Skip to main content

Siapakah Yesus? ( Markus 8: 27-33)

Siapakah Yesus!?.


Sabda Tuhan hari ini kembali menanyakan kepada kita semua: Siapakah Yesus?.  Mengapa hal ini ditanyakan kembali, karena banyak orang selalu mengatakan bukan yang ke luar dari lubuk hatinya, melainkan apa kata orang. Yesus ingin mendapatkan jawaban menurut iman dan kepercayaan kita serta sedalam apakah kita memahamiNya.


Sebagaimana hal itu juga pernah ditanyakan kepada Petrus: "Siapakah Aku ini?" Sesungguhnya, Tuhan ingin menegaskan akan kualitas iman kita, apakah iman kita seteguh dan sekokoh  iman Petrus kepada Allah yang karena keteguhan dan kekokohannya disebut batu karang Gereja.  Petrus berkehendak untuk dapat tinggal dalam Allah, maka Petrus berusaha sepenuh hati menjadikan imannya berkualitas, hidup dan bertumbuh dari waktu ke waktu. 


Hendaknya kita mau untuk memiliki iman yang hidup, tumbuh dan berkembang dari waktu ke waktu. Sehingga apabila suatu ketika suatu saat ditanya oleh Tuhan, "Siapakah Aku ini?", maka kita akan dapat menjawab dan jawaban itu  muncul dari lubuk hati yang terdalam bahwa *Engkau-lah Tuhan-ku dan Allah-ku.


Engkau adalah Tuhan Yesus Kristus, Putera Allah yang hidup. Engkau adalah Mesias, Sang Penyelamat yang akan membebaskan umat beriman dari penderitaan. Mengapa kita bisa menjawab dengan lantang, karena kasih Allah kepada kita orang beriman  yang kemudian menyertai, membimbing, dan melindungi kita dengan mengutus Roh Kudus untuk  bersemayam di hati ini. 


Kita harus mengenal Allah secara pribadi dengan jalinan relasi sepenuh hati dengan-Nya melalui doa. Dengan jalinan relasi yang sebaik mungkin serta dengan sepenuh hati melalui sabda-Nya dan meresapkannya dalam hati, maka kita akan dapat mengenal serta memahami kepribadian Yesus seutuhnya. 


Mesias adalah seorang yang harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak serta dibunuh sebelum akhirnya bangkit dari kematian. Kita semua yang dibaptis dalam kematian-Nya  memperoleh harkat dan martabat yang setara di hadapan Allah hendaknya mau untuk bertanggung jawab membangun Tubuh Kristus serta Gereja-Nya demi kemuliaan-Nya.


 Mau untuk lebih mendalam lagi pengenalan akan Yesus, kebenaran serta ajaran-ajaran-Nya.Dengan demikian, suatu ketika suatu saat kita akan dapat berserah serta seturut kehendaknya dengan penuh keikhlasan, akan dapat membagikan berkat, rahmat, serta kasih-Nya kepada sesama karena hati kita jadikan sebagai panduan hidup kita.


"Menurut kamu siapakah Aku ini?"

Sebuah pertanyaan personal yang Yesus tujukan kepada para murid-Nya. Sebuah pengakuan iman muncul dari seorang Petrus: "Engkaulah Mesias Anak Allah". Jawaban ini tentu munculnya dari pengalaman perjumpaan, kedekatan dan keimanan Petrus. 


Walaupun iman Petrus salah memahami makna Mesias karena Petrus memahami Mesias dari pandangan politik. Akan tetapi makna Mesias itu berkaitan dengan sengsara, wafat dan kebangkitan Yesus bagi keselamatan manusia. kita yang menjadi murid Kristus juga pertanyaan yang sama ditujukan kepada kita. Apakah jawaban kita? Siapa Yesus dalam hidup kita?


Kita akan mampu menjawab dengan tepat kalau kita dekat, mengalami, dan merasakan penyertaan-Nya. Jawaban kita menentukan cara kita menghidupi iman kita.


Kalau kita hanya menjawab menurut kepentingan kita maka kita akan proyeksikan semua Rahmat Tuhan hanya untuk menjawab kepentingan kita sendiri. Ketika kebutuhan kita tak terjawab oleh Tuhan, maka kita mudah untuk meninggalkan-Nya.


Tapi kalau kita menjawab menurut rencana Allah maka kita akan mengalami Rahmat Mesias itu lebih untuk keselamatan semua manusia. Dan Rahmat itu tetap kita akan rasakan baik dalam suka maupun dalam duka, baik dalam sakit maupun sehat.


Allah kita selalu memberikan diri sepenuhnya dan juga memberi kesempatan baru. Sesudah air bah yang memusnahkan bumi dan manusia. Allah mengulangi maksud-Nya. Allah kembali mengadakan perjanjian dengan manusia dan keturunannya.


Sejak itu bumi dan segala yang hidup tidak akan dilenyapkan air bah, segala ciptaan Allah serahkan kepada manusia untuk dijaga dan dipelihara, dan kepada manusia diserahi tugas untuk memenuhi bumi dengan keturunan.


Pemberian diri Allah tanpa batas itu kita imani di zaman Perjanjian Baru. Yesus sebagai pewahyuan diri Allah mengambil sepenuhnya bagi penebusan manusia hingga wafat di kayu salib. Misteri cinta yang pasti tidak bisa dicerna oleh akal manusia. Kasih dan kehendak Allah ini di luar nalar manusia. Alhasil pengenalan manusia kepada Yesus pun sangat beragam.


Dari antara orang banyak ada yang mengenal Yesus sebagai Yohanes Pembaptis, Elia atau salah seorang dari para Nabi. Namun Petrus, kepala para rasul memberi kesaksian yang tepat, Engkau adalah Mesias.


Kemudian Yesus beserta murid-murid-Nya berangkat ke kampung-kampung di sekitar Kaisarea Filipi. Di tengah jalan Ia bertanya kepada murid-murid-Nya, kata-Nya: "Kata orang, siapakah Aku ini?" Jawab mereka: "Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia, ada pula yang mengatakan: seorang dari para nabi."


Ia bertanya kepada mereka: "Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?" Maka jawab Petrus: "Engkau adalah Mesias!" Lalu Yesus melarang mereka dengan keras supaya jangan memberitahukan kepada siapapun tentang Dia.


Kemudian mulailah Yesus mengajarkan kepada mereka, bahwa Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari. Hal ini dikatakan-Nya dengan terus terang. 


Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia. Maka berpalinglah Yesus dan sambil memandang murid-murid-Nya Ia memarahi Petrus, kata-Nya: "Enyahlah Iblis, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia.


Renungan  Untuk Kita  Semua.

Ketika kita menyatakan telah mengenal Tuhan Yesus dengan baik, mungkin kita mendapat pertanyaan siapakah Tuhan Yesus itu? 


Ketika Tuhan Yesus bertanya kepada Petrus "siapakah Aku ini?" maka dengan spontan dan tegas ia menjawab bahwa Tuhan Yesus adalah Mesias. Jawaban Petrus sudah benar, namun tidak disertai dengan pemahaman yang benar. Hal ini terbukti ketika ia menegur Tuhan Yesus saat menjelaskan apa yang akan dialami oleh Mesias. 


Bagi Tuhan Yesus, ini terjadi karena Petrus belum benar-benar mengenalNya dengan baik sehingga tidak dapat memahami apa yang menjadi kehendak Allah. 


Seringkali kita juga seperti Petrus, kita sering berdoa Bapa Kami, "Jadilah kehendakMu di atas bumi seperti di dalam surga', akan tetapi kita lebih sering memaksakan agar kehendak kita yang terlaksana atau terkabul. 


Hal ini terjadi karena kita belum sepenuhnya mengenal Tuhan sehingga kita tidak bisa memahami kehendak Tuhan. Seringkali juga kita memanjatkan doa dengan rangkaian kata-kata yang indah namun isinya minim makna. 


Marilah kita membuka hati kita agar Tuhan tinggal di dalam diri kita sehingga kita semakin mampu mengenal Tuhan dengan sesungguhnya. Dengan berbagai pengalaman hidup yang senantiasa melibatkan Tuhan akan membuat kita semakin mengenalNya dan memahami kehendakNya. 

Comments

Popular posts from this blog

Kerajaan Allah Hadir Di Tengah Kita

Kerajaan Allah Hadir Di Tengah Kita Saudaraku terkasih, sering kita bertanya dan merenung tentang bagaimana Kerajaan Allah itu hadir di tengah-tengah kita? Apakah itu bertumbuh dalam hidup kita? Dan bagaimana pertumbuhannya? Pertanyaan ini bisa dijawab lewat bacaan Injil hari ini. Kalau kita mengamati bibit tanaman, entah ubi, jeruk, kol, cabai, di ladang atau di kebun, proses pertumbuhannya tidaklah kita lihat secara detail tetapi semakin lama tanaman itu menjadi besar hingga membuahkan hasil. Proses itu akan menjadi lebih jelas kalau tanaman itu disiangi dan dipupuk dengan baik. Tuhan Yesus dalam menghadirkan Kerajaan Allah seperti pertumbuhan tanaman. Jika iman kita dipupuk dan dibangun tentu akan membuahkan hasil yang baik dalam kehidupan yang nyata. Benih itu akan bertumbuh bersama dengan cinta Allah dalam kehidupan kita. Setiap hari lewat berdoa, merenungkan firman Tuhan, berdevosi kepada orang-orang kudus, disinilah kelihatan iman itu akan bertumbuh seperti biji sawi yang...

Siksa Neraka Yang Kejam Dan Menyakitkan Menurut Suster Faustina Kowalsaka

Apakah neraka itu? Berapa besar dan apakah isinya Menurut (Santa) Suster Faustina Kowalska yang diperbolehkan Tuhan untuk melihat isi neraka dan menjelaskan kepada kita,  neraka adalah tempat yang luar biasa menyakitkan dan hampir tidak bisa dijelaskan dengan bahasa manusia. Suster Faustina hanya karena kerahiman Tuhan boleh melihat dan keluar dari neraka tanpa mati didalamnya. Setan sangat benci ketika melihat Sr Faustina berada di neraka,  namun karena Tuhan menjaganya,  maka mereka tidak berani berbuat apa-apa padanya.  Neraka adalah tempat yang sangat besar,  luas dan didalamnya terdapat luarbiasa banyak jiwa-jiwa yang dihukum.  Demikian penjelasan Sr Faustina mengenai siksaan di neraka: 1. Di neraka hukuman yang paling hebat adalah kehilangan Tuhan untuk selama-lamanya. Bukan 10 tahun,  20 tahun,  namun bermilyar tahun bahkan lebih, selama-lamnya.  2. Hukuman berikutnya adalah rasa sesal yang tidak pernah berhenti, terus...

Artis Legendaris Asal NTT, JHON SEME, Dengan lagunya Yang Terkenal Langit Masih Biru- Telah Meninggal Dunia

JHON SEME Turut Berduka Cita Yang mendalam  Meninggal Artis Legendaris kita asal NTT Rote Ndao Bapak atau  Bung JHON HENDRIK SEME .  Beliau Meninggal Dunia Di Rumah Sakit  Dharmais Jakarta. Bung jhon Seme Adalah artis terbaik NTT Rote Ndao. Beliau sebagai musisi seniman Legendaris. cipta lagu daerah Rote Ndao,sekaligus sebagai Vokal sejak dari tahun delapan puluhan dan juga  beliau bergerak dlm bidang pertanian utk masayarakat di NTT. Selamat jalan, Pak/Bung  Jhon Seme. kami para pengemarmu MengUcapkan Duka Cita yang mendalam dan Terima kasih sudah menemani kami dengan lagu-lagumu di tahun 90-an dan 2000-an. yang paling legendaris dan paling enak di dengar sampai sekrang. GAJA MATI TINGGALKAN GADING, DEMIKIAN JUGA DENGAN BUNG JHON SEME, PERGI HANYA TINGGALKAN NAMA DAN KENANGAN INDAH BAGI KAMI SELURUH NTT Langit memang masih biru dan akan selalu biru dengan lagu-lagumu yang terus menemani kami di saat suasana hati sedang limbur ataupun duka yang kadang membi...