Kisah panggilan Matius adalah kisah panggilan yang unik. Matius dipanggil dalam kondisi yang tidak ideal. Yesus memanggilnya ketika ia sedang duduk di kantornya, kantor yang dijauhi banyak orang. Ia sungguh dipanggil dari keadaan aslinya, keadaan real dirinya saat itu. Matius pemungut cukai dipanggil oleh Yesus untuk mengikuti-Nya.
Nasib seorang pemungut cukai hanya ditentukan oleh tindakannya memungut pajak yang besar dan menindas orang lain. Demikian masyarakat umum memandangnya. Pemungut cukai adalah orang yang berdosa besar.
Apa yang dilakukan Yesus sungguh tidak lazim dan tidak masuk akal bagi orang-orang Farisi. Bahkan Yesus makan di rumah orang berdosa, artinya Yesus juga ambil bagian dalam keberdosaan pemungut cukai itu. Reaksi orang-orang Farisi akan tindakan Yesus makan di rumah seorang pemungut cukai. Hal ini tidak mungkin terjadi dalam hidup mereka.
Serangan orang-orang Farisi ini menjadi tempat pengajaran Yesus yang sangat efektif dan tepat sasaran. Pertanyaan orang-orang Farisi menjadi bahan peneguhan ajaran Yesus. Yesus datang untuk menawarkan keselamatan.
Keselamatan itu berupa mengampuni dosa. Orang yang berdosalah yang ditawari rahmat keselamatan secara intensif. Diri yang merasa berdosa akan lebih bisa menerima rahmat panggilan keselamatan dibanding dengan mereka yang merasa tidak berdosa.
Rahmat panggilan Matius menjadi rahmat panggilan kita. Tuhan Yesus memanggil kita sesuai dengan keadaan kita masing-masing. Yesus memanggil kita secara personal dan tidak seorangpun bisa mengintervensi rahmat panggilan itu.
Saya yang seperti inilah yang dipanggil oleh Yesus. Matius pemungut cukailah yang dipanggil Yesus bukan matius yang dermawan. Rahmat panggilan mengubah Matius pemungut cukai menjadi Matius rasul Yesus.
Kita dipanggil dalam situasi keberdosaan. Panggilan Tuhan mengubah situasi berdosa menjadi situasi berahmat. Kita bisa menjadi Matius yang merasa berdosa dan mau menerima rahmat panggilan Tuhan atau kita juga bisa menjadi orang Farisi yang merasa tidak berdosa dan memandang orang lain penuh dosa.