Besok, Rabu (26/2), umat Katolik memasuki awal Prapaskah 2020 untuk menjalankan persiapan selama 40 hari pantang dan puasa guna menyambut kebangkitan Tuhan Yesus. Pada masa tersebut, umat menjalankan mati raga, diawali dengan pengenaan abu di dahi pada hari Rabu sebagai pengingat bahwa manusia hanyalah debu dan akan kembali menjadi debu. Tujuan ritus tersebut menyadarkan agar manusia tidak sombong karena tanpa Tuhan manusia hanyalah abu atau debu yang tidak punya makna apa
zaman sekarang, banyak manusia di seluruh dunia tidak menyadari bahwa mereka hanyalah abu dan akan kembali menjadi abu. Maka, masa Prapaskah mau membawa umat Katolik merefleksikan hidup kerohaniannya agar sejalan dengan kehendak Tuhan, terutama dalam mencintai sesama. Jangan merasa ada jasa manusia dalam proses keselamatan. Memperlakukan sesama seperti memperlakukan diri sendiri menjadi pedoman kunci menjalani hidup. Hanya dengan mencintai sesama, orang layak mencintai Tuhan. Tak ada cinta Tuhan, dengan memaki-maki, menghina, atau menjelek-jelekkan sesama.
Pertanyaan tentang Rabu Abu yang Sering Diterima Umat Katolik. Gimana Cara Jawabnya?
Banyak perayaan khas dengan suasana tobat yang akan dijalani umat Katolik selama masa Prapaskah. Mulai dari puasa, aksi puasa pembangunan, pengakuan dosa, hingga Jalan Salib.
Sejumlah ritual itu adalah siklus yang terus terulang tiap tahun. Namun, terkadang ada hal-hal sederhana yang luput dari perhatian. Kita kaget sendiri ketika sesama umat Katolik atau umat dari agama lain bertanya tentang hal-hal sederhana itu.
Berikut ini adalah 5 pertanyaan tentang hari raya Rabu Abu yang sering diajukan kepada umat Katolik. Ketika kamu bertemu dengan pertanyaan-pertanyaan seperti itu, kamu harus menjawab demikian.
1. Abu yang diolehkan di dahi itu terbuat dari apa?
Orang mungkin saja bertanya, dari mana abu yang dioleskan di dahi dalam Misa Rabu Abu? Atau abu tersebut dibuat dari bahan apa?
Ternyata abu yang kita terima dalam bentuk olesan tanda salib di dahi itu dibuat dari debu hasil pembakaran daun palma yang diberkati pada Minggu Palma tahun sebelumnya. Daun palma dalam tradisi umat Katolik mengandung makna kemenangan.
2. Kenapa harus abu?
Dasar jawaban untuk pertanyaan ini adalah kitab Kejadian 2:7. Disana dikatakan bahwa Allah menciptakan Adam dari ‘debu’. Dan ada juga kisah tentang Yesus menyembuhkan orang buta dengan mengoleskan tanah kepada mata orang buta itu, dalam kitab Yohanes 9:6.
Abu adalah tanda pertobatan umat manusia. kitap suci mengisakan abu. sebagai tanda pertobatan, misalnya pertobatan pada NINIWE ( YUN 3: 6 ) perluh diingatkan bahwa kita diciptakan dari debu tanah ( Kej 2:7 ) dan suatu saat nanti kita akan mati kembali menjadi debu. oleh karena itu, ketika kita memerima abu di Gereja,kita kita akan mendengarkan ucapan dari Imam/ Romo " BERTOBATLAH DAN PERCAYALAH KEPADA INJIL ATAU KAMU ADALAH DEBU DAN AKAN KEMBALI MENJADI DEBU.
Abu melambangkan perkabungan, ketidakabadian,dan sesal/ tobat
3. Kenapa dioleskan di dahi?
Abu dioleskan di dahi untuk membantu kita mengenali kembali area spiritual, tempat dimana kita dapat berkembang dan area kedosaan mana yang harus kita jauhi. Dahi (dan kepala) adalah tempat pikiran dan akal budi bekerja.
Untuk bertobat kita mesti berpaling dari dosa dan mengarah kepada Allah. Kita menggunakan abu sebagai ekspresi bahwa kita perlu memperbarui kembali iman kita.
4. Doa apa yang pas untuk didoakan setelah menerima abu?
Segalam macam doa yang diujarkan dengan penuh penghayatan pasti didengar oleh Tuhan. Doa yang dimaksud bisa dalam bentuk doa spontan atau doa-doa yang sudah disiapkan dalam buku-buku liturgi.
Tapi kalau kamu masih bingung untuk mencari doa yang cocok, kamu bisa memilih dari kitab Mazmur yang mengandung tema pertobatan. Kamu bisa memilih Mazmur 6 atau Mazmur 32. Daraskan salah satu sebagai doa.
5. Masa prapaskah berlangsung berapa lama?
Terhitung sejak Rabu Abu, umat Katolik akan merayakan masa pertobatan atau masa Prapaskah selama 4O hari, tanpa menghitung hari Minggu. Masa Prapaskah akan selesai atau genap 40 hari pada hari Sabtu sebelum hari Minggu Palma.
Angka empat puluh ini mengingatkan kita akan perjalanan bangsa Israel selama 40 tahun di padang gurun dan puasa Yesus selama 40 hari. Selama empat puluh hari ini umat Katolik melakukan ziarah iman.
Ini sejumlah pertanyaan yang bisa kamu jumpai dalam keseharian. Apalagi, minggu depan kita akan merayakan hari Rabu Abu sehingga 5 pertanyaan ini bisa membantu kamu untuk menghayati perayaan tersebut dengan lebih baik.
katakan Amin jika anda ingin bertobat dan percaya kepada injil.
0 comments:
Post a Comment