Thursday, 27 January 2022

PELITA YANG MENERANGI MENJADI PELITA KEBAIKAN ( Markus 4 : 21-25 )

Pelita  Kebaikan

Firman Tuhan berkuasa mengubah hati manusia bila orang bersedia membuka diri agar firman beroperasi didalam hidupnya.


Bila manusia memiliki hati seperti tanah yang subur maka firman akan bertumbuh dan berbuah dalam kehidupan orang tersebut.


Orang tidak boleh bersikap egois setelah mendengar firman dan mengalami karya firman didalam hidupnya. Ia memiliki tanggung jawab untuk menyebarkan atau memberitakan firman itu kepada orang lain.


Orang tidak akan menyembunyikan hal-hal yang berharga untuk selamanya. Misalnya orang memiliki perhiasan, permata tentu bukan dengan tujuan untuk disimpan, melainkan untuk dipakai sekaligus dilihat orang. 


Bisa saja orang itu akan menyimpannya untuk sementara waktu, tetapi akan ada masanya  memamerkannya kepada orang lain. Jika orang menyembunyikan permatanya terus maka akan ada risiko lupa atau  hilang.


Orang hanya menyimpannya dengan maksud melindunginya. Jika permata hanya disimpan saja maka permata itu kehilangan kegunaan yang semestinya.


Terang firman Tuhan juga tidak boleh disembunyikan ( 21 ). Tuhan memberikan kita terang bukan untuk disembunyikan.


Jika memiliki terang firman Allah maka kita bertanggung jawab untuk menyebarkan kebenaran firman dalam setiap kesempatan yang Allah bukakan. Terang firman Tuhan berguna untuk menolong orang agar tidak tersesat dijalan hidupnya.


Oleh karena itu kita harus memperhatikan dengan cermat setiap pengajaran firman yang  didengar, karena  Tuhan  akan memberi respons sesuai respons yang kita berikan terhadap firman-Nya.


Jika kita memiliki kebiasaan baik terhadap firman ( misal: baca Kitab Suci setiap hari ) dan  hidup didalamnya, maka akan ada hal-hal baik yang dibangun diatasnya.


Jika orang memberi respons secara tepat, maka Allah akan memberikan kerinduan untuk lebih banyak mendengar firman, pemahaman yang lebih baik tentang firman yang didengar, dan berkat-berkat dari apa yang didengar.


Firman Tuhan berkuasa mengubah hati manusia bila orang bersedia membuka diri agar firman beroperasi didalam hidupnya


Bila manusia memiliki hati seperti tanah yang subur maka firman akan bertumbuh dan berbuah dalam kehidupan orang tersebut


Orang tidak boleh bersikap egois setelah mendengar firman dan mengalami karya firman didalam hidupnya. Ia memiliki tanggung jawab untuk menyebarkan atau memberitakan firman itu kepada orang lain


Orang tidak akan menyembunyikan hal-hal yang berharga untuk selamanya. Misalnya orang memiliki perhiasan, permata tentu bukan dengan tujuan untuk disimpan, melainkan untuk dipakai sekaligus dilihat orang. 


Bisa saja orang itu akan menyimpannya untuk sementara waktu, tetapi akan ada masanya  memamerkannya kepada orang lain. Jika orang menyembunyikan permatanya terus maka akan ada risiko lupa atau hilang. 


Orang hanya menyimpannya dengan maksud melindunginya. Jika permata hanya disimpan saja maka permata itu kehilangan kegunaan yang semestinya.


Terang firman Tuhan juga tidak boleh disembunyikan ( 21 ). Tuhan memberikan kita terang bukan untuk disembunyikan


Jika memiliki terang firman Allah maka kita bertanggung jawab untuk menyebarkan kebenaran firman dalam setiap kesempatan yang Allah bukakan. Terang firman Tuhan berguna untuk menolong orang agar tidak tersesat dijalan hidupnya


Oleh karena itu kita harus memperhatikan dengan cermat setiap pengajaran firman yang  didengar, karena  Tuhan  akan memberi respons sesuai respons yang kita berikan terhadap firman-Nya


Jika kita memiliki kebiasaan baik terhadap firman ( misal: baca Kitab Suci setiap hari ) dan  hidup didalamnya, maka akan ada hal-hal baik yang dibangun diatasnya


Jika orang memberi respons secara tepat, maka Allah akan memberikan kerinduan untuk lebih banyak mendengar firman, pemahaman yang lebih baik tentang firman yang didengar, dan berkat-berkat dari apa yang didengar


Di mana pun Anda menyembunyikan perbuatan baikmu, namun pancaran sinar cahayanya akan menembus dinding penyekapnya sehingga dapat menerangi kegelapan jalan banyak orang. Intinya, teruslah berbuat baik.


Yesus mengingatkan kita agar terus menebarkan kebaikan kepada orang lain, kata-Nya, "Orang membawa pelita bukan supaya ditempatKan  di bawah gantang atau di bawah tempat tidur, melainkan supaya ditaruh di atas kaki ." 


Yesus menghendaki agar kebaikan yang kita lakukan dapat dilihat, contohi dan mendatangkan perubahan dalam hidup banyak orang di sekitar kita.


Karena itu apa yang harus kita lakukan adalah;


1) Teruslah menyalakan pelita kebaikan kita sehingga menjadi alat penerang dalam kegelapan hidup orang-orang di sekitar kita;


2) Sekecil apa pun cahaya pelita kebaikan kita pasti akan mampu menerangi besarnya kegelapan yang melingkupinya;


3) Setiap orang harus menyalakan pelita kebaikannya maka kegelapan kejahatan akan sirna.


Akhirnya jangan pernah berpikir tentang hasil perubahan dari seberkas sinar kebaikanmu, tapi teruslah berbuat baik maka orang lain pun akan tergerak untuk menyalakan pelita kebaikan mereka sehingga kegelapan pun akan sinar.

 

Pemberian Tuhan itu adalah bakat atau rahmat yang dapat kita pancarkan dengan berbagi atau kita pancarkan lewat karya pengabdian kita. Kalau bakat dan kemampuan itu kita sembunyikan Tuhan tahu itu. 


Dia minta supaya pelita yang kita nyalakan agar ditaruh di atas kaki dian, sehingga semua orang dalam rumah dapat menikmati terangnya. 

Begitu ungkap  Rahasiamu bukanlah rahasia bagi Tuhan. Bukalah rahasia mu kepada-Nya, berupa karunia - karunia kecil atau besar, yang Ia letakkan di atas tanganmu.


Biarlah Tuhan mengambil, mengatur dan mengubahnya. Hendaklah semua pembinaan dan pengarahan diri, kita lakukan di bawah bisikan Tuhan, agar kita mendengar suara-Nya dan melakukan perintah-Nya. 


Talenta sepuluh, lima atau satu, harus kita pertanggungjawaban. Hendaknya seturut kata Injil kita menjadi pengatur atau penukar uang dan pengelola talenta yang bijaksana. 


Memancarkan sinar terang dengan wajah ceria dalam berbagi atau melayani, pertanda kebaikan yang benar-benar asli yang keluar dari hati yang tanpa pamrih. 


Kemurahan hati yang diberikan kepada orang lain, akan kembali diberikan oleh Tuhan dengan ukuran yang masih dipadatkan sampai berlimpah. 


Dengan demikian menjadi nyata apa yang disampaikan Yesus:" siapa yang mempunyai kepadanya akan diberi tapi yang tidak mempunyai akan diambil dari padanya".


 Ini menjadi lebih  jelas kalau dihubungkan  dengan  keputusan raja dalam perumpamaan tentang uang mina. Yang melakukan tugas yang diberikan oleh tuannya dengan hasil baik, akan dipercayai lebih besar dan diserahi lebih banyak lagi, ini jadi balasan tuannya. 


Sedangkan yang diserahi sedikit dan tidak selesai juga, yang sedikit itu juga akan dicabut dari padanya. Pelita yang bercahaya baik, dinaikkan di atas kaki dian lebih tinggi untuk menyinari semua penghuni. 


Lalu Yesus berkata kepada mereka: "Orang membawa pelita bukan supaya ditempatkan di bawah gantang atau di bawah tempat tidur, melainkan supaya ditaruh di atas kaki dian. 


Sebab tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tidak ada sesuatu yang rahasia yang tidak akan tersingkap.


 Barangsiapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!" Lalu Ia berkata lagi: "Camkanlah apa yang kamu dengar! Ukuran yang kamu pakai untuk mengukur akan diukurkan kepadamu, dan di samping itu akan ditambah lagi kepadamu.


 Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya."


Kata Yesus kepada murid-muridNya: “Orang memasang pelita bukan supaya ditempatkan di bawa gantang atau di bawah tempat tidur, melainkan supaya ditaruh di atas kaki dian.”


 Maksud pernyataan Yesus ini adalah mereka yang sudah mendapat penerangan dari Allah, mereka yang sudah mendapat keselamatan dari Allah, seharusnya sudah menjadi saksi keselamatan bagi sesama.


 Mereka sudah seharusnya menjadi contoh yang baik bagi sesama, bukannya mendiamkan pengalaman keselamatan itu untuk diri sendiri. 

 

Dalam kesempatan yang lain, Yesus juga sudah katakan kepada para muridNya, “kamu adalah terang dunia.” 


Itu berarti, para murid yang sudah mendapat pengajaran dari Kristus harus menjadi guru bagi dunia, menjadi pengajar bagi yang lain, menjadi contoh yang baik dan saksi Kristus kepada sesama. 


Kebaikan yang kita terima dari Kristus, cahaya yang kita terima dari padaNya harus kita pancarkan ke pada dunia sekitar kita. Cahaya itu tidak boleh dipadamkan. 


Segala yang baik tentunya bermakna untuk digandakan dan dibagikan kepada yang lain agar berdaya guna. Seperti halnya sebuah pelita, sepantasnya diletakkan di atas meja agar menerangi sekitar. Bukannya diletakkan di bawah tempat tidur. 


Markus (4:21-25) Yesus berbicara kepada murid-muridNya, Orang memasang pelita bukan supaya ditempatkan di bawah gantang atau di bawah tempat tidur, melainkan supaya ditaruh di atas kaki dia. Barangsiapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!


Kita tahu bahwa fungsi utama dari sebuah pelita adalah memberi penerangan dalam kegelapan. Dan setiap orang pasti membutuhkan pelita untuk menunjang aktivitas sehari-hari. Supaya pelita itu bisa berdayaguna, maka hendaknya ditempatkan pada tempatnya. Lewat gambaran itu Yesus ingin menekankan  hakikat atau konsekuensi sebagai pengikutNya bagaikan pelita.


Dengan gambaran itu hendaknya kita mampu *menyatakan kekristenan dalam kehidupan juga menjadi peka/mendengar akan kebutuhan zaman.


 Atau lebih konkrit bahwa *setiap orang Kristen dipanggil untuk terlibat dalam seluruh kehidupan yang cakupannya sangat luas*. Peran orang Kristen selanjutnya bisa didalami dalam Dokumen Konsili Vatikan II, *Dekrit Kerasulan Awam* (1965). 


Mungkin saja tidak semua orang Katolik bisa memahami dokumen tersebut, tetapi juga mungkin banyak orang yang tidak bisa menjalankan perannya sebagai pelita karena terhalang oleh kesaksian hidupnya sendiri yang tidak bisa menjadi berkat bagi orang lain.


Karena itu kita perlu  mengoreksi diri, berefleksi, dan membuka telinga batin dengan berdoa  seperti Daud (2Sam 7:18-19.24-29), supaya memahami dan meningkatkan peran sebagai pelita lewat tugas/pekerjaan/tanggung jawab/panggilan/perutusan masing2. 


KepadaMu kuarahkan hatiku, ya Tuhan, Allahku. KepadaMu aku percaya, janganlah mengecewakan daku. Yesus d mengingatkan kita bahwa tidak ada yang tersembunyi di hadapanNya. 


Di hadapan Tuhan, semua salah dan dosa kita akan tersingkapkan. Pada posisi ini, yang kita lakukan hanyalah menanti kemurahan Tuhan. 


Oleh karena itu, Yesus ingin agar kita rendah hati di hadapanNya dan mendengarkan Dia dalam perjalanan perziarahan hidup iman kita. Kita membuka diri kita seluas-luasnya untuk Tuhan berkarya dalam hidup kita dan menguatkan kita agar kita dapat melakukan apa yang diajarkanNya.


Sebagai pengikut Kristus, menjadi pelita adalah identitas kita. Pengajaran Yesus ini mengajak kita untuk menjadi cahaya bagi sesama, dan membangun kejujuran serta berlaku bijaksana terhadap orang lain. 


Sebagaimana pelita diharapkan memberi penerangan kepada orang-orang di sekitarnya. Cara hidup kita hendaknya menjadi inspirasi bagi orang lain bagaimana seharusnya menjalani hidup sebagai orang beriman.


Dengan memancarkan iman, kita akan mendapat banyak tantangan, bahkan mungkin dimusuhi dan dijauhi orang. Akan tetapi, cahaya pelita tidak akan pernah bisa dihambat. Cahaya pelita akan terus mempengaruhi  dan membawa terang bagi lingkungan sekitarnya. Cahaya pelita hanya bisa hilang bila pelita itu sendiri mati.


Tugas dan panggilan kita sebagai orang Kristiani adalah mewujudnyatakan kasih Tuhan di dalam hidup kita dengan mengusahakan kedamaian dan kebahagiaan. 


Oleh karena itu, marilah kita berusaha untuk menciptakan kebahagiaan dalam hidup kita dengan mewujudnyatakan iman kita lewat tindakan-tindakan kasih bagi setiap orang.


Kita yang sudah terbiasa menikmati terangnya lampu akan merasa aneh jika suatu saat PLN memutuskan aliran listrik. Dunia gelap dan seperti tidak ada kehidupan karena kita sudah terbiasa hidup dalam terang.


Masih ingat nasib perempuan sebelum ada pejuang emansipasi wanita, yaitu RA. Kartini. Zaman itu perempuan masih hidup dalam kegelapan karena tidak boleh menyamai laki-laki atau dibilang warga kelas dua.


Karena perjuangan Kartini maka perempuan boleh mempunyai kedudukan sama dengan laki-laki, mereka seperti memasuki hidup baru dalam terang karena mereka lebih dihargai.Hak-hak merekapun disamakan.


Zaman sebelum Yesus perempuan juga menjadi warga kelas dua, lalu Yesus datang membawa terang. Semua orang yang hidup dalam Yesus sudah tidak dikuasai kegelapan, bahkan semua harus bisa menjadi terang dimanapun berada.


Walaupun sudah hidup saat ini, masih banyak orang yang hidup dalam kegelapan karena belum sepenuhnya mengandalkan Yesus. Akibatnya mereka selalu bersikap negatif, melihat orang dari sisi negatif mana mungkin melihat kebaikannya. 


Karena pandangannya negatif, orang seperti ini selalu menghakimi sesama. Ini karena tidak hidup dalam terang Tuhan, sehingga tidak mampu melihat dirinya sendiri. Menganggap dirinya merasa benar dan paling benar.


Orang yang selalu merasa benar dan paling benar, seperti menaruh pelita dibawah tempat tidur sehingga orang mengalami kegelapan. Ingat, hanya hidup dalam Yesus dan mengandalkan-Nya, kita akan hidup dalam terang. 


Semoga lewat kesaksian hidup, kehadiran, dan keterlibatan kita masing-masing bisa menjadi jembatan bagi orang lain untuk mengenal/berjumpa dengan Yesus yang datang memenuhi janji mesianisNya.

0 comments:

Post a Comment

Contact

Talk to us

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit. Dolores iusto fugit esse soluta quae debitis quibusdam harum voluptatem, maxime, aliquam sequi. Tempora ipsum magni unde velit corporis fuga, necessitatibus blanditiis.

Address:

9983 City name, Street name, 232 Apartment C

Work Time:

Monday - Friday from 9am to 5pm

Phone:

595 12 34 567

Search This Blog

Powered by Blogger.

informasi pendidikan

Apa Perbedaan Agama dan spiritualitas

Menurut pandangan saya, agama dan spiritualitas adalah dua konsep yang berbeda meskipun terkait erat. Agama adalah pengorganisasian gagasan-...