Monday, 26 July 2021

Matius, 12:1-8 Anak Manusia Adalah Tuhan Atas Hari Sabat

Berdoa


Makan dan minum adalah kehidupan harian setiap makhluk hidup. Tanpa makan dan minum makhluk hidup tidak mampu untuk bertahan hidup. Absennya makanan dan minuman dalam waktu yang panjang berarti hadirnya sebuah kematian. Tidak jarang kita jumpai banyak permasalahan jika ditelusuri hingga jauh kedalam, ujung dari masalah itu adalah perkara makan minum. 


Situasi kelaparan juga dialami oleh para murid Yesus. Perjalanan kaki yang panjang membuat mereka lapar dan memerlukan makanan. Maka para murid memetik bulir gandum untuk mengisi perut mereka yang lapar. Sayang hari itu adalah hari sabat, hari dimana orang Yahudi berhenti dari melakukan kegiatan. Orang yang lapar tahu tentang hukum sabat, tahu bahwa hari itu hari sabat, apa yang boleh dan apa yang tidak boleh. Namun  perut yang lapar tidak mengenal hari sabat atau hari apa. 


Mereka yang kenyanglah yang mempermasalahkan hari sabat atau bukan hari sabat, melanggar hukum atau tidak melanggar. Sementara mereka yang lapar tidak mengenal lagi apakah sabat atau bukan sabat. 


Situasi lapar hanya  bisa disembuhkan dengan makan bukan dengan seperangkat aturan. Situasi kenyang berarti mereka dalam kondisi aman, dalam situasi yang lebih kuat, lebih menguasai situasi. Situasi seperti itulah yang dimanfaatkan untuk menghukum orang lain dengan dasar peraturan. Atas nama peraturan, orang yang menderita pun sah untuk dihukum. Atas nama hukum, orang yang tidak berdaya bisa secara sah dikucilkan dan dipenjara.


Yesus dalam Injil hari ini mengajarkan kepada rasul bahwa menjadi murid-Nya, hukum utama yang harus mereka jalankan adalah hukum kasih. Persembahan dalam bentuk makan minum sebagai kewajiban keagamaan adalah hal penting. Namun ada hal yang jauh lebih penting dari pada persembahan adalah soal kasih.


Makanan dan minuman hanya menghilangkan rasa lapar sementara. Setelah kenyang manusia akan kembali mengalami kelaparan. Dalam situasi kita sekarang ini, kelaparan terbesar kita adalah lapar akan kasih. Sumber dari kasih adalah Allah sendiri. Maka ketika kita tidak datang dan menimpa kekuatan dari Allah, menimba kasih, hidup kita akan terus menerus lapar dan tidak pernah puas. Kelaparan akan kasih Allah menyebabkan kita semakin sulit untuk saling mengasihi sesama.


Mari kita mohon rahmat Allah agar kita dimampukan menimba rahmat kasih-Nya. Hanya kasih Allah yang akan membuat kita kenyang. Dalam kasih-Nya kita akan dipuaskan untuk selamanya dan tidak merasa lapar lagi. 

0 comments:

Post a Comment

Contact

Talk to us

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit. Dolores iusto fugit esse soluta quae debitis quibusdam harum voluptatem, maxime, aliquam sequi. Tempora ipsum magni unde velit corporis fuga, necessitatibus blanditiis.

Address:

9983 City name, Street name, 232 Apartment C

Work Time:

Monday - Friday from 9am to 5pm

Phone:

595 12 34 567

Search This Blog

Powered by Blogger.

informasi pendidikan

Apa Perbedaan Agama dan spiritualitas

Menurut pandangan saya, agama dan spiritualitas adalah dua konsep yang berbeda meskipun terkait erat. Agama adalah pengorganisasian gagasan-...