Ilmu pengetahuan dan teknologi sangat membantu kita untuk menemukan sesuatu. Serat optik sangat membantu dalam komunikasi dan transfer informasi. Microchip membantu mengurangi ukuran peralatan elektronik dan meningkatkan efisiensi mesin.
Sebaliknya, penemuan potensi pada manusia yang sangat tertinggal. Ini bukan tentang potensi keterampilan dan bakat orang itu tetapi kemungkinan tentang spiritualnya, terutama di bidang cinta dan pengampunan. Setiap orang memiliki potensi untuk mencintai mereka yang telah melakukan kesalahan padanya dan memaafkan mereka.
Manusia umumnya menganut prinsip membalas kebaikan dengan kebaikan. Prinsip ini terlalu kecil untuk kehidupan seorang Anak Allah. Manusia yang melakukan tindakan kebaikan untuk mengimbangi kebaikan yang telah diterimanya bukanlah tipe manusia ideal atau sempurna.
Kita dituntut untuk menghasilkan kasih yang melampaui batasan apapun, bahkan harus mendoakan orang yang tidak seharusnya kita doakan sebagai ungkapan kasih. Bapa kita yang di surga sempurna karena Dia memiliki kasih, bahkan Dia sendirilah kasih itu. Kalau kita memiliki kasih, kita bisa menikmati kesempurnaan dari segala sesuatu yang kita kasihi.
Sikap saling menghakimi dan saling menghukum, semakin marak dalam keseharian kita. Keutuhan keluarga, komunitas, masyarakat dan negara, paguyuban, paroki runtuh karena sikap-sikap mau menang sendiri. Kita sering mengklaim keselamatan hanya untuk kita, untuk golongan-golongan kita, untuk Gereja kita saja. Orang lain yang tidak sejalan dan tidak searah dengan kita tidak akan diselamatkan. Kiranya sikap tidak pilih-pilih yang di contohkan Allah menjadi kritikan bagi kita.
Yesus menegaskan, hendaklah kita sempurna seperti Bapa kita yang di surga sempurna adanya. Mari dalam hidup harian ini, kita perlu memilah-milah lagi perilaku hidup kita. Kalau kita mau sempurna seperti Bapa, kita harus menggandakan kasih dalam kehidupan kita, memenuhi tutur kata dan sapaan kita dengan kasih, melandasi berbagai perbuatan baik kita dengan kasih hingga pada akhirnya kasihlah yang menang dan merajai kehidupan kita bersama dengan sesama dalam Tuhan.
0 comments:
Post a Comment