Sunday, 22 March 2020

Mengapa Umat Katolik Lebih Rentan Terpapar Virus Corona

Kejadian di Italia harus menjadi pelajaran bagi umat katolik sejagad dan umat manusia seluruh dunia. Tangisan para lansia menyayat hati, mereka yang sakit tergeletak tak berdaya. Sang Pastor berjubah yang minggu lalu memberi komuni dan minyak suci serta mendengarkan pengakuan umatnya kini terbujur kaku bersama belasan jenasah imam lainnya. Umat turut bersedih, kehilangan yang sungguh menyakitkan.

Ratusan umat lainnya (rata-rata para lansia) yang setiap hari sering ke gereja, menandai diri dengan air berkat, kini menderita sesak nafas. Mereka yang berjabat tangan ketika salam damai kini telah terbujur kaku dalam damai nan hening.

Dalam perjalanan sebuah penyakit menular ia tak mengenal orang yang beriman atau tidak. Ia tak memandang apakah anda suci lahir batin atau tidak. Yang dia tau semua manusia dapat ia serang. Secara Scientific virus ini dapat berpindah dari satu orang ke orang yang lain baik lewat sentuhan, percikan air liur, darah dan semua barang yang pernah disentuh. Bayangkan jika seorang pastor telah positif dan berapa orang yang dapat ia tularkan lewat komuni suci? Bayangkan Kasus virus corona di Italia pertama kali dikonfirmasi pada 20 Februari 2020. Namun dalam waktu singkat belum sampai satu bulan angka pasien Corona meningkat drastis dengan kematian tertinggi di luar Cina.

Secara epidemiologi, wabah sebenarnya jauh lebih dahulu datang ke Italia sebelum kasus pertama ditemukan. Artinya dalam diri seorang yang kelihatan sehat sebenarnya ada potensi menularkan jika ia pernah terpapar dengan penderita sebelumnya.

Kecepatan penularan ini tidak lepas dari ketidakwaspadaan kita sebagai manusia. Khusus gereja katolik dengan tata perayaan yang berisiko juga menjadi salah satu penyumbang laju penyebaran virus mematikan ini.

Indonesia dan NTT khususnya apabila tidak melakukan proteksi secara dini maka tidak mungkin kasus Italia dapat terjadi disini. Laju transportasi udara, laut dan darat menambah berat proses penanganan kasus ini. Bayangkan jika ada yang positif naik kapal pelni, tidur ditempat tidur, pegang pagar dan tangga serta benda-benda lainnya. Ia naik dari Nunukan dan turun di Makasar. Kira-kira berapa orang yang terpapar dalam kapal itu yang akan turun di Maumere, Lewoleba dan Kupang? Misalkan ada 1000 penumpang dalam kapal tersebut dan 1 orang positif, maka kemungkinan secara ilmiah orang yang terpapar minimal adalah 2% . Artinya ada 20 orang yang siap melanjutkan rantai penyebaran ini ke orang lain dan begitu seterusnya.

Kembali ke topik kita. NTT yang merupakan mayoritas Katolik harusnya lebih awal membatasi diri. Saya memberi apresiasi kepada panitia penthabisan Uskup Ruteng kemarin, yang berhasil menekan angka umat dari 7000 menjadi 1000 orang. Juga dengan protap kesehatan yang dilakukan seperti mengantisipasi suhu tubuh dan tidak berjabat tangan. Namun sebagai orang kesehatan masyarakat Saya perlu memberikan sedikit catatan bahwa dalam kondisi prima (daya tahan tubuh baik) orang tidak menunjukkan gejala (walau sebenarnya ia telah terinveksi virus). Kerumunan orang banyak dengan jarak duduk tidak lebih dari 60 cm merupakan celah bagi menularnya virus ini secara masal.

Kita juga harus memberikan apresiasi khusus kepada para pimpinan gereja yang telah mengeluarkan edaran terkait penghentian sementara segala bentuk ibadah. Ini bukan untuk mematikan iman umat tetapi sebagai bentuk refleksi diri dalam keheningan di rumah masing-masing. Ingat bahwa Yesus juga pernah menyendiri dalam keheningan dan berdoa secara pribadi bahkan ia berpuasa dipadang gurun selama 40 hari lamanya.

Marilah sebagai manusia lemah kita ambil moment ini untuk lebih mendekatkan diri kepada Sang Maha Kuasa Pencipta kita. Mari bersimpuh dalam rumah kita masing-masing semoga kita dijauhkan dari bencana ini sambil terus mengikuti arahan pemerintah dan petugas kesehatan. Salam dan Doa.

0 comments:

Post a Comment

Contact

Talk to us

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit. Dolores iusto fugit esse soluta quae debitis quibusdam harum voluptatem, maxime, aliquam sequi. Tempora ipsum magni unde velit corporis fuga, necessitatibus blanditiis.

Address:

9983 City name, Street name, 232 Apartment C

Work Time:

Monday - Friday from 9am to 5pm

Phone:

595 12 34 567

Search This Blog

Powered by Blogger.

informasi pendidikan

Apa Perbedaan Agama dan spiritualitas

Menurut pandangan saya, agama dan spiritualitas adalah dua konsep yang berbeda meskipun terkait erat. Agama adalah pengorganisasian gagasan-...