Sebuah paradoks bahwa jika Anda mencintai sampai sakit, tidak akan ada lagi yang terluka, hanya cinta. Paradoks dan memang sesuatu yang hanya untuk dipikirkan dan akan membuat kita terus berpikir. Paradoks bukan tentang teori untuk kita analisis tetapi hanya untuk dipikirkan. Inilah deskripsi tentang realitas yang harus kita alami sebelum kita dapat menggapai kebenaran dalam paradoks.
Para murid dalam kisah menghadapi situasi kekurangan makanan ketika Yesus minta mereka untuk memberi makan orang banyak. Reaksi para murid adalah, bagaimana mungkin di tempat sunyi ini kita mendapat roti untuk mengenyangkan orang banyak yang besar jumlahnya ini?
Tetapi dari sedikit yang mereka berikan kepada Yesus, mereka melihat apa hasilnya dan itu pasti membingungkan mereka. Di sinilah kita dapat mengatakan bahwa ketika Anda memberi sampai Anda tidak memiliki apa-apa, Tuhan pada giliran-Nya akan memberi Anda sesuatu yang melimpah.
Paradoksnya disini adalah ketika kita memberi sampai sakit, maka tidak akan ada lagi yang terluka, kita hanya akan memberi dengan cinta. Semoga kita memahami hal ini saat kita mempersiapkan diri selama masa Adven ini untuk mengalami pemberian diri Yesus pada hari Natal.
Syarat Masuk Kerajaan Allah Matius, 7:21.24-27
Apakah kita adalah orang Katolik yang bijaksana? Yesus ingin agar kita membaca Injil-Nya dan mempraktekkannya dalam harian hidup.
Kita datang mengikuti Misa Kudus setiap hari Minggu, syukur-syukur kalau bisa menghadiri Misa Harian dan menerima Tubuh Kristus dengan maksud untuk memperoleh kekuatan rohani agar tidak menjadi pribadi yang angkuh, sombong, egois, maunya sendiri, susah diatur, tidak mau berdamai, memendam kebencian dan dendam.
Sebaliknya kita mau lebih bertanggungjawab dan setia sebagai suami Katolik, istri Katolik, orangtua Katolik, mertua Katolik, menantu Katolik, anak Katolik dan biarawan/biarawati. Melakukan kehendak Bapa di surga adalah syarat masuk Kerajaan Allah. Semoga di masa Adven ini kita semakin mempraktekkan kasih yang mendidik dan tulus.
0 comments:
Post a Comment