Sabda Tuhan hari ini mengajarkan kita untuk menjadi orang yang bijaksana, sebagaimana sabda-Nya: "Jangan kamu cegah dia, sebab tidak seorang pun yang telah mengadakan mukjizat demi nama-Ku, dapat seketika itu juga mengumpat Aku. Barangsiapa tidak melawan kita, ia ada di pihak kita".
Bukanlah hal yang mudah untuk memiliki sikap bijaksana, karena sikap bijaksana adalah merupakan rahmat Allah. Tidak semua pemimpin adalah juga seorang pamong, namun seorang pamong sudah tentu adalah seorang pemimpin. Mengapa demikian, karena seorang pamong senantiasa mengandalkan suara Tuhan yang muncul dari lubuk hatinya dalam setiap pengambilan keputusannya.
Sehingga keputusan yang bijak akan menimbulkan keyakinan bahwa kebijaksanaannya dapat dipercaya karena untuk kepentingan orang banyak. Kita ini manusia lemah yang seringkali dikendalikan oleh hawa nafsu yang saling berjuang dalam tubuh kita. Hawa nafsu akan menggiring kita untuk selalu mengedepankan kepentingan diri kita sendiri, kesombongan, dan yang paling parah adalah mejadikan keakuannya sebagai Tuhan di dalam hatinya.
Secara tidak langsung hal ini adalah merupakan godaan untuk menyingkirkan Tuhan dari kehidupannya. Sungguh memprihatinkan karena banyak orang tidak menyadarinya. Karena itu Yakobus dalam suratnya berkata: "Karena itu, tunduklah kepada Allah, dan lawanlah iblis, maka ia akan lari dari padamu". Untuk melawan kuasa iblis dibutuhkan perjuangan yang tidak mudah.
Namun, dengan belajar menjadi orang yang memiliki semangat kerendahan hati dan tiada hentinya berdoa memohon agar roh kebijaksanaan dicurahkan ke dalam hati kita, maka kita akan dimampukan untuk menjadi orang yang bijaksana.
Yesus menghargai manusia berdasarkan perbuatan-perbuatannya, "siapa yang tidak melawan, ada di pihak kita". Manusia bijaksana adalah yang selalu mau mempertimbangkan kebahagiaan dan keselamatan bagi sesama.
Kata Yohanes kepada Yesus: "Guru, kami lihat seorang yang bukan pengikut kita mengusir setan demi nama-Mu, lalu kami cegah orang itu, karena ia bukan pengikut kita." Tetapi kata Yesus: "Jangan kamu cegah dia! Sebab tidak seorang pun yang telah mengadakan mujizat demi nama-Ku, dapat seketika itu juga mengumpat Aku. Barangsiapa tidak melawan kita, ia ada di pihak kita.
"Barangsiapa tidak melawan kita, ia ada di oihak kita," begitulah ayat emas dari pelita sabda hari ini. Jawaban Yesus kepada para murid ini merupakan rangkuman dari ajaran-Nya, terutama dalam relasi dengan sesama.
Sudah sejak.awal Yesus mengajarkan kepada para murid agar tidak manjadi ekslusif alias menutup diri terhadap kelompok lain, agama lain, ras lain atau kelompok lain. Kita harus mengembangkan sikap terbuka terhadap sesama atau pihak lain, terutama yang memiliki kehendak baik dan mengajarkan kebaikan.
Inilah yang disebut membangun persaudaraan sejati dengan siapa pun. Perbedaan tidak boleh menghalangi kebersamaan. Berbeda tidak berarti harus saling berhadapan dan berlawanan.
Pelita sabda hari ini menegaskan bagaimana Yesus sangat menghargai orang-orang lain yang mengadakan pengusiran setan demi nama-Nya. Ketika para murid berusaha mengahalang-halangi mereka, Tuhan justru berkata "Barangsiapa tidak melawan kita, ia ada di pihak kita."
Tuhan mengajarkan sikap menghargai orang lain dengan segala perbuatan dan karyanya jika itu memang baik. Bersama itu juga sejatinya Yesus mengajarkan kepada kita bagaimana harus bersikap terbuka terhadap sesama. Itulah artinya hidup bersesama. Tetap semangat dan berkah Dalem.
Mencintai kesabaran adalah salah satu tindakan menghargai sebuah proses menuju sebuah tujuan. Lewat proses itu kita mampu untuk bertanggung jawab terhadap setiap capaian yang hendak kita raih. Dengan kata lain, proses senantiasa memiliki dua nilai penting, yaitu kesabaran dan tanggung jawab.
Akan tetapi banyak orang atau kita sendiri berusaha menuju sebuah target tanpa melalui proses. Pada saat itulah, nilai kesabaran menjadi hilang sehingga pemahaman akan sebuah tanggung jawab hanyalah pemahaman yang dangkal.
Hari ini kita diajak untuk mencintai kebijaksanaan. Melalui apa? Banyak hal telah disediakan Tuhan agar kita mampu menemukannya dengan mudah. Akan tetapi, pernahkah kita menyadari rahmat Tuhan itu? Misalkan ketika hendak berangkat bekerja, apakah kita menyadari bahwa perjalanan yang kita lalui bisa selamat karena penyertaan Tuhan? Atau sudahkah kita bersyukur untuk hari baru yang telah di anugerahkan Tuhan kepada kita?
Kebijaksanaan tidak menuntut hal yang besar dan muluk-muluk. Cukup dengan hening sejenak dan mensyukuri rahmat Tuhan pada hari ini, maka kita akan mampu mencicipi sukacita karena kesederhanaan kita dalam bertindak.
Syukuri apa yang telah kita terima. Mulai dari yang kecil, maka kita akan tahu rasa syukur yang muncul dari proses kesabaran dan tanggung jawab. Di situlah kebijaksanaan kita akan bertumbuh dan mendewasakan kita.
Barangsiapa tidak melawan kita, ia memihak kita. Mari kita bekerja sama dengan semua orang yang berkehendak baik dan demi kebaikan kita semua. Ingatlah bahwa kemuliaan Tuhan dan berkat-Nya yang kekal akan menjadi milik kita, jika kita mampu bertahan dan menang melewati momen yang penuh tantangan ini.
“Jangan kalian cegah dia! Sebab tak seorang pun yang telah mengadakan mujizat demi nama-Ku, dapat seketika itu juga mengumpat Aku. Barangsiapa tidak melawan kita, ia memihak kita.”
Renungan Untuk kita Semua Umat TUHAN.
Untuk apa iri hati dan merasa terancam dengan kebaikan yang dilakukan oleh orang lain? Pada saat kita iri hati pada kelebihan teman, kesuksesan sesama, dan kebaikan yang mereka tunjukkan, pada saat itu kita menunjukkan kelemahan kita. Seharusnya, kelebihan dan kebaikan yang dilakukan oleh sesama menjadi motivasi untuk melakukan hal yang sama atau pun menciptakan suasana hidup yang persis sama.
Tuhan Yesus mengingatkan para murid-Nya tentang reaksi mereka kepada seorang yang melakukan mujizat dalam nama-Nya. Dalam peringatan-Nya, Tuhan Yesus menyatakan bahwa setiap orang yang melakukan kebaikan dalam Nama-Nya, tidak melawan Dia, tetapi memihak Dia.
Pada satu satu sisi, Tuhan Yesus mengingatkan kita bahwa menjadi pengikut-Nya bukan berpihak satu orang atau pun sekelompok orang. Pada sisi lain, nilai kebaikan Tuhan berlaku untuk semua orang dan dapat dilakukan oleh siapa saja yang berniat baik. Jadi, tak boleh merasa risih, iri hati, atau pun terancam dengan kebaikan dan kesuksesan sesama.
Kecenderungan eksklusivisme semakin terasa dalam kehidupan kita sekarang ini, dan orang semakin mudah melakukan diskriminasi terhadap sesamanya. Berbagai macam alasan dan latar belakang digunakan untuk menolak orang yang tidak sepaham atau tidak menerima pendapat kita. Jikalau perlu mereka dihancurkan.
Godaan eksklusivisme seperti itu juga terjadi di kalangan para murid Yesus. Salah seorang murid, yaitu Yohanes, datang kepada Yesus dan berkata kepada-Nya: "Guru, kami melihat seorang yang bukan pengikut kita mengusir setan demi nama-Mu. Lalu kami cegah orang itu, karena ia bukan pengikut kita". Ternyata yang dipikirkan Yohanes itu tidak benar di mata Gurunya.
Sabda Tuhan hari ini mengajarkan kita untuk menjadi orang yang bijaksana, sebagaimana sabda-Nya: "Jangan kamu cegah dia, sebab tidak seorang pun yang telah mengadakan mukjizat demi nama-Ku, dapat seketika itu juga mengumpat Aku. Barangsiapa tidak melawan kita, ia ada di pihak kita" (Yoh.9:40).
Bukanlah hal yang mudah untuk memiliki sikap bijaksana, karena sikap bijaksana adalah merupakan rahmat Allah. Tidak semua pemimpin adalah juga seorang pamong, namun seorang pamong sudah tentu adalah seorang pemimpin.
Mengapa demikian, karena seorang pamong senantiasa mengandalkan suara Tuhan yang muncul dari lubuk hatinya dalam setiap pengambilan keputusannya. Sehingga keputusan yang bijak akan menimbulkan keyakinan bahwa kebijaksanaannya dapat dipercaya karena untuk kepentingan orang banyak.
Kita ini manusia lemah yang seringkali dikendalikan oleh hawa nafsu yang saling berjuang dalam tubuh kita. Hawa nafsu akan menggiring kita untuk selalu mengedepankan kepentingan diri kita sendiri. Untuk melawan kuasa iblis dibutuhkan perjuangan yang tidak mudah.
Namun, dengan belajar menjadi orang yang memiliki semangat kerendahan hati dan tiada hentinya berdoa memohon agar roh kebijaksanaan dicurahkan ke dalam hati kita, maka kita akan dimampukan untuk menjadi orang yang bijaksana.
Yesus menghargai manusia berdasarkan perbuatan-perbuatannya, "siapa yang tidak melawan, ada di pihak kita". Manusia bijaksana adalah yang selalu mau mempertimbangkan kebahagiaan dan keselamatan bagi sesama.
0 comments:
Post a Comment