Thursday, 2 April 2020
Saudara dan saudariku terkasih. Kalau kita mau jujur sebenarnya kita sukar untuk bertekun dalam doa. Melalui perumpamaan seorang janda dan seorang hakim yang tidak takut akan Allah dan tidak menghormati seorang pun, Yesus memberikan dorongan bagi kita supaya kita bisa bertekun di dalam doa sehingga rencana dan maksud Allah digenapi di dalam hidup, keluarga, komunitas, gereja bahkan bangsa kita.
Kita dapat merenungkan beberapa hal untuk mendorong kehidupan doa yang bertekun seperti yang diharapkan oleh Tuhan Yesus
1. Kita sebagai anak dan Allah sebagai Bapa kita pastilah mengenal kita bahkan Ia mengenal kita sebelum kita dibentuk di dalam rahim ibu kita. Jika Allah mengenal kita sedemikian rupa maka marilah kita dengan penuh iman terus-menerus berdoa kepada Allah yang adalah Bapa kita
2. Bukti bahwa Allah mengasihi kita sehingga Ia memberikan Anak-Nya bagi kita. Jika Anak-Nya yang tunggal saja mau Ia berikan bagi kita, maka adakah hal lain seperti uang, kesehatan, lebih berharga dari Anak-Nya Yesus?
3. Yesus adalah pengantara untuk pendamaian dosa kita. Yesus adalah pengantara untuk membela dan menolong kita.
4. Bahkan Allah sendiri mendorong kita untuk senantiasa berdoa dan berseru kepada-Nya untuk segala hal di dalam hidup kita. Allah senang mendengar doa-doa kita, itu sebabnya Ia mau kita terus bertekun berdoa tanpa merasa terganggu.
Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa.
Hidup Menurut Pola Kristus
Saudaraiku yang terkasih dalam Kristus. Kita tentu pernah memberi dan juga menerima sesuatu dari orang lain. Umumnya, kalau kita memberi yang sangat berharga pada orang lain maka kemungkinan besar atau umumnya kita juga akan menerima hal yang persis sama. Sungguh jarang terjadi bahwa kita memberi barang yang sederhana lalu kita memperoleh barang mewah dan berharga.
Dalam Injil-Nya hari ini Yesus berkata, ukuran yang kamu pakai untuk mengukur akan diukurkan kepadamu dan di samping itu akan ditambah lagi kepadamu. Karena siapa yang mempunyai kepadanya akan diberi tetapi siapa yang tidak mempunyai apa pun juga yang ada padanya akan diambil. Yesus mengajarkan bahwa ajaran-Nya tidak seharusnya disembunyikan. Ajaran-Nya diperuntukkan bagi semua manusia. Para murid dipanggil dan diutus untuk mewartakan amanat Injil Yesus. Mereka harus menjadi terang bagi sesamanya juga dengan hidup yang sesuai dengan amanat Injil. Itulah sebabnya, Yesus mengingatkan mereka untuk mendengarkan. Kita semua juga berkat rahmat baptis diundang untuk ambil bagian dalam tugas pewartaan. Tugas pewartaan ini bukan hanya dengan kata-kata tetapi terlebih dengan cara hidup. Ingatlah, bahwa lewat berbagi kita telah menunjukkan pelita bagi orang lain. Beranikah kita memberikan cahaya kepada sesama?
Wednesday, 1 April 2020
1. Virus (termasuk covid-19) adalah benda mati yang dapat hidup di media hidup*. Dia tidak bisa hidup menempel apalagi memproduksi markas virusnya di benda-benda mati. Namun ada catatannya. Kalao misalnya ada orang yang sudah terinfeksi mengeluarkan droplet (cairan flu atau luda) lalu kena di baju, kain, atau meja maka dia tetap hidup selama droplet itu belum mengering. Kalao baju dicuci atau setidak-tidaknya mengering sendiri karena pengaruh lingkungan misalnya karena panas atau hembusan angin, maka virusnya akan mati. Begitupun di meja, kursi, lantai, karpet dan sejenisnya. Kalao sudah mengering ya sudah virusnya akan mati.
2. Virus ini tidak bisa hidup di udara*. Dia hanya jadi butir-butir kristal saja. Semua jenis virus. Mau virus flu, TB, paru, dll. Bagaimana dengan berjabat tangan? Sama seperti penjelasan nomor satu. Walau tangan ini termasuk bagian hidup tapi selama dropletnya kering, dibersihkan maka virus pun akan mati. Karena virus hanya bisa masuk lewat tiga jalur yakni mata, hidung, dan mulut. Maka jika selesai berjabat tangan dianjurkan membasuhnya dengan antis, sabun, air panas, asing, atau cairan cuka/asam.
3. Virus tidak bisa hidup di air panas, air asing, cuka, atau cairan asam* Maka jika sudah terinfeksi segera konsumsi vitamin E (brokoli, kelor) dan vitamin C (jeruk, mangga, dll).
4. Yang terinfeksi atau dinyatakan positif berpeluang sembuh total* bagi mereka yang ketahanan tubuhnya kuat, tidak memiliki riwayat penyakit bawaan seperti paru, TB, hippertensi, asma, kanker, dan tumor.
5. Bagi anak-anak muda atau yang ketahanan tubuhnya kuat yang sudah dinyatakan positif cukup treatment (perlakuan) mandiri di rumah* Karena usia produktif antibodinya berproduksi 2-3 kali lipat dibandingkan dengan manula. Anti bodi pada hari ke 4-5 akan keluar untuk menyerang virus. Untuk menekan rasa stres bagi yang sudah positif cukup mengonsumsi vitamin, dan antibiotik. Jangan ke RS yang sudah ditentukan karena itu diperuntukan bagi mereka yang produksi antibodinya rendah.
6. Jangan stres dan panik. Karena jika stres dan panik maka antibodinya akan lambat berproduksi* Dengan itulah kita mudah terserang. Apalagi stres itu hanya membuat psikosomatik (kondisi jiwa yang tersugesti) lalu membuat tubuh lemah.
7. Virus yang dikatakan bertahan hidup di tempat basah lebih dari 9 jam itu hoaks*. Di panci, di kardus, di udara, di gagang pintu, di aluminium dan lainnya itu HOAKS. Sekali lagi virus tidak dapat hidup di benda-benda mati. Jika dicurigai ada droplet di sana maka cukup dibersihkan saja.
8. Pasien yang terinfeksi berpeluang sembuh seperti orang yang kena flu karena status positif itu sementara*.
9. Mantan pasien positif atau yang sudah sembuh berpeluang kecil untuk terinfeksi kembali*. Asumsinya, di dalam tubuh kita ini ada yang namanya sel memori. Jika dia terinfeksi kembali maka masa inkubasinya tidak selama waktu awal terifeksi. Hanya 24 jam (1 hari). Karena sel memorinya akan menampilkan data bawah orang ini pernah terinfeksi. Sehingga sehari kena besok atau paling lambat dua hari sudah sembuh lagi.
Yang paling penting dengan adanya covid-19 ini semua orang jadi sadar sehat.
Corona Pulanglah Sudah,Cukuplah Engkau Buat Bangsa Dan NegaraKu Menderita
Sudah cukup hollidaynya ya corona.
Corona sudah jalan"keliling dunia dan sudah banyak orang di dunia mengenalmu,pulang sudah ya jangan datang lagi..kami tau corona
-mengajarkan kami agar hidup lebih bersih
_Berjaga agar tidak bersentuh dengan yang
haram.
-Corona mengajarkan kami agar lebih banyak waktu bersama keluarga di rumah dan beri badah bersama keluaraga.karena sebelum nya kami tidak ada waktu untuk keluarga hanya mementingkan kesibukan kami.Sudah banyak pelajaran yang kami dapatdarimu corona.
Virus Hanta (bahasa Latin: Orthohantavirus) adalah genus virus dari familia Bunyaviridae yang menyebabkan penyakit sindrom paru virus hanta (hantavirus pulmonary syndrome).
[1] Virus ini berbentuk bundar dengan diameter 100 nm.
[2] Pada bagian luar strukturnya, terdapat selubung virus dan di dalamnya dilapisi dengan membran ganda.
[3] Genomnya terdiri dari 6.550 nukleotida yang mengodekan enzim transkriptase virus, nukleokapsid, dan glikoprotein virus.
[4] Virus ini mudah dinonaktifkan oleh panas, detergen, pelarut organik, dan larutan hipklorit.
Virus ini banyak terdapat pada hewan hewan pengerat seperti tikus, mencit, dan Lemmus lemmus (lemming).
[1] Sebagian besar virus ini ditransmisikan melalui inhalasi kotoran hewan pengerat yang terinfeksi virus Hanta.
[2] Manusia sebagai inang dapat terinfeksi virus ini apabila melakukan kontak dengan hewan pengerat dan kotorannya.
[3] Pada tahun 2005 dan 2019, transmisi virus Andes antarmanusia dilaporkan di Amerika Selatan.
Virus Hanta dinamai dari Sungai Hantan di Korea Selatan yang menjadi tempat wabah pertama kali ditemukan pada Tahun 1950 Zaman Perang Korea dan diisolasi pada tahun 1976 oleh Ho Wang Lee.
pulang ya..karena sebentar lagi kami akan menyambut hari raya paska dan hari raya idulfitri,kami mau berkumpul dan beribadah bersama.karena kami rindu duduk bersama agar talisilahturahmi tetap terjalin dengan baik antara umat beragama.
Corona terima kasih ya..pelajaran ini akan kami ingat sampai nanti.
Corona pulang ya dan jangan datang lagi..
diam saja dalam rumahmu.
semoga Tuhan cepat beli tiketmu supaya pulang lembali ke tempat asalmu dan jangan kembali lagi..AMEN
Presiden pun Mau Di Periksa Suhu Tubuh Oleh Petugas Kenpa Pejabat Yang lain Menolak Untuk Di Periksa
Beberapa pejabat publik utamanya di daerah ada yang menolak untuk diperiksa suhu tubuhnya oleh petugas, bahkan dengan congkaknya menyampaikan bila dirinya adalah pejabat sambil marah-marah.
.
Sungguhlah tak memiliki empati di tengah mewabahnya pandemik Covid-19, para pejabat itu tak memberikan contah yang baik kepada rakyatnya, seolah itu sebuah aib bagi mereka. Jelas ini sebuah kekonyolan yang memalukan.
.
Coba lihat, bagaimana Jokowi yang sudah menjadi orang nomor satu saja selalu bersikap santun dan bisa dekat dengan rakyatnya dengan cara yang membumi. Jokowi pun tak pernah ingin diistimewakan saat harus berhadapan dengan sebuah aturan.
.
Misalkan saat masuk stasiun kereta, Jokowi tetap mengantri untuk membeli kartu atau ticket harian. Lalu masuk melalui Tripod Turnstile Gate atau pintu masuk elektronik. Begitu pun dalam kondisi lainnya yang memang menerapkan aturan khusus.
.
Sekarang lihat.. saat masuk ke Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC-19), tanpa banyak cingcong Jokowi langsung berdiri menghadap petugas yang memeriksa suhu badan yang akan masuk ke RSDC-19. .
Lalu secara patuh Jokowi mengenakan masker, cuci tangan, dan menjaga jarak dengan orang lain, termasuk ketika masuk Ruang Lift, Jokowi berdiri di titik yang telah ditentukan seraya menghadapkan wajahnya ke dinding.
.
"Seperti itulah cara negarawan sejati dalam memberikan teladan kepada rakyatnya. Bukan dengan cara marah-marah, konferensi pers atau sekedar himbauan semata, apalagi membuat kebijakan yang berpotensi mengumpulkan massa. Seorang pemimpin besar hendaknya memberikan contoh langsung yang baik dan tidak ambigu."
Pintu Gereja ditutup dihari minggu, iblis bertepuk tangan, sorak sorai, sepertinya dia telah menang atas Gereja.......Sesaat kemudian iblis kaget karena dia melihat Altar Gereja sdh berpindah kerumah setiap umat. Kedengaran dirumah-rumah ada ibadah online. Kebiasaan iblis yg setiap minggu menyerang beberapa tempat dimana orang berkumpul beribadah...Kini iblis bingung dia atur tim penyerangnya, karena Gereja mengalami Multiplikasi lebih banyak dari biasanya...Disemua area pertahanan iblis, terdengar Pujian, Penyembahan, Firman Tuhan dan Doa.....Iblis jadi bingung, apa-apaan ini?..Ternyata iblis tidak paham kalau Gereja itu bukan gedung atau tempat berkumpul, tapi Gereja itu adalah pribadi orang percaya atau umat Tuhan. Dan Gereja tidak akan punah serta alam mautpun tidak akan mampu menghancurkan gereja...Peristiwa virus ini terjadi saat kita GerejaNya berada dalam minggu Prapaskah mengingat dan merenungkan akan kematian Tuhan Yesus di kayu salib...iblis mengira kalau kematian Tuhan Yesus di kayu salib adalah kemenangan pada pihaknya. Namun justru terbalik, karena kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus atas dosa dan maut untuk menyelamatkan umat manusia justru adalah kekalahan iblis....Tulisan ini menjadi inspirasi ketika kita umat Tuhan mengalami pergumulan akibat invasi covid 19. Mari satukan doa kita semua, buang ego kita, mari bergandengan tangan dgn pemerintah utk melawan penyebaran virus covid-19 di setiap kota dan negara sampai di ujung bumi kami perkatakan Tuhan Yesus.membentengi dan meluputkan seluruh gereja, menara doa yang melalui video call di rumah masing-masing. Setiap pagi bisa mengikuti ibadah online, setiap roh ketakutan, kuatir digantikan dengan Roh damai sejahtera, suka cita, ketenangan dan kekuatan. Tinggikan .. besarkanlah & muliakan Tuhan Yesus ....
Dan kita semua yang percaya akan melihat Tuhan Yesus bangkit di setiap rumah orang percaya pada minggu Paskah dan selamanya ...
Saudaraku yang terkasih. Penghakiman Tuhan itu sempurna, membawa kemuliaan, menciptakan kekudusan dan kehidupan, membuat umat Tuhan kembali menjadi tempat kehadiran Allah. Ibarat mesin penggilas yang meratakan tonjolan batu-batu pada ruas jalan, demikianlah penghukuman Allah melindas kekerasan dan keangkuhan hati manusia. Kasih setia Tuhan itu penuh kuasa. Seperti tunas yang tumbuh di sela-sela bebatuan, nampak kecil dan lembut, namun ia akan bertumbuh besar. Perlahan tapi pasti, ia tetap bertumbuh bahkan menggulingkan batu di atasnya.
Tuhan Yesus dalam Injil hari ini menyembuhkan budak seorang perwira yang sakit kusta. Seorang perwira Romawi yang disebut ‘centurion’ komandan 100 orang tentara dan menjadi tulang punggung dari pasukan. Ia dikenal karena keberanian, dedikasi dan tanggung jawabnya. Sungguh luar biasa bahwa seorang yang berpangkat dan punya jabatan seperti perwira itu menunjukkan perhatian dan bela rasa kepada hambanya yang sakit di rumah. Suatu hal tidak biasa di masyarakat pada waktu itu yang memandang seorang hamba sebagai makhluk rendah dan tidak berharga. Ia mendatangi Yesus dengan penuh kerendahan hati, menanggalkan jabatan dan gengsinya. Ia tidak takut dicemooh oleh kaum sebangsanya karena datang kepada seorang pengkhotbah ‘jalanan’. Kerendahan hatinya membuat ia membuka diri untuk mempercayakan segalanya kepada Yesus dan membuat Yesus takjub. Sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Kujumpai pada seorang pun di antara orang Israel.
Iman perwira Romawi tampak dalam permohonannya untuk menyembuhkan hambanya. Ia memohon agar Yesus bersabda saja maka hambanya akan sembuh. Ia percaya bahwa kata-kata Yesus penuh kuasa untuk menyembuhkan hambanya. Ia yakin bahwa kuasa Yesus tidak dibatasi oleh waktu dan tempat. Kata-kata Yesus menyembuhkan orang melampaui waktu dan tempat. Yesus dapat membuat mukjizat kepada siapa saja yang percaya kepada-Nya.
Perwira ini telah meneladankan kepada kita kerendahan hati dan iman. Ia juga mewariskan ucapan penuh makna, yang setiap kali kita ulangi ketika menerima Yesus dalam komuni kudus. Tuhan saya tidak pantas Engkau datang pada saya, tetapi bersabdalah saja, maka saya akan sembuh. Sebuah iman dan kerendahan hati yang sungguh super.
Tuhan Yesus, tumbuhkanlah senantiasa dalam diriku sikap kerendahan hati dan iman, agar Engkaulah yang memenuhi seluruh hidupku. Amin.
Tuesday, 31 March 2020
Aku seorang ibu yang aktif di gereja. Karena aktivitas pelayanan ini, mau tidak mau aku harus bertemu dan berinteraksi dengan seorang imam, Pastor, Romo, Pater, Padre, Father atau entah apapun sebutannya.
Masih muda, energik dan bersemangat dalam pelayanan, menjadikannya idola banyak orang. Ia terlibat dalam berbagai kegiatan kategorial sehingga begitu dikenal dan disayangi umat. Berkepribadian menarik, lembut tutur kata, penuh perhatian, baik, cerdas, dan ganteng adalah sederet kualitas diri yang ia miliki. Tentu sebagai manusia, ia punya kekurangan.
Demi kelancaran komunikasi dan koordinasi pelayanan, aku mendapatkan nomor hp, berteman di facebook dan lainnya. Namun komunikasi dan interaksi kami lakukan sebatas pelayanan. Aku semakin bersemangat dalam pelayanan karena kehadirannya seolah-olah menjadi sebuah magnet tersendiri.
Sebagai satu dari sekian ribu umat, aku bangga bisa dekat dengan pastor yang menjadi idola hampir sebagian umat ini. Sepertinya Tuhan sedang menghibur kaumku dengan kehadirannya. Aku adalah salah satu yang merasakan hal itu.
Aku sudah menikah dan punya anak. Sementara ia lebih muda dariku. Dia tak pernah memiliki pacar sebelum masuk seminari. Maka untuk urusan itu, dia masih perjaka ting-ting. Kadang aku heran, kok bisa-bisanya memilih untuk tidak menikah padahal kurang apa toh dia. Tapi itulah daya tarik seorang imam.
Sejak kedekatan dengannya, aku sadar bahwa di antara kami terdapat perbedaan yang besar. Tetapi perbedaan itu justru membuat kami saling menghargai. Aku menghargai dia sebagai seorang imam dan dia menghargaiku sebagai seorang ibu yang punya suami dan anak-anak. Hubungan kami menjadi sebuah pertemanan antara seorang imam dan umat.
Saat hubungan kami sebatas pertemanan imam-umat, tidak ada gossip. Tetapi, aku tidak bisa menyembunyikan perasaan yang semakin bertumbuh dalam diriku. Setiap hari aku selalu mengirim sms hanya sekedar menanyai kabar dan ia membalasnya dengan ramah. Kadang aku mengantar makanan kesukaannya ke pastoran. Sebelum tidur malam, sejenak kubayangkan wajahnya.
Anehnya, aku menjadi mudah cemburu ketika ada perempuan lain dekat dengannya. Ya, aku tak bisa menyangkal bahwa aku sedang jatuh cinta dengannya, meski aku tahu itu cinta terlarang.
Aku menjadi semakin dekat secara emosional dan fisik. Ada saja alasan bagiku untuk pergi ke pastoran sekadar melihatnya. Kadang aku mengajaknya untuk makan di restoran, kala ia punya waktu luang. Ketika berada dekatnya, aku merasa nyaman, bahkan lebih nyaman dari pada berada di samping suamiku.
Dari awal, sudah kukatakan kepadanya bahwa aku punya keluarga, suami dan anak-anak. Dia tahu itu. Dia juga berulangkali mengatakan bahwa perjuangan menjadi seorang imam itu tidak mudah. Maka ia tidak semudah membalikan telapak tangan untuk meninggalkan imamatnya. Ia mencintai imamat, panggilan dan semua umat.
Tetapi intensitas pertemuan yang meningkat tidak bisa menahan gejolak rasa yang mulai bersemi. Maka, aku berniat untuk mengungkapkan cintaku padanya. Sudah lama aku mencari waktu untuk ‘menembak’nya tapi aku takut salah sasaran.
Suatu saat, aku nekad, kalau ia tidak menerima cintaku biarlah aku mundur perlahan-lahan. Aku siap dengan segala konsekwensi. Apapun itu. Malu sebenarnya aku, sudah emak-emak mau nembak daun muda.
Gayung bersambut. Ternyata ia juga menyimpan sebuah rasa. Ciiieee. Pikirku, ya, cinta memang tidak buta. Tetapi cinta bisa membutakan orang. Aku merasa seperti berada di atas awan. Tak kubayangkan, seorang pemuda yang menjadi idola dari hampir semua umat akhirnya takluk dengan emak-emak seperti aku ini.
Eh, sabar dulu! Ternyata aku ke-pede-an.
Seperti kubilang di atas, dia mencintai panggilannya dan tak ingin meninggalkan imamatnya. Dengan mengungkapkan cintanya, ia mau mengatakan bahwa ia juga manusia yang punya hati dan perasaan. Pada saat yang sama ia adalah manusia yang telah dipanggil untuk tugas mulia. Dan dia tidak ingin membiarkan perasaan ini tumbuh terus.
Maka kami mulai berpikir akan resiko jika kami membiarkan perasaan kami berkembang. Kami mencoba secara baik-baik untuk saling melupakan satu sama lain. Tanpa ada perkelahian, kami berjanji untuk memutus hubungan, karena gossip semakin berkembang. Aku akui itu. Perlahan-lahan kami mengurangi frekwensi komunikasi dan pertemuan empat mata.
Kupikir, dia bisa melewati semua itu. Tapi aku? Jujur, aku tak bisa. Aku tak rela ada jarak di antara kami. Aku telah terperangkap dalam cinta terlarang dan aku hanya bisa berharap dari kepekaannya.
Waktu kucoba menghubunginya, alangkah kagetnya aku, karena nomor hp nya telah ia ganti. Aku nekat mencari nomornya. Tidak sulit mendapatkan nomor hp imam idola seperti dia. Namun, setiap kali aku sms atau telpon tak ada balasan dan tanggapan. Hatiku semakin hancur, kenapa aku harus jatuh cinta dengan orang yang jelas-jelas tidak bisa kumiliki dan sekarang ia tak peduli lagi denganku.
Suatu pagi, aku memaksakan diri untuk bertemu dengannya setelah misa. Di kamar tamu pastoran, kami bicara tentang perasaan. Dia mengatakan, ‘Aku mencintai imamatku dan aku mencintai keluargamu. Kita tidak boleh membiarkan perasaan ini semakin menguasai logika dan hati kita karena kita akan sulit berpikir logis ketika cinta seperti ini sudah menjalar di hati.’
Permintaannya yang paling menakutkanku adalah kami tidak boleh saling bicara dan kontak untuk beberapa waktu agar perasaan yang sudah tumbuh bisa layu dan hilang. Aku seperti orang gila. Setega itukah dia. Tidak tahukah dia bahwa aku begitu mencintainya, sementara dia dengan entengnya mengatakan hal itu.
Aku mencoba untuk membenci dia. Tetapi tidak ada alasan untuk membencinya. Setiap kali aku berpikir untuk itu, semakin aku mencintainya. Tuhan tolong! Kenapa cinta ini sungguh membuat aku gila dan tidak berpikir logis lagi. Sampai kapan aku bertahan dalam rasa yang selalu menyiksa, sementara dia dengan santai bebasnya membagikan cinta-Mu kepada orang lain? Aku tidak bisa melepaskan diri dari cintanya karena aku telah terperangkap oleh magnetnya.
Tak ada kontak! Tak ada komunikasi! Tak ada pertemuan empat mata! Tak ada antar makanan atau kirim pulsa! Tak ada makan-makan!
Tidak berselang, beredar kabar bahwa uskup akan memindahkan imam muda ini ke paroki lain. Seluruh umat begitu kaget dan hampir setiap orang menangis mendengar kabar ini. Dewan Paroki sibuk membuat surat permohonan kepada uskup untuk tidak memindahkan imam kesayangan umat ini. Namun, apapun usaha umat, imam adalah milik semua umat, bukan hanya satu paroki saja.
Aku? Jujur! Dari hati terdalam, aku tak rela ia pindah secepat ini dan kalau boleh memilih selamanya ia bertugas di parokiku.
Hatiku hancur kala membayangkan saat-saat ia berada di paroki lain dan dekat dengan perempuan lain. Ya, ia memiliki segalanya untuk menghipnotis perempuan manapun. Banyak perempuan dan ibu-ibu berpengalaman yang bisa meluluhkan ketahanannya. Aku takut! Tapi aku tak punya kuasa untuk menahannya.
Pada hari sebelum kepergiannya dari paroki, aku meminta waktu tiga puluh menit. Ia mau bertemu denganku. Ia katakan bahwa ia akan pindah tugas dan aku harus mendukung panggilannya. ‘Jika kamu mencintaiku, lepaskan dan dukunglah aku dalam jalan imamat ini. Cinta memang tidak harus memiliki. Cinta berarti melepaskan dan merelakan.’ Busyeeet… tuingg.
Tangisku memecah sejadi-jadinya. Hati siapa yang takan hancur bila cinta yang indah jadi begini. Aku tak peduli orang banyak yang melihat kami dari luar karena pikirku, kapan lagi aku bisa sedekat ini. Aku menangis seperti seorang anak kecil merengek-rengek meminta permen dari ibunya.
Cinta membuat aku menangis. Sungguh menyakitkan, aku yang telah mencintainya dan kini harus melepaskannya untuk pergi membagikan cintanya kepada banyak orang.
Aku bisa merasa mungkin Tuhan juga sedang menangis bersama kami, tetapi pada saat yang sama, Tuhan memberkati kami. Itulah cara Tuhan untuk menunjukkan kepada kami bahwa Ia juga merasakan penderitaan dan kesakitan hati manusia. Karena Tuhan menghadiahkan cinta kepada setiap orang. Namun Tuhan menjamin masa depan dan punya cara untuk menyembuhkan sakit atau pengorbanan hari ini. Ya, aku harus merelakan dan melepaskan imamku, meski aku sangat mencintainya.
Aku merindukan imamku. Aku tahu ada tujuan yang lebih mulia yang ia emban dan aku tak berhak mengambil hal termulia itu. Tuhan telah memilih dia dan meletakan padanya pelayanan untuk banyak orang. Cintaku tak sebanding dengan cinta Tuhan baginya. Aku hanya percaya bahwa Tuhan akan menjaga, membimbing dan menuntun imamku yang tercinta ini.
Aku tak tahu kapan rasa sakit ini akan sembuh dan bagaimana aku bisa menyembuhkannya. Aku mati rasa ketika ia meninggalkanku. Sekalipun aku mencoba untuk berlaku normal, tetapi kepingan hatiku terdalam tak ada di sana lagi. Aku mencoba bangkit, menemukan kepingan yang telah hilang. Dan aku sadar kepingan itu ada di keluargaku, di suami dan anak-anakku.
Aku masih terus berdoa untuk kebahagiaan imamku. Aku berdoa Tuhan merangkulnya setiap tidur malam dan menemaninya kala ia sendiri. Aku berharap Tuhan menyediakan cinta dan perhatian untuknya sebagaimana anganku tiap siang dan malam.
Imamku, pastorku, romoku, paterku, fatherku, padreku, aku mencintaimu tapi aku harus melepaskan dan merelakanmu untuk pergi ke mana saja sejauh Tuhan mengutusmu, karena engkau ditahbiskan untuk seluruh umat. Kini aku sadar, aku mencintainya karena ia adalah seorang imam.