Yesus memberikan ajaran baru untuk menyempurnakan Hukum Taurat yang penuh peraturan membelenggu. Yesus membongkar paradigma baru dengan mengajak para pendengar-Nya menyelami inti hukum yakni kasih.
Kita diajak untuk bersikap jujur dan apa adanya, tidak boleh ada kebohongan dan kepalsuan dalam diri kita. Kalau ya katakan iya kalau tidak katakanlah tidak selebihnya berasal dari si jahat.
Kejujuran dewasa ini mahal harganya. Tidak mudah orang bersikap jujur juga kepada dirinya sendiri. Kerap orang menipu diri sendiri dengan berbagai dalih dan pembenaran rasional. Lebih baik bersikap jujur dan apa adanya dari pada hidup penuh dengan basa basi sebab jika hilang basanya tinggallah basinya.
Yesus mengingatkan kita agar berani memperjuangkan kebenaran, kejujujuran dan kekonsistenan. Karena semua ini akan menumbuhkan kebahagiaan dan penghargaan kita terhadap diri sendiri.
Hari ini Gereja memperingati Hati Tersuci Santa Perawan Maria. Gereja menginginkan kita meneladani kesucian dan kekonsistenan hati Bunda Maria, sehingga seluruh bangsa menyebut Inang Maria orang yang berbahagia. Sudahkah kita memiliki hati seperti Bunda Maria? Jujur kepada Allah, jujur kepada diri sendiri dan jujur kepada sesama, dan kita akan menjadi orang yang berbahagia.
0 comments:
Post a Comment