We Are Creative Design Agency

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit. Illum, fuga, consectetur sequi consequuntur nisi placeat ullam maiores perferendis. Quod, nihil reiciendis saepe optio libero minus et beatae ipsam reprehenderit sequi.

Find Out More Purchase Theme

Our Services

Lovely Design

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Praesent feugiat tellus eget libero pretium, sollicitudin feugiat libero.

Read More

Great Concept

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Praesent feugiat tellus eget libero pretium, sollicitudin feugiat libero.

Read More

Development

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Praesent feugiat tellus eget libero pretium, sollicitudin feugiat libero.

Read More

User Friendly

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Praesent feugiat tellus eget libero pretium, sollicitudin feugiat libero.

Read More

Recent Work

Saturday, 11 December 2021

NABI ELIA SUDAH DATANG, TETAPI ORANG TIDAK MENGENALl DIA. "MATIUS 17:10-13"


Nabi Elia diutus ke tengah bangsa Israel untuk mengajak dan mengajarkan mereka hidup dalam kasih dan taat pada Tuhan. Allah melihat bahawa banyak dari kaum Israel yang meninggalkan Firman Allah, hanya sedikit dari antara mereka yang berbuat baik dan hidup dalam kasih. 


 Elia tampil sebagai Nabi yang memberi pencerahan dan mengkritik hidup bangsa pilihan Allah. “Lalu tampillah Elia bagaikan api yang perkataannya laksana obor membakar”. Elia memberikan pencerahan atas kekelaman cara hidup bangsa Israel.


Dia melakukan banyak mukjizat pada zamannya. Meskipun pernyataannya keras, namun dia memiliki hati yang tulus untuk mengembalikan bangsa Israel pada cara hidup yang benar. Elia dipuja dan dikagumi bangsa Israel.


Yohanes Pembaptis menyamai Elia dalam hal tapa dan ketegasan hidupnya, dalam doa dan kenabiannya, untuk memberikan arah baru menuju kedatangan Mesias. Kedua tokoh ini tidak dipertentangkan, tetapi harus dilihat sebagai berkesinambungan. Namun menurut kata Yohanes sendiri, “Ia (Yesus), harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil.”


Yesus menegaskan bahawa pada zaman ini sesungguhnya Elia telah datang kembali dalam diri St. Yohanes Pembaptis untuk membawa pemulihan dan persiapan menyambut kedatangan Mesias. Itulah yang dimaksud Yesus tentang “Elia sudah datang, tetapi orang tidak MENGENALl dia.”


Perkembangan Gereja terus mengalami pergolakan ketegangan dalam menempuh arah baru. Lalu bagaimana kita boleh menyedari dan memahami kehadiran “Elia” di zaman sekarang ini? Pada masa adven ini, kita menantikan pemulihan terjadi di dalam hidup kita. Kelahiran Yesus yang kita peringati setiap tahun merupakan juga gambaran dari masa dimana nabi Elia dan Yohanes Pembaptis datang untuk memulihkan keadaan bangsa Israel. 


Tidak ada orang yang pernah melihat hidup, apalagi membayangkan hidup abadi. Maka, mengimani hidup abadi bagi manusia itu merupakan sesuatu yang sangat sulit, mudah goyah dan mudah terlupakan. Apalagi kalau sudah larut dalam kenikmatan duniawi. 


Sekali pun demikian, sesungguhnya di kedalaman hatinya ada keinginan untuk hidup kekal. Oleh karena itu, melalui sabda-Nya hari ini, kita diingatkan, bahwa selama manusia masih berada di dunia tidak akan dapat membayangkan hidup kekal yang membahagiakan itu.


Hidup yang membahagiakan itu hanya dapat diIMANi. Karena itu, Kristus menunjukkan hidup yang membahagiakan itu kepada ketiga murid-Nya, yaitu Petrus, Yakobus, dan Yohanes naik ke sebuah gunung yang tinggi. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka; wajah-Nya bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang.


Maksud Yesus mengajak Petrus, Yakobus dan Yohanes ialah agar ketiga rasul itu kelak dapat memberikan kesaksian akan kemuliaan dan kebahagiaan hidup yang dijanjikan-Nya. Sebab kebahagiaan hidup abadi itu sama sekali tidak dapat dibandingkan dengan apapun yang kita saksikan di dunia ini. Kata Petrus kepada Yesus: "Tuhan, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. 


Jika Engkau mau, biarlah kudirikan di sini tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia". Dan tiba-tiba sedang ia berkata-kata turunlah awan yang terang menaungi mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara yang berkata: "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia".


Kalau kita mau sejenak meluangkan waktu dalam keheningan "apakah kita memiliki keinginan untuk dapat ikut merasakan kemuliaan dan kebahagiaan hidup sebagaimana yang dijanjikan Allah".


Sejujurnya memang bukanlah hal yang mudah untuk dapat memahaminya. Semuanya itu akan dapat kita pahami apabila kita mau untuk memiliki iman yang hidup, tumbuh, dan berkembang dari waktu ke waktu. Dibutuhkan kepercayaan yang keluar dari lubuk hati yang terdalam. Kita tidak menyaksikan kebangkitan Kristus, tetapi kita percaya akan kesaksian para rasul yang mereka tulis pada Injil Kristus.


Mengimani Kristus berarti kita menerima semua kesaksian yang disampaikan Kristus adalah BENAR adanya, meskipun menurut akal manusia itu sepertinya tidak masuk akal. Orang yang berIMAN, berarti orang yang menerima keBENARan yang tidak tampak, yang tampak hanyalah tanda yang dapat berbeda, bahkan berlawanan, meskpun menandakan hal yang sama.


Apakah kita termasuk orang yang hanya percaya kepada yang dapat dilihat mata, yang dapat ditangkap oleh panca indra, kesudahan mereka adalah kebinasaan, karena sadar atau tidak hal itu menarik orang mencari kepuasan kenikmatan tubuh dan bertumpu pada yang tampak dan akal manusiawi. Akhirnya ia akan meninggalkan kebenaran yang ada di belakang yang tampak.


Apakah kita sudah mempersiapkan hati dan budi kita bagi kedatangan-Nya, dan apakah kita sudah menjadi Elia bagi satu sama lain. Dan, apakah kita mau menjadi seperti Elia, seperti Yohanes Pembaptis yang bersedia mengangkat suara protes kendati hidupnya terancam, tetap membela dan mewartakan kasih dan kesetiaan Allah kepada manusia. Hanya kepada-Nya ada keselamatan kita.


Orang Yahudi percaya akan akhir zaman dan Tuhan akan datang pada saat itu sebagai Hakim.  Namun mereka juga percaya bahwa nabi Elia akan datang kembali di bumi ini tepat menjelang akhir zaman itu, guna memulihkan keadaan yang kacau serta menyiapkan kedatangan Tuhan. 


Kepercayaan Yahudi tersebut di atas berlandaskan antara lain pada sebuah nas yang dapat dibaca dalam kitab Maleakhi. “Sesungguhnya Aku akan mengutus Elia kepadamu menjelang datangnya hari Tuhan yang besar dan dasyat itu. Maka ia akan membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati anak-anak kepada bapa-nya, supaya jangan Aku datang memukul bumi, sehingga musnah” (Mal 4:5-6). 


Sebagai seorang Yahudi, Yesus pasti tahu banget apa yang dinubuatkan Maleakhi dan menjadi kepercayaan bangsa-Nya.  Hal ini nyata dalam perkataan-Nya ini, “Memang, Elia akan datang dan memulihkan segala sesuatu" (Mat 17:11). 


Yesus pun tahu dan Ia menegaskan bahwa Elia akan datang untuk memperdamaikan manusia dengan Tuhan, memperbaiki hubungan yang mungkin terputus dan rusak.  Tetapi – inilah keberatan Yesus terhadap keyakinan itu –- “Elia sudah datang dalam diri Yohanes Pembaptis” (bdk. Mat 11:14; 17:13). Tetapi apa yang terjadi? 


"Orang tidak mengenal dia, dan memperlakukannya menurut kehendak mereka" (Mat 17:12). Mereka justru membuatnya menderita (lih. Mrk 6:17-29). Begitu pun Mesias, yang tak lain adalah diri-Nya, yang datang menyusul “Elia” atau Yohanes Pembaptis. 


Tetapi mengapa diri-Nya harus ditolak, dideritakan dan dihinakan oleh mereka? Tidak jarang kita pun berlaku tak jauh berbeda. Pasti Tuhan pun telah mengutus “Elia” atau “Yohanes Pembaptis” zaman kini kepada kita. 


Ada orang yang telah hadir dan menyerukan pertobatan. Apakah kita mengenalnya dan memperlakukannya dengan baik? Persoalan yang sering terjadi, kita menganggap hanya diri kita sebagai “Elia, Yohanes Pembaptis”. Kita sajalah yang bisa memberi nasihat, arahan, perintah, dan harus didengarkan. 


Kita beranggapan hanya diri kita yang dihadirkan untuk meminta bahkan menuntut orang lain bertobat. Kita beranggapan bahwa hanya diri kita yang bisa memulihkan keadaan untuk Tuhan. Akibatnya, kita sulit menerima orang lain dan mengakui bahwa orang lain pun diutus dan dipakai Tuhan untuk berbuat baik, menyampaikan kabar baik. 


Hari-hari hidup kita sesungguhnya adalah saat bersiap diri untuk Tuhan; berbalik dari arah salah dan kembali dari jalan yang bias berlekuk-lekuk; kembali ke jalan Tuhan agar bisa menyambut dan bertemu dengan Tuhan.  Maka fokus kita sebenarnya, bukan hanya melihat diri sendiri, melainkan juga mengenal “Elia atau Yohanes Pembaptis” dan menerima seruannya.  Kita coba membatin kata-kata Tuhan, “Elia sudah datang, tetapi engkau tidak mengenal dia dan memperlakukannya menurut kehendakmu


Bagaimana kita melihat orang yang datang membantu kita? Seorang teman begitu sakit hati ketika upayanya untuk mengingatkan temannya tentang berita-berita miring tentang temannya itu, malah ditanggap secara negatif. Kadang kala, kita melihat secara miring orang yang datang membantu kita. Atau pun, kita lebih melihat bantuan dari orang lain karena itu memberikan kesenangan, tetapi kita tak mau kalau bantuan itu untuk mengoreksi, memperbaiki hidup kita, dan menasihati kita. 


Para murid bertanya tentang pandangan ahli-ahli taurat tentang kedatangan kembali nabi Elia. Tuhan Yesus menjawab bahwa Elia sudah datang, namun mereka tidak mengerti dan menyadari kedatangannya. Nabi Elia itu datang dalam rupa Yohanes Pembaptis. Di sini, orang-orang tak melihat dan memahami kebaikan Yohanes Pembaptis hingga hati dan pikiran mereka tertutup untuk melihat Elia yang dinantikan. Warta Kenabian.


Dibanyak tempat, pembaharu tidak begitu mudah diterima dan dimengerti oleh orang lain. Mereka yang sudah nyaman dengan situasi mereka akan merasa terusik apabila diadakan pembaruan. Jika sudah nyaman dengan kebobrokan hidup, so pasti akan menolak dengan keras jika ada yang hendak memperbaiki apa yang buruk. Kebaikan justru akan menjadi musuh terbesarnya, kebaikan justru akan mengancam dirinya. Maka dengan segala upaya ia kerahkan supaya sang pembaharu tidak jadi mengubah hidupnya.


Sebagai seorang nabi, Elia teguh menjadi corong kebenaran. Ia tidak ragu mengkritik bobroknya kehidupan sosial jamannya. Ia tidak ragu menyuarakan kebenaran, ia mengingatkan para penguasa bahwa hidup mereka telah menjauh dari perintah Allah. Mereka harus mengadakan pertobatan dan perbaikan hidup. Ia selalu membawa kabar bahwa di dalam Tuhan selalu ada pengharapan. Mereka yang merasa diuntungkan dengan situasi yang sudah nyaman tidak menerima warta kenabian yang dibawa Elia.


Demikian juga dengan warta kenabian Yohanes Pembaptis. Justru ia ditangkap, dipenjara dan mati dengan dipenggal kepalanya. Ia berbeda dengan orang-orang jamannya dan perbedaan itu justru dianggap sebagai ancaman para penguasa. Maka bagi mereka lebih baik ia ditenggelamkan dan tidak bersuara lagi. Namun Yohanes Pembaptis meninggalkan warisan yang berharga bagi para pengikutnya, yakni ia menunjukkan Sang Anak Domba kepada mereka semua. Yohanes Pembaptis membawa harapan keselamatan Allah.


Bagi kita, pertanyaan yang patut kita renungkan adalah apakah kita berani menjadi seperti mereka, membawa warta kenabian. Resiko yang sudah hampir pasti kita terima adalah kita dianggap aneh oleh orang-orang sejaman kita. Namun kita tetap layak bahwa di dalam Tuhan selalu ada harapan akan kebaharuan. Dunia lama akan diubah ke dalam dunia baru. Hidup kita yang lama kita tinggalkan dan masuk dalam hidup baru di dalam Tuhan. 


Maka Dari Semua Itu Hati dan pikiran kita mesti terbuka pada setiap bentuk kebaikan. Semoga kita mengapresiasi setiap kebaikan yang datang ke dalam hidup kita. Amin.

Santo Yohanes Roberts & Santo Miltiades


Santo Yohanes Roberts Lahir di Wales pada tahun 1577. la menemukan kebahagiaan besar dalam menggabungkan diri dalam Gereja Katolik. Sesudahnya, Yohanes tidak membuang-buang waktu untuk mengambil langkah untuk ditahbiskan sebagai seorang imam. la dan seorang biarawan lain mendapatkan ijin berangkat ke Inggris. Namun demikian, segera saja mereka ditangkap sebab mereka adalah imam Katolik dan diusir dari Inggris.


St Yohanes Roberts kembali ke Inggris lagi. Ia berkarya siang malam demi memelihara iman umat semasa penganiayaan keji oleh Ratu Elizabeth. Beberapa kali ia tertangkap, dijebloskan ke dalam penjara dan dibuang, tetapi ia selalu kembali. Terakhir kali ditangkap, Pater Yohanes baru saja selesai merayakan Misa. Tak ada jalan untuk melarikan diri. Ketika ditanya, ia memaklumkan dengan gagah bahwa ia seorang imam dan biarawan. 


la menjelaskan bahwa ia datang ke Inggris untuk berkarya demi keselamatan umat. "Andai aku hidup lebih lama," tambahnya, "aku akan terus melakukan apa yang sekarang aku lakukan." St Yohanes diadili secara tidak adil dan dijatuhi hukuman mati.


Malam sebelum pelaksanaan hukuman gantung, seorang perempuan Spanyol yang baik mengatur agar ia diperbolehkan mengunjungi 18 tahanan lainnya. Mereka juga menderita demi Kristus. Sepanjang makan malam bersama, St Yohanes dipenuhi sukacita. Lalu terpikir olehnya mungkin sebaiknya ia tidak mengungkapkan kebahagiaannya begitu rupa. 


"Apakah kau pikir aku memberikan teladan yang buruk dengan sukacitaku ini?" tanyanya kepada perempuan yang baik itu. "Tentu saja tidak," jawabnya, "Pater tak dapat melakukan yang terlebih baik selain dari membiarkan semua orang melihat kegagah-beranian penuh sukacita yang Pater miliki sementara Pater menyongsong maut demi Kristus.


"Keesokan harinya St Yohanes dihukum gantung. Khalayak ramai begitu terpesona oleh pribadi imam muda ini hingga mereka tak hendak membiarkan para algojo membuatnya menderita. St Yohanes Roberts wafat sebagai martír pada tahun 1610.Santo Miltiades:  Lahir di Afrika Utara. Ia memimpin Gereja Kristus sebagai Paus dari tahun 311. 

Friday, 10 December 2021

Santo Petrus Fourier" Santo Fransiskus Antonius" Abel, Anak Adam dan Hawa


Lahir pada tahun 1560. Pada waktu berumur 20 tahun ia melanjutkan studinya di biara imam-imam regulir sampai menjadi imam. Pada tahun 1597 ia ditugaskan di sebuah paroki yang sudah lama diterlantarkan. Dengan ramah dan sabar ia mulai membenahi kembali paroki itu.

 Kesederhanaan hidupnya dan kerendahan hatinya menggugah perhatian umat yang sudah lama merindukan kehadiran seorang gembala. Paroki yang hampir binasa itu mulai lagi menunjukkan tanda-tanda kehidupan. Umat mulai melakukan lagi kewajiban-kewajiban imannya dan kembali merayakan hari-hari Tuhan dan menerima sakramen-sakramen.


Pastor Petrus terkenal saleh. Ia mempunyai devosi yang besar kepada Santa Perawan Maria yang tak bernoda. Kepentingan jasmani rakyat tak luput dari perhatiannya. Dengan bantuan beberapa orang ahli ia membuka bank tabungan, usaha asuransi dan suatu lembaga pengadilan untuk menyelesaikan perkara perkara kecil secara damai.


Ia mendampingi Suster Beata Alix Leclerc dalam membina kongregasi baru yaitu Kongregasi Suster-suster Santa Perawan Maria. Anggota kongregasi ini terdiri dari Suster-suster yang rela bekerja di luar biara di bidang pendidikan anak-anak. Dalam suatu penglihatan, Petrus menyaksikan banyak rumah biara dari kongregasi ini terbentang luas di suatu daerah. 


Makna penglihatan ini terwujud nyata di kemudian hari: kongregasi ini berkembang pesat sekali dan sebelum Petrus meninggal dunia, sudah terdapat 32 biara Kongregasi Santa Perawan Maria lengkap dengan sekolahnya. 


Petrus Fourier diberi tugas memulihkan tata tertib di rumah-rumah tarekatnya dan akhirnya dipilih menjadi superior jenderal. Ia meninggal dunia pada tahun 1640.


Santo Fransiskus Antonius: Lahir di Lucera, Apulia, Italia pada tahun 1681. Ia dengan aktif mengumpulkan dana bagi kaum miskin dan menghibur para tahanan yang menghadapi hukuman mati. Ia wafat pada tahun 1742.


Abel, Anak Adam dan Hawa: Putera kedua Adam dan Hawa, dan adik Kain. Lain daripada kakaknya Kain yang menjadi petani, Abel dilukiskan sebagai seorang gembala yang dicintai Allah. Ia dibunuh oleh Kain.

Hari Biasa Pekan Adven Ke 11 . Hikmat Allah Dibenarkan Oleh Perbuatannya Matius, 11:16-19


Janji Allah yang indah ini disampaikan Yesaya dan bersifat partisipatif. Artinya, Allah menghendaki umat aktif menanggapi tawaran kasih-Nya atau ada keterlibatan dari manusia sebagai partner Allah.


Namun dalam kenyataannya jauh panggang dari api. Umat pilihan tidak mengindahkan setiap usaha yang dilakukan Allah untuk menuntun mereka kepada hidup yang berlimpah. Yesus mengkritik sikap apatis ini dengan mengumpamakan diri-Nya dan para Nabi bagai peniup seruling yang memainkan. 

Musik dan umat bagai orang yang tak bergeming walau mendengar musik-musik yang dimainkan. Maka pertanyaannya, apakah manusia sungguh mengharapkan keselamatan? Apakah saya memang merindukan sukacita sejati di dalam Tuhan?


Keselamatan menjadi nyata ketika relasi berjalan harmonis antara Allah dengan manusia. Maka ketika manusia sedingin es, karya kasih berubah menjadi kisah cinta yang bertepuk sebelah tangan. 


Kasih Allah selalu menyiapkan ruang kosong untuk kita. Kehendak baik kita untuk menggamit tangan Allah, membiarkan Allah berkarya dan menyalurkan berkat kasih-Nya melalui kita, merupakan jalan menuju sukacita Ilahi.


Sikap hati yang tertutup, tidak peka dan tidak peduli atas ajakan apapun. Karena itu, momentum Adven ini, seyogyanya kita gunakan untuk kembali merefleksikan sikap kepedulian dan kerelaan dalam mendengarkan ajakan yang mengantar kita kepada keselamatan dan kebaikan bersama.


Orang yang selalu mengeritik tidak memiliki banyak waktu lagi untuk bersyukur dalam hidupnya alias mereka sendiri mempersingkat waktunya untuk bahagia.


Pribadi yang dikuasai kebencian akan menganggap semua yang ada dihadapannya itu hitam sekalipun yang riil adalah warna-warni.


Betapa besar kebencian terhadap orang baik dan benar dari orang-orang di zaman Yesus sehingga penilaian negatif diberikan baik kepada Yohanes Pembaptis maupun kepada Yesus. Yohanes dicap "kerasukan setan" dan Yesus dinilai sebagai seorang pelahap, peminum dan sahabat orang berdosa." Apa pun penilaian orang terhadap Yohanes dan Yesus, namun tak pernah mampu memadamkan usaha mereka untuk menyelamatkan umat manusia.


Karena itu, kita diajak untuk merefleksikan tentang;


  • Buanglah rasa benci dan nafsu untuk berkuasa yang sedang bersemayam di dalam diri, hati dan pikiranmu, dan gantikanlah dengan cinta serta pengampunan;
  • Syukurilah apa yang Anda miliki saat ini dan berpikirlah positif terhadap orang lain di sekitarmu;
  •  Jangan menghabiskan waktumu untuk mengeritik dan berpikir negatif tentang orang lain karena Anda sendiri tidak tahu kapan hidupmu di dunia ini berakhir;
  • Banyak orang memiliki kecenderungan untuk mengeritik daripada berefleksi tentang hidup.


Akhirnya ingatlah bahwa sikap kritis adalah anugrah, tetap kritik tanpa solusi hanya menciptakan ruang dan alasan bagi orang lain untuk menjatuhkanmu dengan cara yang lebih tragis.


Matius 11:16-19  Kemudian Anak Manusia datang, Ia makan dan minum, dan mereka berkata: Lihatlah, Ia seorang pelahap dan peminum, sahabat pemungut cukai dan orang berdosa. Tetapi hikmat Allah dibenarkan oleh perbuatannya.


Tuhan Yesus mengecam orang-orang termasuk kita yang suka mengkritik dan ngrasani kalo bahasa jawa terhadap hal-hal yang baik. Seperti Tuhan Yesus yang bergaul dengan orang-orang berdosa dan membawa pertobatan tapi kita semua seringkali menilai bahkan menghakimi orang dengan menganggap pendosa dan menjauhinya padahal kita sendiri juga pendosa. 


menghakimi tetapi bersama-sama kita tidak ngrasani tetapi berdoa memohon belas kasih Allah agar mampu bergaul dengan siapapun dan bersama-sama berjalan menuju kepada pertobatan yang sejati. Dan kitapun menjadi semakin dekat dengan Tuhan Yesus dan bersama boleh masuk dalam hadirat dan kemuliaan-Nya. 


Sekiranya engkau memperhatikan perintah-perintah-Ku, maka damai sejahteramu akan seperti sungai yang tidak pernah kering, dan kebahagiaanmu akan terus berlimpah seperti gelombang-gelombang laut yang tidak pernah berhenti.


Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat Tuhan, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.


Kita sering memandang dan menilai sesuatu dengan kacamata atau kemauan kita. Sementara apa yang kita mau dan apa yang kita tahu karena ada kepentingan di balik itu. Hal itu menjadi nyata bila kita perhatikan pewartaan  Matius (11:16-19) 


Yesus  bingung  mau mengatakan apa kepada orang-orang Yahudi yang selalu berseberangan dan _nyinyir_ kepadaNya dan Yohanes Pembaptis. Bagi mereka kedua tokoh tersebut  tak ada benarnya.


Apakah mereka mau supaya Yesus dan Yohanes Pembaptis itu sepaham dengan mereka dan mengikuti kemauan mereka? Apakah kita juga berlaku seperti itu: Yesus dan Yohananes Pembaptis seperti kita mau?


Jelas-jelas itu tidak benar, kita bisa berada di jalan yang salah! Itu berarti kita tidak menyiapkan Natal, tetapi sedang meletakkan kesesatan dan pemberhalaan.


Kita harus menerima kedua tokoh itu sesuai dengan perutusannya. 


Yohanes Pembaptis mengajak kita untuk membenahi diri dan melakukan olah batin yang pantas untuk menyambut kedatangan Yesus Sang Juruselamat kita*. Maka bersama Pemazmur kita berseru: *Barangsiapa mengikuti Engkau, ya Tuhan, akan mempunyai terang hidup (1:1-6). Demikian sehingga kita bisa mengembangkan perutusan selaras talenta, _passion_, tugas, dan tanggung jawab kita masing-masing. 


Dengan apakah akan Ku umpamakan angkatan ini?" Melalui Sabda Allah hari ini, kita di ingatkan supaya hidup dengan memperhatikan Sabda Allah dan hukum-hukumnya, serta mengingat akan tugas panggilan kita, untuk MEWARTAKAN Kerajaan Allah. Allah menghendaki kita untuk mendengarkan perintah perintahNya bukan sosok manusianya .


Seringkali kita lebih suka melihat manusianya , daripada apa yang diajarkannya . Hari ini kita diajak untuk BELAJAR mendengarkan , karena Penyelamat yang akan datang mengambil rupa seorang bayi kecil yang Teena ring ditempat sederhana. Marilah kita buka mata dan telinga HATI nurani kita, untuk peduli kepada sesama, sehingga kita dapat menjadi murid Kristus, yang sungguh meneladan hidup Yesus sang Guru . 


Hanya orang yang RENDAH HATI , dapat menemukan sukacita dan kasih karunia di hadapan Allah. Apakah hidup kita sudah sesuai dengan pesan, harapan dan keselamatan yang dari Yesus? Karena KESELAMATAN menjadi nyata, ketika relasi berjalan harmonis antara Allah dengan manusia. Pada masa Adven ini,kita diundang untuk bertobat, yaitu tidak menjadikan diri sendiri sebagai tolok ukur untuk di ikuti oleh orang lain.


Tuhanlah yang menentukan jalan- jalan yang harus kita tempuh, dan buah dari mengikuti kehendak Allah ialah DAMAI sejahtera dan kebahagiaan. Kasih Allah, selalu menyiapkan ruang kosong untuk kita. Kehendak baik kita untuk menggandeng tangan Allah, dan membiarkan Allah berkarya dan menyalurkan berkat kasihNya melalui kita, itulah jalan menuju SUKACITA Ilahi. Apakah kita mau berjanji menjadi anak-anak Allah, dan membuat Yesus tersenyum dan bahagia ? Selamat pagi, Tuhan memberkati.

Thursday, 9 December 2021

Kedatangan Hari Natal Bukan Soal Baju Baru Atau Penampilan Yang Bagus Melainkan Persiapan Hati Dan Batin Akan Kedatangan Tuhan.

Lilin Adven.

Dalam tahun kelima belas pemerintahan Kaisar Tiberius, ketika Pontius Pilatus menjadi walinegeri Yudea, dan Herodes menjadi raja – wilayah Galilea, Filipus, saudaranya, menjadi waja wilayah Iturea dan Trakhonitis, dan Lisanias menjadi raja – wilayah Abilene; pada waktu Hanas dan Kayafas menjadi Imam Agung, datanglah firman Allah kepada Yohanes, anak Zakharia, di padang gurun. 


Maka datanglah Yohanes ke seluruh daerah Yordan dan menyerukan, Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis! Maka Allah akan mengampuni dosamu, seperti ada tertulis dalam nubuat Yesaya: Ada suara yang berseru-seru di padang gurun: Siapkanlah jalan bagi Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya, Setiap lembah akan ditimbun, setiap gunung dan bukit akan menjadi rata. Yang berliku-liku akan diluruskan, yang berlekuk-lekuk akan diratakan. Dan semua orang akan melihat keselamatan yang dari Tuhan.” (Lukas 3:1-6)


Segala sesuatu yang penting dalam hidup kita mesti dipersiapkan dengan baik. Seseorang yang menempuh ujian, agar berhasil, harus mempersiapkan dengan sebaik-baiknya. Seseorang yang mau menjalin ikatan perkawinan juga harus mempersiapkan diri agar perkawinannya menjadi bermakna dan menjadi awal baru dalam membangun keluarga.


Kelahiran seorang bayi pun perlu dipersiapkan dengan baik sehingga ketika waktunya tiba, keluarga sudah siap menyambut anggota baru dalam keluarga. Dalam peristiwa-peristiwa penting, kita perlu mempersiapkan diri. Persiapan merupakan sesuatu yang sangat penting dalam menghadapi sesuatu.


Masa Adven adalah masa persiapan, tidak hanya masa mempersiapkan perayaan Natal, tetapi terlebih merupakan masa mempersiapkan kedatangan Tuhan. Tuhan sudah datang dan hadir di tengah-tengah kita dalam diri Yesus yang kehadiran-Nya kita rayakan dalam perayaan Natal.


Dia datang menerangi dan memulihkan kehidupan kita sampai kedatangan-Nya kembali pada akhir zaman. Masa Adven merupakan juga masa penantian kedatangan Tuhan. Dalam masa penantian ini, kita perlu mempersiapkan diri agar saat Tuhan datang kita diselamatkan.


Yohanes Pembaptis menyerukan suatu pertobatan agar memperoleh pengampunan dosa, "Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis! Maka Allah akan mengampuni dosamu." (Luk 3:3) Yohanes Pembaptis hadir mendahului Tuhan untuk mempersiapkan jalan bagi-Nya. Ia menyerukan suatu pertobatan sebagai persiapan menyambut saat kedatangan Tuhan sendiri.


Kedatangan-Nya harus disambut dengan hati bersih dan murni. Karena itu, agar pantas menerima Tuhan, orang mesti bertobat dan memberanikan diri untuk dimurnikan. Tuhan datang untuk menyelamatkan dengan mengampuni dosa orang yang bertobat.


Bertobat berarti mengarahkan hati kepada Tuhan dan selalu memilih apa yang baik dan berkenan di hati Tuhan. Inilah yang menjadi doa Paulus bagi jemaat di Filipi, "Dan inilah doaku, semoga kasihmu makin melimpah dalam pengetahuan yang benar dan dalam segala macam pengertian, sehingga kamu dapat memilih apa yang baik, supaya kamu suci dan tak bercacat menjelang hari Kristus, penuh dengan buah kebenaran yang dikerjakan Yesus Kristus untuk memuliakan dan memuji Allah." (Filipi 1:9-11)


Pertobatan dimulai dengan menyadari kembali kerinduan kita akan Tuhan. Tuhan sudah menaburkan kerinduan itu di dalam setiap hati kita. Karena kesibukan dan ketidakpedulian kita, kerinduan itu menjadi tidak kita rasakan.


Karena itu, kita perlu waktu hening di hadapan Tuhan, meluangkan waktu kembali bagi Tuhan. Kerinduan hati kita akan Tuhanlah yang akan membimbing kita. Kerinduan kita akan Tuhan akan semakin kuat kalau kita, dengan bantuan rahmat Tuhan, memurnikan hati kita.


Pertobatan di Masa Adven ini dapat kita wujudkan dengan selalu meluangkan waktu untuk merenungkan Sabda Tuhan agar Sabda-Nya memurnikan hati kita. Selalu meluangkan waktu untuk berdoa juga penting karena dengan berdoa kita akan memperoleh rahmat.


Kita juga bertobat dengan menata hidup kita kembali agar lebih sesuai dengan kehendak Tuhan. Kita tata kehidupan kita sehingga tidak terarah lagi kepada diri sendiri tetapi kepada Tuhan.


"Allah Bapa yang kekal, Engkau telah membuktikan kasih setia-Mu kepada manusia sepanjang zaman. Datanglah di tengah-tengah kami dan sampaikanlah sabda-Mu kepada kami. Baruilah hidup kami melalui Dia, yang membuka masa depan baru bagi kami, yaitu Yesus Kristus, Sang Adil, Yang Masih dinantikan-nantikan. Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. 

Yohanes Pembaptis adalah orang yang diutus oleh Allah untuk mengembalikan hati umat manusia agar kembali kepada Allah.Yohanes Pembaptis untuk menjadi pemandu Adven

YOHANES  PEMBAPTIS

Yohanes Pembaptis adalah orang yang diutus oleh Allah untuk mengembalikan hati umat manusia agar kembali kepada Allah.Yohanes Pembaptis untuk menjadi pemandu Adven.


Di masa Adven ini, ada seorang yang bersedia membantu kita dalam perjalanan Adven kita menuju Natal. Ya, dia-lah Yohanes Pembaptis, ia adalah pemandu Adven kita dan dia menunjukkan kepada kita cara yang perlu kita persiapkan.


Pesan Yohanes Pembaptis sangat jelas dan sederhana saja, yakni pertobatan dan pertobatan hati. Kita harus ingat bahwa Tuhan-lah yang mengutus Yohanes Pembaptis untuk menjadi pemandu Adven kita dalam melakukan perjalanan dalam iman menuju Yesus.


Kita dengar dalam kisah  ini, bahkan Yesus meninggikan dan menegaskan bahwa Yohanes Pembaptis adalah orang yang diutus oleh Allah untuk mengembalikan hati umat manusia agar kembali kepada Allah.


Maka mari dalam doa, kita juga minta Yohanes Pembaptis untuk mendoakan kita agar kita dimampukan berjalan lebih dalam ke dalam hati Yesus dan pada gilirannya kita mampu menuntun orang lain untuk mengalami Yesus pada hari Natal. 


Yohanes Pembaptis adalah nabi eskatologis, ia menunjuk akhir suatu masa, juga permulaan baru suatu waktu. Ciri khas dari pewartaan Yohanes adalah tobat (sikap pengarahan) dan permandian (ungkapan tobat).  Namun seruan tobat yang disampaikan Yohanes oleh banyak orang dianggap aneh. Mengapa? Karena orang hanya melihat tampilan lahiriah Yohanes sendiri: pakaian dari bulu unta, makanannya belalang dan madu hutan.


Seruan tobat yang disampaiakan Yohanes bukan sekedar  suatu ritus atau upacara. Pertobatan itu lebih berarti mengubah cara hidup. Apa yang mesti diubah? Masing-masing kita tahu dengan pasti apa yang mesti diubah dari hidup kita. Upacara tobat akan menjadi bermakna ketika kita mengubah juga cara hidup sesudah ritual tobat itu. Mesti ada perubahan seluruh diri. Perubahan dari manusia lama kepada manusia baru. Inilah arti "mempersiapkan jalan untuk Tuhan". 


Sikap tobat yang benar juga berarti nencari wajah Kristus. Yesus Kristus itu akan datang kedua kalinya. Namun, Dia sudah datang dan sedang ada di tengah kita. Namun sayangnya banyak orang yang tidak mengenal-Nya. Wajah Kristus bisa kita temukan dalam diri sesama yang menderita, yang diperlakukan tidak adil, yang lapar dan haus, korban bencana alam, yang sakit dan terlantar. 


Masa Adventus mengingatkan kita bahwa Yesus akan datang kembali dan lahir di tengah kita. Kita mesti dibaptis lagi oleh "Dia yang lebih berkuasa", sehingga kita mampu memberi kesaksian tentang Dia dan menemukan wajah-Nya dalam diri sesama yang menderita.


" Aku membaptis dengan air; tetapi di tengah-tengah kamu berdiri Dia yang tidak kamu kenal, yaitu Dia, yang datang kemudian dari padaku. 

Membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak."{ Yohanes. 1:6-8. 19-28 }


Kesaksian Yohanes Pembaptis di hadapan orang banyak di Sungai Yordan menegaskan bahwa dia bukan Mesias, tetapi Yesuslah Mesias yang ditunggu-tunggu, ia memberikan kesaksian dengan jujur dan rendah hati. 


Maka khotbah Adven tradisional menganjurkan persiapan diri pribadi secara rohani menyambut kedatangan Tuhan, berjaga dan berdoa. Teks Alkitab pilihan entah proyek nabi Yesaya "membangun jalan raya" (Yesaya 40:3-5) atau ancaman Yohanes Pembaptis: 


"Kapak sudah tersedia pada akar pohon dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api." (Matius 3:10; Lukas 3:9). 


Ancaman Yohanes terhubung dengan kedatangan Yesus kembali sebagai Sang Hakim yang akan memisahkan domba dari kambing dalam menyelamatkan dan menghukum orang, masing-masing sesuai kesetiaannya mendengar dan melakukan kehendak Tuhan (Matius 25:31-46).


Dalam penafsiran mutakhir, nubuatan atau seruan para nabi tidak saja tertuju pada orang beriman secara individu, melainkan pada persekutuan umat Tuhan. Maka sabda Yesus mengenai pelayanan kepada orang miskin, lemah, susah atau tertindas harus menjadi perhatian jemaat. 


Pelayanan mesianis Yesus (Lukas 4:16-18) mengarahkan jemaat untuk melaksanakan program-program pelayanan sosial-ekologis secara transformatif, yaitu yang bertolak pada prinsip keadilan bagi yang lemah melawan akar-akar kemiskinan dan penderitaan masyarakat serta krisis lingkungan.  Jadi, selain pendalaman spiritual dalam keluarga, masa Adven juga kesempatan Majelis Jemaat melakukan program diakonia transformatif dan reformatif. 

Marilah menjalani masa Adven ini dengan mengusahakan sikap jujur sehingga kita layak dan pantas menerima serta mengalami sukacita Natal. 

Wednesday, 8 December 2021

Hari Raya Bunda Maria Dikandung Tanpa Noda Dosa. Aku adalah hamba Tuhan. Kiranya terjadi padaku menurut perkataanmu.” Lukas 1:38a (8 Desember 1854)


Pada tanggal 8 Desember 1854, Paus Pius IX memaklumkan Dogma tentang Santa Perawan Maria Dikandung Tanpa Noda. Dengan tegas Gereja mengajarkan: "... bahwa Perawan tersuci Maria sejak saat pertama perkandungannya oleh rahmat yang luar biasa dan oleh pilihan Allah yang Mahakuasa karena pahala Yesus Kristus, penebus umat manusia, telah dibebaskan dari segala noda asal."

Ada dua point yang mau kita renungkan tentang Maria pada hari ini.


Pertama, Maria dirahmati Allah. Kepada Maria Malaikat berkata: "Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau." Maria sebagai Ibu Yesus,  Bunda Gereja memiliki semua sifat keibuan yang baik, yang kita butuhkan sebagai manusia dengan taraf yang tak terdugai. Maria adalah Ibu bagi semua orang tanpa kenal jabatan dan kedudukan sosial. 

Semua orang bisa datang berlutut di hadapan Maria, merasa diterima, disapa, dilindungi dan direstui. Maria mendapat semua kebajikan itu, karena dia diberkati, dirahmati Allah sejak dalam kandungan ibunya. Maria penuh rahmat, tak habis ditimba oleh manusia yang membutuhkan bantuan dan pertolongannya. 


Kedua, Tuhan menyertai Maria. 

Maria adalah Hawa Baru yang bebas dari dosa asal, karena sejak semula sudah ditentukan menjadi Ibunda Yesus, Sang Adam Baru. Semua rahmat dan karunia yang ada pada Perawan tak bernoda, karena dari kedalaman asalnya terus melimpah, bersumber pada Allah, dan melambung tinggi menuju ke tahkta Allah yang Mahakuasa. 

Allah selalu menyertai Maria. Karenanya, setiap orang yang didampingi Maria akan beroleh keselamatan. Maria yang dirahmati itu, hadir pada kelahiran dan perkawinan, pada setiap saat hidup sampai kematian. 


Maria berkata, “Lihatlah, aku adalah hamba Tuhan. Kiranya terjadi padaku menurut perkataanmu.” Lukas 1:38a


Selamat Hari Raya! Ini adalah hari untuk merayakan! Hari ini, kami menghormati Bunda Maria yang Dikandung Tanpa Noda yang mulia dan ajaib, tindakan belas kasih Tuhan yang paling mendalam.


Sudah sepatutnya kita melihat Dikandung Tanpa Noda sebagai tindakan belas kasih yang mendalam. Mengapa begitu? Ada apa dengan kekhidmatan ini yang begitu erat kaitannya dengan belas kasihan?


Belas kasihan adalah pemberian Tuhan yang tidak bersyarat. Yang kami maksud dengan "serampangan" adalah bahwa itu tidak pantas atau diperoleh. Rahmat tidak berutang kepada kita oleh Tuhan. Jika ya, itu bukan belas kasihan, itu akan menjadi hak kita. Tapi kita tidak punya hak untuk belas kasihan. Itu diberikan secara cuma-cuma oleh Tuhan dan diberikan dalam kelimpahan.


Mengenai Hari Raya Santa Perawan Maria Dikandung Tanpa Noda, penting untuk melihatnya sebagai hadiah cuma-cuma dari dua sudut pandang. Pertama, “Dikandung Tanpa Noda” berarti bahwa ketika Tuhan menciptakan Perawan Maria yang Terberkati, Dia menciptakannya tanpa dosa. Ini dilakukan melalui apa yang kita sebut anugerah prevenient. Anugerah yang diberikan kepadanya ini adalah tindakan belas kasih Tuhan yang sempurna dan tanpa pamrih. 

Dia tidak mendapatkannya atau pantas mendapatkannya; sebaliknya, Allah dalam kebaikan-Nya memilih untuk menciptakannya tanpa dosa asal sehingga memiliki alat yang cocok yang dengannya Anak dapat datang ke dunia. Maria, pada bagiannya, menerima karunia ini dan memilih untuk tetap tidak berdosa sepanjang hidupnya dengan tindakan kehendak bebasnya yang terus-menerus.


Kedua, dalam menciptakan Bunda Maria kita dengan sempurna, Tuhan tidak menyimpannya untuk diri-Nya sendiri. Dia tidak egois dengannya. Sebaliknya, Dia memilih untuk menjadikan kesempurnaan ciptaan-Nya ini sebagai ibu kita sendiri. Bunda Maria yang Tak Bernoda sekarang menjadi ibu rohani kita dalam tatanan rahmat dan belas kasihan Allah. 

Ini, juga, merupakan tindakan belas kasihan yang sempurna dari Allah kita yang pengasih. Kami tidak pantas mendapatkan ibu spiritual dan pelindung seperti itu, tetapi kami memilikinya dan dia selalu ada di sana untuk menjadi perantara bagi kami dan melimpahkan banyak rahmat dari Tuhan kepada kami sebagai ibu yang sempurna.


Renungkan, hari ini, atas karunia belas kasih Allah yang berlipat ganda ini: 1) Dia menciptakan Maria Tak Bernoda karena belas kasihan, dan 2) Dia memberikannya kepada kita sebagai ibu dan ratu kita sendiri. Carilah perawatan keibuannya hari ini dan sepanjang tahun!


Bunda tersayang Ratuku, aku menatap keindahan dan kesucianmu yang, meski hanya makhluk, sempurna dalam segala hal. Anda telah diberikan anugerah tunggal dan cuma-cuma ini dari Tuhan yang dengannya Anda bekerja sama dengan sempurna.

 Semoga saya selalu mengandalkan cinta dan perhatian keibuan Anda dan semoga saya selalu mengizinkan Anda untuk melimpahkan kasih karunia Tuhan kepada saya sesuai dengan rencana Bapa. Anda, ibu tersayang, adalah hadiah belas kasihan yang cuma-cuma bagi kita semua! Bunda Maria, aku mencintaimu. Doakan saya. Yesus, aku percaya pada-Mu.


Butir Permenungan

Anugerah karunia tentu membawa sukacita. Apalagi karunia itu sangat khusus dan bermanfaat bagi orang lain. Hari ini dimasa Advent , Gereja merayakan Bunda Perawan Maria dikandung tanpa noda. Ini semata mata karena karunia Allah. Dalam Gentium 56 dikatakan  “ tidak mengherankan bahwa diantara Para Bapa Suci  menjadi lazim untuk menyebut Bunda Allah suci seutuhnya dan tidak terkena cemar dosa manapun juga., bagaikan mahluk yang diciptakan  dan dibentuk oleh Roh Kudus. 

Perawan dari Nazaret itu sejak pertama dalam rahim dikaruniai dengan semarak kesucian yang sangat istimewa”  Dikandung tanpa noda adalah karunia . Pengakuan terhadap dogma ini sudah berkembang sejak tahun 1246. Allah menyediakan rahim yang tidak bernoda asal maupun dosa pribadi dan membuat Maria dikandung tanpa noda. Mungkin ada yang bertanya apa bedanya dengan ketidak berdosaan pada Yesus? Tentu saja kekudusan Yesus berasal dari Diri-Nya sendiri, sedangkan Maria ketidak berdosanya ada diluar dirinya karena relasinya dengan Allah  melalui Yesus . 

Dia memiliki hubungan yang erat dengan Yesus  dalam karya penebusan . Namun sekalipun demikian  Maria tetap mengalami akibat dari dosa  dan terlihat dalam kemalangan manusia  seperti penderitaan dan kematian. Penghormatan terhadap karunia yang dimiliki oleh Maria ini membawa kita pada pengakuan terhadap kuasa Allah yang membebaskan dan bukan pada penyembahan akan karunia yang dianugerahkan kepada Maria.


Doa.

Ya Maria, Bunda Perawan Mulia, doakanlah kami senantiasa kepada Yesus Puteramu dan jagalah iman kami agar tetap utuh.


Kalau kita boleh memilih sendiri perempuan yang melahirkan kita, pastilah kita memilih perempuan yang terbaik, yang paling suci, paling baik dan paling cantik.  Itulah yang dilakukan Allah saat memilih Maria yang akan menjadi ibu Yesus. Ia memilih Maria dan telah mempersiapkan sejak dari kandungan. Ia telah memelihara Maria agar tetap suci sejak awal hidupnya, sejak Maria dikandung oleh ibunya.


Maria dikandung tanpa dosa yang dirayakan hari ini, menegaskan bahwa Maria telah memperoleh rahmat penebusan dan keselamatan sejak awal hidupnya. Allah telah menjaga dan menjauhkan dosa darinya sebelum kelahiran Yesus. 

Allah menghendaki bahwa Kristus yang akan menjadi Pengantara bagi manusia dan diri-Nya harus terpisah dari orang-orang berdosa (lih. Ibr 7:26) maka artinya, ini mensyaratkan bahwa Ia harus dilahirkan oleh seorang perempuan yang terbebas dari noda dosa. 


Hal ini sangat masuk akal, sebab tak mungkin Allah membiarkan Yesus dikandung oleh seorang perempuan yang terkena dosa asal. Sebaliknya Ia akan menjauhkan segala noda darinya, untuk menegaskan kesucian Yesus yang dikandungnya kelak.

Our Blog

55 Cups
Average weekly coffee drank
9000 Lines
Average weekly lines of code
400 Customers
Average yearly happy clients

Our Team

Tim Malkovic
CEO
David Bell
Creative Designer
Eve Stinger
Sales Manager
Will Peters
Developer

Contact

Talk to us

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit. Dolores iusto fugit esse soluta quae debitis quibusdam harum voluptatem, maxime, aliquam sequi. Tempora ipsum magni unde velit corporis fuga, necessitatibus blanditiis.

Address:

9983 City name, Street name, 232 Apartment C

Work Time:

Monday - Friday from 9am to 5pm

Phone:

595 12 34 567

Search This Blog

Powered by Blogger.

informasi pendidikan

Apa Perbedaan Agama dan spiritualitas

Menurut pandangan saya, agama dan spiritualitas adalah dua konsep yang berbeda meskipun terkait erat. Agama adalah pengorganisasian gagasan-...