang hidup.


Akhirnya ingatlah bahwa sikap kritis adalah anugrah, tetap kritik tanpa solusi hanya menciptakan ruang dan alasan bagi orang lain untuk menjatuhkanmu dengan cara yang lebih tragis.


Matius 11:16-19  Kemudian Anak Manusia datang, Ia makan dan minum, dan mereka berkata: Lihatlah, Ia seorang pelahap dan peminum, sahabat pemungut cukai dan orang berdosa. Tetapi hikmat Allah dibenarkan oleh perbuatannya.


Tuhan Yesus mengecam orang-orang termasuk kita yang suka mengkritik dan ngrasani kalo bahasa jawa terhadap hal-hal yang baik. Seperti Tuhan Yesus yang bergaul dengan orang-orang berdosa dan membawa pertobatan tapi kita semua seringkali menilai bahkan menghakimi orang dengan menganggap pendosa dan menjauhinya padahal kita sendiri juga pendosa. 


menghakimi tetapi bersama-sama kita tidak ngrasani tetapi berdoa memohon belas kasih Allah agar mampu bergaul dengan siapapun dan bersama-sama berjalan menuju kepada pertobatan yang sejati. Dan kitapun menjadi semakin dekat dengan Tuhan Yesus dan bersama boleh masuk dalam hadirat dan kemuliaan-Nya. 


Sekiranya engkau memperhatikan perintah-perintah-Ku, maka damai sejahteramu akan seperti sungai yang tidak pernah kering, dan kebahagiaanmu akan terus berlimpah seperti gelombang-gelombang laut yang tidak pernah berhenti.


Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat Tuhan, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.


Kita sering memandang dan menilai sesuatu dengan kacamata atau kemauan kita. Sementara apa yang kita mau dan apa yang kita tahu karena ada kepentingan di balik itu. Hal itu menjadi nyata bila kita perhatikan pewartaan  Matius (11:16-19) 


Yesus  bingung  mau mengatakan apa kepada orang-orang Yahudi yang selalu berseberangan dan _nyinyir_ kepadaNya dan Yohanes Pembaptis. Bagi mereka kedua tokoh tersebut  tak ada benarnya.


Apakah mereka mau supaya Yesus dan Yohanes Pembaptis itu sepaham dengan mereka dan mengikuti kemauan mereka? Apakah kita juga berlaku seperti itu: Yesus dan Yohananes Pembaptis seperti kita mau?


Jelas-jelas itu tidak benar, kita bisa berada di jalan yang salah! Itu berarti kita tidak menyiapkan Natal, tetapi sedang meletakkan kesesatan dan pemberhalaan.


Kita harus menerima kedua tokoh itu sesuai dengan perutusannya. 


Yohanes Pembaptis mengajak kita untuk membenahi diri dan melakukan olah batin yang pantas untuk menyambut kedatangan Yesus Sang Juruselamat kita*. Maka bersama Pemazmur kita berseru: *Barangsiapa mengikuti Engkau, ya Tuhan, akan mempunyai terang hidup (1:1-6). Demikian sehingga kita bisa mengembangkan perutusan selaras talenta, _passion_, tugas, dan tanggung jawab kita masing-masing. 


Dengan apakah akan Ku umpamakan angkatan ini?" Melalui Sabda Allah hari ini, kita di ingatkan supaya hidup dengan memperhatikan Sabda Allah dan hukum-hukumnya, serta mengingat akan tugas panggilan kita, untuk MEWARTAKAN Kerajaan Allah. Allah menghendaki kita untuk mendengarkan perintah perintahNya bukan sosok manusianya .


Seringkali kita lebih suka melihat manusianya , daripada apa yang diajarkannya . Hari ini kita diajak untuk BELAJAR mendengarkan , karena Penyelamat yang akan datang mengambil rupa seorang bayi kecil yang Teena ring ditempat sederhana. Marilah kita buka mata dan telinga HATI nurani kita, untuk peduli kepada sesama, sehingga kita dapat menjadi murid Kristus, yang sungguh meneladan hidup Yesus sang Guru . 


Hanya orang yang RENDAH HATI , dapat menemukan sukacita dan kasih karunia di hadapan Allah. Apakah hidup kita sudah sesuai dengan pesan, harapan dan keselamatan yang dari Yesus? Karena KESELAMATAN menjadi nyata, ketika relasi berjalan harmonis antara Allah dengan manusia. Pada masa Adven ini,kita diundang untuk bertobat, yaitu tidak menjadikan diri sendiri sebagai tolok ukur untuk di ikuti oleh orang lain.


Tuhanlah yang menentukan jalan- jalan yang harus kita tempuh, dan buah dari mengikuti kehendak Allah ialah DAMAI sejahtera dan kebahagiaan. Kasih Allah, selalu menyiapkan ruang kosong untuk kita. Kehendak baik kita untuk menggandeng tangan Allah, dan membiarkan Allah berkarya dan menyalurkan berkat kasihNya melalui kita, itulah jalan menuju SUKACITA Ilahi. Apakah kita mau berjanji menjadi anak-anak Allah, dan membuat Yesus tersenyum dan bahagia ? Selamat pagi, Tuhan memberkati.

Our Blog

55 Cups
Average weekly coffee drank
9000 Lines
Average weekly lines of code
400 Customers
Average yearly happy clients

Our Team

Tim Malkovic
CEO
David Bell
Creative Designer
Eve Stinger
Sales Manager
Will Peters
Developer

Contact

Talk to us

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit. Dolores iusto fugit esse soluta quae debitis quibusdam harum voluptatem, maxime, aliquam sequi. Tempora ipsum magni unde velit corporis fuga, necessitatibus blanditiis.

Address:

9983 City name, Street name, 232 Apartment C

Work Time:

Monday - Friday from 9am to 5pm

Phone:

595 12 34 567

Search This Blog

Powered by Blogger.

informasi pendidikan

Apa Perbedaan Agama dan spiritualitas

Menurut pandangan saya, agama dan spiritualitas adalah dua konsep yang berbeda meskipun terkait erat. Agama adalah pengorganisasian gagasan-...