Yesus Mengampuni Orang Berdosa. |
Sabda Tuhan mengingatkan agar perbuatan kita itu sungguh benar di mata Tuhan, maka perbuatan itu harus keluar dari hati yang dijiwai iman. Selain daripada itu kita juga diingatkan agar selalu peka dalam menanggapi segala sesuatu yang terjadi di sekitar kita. Karena semua itu adalah tanda-tanda dari Allah. Tidak ada sesuatu pun yang terjadi yang tidak dikehendaki oleh Allah. Orang yang peka dan mampu menanggapi tanda dengan tepat itu orang yang bijak.
Bukan hanya akan menangkap kehendak Allah yang merupakan hal yang utama, akan tetapi juga dalam pergaulan dengan sesama dapat menangkap kehendak orang yang sebenarnya. Sebab ketika kita mampu menangkap apa yang ada dalam hati seseorang dan mampu mengenali jiwa seseorang, kita pun akan mampu menanggapi sesuai dengan hati orang itu.
Bacaan Injil hari ini mengkisahkan tentang orang-orang Farisi yang mempertanyakan Yesus makan bersama dengan para pemungut cukai yang dianggap sebagai orang-orang berdosa oleh orang-orang Farisi. Orang-orang Farisi tidak peka terhadap perbuatan Yesus dan tidak mampu mengenali siapa Yesus.
Maka Yesus Yesus mendengarnya dan berkata kepada mereka: "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa".
Kalau kita memahami dengan lebih mendalam kisah Injil hari ini, persembahan Lewi anak Alfeus kepada Kristus berupa "undangan makan bersama". Karena Lewi anak Alfeus itu pemungut cukai yang oleh orang Farisi dianggap pendosa, mau memenuhi undangan itu berarti menyetujui "dosa" yang dilakukan Lewi anak Alfeus. Namun, Lewi anak Alfeus mengundang makan bersama itu sebagai tanda pengakuan imannya terhadap Yesus.
Iman itulah yang dilihat oleh Yesus, dan bukan undangan makan semata atau karena Kristus juga menganggap Lewi anak Alfeus pendosa dan menyetujui dosanya. Karena itu dalam berbagai kesempatan, Kristus kerap kali mengatakan "Imanmu yang menyelamatkan kamu".
Melalui ini, kita diajak untuk mau bersahabat dengan semua orang, termasuk orang yang dianggap pendosa, tercela, tidak terhormat, dibenci atau dijauhi, entah itu di lingkungan Gereja atau di masyarakat.
Kita diajar untuk tidak pilih kasih dan tidak takut nama baik kita tercemar karena kebaikan hati kita yang banyak orang menganggap tidak lazim.
Kita mau punya nilai lebih, sehingga orang lain akan tertarik. Seperti Yesus, kita pun mau membuat orang lain mengambil keputusan besar untuk bertobat dan mengikuti Yesus.
Semoga kita dimampukan untuk mau melakukan pertobatan yang sepenuh hati, dan berusaha dengan sekuat tenaga serta pikiran untuk mengikuti Yesus.
Yesus mendengarnya dan berkata kepada mereka: "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa." (Mrk 2:17) Orang berdosa, orang bersalah, orang salah pergaulan, orang sesat dan semua orang di cintai dan di sayangi oleh Tuhan Yesus..
Ingat,
Kita ini mudah jatuh ke dalam dosa sehingga kita mudah kehilangan arah tujuan hidup yang benar dan baik maka kita harus datang kembali kepada Tuhan Yesus karena Dia akan menerima diri kita apa adanya diri kita tanpa menghakimi kita, berbeda saat kita datang kepada manusia.
Tuhan tidak akan pernah meninggalkan dan membiarkan kita berjalan sendirian tanpa tujuan.
Marilah kita menghadapi segala tantangan, godaan dan dorongan untuk berbuat jahat dengan iman yang kuat dan menyertakan Tuhan Yesus agar kita menjadi kuat, tidak jatuh dan terlena akan tawaran-tawaran duniawi yang dapat membawa kita makin jauh dari pelukan dan cinta
" Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa."
{ Markus. 2:13-17 }
Cara Tuhan memanggil kita untuk mengikuti-Nya tidak selamanya dalam pengalaman-pengalaman yang spektakuler, tetapi Ia memanggil kita dalam pengalaman sederhana yang kita lakukan sehari-hari.
Kita hanya dituntut kesiapsediaan kita untuk setia dalam memenuhi undangan Tuhan, karena setiap undangan Tuhan adalah undangan keselamatan.
Tujuan utama kedatangan Yesus, adalah untuk memanggil orang berdosa supaya bertobat, sehingga kehadiran Kerajaan Allah menjadi nyata bagi kaum yang tersisih.
Kiranya Tuhan menolong kita untuk memiliki hati seperti Dia, melihat bahwa orang berdosa itu memerlukan Kristus.
Tuhan Yesus, gerakkanlah hati kami untuk menjawab " ya " atas panggilan-Mu dan bimbinglah agar hari-hari kami semakin menunjukkan jati diri sebagai pengikut-Mu.
Sebuah kutipan yang cukup terkenal di kalangan kita berbunyi, Allah tidak memanggil orang yang memenuhi syarat, melainkan Ia memperlengkapi orang yang dipanggil. Fakta ini nyata ketika Yesus memanggil murid-murid yang pertama. Demikian juga ketika Yesus memanggil Lewi.
Siapakah Lewi? Ia adalah seorang pemungut cukai. Dalam konteks masa itu, pemungkut cukai dianggap setara dengan orang-orang yang kotor dan berdosa oleh masyarakat Yahudi. Pemungut cukai juga dianggap sebagai pengkhianat bangsa karena mereka keturunan Yahudi tetapi bekerja dan menjadi antek pemerintah Romawi dalam mengumpulkan pajak dari orang-orang Yahudi. Maka tidak heran jika para pemungut cukai dibenci dan dikucilkan oleh masyarakat Yahudi.
Apa Yesus tidak salah memanggil orang seperti ini? Tidak, Yesus tahu siapa Lewi. Yesus berkata, ikutlah Aku. Bahkan ketika orang-orang Farisi menyindir sikap Yesus yang makan bersama dengan Lewi dan para pemungut cukai lainnya, Yesus menegaskan bahwa kedatangan-Nya justru untuk mencari orang berdosa.
Tuhan memanggil dan memulihkan kehidupan Lewi yang sebelumnya adalah seorang pemungut cukai yang dipandang hina dan dijauhi oleh orang sebangsanya. Setelah percaya kepada Yesus, Lewi atau Matius menjadi orang yang luar biasa dan menjadi penulis Injil Matius.
Kita pun mungkin mempunyai masa lalu yang suram dan membuat kita merasa tidak layak untuk mengikuti Tuhan. Firman hari ini mengingatkan kita bahwa seburuk apapun masa lalu dan sehina apapun orang memandang kita, ketika Tuhan memanggil kita menjadi pengikut-Nya, percayalah bahwa Tuhan akan memulihkan kita.
Yesus bukan Tuhannya orang sehat tetapi Dia adalah Tabib bagi orang-orang sakit. Yesus tidak datang pertama-tama kepada orang yang merasa sudah benar dan suci tetapi Dia diutus kepada domba-domba yang tersesat, kita yang sering jatuh bangun dalam dosa.
RENUNGAN HARIAN,
Sesudah itu Yesus pergi lagi ke pantai danau, dan seluruh orang banyak datang kepada-Nya, lalu Ia mengajar mereka. Kemudian ketika Ia berjalan lewat di situ, Ia melihat Lewi anak Alfeus duduk di rumah cukai lalu Ia berkata kepadanya: "Ikutlah Aku!" Maka berdirilah Lewi lalu mengikuti Dia. Kemudian ketika Yesus makan di rumah orang itu, banyak pemungut cukai dan orang berdosa makan bersama-sama dengan Dia dan murid-murid-Nya, sebab banyak orang yang mengikuti Dia.
Pada waktu ahli-ahli Taurat dari golongan Farisi melihat, bahwa Ia makan dengan pemungut cukai dan orang berdosa itu, berkatalah mereka kepada murid-murid-Nya: "Mengapa Ia makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?" Yesus mendengarnya dan berkata kepada mereka: "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa."
RENUNGAN:
Tuhan datang ke dunia ini untuk memanggil orang yang berdosa. Tuhan memilih dan memulihkan kehidupan mereka yang dipandang hina dan dijauhi oleh orang-orang.
Seperti yang dituliskan dalam bacaan Injil hari ini, Tuhan Yesus memanggil serta makan bersama pemungut cukai dan orang berdosa. Tuhan Yesus menegaskan bahwa kedatangan-Nya justru untuk mencari orang berdosa. Ia tidak menghakimi sebagai orang berdosa, melainkan menerima orang berdosa. Tuhan sungguh-sungguhh Mahakasih karena Ia mengasihi dan menerima orang yang berdosa apa adanya. Tuhan tidak pernah membedakan-bedakan orang.
Kita mungkin punya masa lalu buruk yang membuat kita merasa tidak layak untuk mengikut Tuhan. Tetapi sabda Tuhan hari ini mengingatkan, seburuk apapun masa lalu kita, sehina apapun orang memandang kita, ketika Tuhan
memanggil kita menjadi pengikutNya, percayalah bahwa Ia menerima dan memulihkan kita.
Semoga dengan merenungkan sabda Tuhan hari ini semakin menggerakkan hati kita untuk menjawab dan menanggapi panggilan Tuhan. Amin.
0 comments:
Post a Comment