Friday, 11 February 2022

Yesus menyembuhkan orang yang tuli dan gagap. Apa makna kisah penyembuhan orang tuli dan gagap ini bagi kita? (Markus, 7:31-37)

YESUS MENYEMBUHAKAN ORANG TULI & GAGAP


Gambaran-gambaran tentang kebaikan Tuhan diwartakan didalam Kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.  Orang-orang Israel adalah orang yang tawar hati, orang yang keras hati seperti yang pernah dilakukan nenek moyang mereka di Masa dan Meriba ( Kel 17:7; Mzm 95:8 )


Namun Tuhan tidak membiarkan mereka selamanya disana. Tuhan berjanji melalui Yesaya dan para nabi lainnya bahwa Beliau sendiri yang akan datang untuk menolong mereka. Itulah kehebatan Allah penolong kita.


Rencana Tuhan semula yang memandang segala citptaan baik adanya. Ada keharmonisan alam ciptaanNya sendiri. Kiranya dunia macam ini yang menjadi dambaan banyak orang : manusia sehat jasmani dan rohani, alamnya memilki tatanan yang baik dan teratur


Semua yang dikatakan oleh Tuhan melalui Yesaya juga disempurnakan oleh Yesus. Dalam bacaan Injil hari ini, Markus mengisahkan bahwa Yesus meninggalkan daerah non Yahudi yaitu Tirus dan Sidon dan masuk daerah Galilea. 


Secara Geografis kita langsung memahami rencana Tuhan yakni bahwa keselamatan itu ditawarkan secara universal bagi semua orang.  Jadi baik orang di luar komunitas Yahudi maupun didalamnya, Tuhan mempunyai kuasa untuk menyelamatkan. 


Secara Geografis dapat juga dikatakan bahwa keselamatan, seperti peralihan dari hidup dalam derita kepada kebahagiaa. Di daerah Galilea ini orang ( tanpa nama ) membawa seorang yang sakit tuli dan gagap kepadaNya untuk disembuhkan. Mereka memohon Yesus untuk meletakkan tangan ( artinya memberkati ) si sakit ini 


Yesus memisahkan dia dari orang banyak dan berlaku sebagai tabib: memasukan jari ke dalam telinga orang itu, meludah dan merabah lida orang itu, menengada ke langit, menarik napas dan berteriak Efata artinya terbukalah”. Orang itu menjadi sembuh dan meskipun Yesus melarang mereka untuk tidak menceritakan mujizat ini tetapi orang semakin berani bercerita tentang Yesus.


Semua orang berkata, “Ia menjadikan segalanya baik! Yang tuli dijadikanNya mendengar, yang bisu dijadikanNya berbicara”. Kita melihat bahwa Yesus menghendaki sebuah tatanan hidup yang teratur dan baru. 


Ketika dibaptis orang secara pribadi juga telinganya dibuka dan mulutnya pun di buka. Untuk apa ? Untuk mendengar Sabda Yesus dan mewartakannya. Tugas orang dibaptis adalah mendengar Yesus dan mewartakan SabdaNya


Apa tugas lain dari orang orang yang dibaptis atau orang yang diselamatkan oleh Yesus ? Yakobus 2 : 1-5 merumuskan tugas-tugas yang kiranya tepat untuk kita lakukan


Tuhan juga menebus manusia tanpa memandang apakah orang asing atau orang Yahudi. Semua dilihatNya baik adanya.  Keberpihakan Allah pada kaum papa dan miskin. Orang-orang yang dibaptis memiliki satu tugas mulia yaitu melayani kamu papa dan miskin


Kalau didalam komunitas mereka bisa sehati sejiwa maka mereka juga akan mampu keluar dan melayani kaum papa dan miskin. Kiranya Tuhan Sang Penyembuh Agung membuka mata dan telinga rohani kita, sehingga dapat melihat dan mendengar dengan benar.


Yesus memasukkan jari-Nya ketelinga orang itu, lalu meludah dan meraba lidah orang itu sambil menengadah ke langit, Yesus berkata, efata. Artinya, terbukalah. Maka terbukalah telinga orang itu seketika dan terlepaslah pula pengikat lidahnya sehingga ia bisa berkata-kata dengan baik.


Kesembuhan telinga orang tuli ini adalah lambang bahwa Yesus mempunyai kuasa untuk menyembuhkan dan mengangkat kemampuan pendengaran manusia untuk sanggup mendengarkan Sabda Allah. 


Sebab keselamatan kita tergantung dari derajat sampai dimana kita sanggup mendengarkan Sabda Tuhan. Berbahagialah mereka yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya. Dengan menyembuhkan orang tuli dan gagap ini, ia bukan saja sembuh tetapi diselamatkan.


Mendengar Sabda Tuhan bukan hanya sekedar menangkap-Nya dengan telinga tetapi lebih-lebih dengan hati. Memasukkan sabda Tuhan kedalam hati kita yang sudah distel sehingga Sabda Tuhan meresap kedalam seluruh diri kita dan selanjutnya dibawa kedalam sikap hidup harian kita.


Kesembuhan lidah orang gagap ini mau menyatakan bahwa kita mampu mewartakan Sabda Tuhan yang telah kita dengar. Orang tidak boleh diam terhadap apa yang telah ia lihat dan ia dengar. Dia harus bisa mewartakan kebaikan dan karya agung Allah kepada sesama.


Apa makna kisah penyembuhan orang tuli dan gagap ini bagi kita?

1.   pendengaran kita perlu dipertajam untuk mendengarkan sabda Tuhan. Telinga kita memang menerima segala suara yang tertangkap olehnya tetapi daya dengar masih menyaring dan memilih apa yang kita sukai. 


Manusia mendengar apa yang dia suka. Manusia bukan hanya mendengar dengan telinga tetapi lebih-lebih dengan hati. Dalam mendengar kita memilih apa yang kita suka, siapa yang berbicara dan untuk apa yang dibicarakan. Oleh karnanya sering terjadi walaupun Pastor berbicara dengan jelas dan lugas dalam khotbah tetapi bisa saja kita tidak dengar karena kita tidak suka Pastornya. Hati kita tidak distel untuk mendengar.


2.  kita hendaknya selalu siap untuk mewartakan karya dan kebaikan Tuhan yang kita lihat dan kita dengar. Kita tidak boleh memendamnya untuk diri kita saja.


 seorang misionaris dari Eropa memberikan pelajaran agama untuk suatu suku dipedalaman Afrika. Ia berbicara tentang Allah yang menjadi manusia dalam diri Yesus dari Nazareth. Yesus telah mewartakan Kerajaan Allah. Dalam Kerajaan Allah itu orang hendaknya saling mencintai. 


Yesus bergaul dengan semua orang tanpa membeda-bedakan warna kulit, satus sosial dan kebudayaan. Yesus mempunyai perhatian yang khusus terhadap rakyat jelata, orang berdosa dan penderita pelbagai penyakit. Yesus mewartakan kebebasan dan menerima siapa saja sebagai saudara-Nya dan menyatakan bahwa semua orang adalah putera-puteri Allah.


Yesus tidak tertarik untuk mencari popularitas. Demikian seharusnya setiap pelayan, kita tidak mengejar keuntungan diri sendiri. Pelayanan itu sebaiknya bersifat personal karena dalam relasi tersebut ada perhatian dan belas kasih. Di samping itu, pelayanan juga harus tepat sasaran. Yesus bukan hanya iba kepada si tuli dan gagap tetapi Ia memberikan yang terbaik, yakni pendengaran dan kemampuan berbicara baginya. 


(Markus 7:31-37) Kemudian Yesus meninggalkan pula daerah Tirus dan dengan melalui Sidon pergi ke danau Galilea, di tengah-tengah daerah Dekapolis.Disitu orang membawa kepada-Nya seorang yang tuli dan yang gagap dan memohon kepada-Nya, supaya Ia meletakkan tangan-Nya atas orang itu.


Sesudah Yesus memisahkan dia dari orang banyak, sehingga mereka sendirian, Ia memasukkan jari-Nya ke telinga orang itu, lalu Ia meludah dan meraba lidah orang itu.Kemudian sambil menengadah ke langit Yesus menarik nafas dan berkata kepadanya: "Efata!", artinya: Terbukalah!Maka terbukalah telinga orang itu dan seketika itu terlepas pulalah pengikat lidahnya, lalu ia berkata-kata dengan baik.


Yesus berpesan kepada orang-orang yang ada di situ supaya jangan menceriterakannya kepada siapa pun juga. Tetapi makin dilarang-Nya mereka, makin luas mereka memberitakannya.Mereka takjub dan tercengang dan berkata: "Ia menjadikan segala-galanya baik, yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berkata-kata."


Pertanyaan yang muncul dalam perenungan ini adalah  apa sesungguhnya yang menjadi tujuan utama dari Tuhan saat orang itu disembuhkan?


1. Supaya Mendengar.

Orang tuli sudah pasti tidak bisa mendengarkan apa yang dibicarakan orang lain bahkan apa yang disampaikan orang ketelinganya.


Tuhan Yesus mau agar orang yang tuli bisa mendengarkan pengajaran yang Dia sampaikan sebagaimana  mereka yang lain yang bisa mendengar. Bagi Yesus pengajaran firman adalah hal terpenting untuk diketahui semua orang. Itu adalah harta yang mahal dan hanya bisa didapatkan melalui mendengar.


Hal yang sangat disayangkan bahwa banyak orang sesungguhnya dapat mendengar pengajaran firman dengan jelas namun sengaja untuk tidak mau mendengar. Merekalah kelompok orang yang digolongkan Tuhan bertelinga namun tidak mendengar.


"Sebab hati bangsa ini telah menebal,dan telinganya berat mendengar,dan matanya melekat tertutup;supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya,lalu berbalik sehingga Aku menyembuhkan mereka."


Perhatikan Kata telinganya 'berat mendengar'..hal ini  bukan bertujuan pada soal ukuran tekanan melainkan kepada perasaan bosan dan  malas untuk mendengar. Mereka lebih senang mendengarkan hal hal yang bersifat mimpi dan khayalan atau hal yang tidak jelas daripada mendengarkan kebenaran firman. (2 Timotius 4:4) Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng."


Tuhan Yesus mengingatkan kita yang mempunyai  telinga agar mempergunakan salah satu dari  panca indera yang amat penting ini untuk difungsikan sebagaimana mestinya. (Markus 4:23) "Barangsiapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!"


2. Supaya Berbicara

Orang yang  Tuli dan gagap ini memiliki keterbatasan  pada hal yang sangat penting dalam hidupnya sebagai sarana komunikasi. Pada umumnya memang mereka yang mengalami gagap bicara karena dipengaruhi oleh keterbatasan untuk mendengar demikian pula sebaliknya orang yang tuli akan sangat mempengaruhi aktifitas mulut dan lidahnya untuk berbicara. Itulah yang terjadi dengan pasien Tuhan Yesus dalam kisah ini. Orangnya tuli dan gagap sehingga aktifitas  komunikasinya dengan orang lain menjadi terbatas.


Tuhan Yesus menyembuhkan kebisuannya agar orang ini setelah dia bisa mendengar pengajaran dia dapat menjadi saksi Tuhan untuk memuji mempermuliakan nama-Nya.


Apakah kita sebagai orang percaya yang memiliki kesempurnaan alat komunikasi lewat bagian  panca indera kita  untuk mendengar dan berbicara sudah menjadi saksi Kristus..?? Atau mungkin  kita hanya  bersifat  masa bodoh dan menganggap bahwa memberitakan firman dan kesaksian itu hanya milik orang tertentu saja...??


Atau jangan jangan mulut kita hanya kita biarkan dikendalikan oleh iblis dengan mengumbar kata kata kotor dan jahat dll. Ingatkah kita akan nasehat rasul Paulus dalam (Efesus 4:29) "Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia."


Marilah  kita yang sempurna keadaan salah satu bagian dari panca indera yaitu lidah kita untuk memberitakan  kabar keselamatan..mengajarkan kebenaran dan menyaksikan kebaikan Tuhan melalui kasih karunia-Nya serta menyembah dan memuji muji Dia sang Raja  Juruselamat penebus dosakita. (Roma 10:8-9)


Tetapi apakah katanya? Ini: "Firman itu dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu." Itulah firman iman, yang kami beritakan. Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.


Yesus adalah kehadiran nyata dari Allah yang berbelas kasih, dan Yesus banyak menyembuhkan orang yang menderita sakit.


Allah akan datang menyelamatkan manusia dengan menyembuhkan yang cacat dan sakit serta melimpahkan segala yang dibutuhkan untuk hidup. Sebab orang yang dianggap miskin oleh dunia justru yang dipilih Allah untuk menjadi kaya dalam iman karena mencintai Allah.


Allah berkarya terus menerus untuk menyelamatkan manusia. Bagi kita yang hidup dalam waktu memang tidak dapat membayangkan hal ini. Tetapi itulah iman kita kepada Kristus.


Agar iman yang kita miliki dapat kita pegang teguh, kita perlu melatih diri agar peka terhadap tanda-tanda karya Allah yang kita hadapi sehari-hari, dan juga yang tampaknya sederhana. Semakin kita peka terhadap tanda-tanda karya Allah, maka iman kita akan semakin diteguhkan.


Selama di dunia ini, kita hidup dalam waktu, sehingga kita tidak mampu mengerti, apalagi membayangkan yang namanya hidup abadi atau keabadian itu seperti apa wujud nyatanya. Yang ada dalam pemikiran kita mengenai hidup abadi itu ya seperti yang kita alami di dunia ini.


Sebenarnya, karena kita ini roh, maka kita memiliki kemampuan mengatasi keterkungkungan kita oleh waktu. Kita harus melatih diri agar kemampuan itu menjadi peka dalam menangkap karya penyelamatan Allah yang abadi. Setidaknya, latihan itu menyadarkan kita akan kehidupan kita yang berada dalam waktu ini, sehingga apa yang kita alami yang dapat menggoyahkan iman kita akan dapat dihindarkan.


Lebih dari itu kita berharap dapat menangkap kehendak Allah dari apa yang terjadi di sekitar kita atau apa yang dilakukan Kristus. "Ia menjadikan segala-galanya baik, yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berkata-kata".


Karya penyelamatan Allah yang abadi itu dapat berwujud sederhana, dan jangan kita menjadi takjub dengan karya penyelamatan Allah yang tampak luar biasa, justru semuanya itu hendaknya menjadikan kita untuk mau meraih hidup abadi dan menjadikan iman kita semakin mendalam dan kuat.


Supaya kita tidak buta atau tuli terhadap sabda atau panggilan Allah, maka kita harus peka terhadap karya Allah yang tampak biasa seperti yang terjadi sehari-hari sebab hidup kita ini adalah merupakan panggilan menuju keselamatan. 


Bahkan kita diutus untuk meneruskan kepada sesama bahwa Allah terus berkarya melalui segala sesuatu yang ada dan terjadi apapun wujudnya. Yang harus kita ingat adalah bahwa segala yang ada merupakan tanda akan sabda atau karya Allah, bukan hanya mukjizat. 


Itu artinya kita diingatkan agar jangan menjadi seperti orang buta atau tuli, atau bisu yang melihat hubungannya dengan Tuhan hanya terjadi dalam hal-hal yang besar atau yang luar biasa atau yang berupa mukjizat.


Padahal, justru orang yang mendengarkan sabda Allah sehari-hari itulah yang sesuai dengan kehendak Allah. Maka, janganlah kita membanggakan hanya hal-hal yang istimewa atau mukjizat, seolah-olah hanya itu yang mampu mengangkat martabat manusia sebagai orang beriman.


Manusia dicintai Allah dan dipanggil untuk mewarisi janji Allah yaitu hidup abadi dalam hadirat-Nya karena kita kaya dalam iman. Itu berarti bahwa martabat jauh mengatasi keduniawian dan tidak dapat diukur dengan kekayaan duniawi.


Mukjizat yang dilakukan oleh Kristus dalam menyembuhkan berbagai penyakit, orang yang cacat dan masih banyak lagi, semuanya itu adalah lambang atau tanda yang pada saat tertentu atau terhadap orang tertentu perlu dilakukan Kristus agar orang itu percaya. Namun, semua yang ada, dan yang terjadi adalah juga merupakan tanda karya Allah.

0 comments:

Post a Comment

Contact

Talk to us

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit. Dolores iusto fugit esse soluta quae debitis quibusdam harum voluptatem, maxime, aliquam sequi. Tempora ipsum magni unde velit corporis fuga, necessitatibus blanditiis.

Address:

9983 City name, Street name, 232 Apartment C

Work Time:

Monday - Friday from 9am to 5pm

Phone:

595 12 34 567

Search This Blog

Powered by Blogger.

informasi pendidikan

Apa Perbedaan Agama dan spiritualitas

Menurut pandangan saya, agama dan spiritualitas adalah dua konsep yang berbeda meskipun terkait erat. Agama adalah pengorganisasian gagasan-...