We Are Creative Design Agency

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit. Illum, fuga, consectetur sequi consequuntur nisi placeat ullam maiores perferendis. Quod, nihil reiciendis saepe optio libero minus et beatae ipsam reprehenderit sequi.

Find Out More Purchase Theme

Our Services

Lovely Design

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Praesent feugiat tellus eget libero pretium, sollicitudin feugiat libero.

Read More

Great Concept

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Praesent feugiat tellus eget libero pretium, sollicitudin feugiat libero.

Read More

Development

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Praesent feugiat tellus eget libero pretium, sollicitudin feugiat libero.

Read More

User Friendly

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Praesent feugiat tellus eget libero pretium, sollicitudin feugiat libero.

Read More

Recent Work

Monday, 7 February 2022

Yesus menyembuhkan orang-orang sakit di Genesaret. Semua orang Yang Menjamah Yesus Menjadi Sembuh Markus 6: 53-56.

Yesus Menyembukan orang  Sakit DiGenesaret.


Dikisahkan bahwa banyak orang berusaha datang menjumpai Yesus "Berlari-larilah mereka ke seluruh daerah ini dan mulai mengusung orang-orang sakit di atas tilamnya kepada Yesus, di mana kabarnya Ia berada". Mereka pun memetik buah dari perjumpaan dengan Yesus. "Semua orang yang menjamah-Nya menjadi sembuh".


Dalam keheningan, di rumah, kita juga dapat menghadirkan Tuhan. Kita akan dapat merasakan kehadiran Tuhan di dalam hati kita. Namun, ada hal yang perlu dipahami yakni bagaimana Tuhan akan hadir kalau hidup kita jauh dari Tuhan?, seakan tiada waktu lagi, sudah habis untuk mengejar tawaran duniawi.


Kita mengimani bahwa Tuhan hadir di tengah kita dan yang paling istimewa adalah pada perayaan Ekaristi Kudus. Dalam Misa Kudus, Tuhan hadir dalam jemaat yang berhimpun, melalui sabda-Nya, dan puncaknya dalam Ekaristi Kudus dalam rupa roti dan anggur yakni Tubuh dan Darah Kristus.


Sejatinya, melalui bacaan Injil  kita diingatkan akan kualitas iman kita, apakah iman yang kita miliki itu hidup, tumbuh dan berkembang dari waktu ke waktu?.


Mengapa hal itu harus diingatkan kembali, karena banyak umat beriman yang hidup rohaninya hanya sebatas rutinitas saja, sebatas tampilan lahiriahnya saja. Keinginan untuk lebih jauh mengenal akan kehadiran Tuhan di dalam dirinya seringkali terkalahkan oleh keinginannya untuk ikut memperebutkan harta duniawi.


Mengapa bisa demikian?, karena yang menjadi panduan hidupnya adalah pikirannya dan bukan hatinya. Sekalipun dalam kehidupan sehari-harinya rajin membaca Kitab Suci, pernah mengikuti kursus Kitab Suci, pernah mengikuti Kursus Evangelisasi Pribadi dan masih banyak lagi, namun keinginannya untuk mengenal lebih mendalam akan Yesus sepertinya tidak ada di hatinya.


Pada pemahaman saya orang yang demikian itu seharusnya memiliki keinginan yang mendalam untuk lebih mengenal Yesus serta mau mengajak sesamanya. Justru orang-orang yang hidup imannya datar-datar saja malah lebih mengenal Yesus.


 Sebagaimana dikisahkan dalam bacaan hari ini: "Ketika mereka keluar dari perahu, orang segera mengenal Yesus. Maka berlari-larilah mereka ke seluruh daerah itu dan mulai mengusung orang-orang sakit di atas tilamnya kepada Yesus".


Hal itu menggambarkan bagaimana orang-orang mengejar Yesus serta percaya akan kuasa Yesus dan mempunyai kerendahan hati dalam beriman. Mereka yakin bahwa hanya dengan menjamah jumbai jubah-Nya saja, maka mereka akan sembuh dan tentunya dalam iman kepada-Nya.


Perjumpaan dengan Yesus dan mengalami kehadiran Allah dalam segala peristiwa hidup adalah buah dari bimbingan rohani yang menghantar kita supaya bisa berjumpa dengan Kristus dalam pengalaman hidup sehari-hari. Oleh karena itu, hendaknya kita mau untuk memiliki semangat dan kerendahan hati dalam beriman kepada-Nya. Mau untuk menjadikan hati sebagai panduan hidup serta mau untuk memusatkan iman yang dimilikinya kepada-Nya. 


Mau untuk memohon kepada-Nya supaya diperkenankan hanya menjamah jumbai jubah-Nya saja iman kepada-Nya akan pulih kembali, akan hidup, tumbuh dan berkembang dari waktu ke waktu. Akan hidup berserah serta seturut kehendak-Nya, serta mau untuk membagikan berkat, rahmat serta kasih-Nya kepada sesamanya.


Perjumpaan dengan Yesus dan mengalami kehadiran Allah dalam segala peristiwa hidup adalah buah dari bimbingan rohani yang menghantarkan kita supaya bisa berjumpa dengan Yesus Kristus dalam pengalaman hidup sehari-hari. 


Dalam  keheningan, di rumah, kita juga dapat menghadirkan Tuhan. Kita akan dapat merasakan kehadiran Tuhan di dalam hati kita. 


Bagaimana Tuhan akan hadir kalau  hidup kita jauh dari Tuhan, seakan tiada waktu  lagi, sudah habis untuk mengejar tawaran duniawi. Kita mengimani bahwa Tuhan hadir di tengah kita dan yang paling istimewa adalah pada perayaan Ekaristi Kudus. 


Dalam Misa Kudus, Tuhan  hadir dalam jemaat yang berhimpun, melalui sabda-Nya, dan puncaknya dalam Ekaristi Kudus dalam rupa roti dan anggur yakni Tubuh dan Darah Kristus.


Umat beriman yang terkasih, kita diingatkan akan kualitas iman kita, apakah iman yang kita miliki itu hidup, tumbuh dan berkembang dari waktu ke waktu?. 


Mengapa hal itu harus diingatkan kembali, karena banyak umat beriman yang hidup rohaninya hanya sebatas rutinitas saja, sebatas tampilan lahiriahnya saja. Keinginan untuk lebih jauh mengenal akan kehadiran Tuhan di dalam dirinya seringkali terkalahkan oleh keinginannya untuk ikut memperebutkan harta duniawi. 


Mengapa bisa demikian?, karena yang menjadi panduan hidupnya adalah pikirannya dan bukan hatinya. Sekalipun dalam kehidupan sehari-harinya rajin membaca Kitab Suci, pernah mengikuti kursus Kitab Suci, pernah mengikuti Kursus Evangelisasi Pribadi dan masih banyak lagi, namun keinginannya untuk mengenal lebih mendalam akan Yesus sepertinya tidak ada di hatinya. 


Pada pemahaman saya orang yang demikian itu seharusnya memiliki keinginan yang mendalam untuk lebih mengenal Yesus serta mau mengajak sesamanya. Justru orang-orang yang hidup imannya datar-datar saja malah  lebih mengenal Yesus. 


Sebagaimana dikisahkan dalam bacaan hari ini: Ketika mereka keluar dari perahu, orang segera mengenal Yesus. Maka berlari-larilah mereka ke seluruh daerah itu dan mulai mengusung orang-orang sakit di atas tilamnya kepada Yesus. 


Hal itu menggambarkan bagaimana orang-orang mengejar Yesus serta percaya akan kuasa Yesus dan mempunyai kerendahan hati dalam beriman. Mereka yakin bahwa hanya dengan menjamah jumbai jubah-Nya saja, maka mereka akan sembuh dan tentunya dalam iman kepada-Nya.


Perjumpaan dengan Yesus dan mengalami kehadiran Allah dalam segala peristiwa hidup adalah buah dari bimbingan rohani yang menghantar kita supaya bisa berjumpa dengan Kristus dalam pengalaman hidup sehari-hari. 


Oleh karena itu, hendaknya kita mau untuk memiliki semangat dan kerendahan hati dalam beriman kepada-Nya. Mau untuk menjadikan hati sebagai panduan hidup serta mau untuk memusatkan iman yang dimilikinya kepada-Nya. 


Mau untuk memohon kepada-Nya supaya diperkenankan hanya menjamah jumbai jubah-Nya saja iman kepada-Nya akan pulih kembali, akan hidup, tumbuh dan berkembang dari waktu ke waktu. Akan hidup berserah serta seturut kehendak-Nya, serta mau untuk membagikan berkat, rahmat serta kasih-Nya kepada sesamanya.


Banyak orang memiliki keinginan untuk mengalami kehadiran Tuhan di tempat-tempat doa, kemudian berdevosi ke berbagai tempat ziarah, mengapa harus membuang uang yang begitu banyak, mengapa uangnya tidak diberikan saja ke rumah yatim atau menolong saudara-saudara kita yang hidupnya berkekurangan.


 Dengan sikap dan perilaku kita yang baik dan benar, secara tidak langsung kita juga telah menghadirkan Tuhan.  Dalam  keheningan, di rumah, kita pun juga dapat menghadirkan Tuhan. Kita akan dapat merasakan kehadiran Tuhan di dalam hati kita. 


Bagaimana Tuhan akan hadir kalau  hidup kita jauh dari Tuhan, seakan tiada waktu  lagi, sudah habis untuk mengejar tawaran duniawi. Kita mengimani bahwa Tuhan hadir di tengah kita dan yang paling istimewa adalah pada perayaan Ekaristi Kudus. 


Dalam Misa Kudus, Tuhan  hadir dalam jemaat yang berhimpun, melalui sabda-Nya, dan puncaknya dalam Ekaristi Kudus dalam rupa roti dan anggur yakni Tubuh dan Darah Kristus.


Marilah kita  Berdoa.

Tuhan, bukalah pikiran dan hati kami saat menyongsong Rabo Abu.  Kami ingin menggunakan kesempatan Prapaskah ini untuk lebih dekat dengan-Mu. Beri kami rahmat untuk berdoa dengan baik di saat-saat ini. Amin


1. Terkenal: 

Yesus mulai dikenal sebagai rabi penting dan pembuat mukjizat di seluruh wilayah. Orang-orang "bergegas" untuk membawa orang sakit mereka kepada-Nya untuk disembuhkan. Mereka yakin bahwa Yesus memiliki kekuatan yang mereka cari. Mengapa? Sebab reputasi-Nya telah mendahuluinya. 


Banyak yang mengenal saksi mata yang telah disembuhkan atau melihat sendiri mujizat yang dilakukan oleh Yesus. Dan mereka didorong oleh iman mereka untuk menyongsong kedatangan Mesias yang penuh kuasa. 


Di zaman kita, Yesus tinggal di setiap gereja dan setiap rempat suci di sekitar kita. Dia bahkan mungkin hanya beberapa langkah saja dari tempat tinggal kita. Dia siap menyambut penyerahan diri dan iman kita. 


2. Penyembuhan yang Luas: Orang-orang berbondong-bondong datang kepada Yesus dari desa-desa, dan "di mana pun mereka mendengar Dia." Betapa putus asanya keadaan mereka saat membawa orang sakit dari desa ke desa, berharap bisa melacak dan menemui tabib terkenal itu. 


Sudah tentu banyak yang terhalang oleh medan, pesan yang membingungkan, dan orang banyak yang mengelilingi Yesus.


 Namun tetap saja, mereka bertahan. Ketika mereka melihat Yesus, mereka tidak meminta tanda-tanda yang mencolok. Mereka dengan rendah hati memohon agar bisa menyentuh hanya rumbai jubah-Nya.  Iman mereka memungkinkan Yesus melakukan penyembuhan!


3. Hanya Rumbai: 

Yesus menyembuhkan siapa saja yang menyentuh rumbai jubah-Nya. Bayangkan kekuatan yang berasal dari Yesus dan reaksi orang-orang yang disembuhkan sekaligus! 

Ketika kita merefleksikan kekuatan Tuhan yang maha kuasa atau mengalaminya dalam hidup kita sendiri, jiwa kita secara alami merespons dengan ucapan syukur dan pujian. 


Berdoa. 

Ya Tuhan, kami tahu bahwa iman dapat memindahkan gunung, dan dalam hal ini, iman orang-orang menghasilkan banyak penyembuhan jasmani dan rohani. Tolong kuatkan  iman kami. Kami percaya. Bantulah ketidakpercayaan kami (Markus 9:24). Amin

Sunday, 6 February 2022

Yesus Berkata kepada Simon: "Jangan Takut, Mulai Dari Sekarang Engkau Akan Menjadi Penjala Manusia."

"Bertolaklah ke tempat yang dalam  tebarkanlah jalamu utk menangkap ikan" 


Pada suatu kali Yesus berdiri di pantai danau Genesaret, sedang orang banyak mengerumuni Dia hendak mendengarkan firman Allah. Ia melihat dua perahu di tepi pantai. Nelayan-nelayannya telah turun dan sedang membasuh jalanya. Ia naik ke dalam salah satu perahu itu, yaitu perahu Simon, dan menyuruh dia supaya menolakkan perahunya sedikit jauh dari pantai.


 Lalu Ia duduk dan mengajar orang banyak dari atas perahu. Setelah selesai berbicara, Ia berkata kepada Simon: "Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan." 


Simon menjawab: "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga." Dan setelah mereka melakukannya, mereka menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka mulai koyak.


 Lalu mereka memberi isyarat kepada teman-temannya di perahu yang lain supaya mereka datang membantunya. Dan mereka itu datang, lalu mereka bersama-sama mengisi kedua perahu itu dengan ikan hingga hampir tenggelam. Ketika Simon Petrus melihat hal itu iapun tersungkur di depan Yesus dan berkata: "Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa." 


Sebab ia dan semua orang yang bersama-sama dengan dia takjub oleh karena banyaknya ikan yang mereka tangkap; demikian juga Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, yang menjadi teman Simon. Kata Yesus kepada Simon: "Jangan takut, mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia." Dan sesudah mereka menghela perahu-perahunya ke darat, merekapun meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Yesus.


Saat kita alami frustrasi, kecewa dan merasa gagal, apakah kita masih mendengarkan nasihat orang lain?   Injil hari ini mau mengajar kita untuk melihat diri, apakah kita juga punya sikap yang sama dengan Simon Petrus? Simon Petrus bersama teman-temannya, sepanjang malam bekerja keras di danau untuk menangkap ikan, tetapi tidak menangkap apa-apa. 


Kita bisa bayangkan kekecewaan dan keletihan mereka. Mereka sudah korbankan tenaga, waktu dan kesabaran sepanjang malam, tetapi tidak mendapat apa-apa. Sekarang, di siang hari,  Yesus Kristus menyuruh Simon untuk tebarkan jalanya ke Danau. Kata Yesus kepadanya: “Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan.”  


Walaupun secara logika dan berdasarkan pengetahuan dan pengalaman sebagai seorang Nelayan, hal itu akan sia-sia, namun Simon menurut saja apa yang dikatakan Yesus Kristus. Kata Simon kepada Yesus: “Karena Engkau yang menyuruhnya, maka aku akan menebarkan jala juga.”  


Pertanyaan kita: Apakah Simon mengikuti perintah Yesus dengan tulus? Percayakah Simon bahwa akan terjadi mujizat setelah dia mengikuti perintah Yesus?  Tetapi setelah mereka menebarkan jala, tiba-tiba mereka menangkap begitu banyak ikan.


 Pada saat itu, Simon sangat heran! Jala mereka mulai koyak. Melihat hal itu, Simon Petrus tersungkur di depan Yesus dan berkata: “Tuhan, tinggalkanlah aku, karena aku orang berdosa.”  Apa yang mendorong Simon sampai meminta Yesus tinggalkan dia? Dosa apakah yang sudah dibuatnya kepada Yesus?  


Simon sadar akan kesombongannya. Dari pernyataan Simon, kita bisa tahu bahwa tadinya dia mengikuti perintah Yesus tidak dengan tulus hati. Dia tidak pernah berpikir bahwa buah ketaatan yang tulus akan menghasilkan mujizat. Simon sepertinya masih mengagungkan pengetahuan dan pengalamannya sebagai Nelayan professional.


 Dia tidak percaya akan pengetahuan Yesus, sebagai Tukang Kayu, menyuruh Nelayan professional menebarkan jala di siang hari. Sadar akan kesombongannya, Simon jadinya malu sesudah melihat mujizat yang terjadi.   Simon semakin sadar bahwa dia seorang berdosa di hadapan Yesus Kristus. Dia sadar bahwa tadinya dia mengikuti perintah Yesus Kristus tidak dengan sepenuh hati; tidak keluar dari satu kesadaran iman bahwa Yesus adalah Tuhan, yang bisa melakukan mujizat.



Mungkin terkadang kita seperti sikap Simon Petrus, asal ikut tetapi tidak dengan tulus. Sesudah terlanjur baru sadar akan kelemahan kita; Mungkin terkadang juga kita sombong, tidak mau diperitahkan atau dinasihati oleh orang yang berbeda profesi, mungkin kita merasa bahwa kita jauh lebih hebat dari orang yang menasihati kita. 


Sikap yang terbaik adalah rendah hati dan terimalah perintah dan nasihat sesama dengan sepenuh hati. Tidak ada ruginya menjalankan perintah dengan penuh tanggungjawab dan iman yang teguh. 


Kerja dan usaha yang dijalani dengan tekun akan memberi hasil pada waktunya dan  tidak pernah sia-sia. Sepanjang malam Simon dan teman-teman berusaha menangkap ikan, namun tidak mendapatkan. Pada saat yang tepat, datanglah Tuhan untuk memberi berkat dan meminta agar Simon menebarkan jala ke tempat yang lebih dalam. 


Hasilnya luar  biasa. Sungguh menakjubkan!.  Manusia berusaha, Allah menopang dan melengkapinya. Di manapun para murid berada dan melakaanakan tugas mereka, Tuhan Yesus selalu menyertai dan menolong.  Tuhan turut bekerja bersama kita dab pekerjaan kita adalah sarana untuk bersaksi agar banyak orang mengalami kebaikan Tuhan dalam hidup ini. 


Merubah sebuah profesi itu tidak mudah. Simon Petrus yang semula seorang penjala ikan dimintai Yesus menjadi penjala manusia. Itu memerlukan pengorbanan yang total. Pernahkah kita melihat nelayan menangkap ikan menggunakan jala? Apa yang dia lakukan setelah mengangkat jalanya dari air? 


Biasanya memilah ikan-ikan yang didapat. Yang kecil dibuang kembali ke air dan yang besar diambil. Ikan itu bisa untuk dikonsumsi sendiri dan bisa dijual untuk nafkah kehidupan sehari-hari. Intinya adalah untuk kepentingan si penjala.


Yesus memanggil beberapa orang nelayan di danau Genesaret untuk menjadi murid-murid-Nya yang pertama. Dia bukan orang-orang hebat. Dia hanya orang sederhana yang tidak lebih baik daripada kebanyakan orang di lingkungannya. Karena itu, Yesus perlu menegaskan kepada Petrus, "Jangan takut!" (Luk. 5:10). 


Perkataan itu adalah sebuah peneguhan, kabar baik. Petrus diyakinkan bahwa ia dapat menjalankan misi itu dengan baik. Kini, kepada kita dipercayakan sebuah tugas: "Mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia." Frasa "akan menjala manusia" bisa diartikan "akan menjala hidup-hidup". 


Inilah yang membedakan antara penjala ikan dan penjala manusia. Penjala ikan "mengantar" ikan yang hidup menuju ke kematian. Sedangkan, penjala manusia "mengantar" orang yang tadinya sedang menuju kematian menjadi menuju kehidupan.


Setiap orang yang telah mengenal Kristus punya potensi untuk "menjala manusia". Seberapa banyak kita telah melakukan peran itu?  Menjadi “penjala manusia” merupakan panggilan sekaligus menjadi tugas perutusan bagi Petrus dan para murid lainnya. Pekerjaan mereka yang semula menjala ikan diubah menjadi “menjala manusia” lewat panggilan di pantai danau Genesaret.


 Panggilan inilah yang kemudian menjadi alasan kebersamaan Yesus dan para murid-Nya. Yesus ingin agar melalui kebersamaan dengan-Nya, para murid belajar menjadi “penjala manusia” sebab untuk itulah mereka akan diutus kelak. Dengan kata lain, “menjala manusia” merupakan panggilan perutusan para murid. Persoalannya adalah apa arti “menjala manusia”? 


Apakah sama artinya dengan menjala ikan sebagaimana yang telah dilakukan oleh Simon dan teman-temannya? Tentu tidak. Pastilah berbeda. Menjala ikan itu hanya untuk menangkap ikan demi kelangsungan hidup kita saja. Sementara menjala manusia akan memberikan hidup yang kekal. Menjala ikan hanya untuk membutuhi kehidupan jasmani, tetapi menjala manusia akan memberikan hidup yang kekal. Karena itu, marilah menjala manusia agar mendapatkan hidup yang kekal. 


Renungan Untuk Kita Semua.

Ketika seseorang berada dalam keadaan baik, normal dan tenang, tiada masalah dan pencobaan, mudah baginya untuk taat kepada Tuhan.  Berbeda dengan orang-orang yang berada dalam kesulitan, terpuruk, kecewa, putus asa dan kesal hati, sulit rasanya untuk menjadi taat. Dalam keadaan yang demikian orang akan mudah tersinggung dan sulit mengendalikan emosi serta menjadi sering marah.


Perasaan inilah yang sedang berkecamuk di hati Simon dalam bacaan hari ini. Ia dalam keadaan lelah yang luar biasa, kecewa dan putus asa karena sepanjang malam bekerja keras di tengah laut tapi tak seekor ikanpun diperoleh. Yesus tahu apa yang dialami Simon, lalu Yesus naik ke perahu Simon dan menyuruh dia supaya menolakkan perahunya sedikit jauh dari pantai.


 Namun inilah reaksi Simon ketika diperintahkan oleh Yesus untuk bertolak ke tempat yang dalam dan menebarkan jala lagi. Pastilah dia sudah paham betul "medan,"nya dan kapan saat yang tepat untuk menjala ikan.  Belum lagi ia harus mendengarkan Yesus mengajar firman Tuhan di atas perahunya. 


Tak bisa dibayangkan betapa bergemuruhnya perasaan Simon waktu itu. Biasanya orang yang sedang kesal hati dan putus asa sulit untuk menerima firman Tuhan. Tapi Simon mencoba untuk melakukan apa yang diperintahkan Yesus kepadanya, dan katanya "...karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga."


Ketaatan Simon tidak pernah sia-sia; secara manusia itu tidak mungkin, tapi bagi Tuhan tidak ada perkara yang mustahil. Dan ada tertulis:  "Dan setelah mereka melakukannya, mereka menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka mulai koyak...lalu mereka bersama-sama mengisi kedua perahu itu dengan ikan hingga hampir tenggelam." Karena taat, Simon mengalami mujizat dan diberkati Tuhan secara luar biasa.


Pada saat kita melangkah melewati batas kapasitas kita dan mempercayai Allah, pada saat itu ada banyak keajaiban yang kita temukan, bahkan yang tidak dapat kita kerjakan. Jadilah taat dan Tuhan akan membuka pintu kemungkinan dan berkat bagi kita.

Saturday, 5 February 2022

Yesus Memberi Makan Lima Ribu Orang. Markus 6:30-34

YESUS Memberi  Makan Lima Ribu Orang.


Pada waktu itu Yesus mengurus murid-murid-Nya mewartakan Injil. Setelah menunaikan tugas itu mereka kembali berkumpul dengan Yesus dan memberitahukan kepada-Nya semua yang mereka kerjakan dan ajarkan. 


Lalu Yesus berkata kepada mereka, “Marilah ke tempat yang sunyi,  kita sendirian, dan beristirahatlah Sejenak!” Memang begitu banyaknya orang yang datang dan pergi, sehingga makan pun mereka tidak sempat. 


Maka pergilah mereka mengasingkan diri dengan perahu ke tempat yang sunyi. Tetapi pada waktu mereka bertolak banyak orang melihat, dan mereka tahu persis. Dengan mengambil jalan darat segeralah datang orang dari semua kota ke tempat itu dan mereka malah mendahului Yesus. 


Ketika mendarat, Yesus melihat jumlah orang yang begitu banyak, Maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Lalu mulailah Yesus mengajarkan banyak hal kepada mereka.


Rasa bahagia dan bangga muncul saat kita berhasil melaksanakan tugas dengan baik. Salah satu yang membahagiakan dalam hidup adalah saat kita bisa menolong dan meringankan beban sesama.  Hidup menjadi indah dan mengalirkan berkah ketika dijalani dengan saling mendukung dan menolong.  


Perasaan itu pula yang tampaknya dialami oleh para murid saat berkumpul dengan Tuhan Yesus setelah mereka pulang dari menjalankan tugas yang dipercayakan kepada mereka. Mereka diajak untuk beristirahat sejenak di tempat yang sunyi agar bisa memulihkan tenaga dan energi. 


 Akan tetapi, ternyata mereka diikuti dan didatangi sedemikian banyak orang yang membutuhkan sapaan dan pertolongan. Tergeraklah hati Tuhan oleh belaskasihan. Dari hati yang penuh kasih mengalir daya dan energi untuk selalu peduli, mengasihi dan  menolong sesama. 


Ketika para rasul selesai melaksanakan tugas perutusan guna mewartakan Injil, mereka kembali dan memberikan laporan atas apa yang telah mereka kerjakan. Mereka selalu berusaha melakukan kehendak Allah dalam menjalankan tugas perutusan yang mereka terima dari Tuhan. Mereka tidak punya alasan untuk memegahkan diri. 


Mereka mewartakan karya dan ajaran yang mereka terima dan dengarkan dari Yesus. "Karena jika aku memberitakan Injil, aku tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri. Sebab itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil" (1Kor 9:16). 


Kemudian Yesus mengajak para rasul dengan berkata: "Marilah ke tempat yang sunyi, supaya kita sendirian, dan beristirahatlah seketika" (Mrk.6:31). Apabila kita merenungkan ajakan Yesus itu, kita akan mengalami bahwa "kesunyian" merupakan anugerah dan menjadi saat istimewa yang Tuhan sediakan bagi kita. 


Saat itu menjadi anugerah karena di dalam kesunyian itulah kita dapat menciptakan "hening batin" dan mengalami kehadiran Tuhan yang mengarahkan kita untuk dapat melihat kembali dan merefleksikan serta memberi arti atas segala sesuatu yang telah kita kerjakan; dapat melihat dengan lebih jelas fokus arah perjalanan hidup kita.


sebagai murid-murid Kristus serta menemukan kembali kekuatan rohani untuk mencapainya; dapat memposisikan kebutuhan hidup yang mendasar untuk menjadi selaras dengan rencana Allah, yaitu memohon hikmat dan pengertian agar dapat melihat rencana Allah dan melaksanakan apa yang dipercayakan Allah bagi kita.


Dalam Injil kita mendengar bahwa para murid kembali lagi berkumpul bersama Yesus setelah menunaikan tugas pewartaan Injil. Yesus kemudian mengajak mereka beristirahat sejenak. Akan tetapi, rencana mereka itu diketahui oleh banyak orang. Akibatnya, rencana tersebut batal. 


Yesus lebih mengutamakan kepentingan dan kebutuhan orang banyak yang memerlukan kehadiran dan sentuhan kasih-Nya. Dan kemudian melayani mereka serta menyembuhkan aneka penyakit yang diderita oleh mereka.


Hal menarik dari bacaan Injil  adalah Yesus rela meninggalkan kepentingan diri sendiri dan mengalihkan perhatian kepada kepentingan orang banyak yang datang kepada-Nya. 


Yesus mengajak para murid-Ntulus dan rela berkorban dengan sepenuh hati, tulus dan ikhlas. Kita pun diajak oleh Yesus untuk berbuat yang sama demi kebaikan sesama kita, terutama mereka yang menderita dan membutuhkan uluran tangan kita. 


APAKAH KITA BERSEDIA? Semoga kita berani dan rela berkorban demi kebaikan dan kebahagiaan sesama kita agar kita pun mengalami kebahagiaan yang sama.


Pernahkah anda meluangkan waktu untuk hening batin dan merasakan kehadiran Tuhan. Untuk dapat merasakan kehadiran Tuhan tentunya kita harus memiliki hati yang terbuka agar Tuhan dapat dengan leluasa berkarya di dalam hati kita. 


Dengan demikian kita akan fokus pada arah perjalanan hidup kita sebagai orang beriman dan sekaligus sebagai pengikut Kristus, menjadi gembala umat yang baik bagi sesama dengan penuh kasih. 


Mengimani Kristus berarti menjadi pengikut-Nya yang mempersatukan dan membawa kedamaian. Keselamatan manusia ialah menyatunya manusia dengan Allah dan Kristus.


 Terlebih, apabila kita mau mendengarkan firman Allah, akan berbuah banyak bukan hanya untuk kehidupan kita di dunia ini saja tetapi terutama juga untuk hidup abadi. 


Sebagaimana kita pahami, bahwa Kristus adalah Sang Sabda. Manusia hidup bukan hanya dari roti saja tetapi terutama justru dari sabda Allah, karena tujuan hidup manusia adalah hidup abadi. Dengan melakukan sesuatu sesuai dengan kehendak Kristus, maka manusia membangun dirinya sebagai manusia yang layak diangkat menjadi anak Allah. 


Sebagai gembala, setiap kali melihat umat-Nya berbondong-bondong mendatang Dia, Yesus selalu jatuh hati dan berbelas kasih kasih, bukan hanya melayani mereka dengan mengajar tetapi juga menyembuhkan yang sakit. Apa yang dilakukan Yesus adalah merupakan tanda, bahwa Ia adalah Sang Sabda. 


Selama segala sesuatu, apa pun itu, yang menyenangkan atau yang menyusahkan, yang menyembuhkan atau yang menyakitkan, yang membahayakan atau yang memberi harapan, apabila kita pandang dalam hubungannya dengan Kristus, Sang Sabda, maka semuanya itu merupakan tanda cinta Kristus kepada kita semua.


Bagaimana agar kita dapat memiliki kepekaan akan tanda-tanda Sabda Tuhan? Salah satu yang penting bagi kita orang beriman Kristiani ialah bertekun untuk membaca Kitab Suci, sebab Kitab Suci memuat Sabda Tuhan sekalipun menggunakan bahasa manusia yang tidak lain daripada tanda. 


Apabila kita perhatikan apa yang tertulis dalam Kitab Suci terutama Perjanjian Lama, banyak tulisan yang tampaknya mengenai hal-hal yang biasa terjadi pada manusia tetapi kemudian ditunjukkan kehendak Tuhan dalam peristiwa itu atau bahkan juga perbuatan yang menyebabkan sesuatu terjadi itu memang diperintahkan atau direncanakan oleh Tuhan. 


Maka mampu menangkap peristiwa yang kita alami atau menyaksikan peristiwa yang dialami orang lain sebagai tanda cinta Kristus itu bukan hanya berarti akan mampu mengatasi persoalan-persoalan dalam hidup dan kehidupan kita, tetapi juga akan membahagiakan karena kita merasakan kehadiran Tuhan. Biasanya orang melihat tanda cinta hanya yang menyenangkan saja, padahal tanda cinta dapat berubah-ubah. 


Apabila kita mampu menangkap dari peristiwa apapun sebagai tanda cinta Allah, maka orang akan merasa tenang dan damai yang akhirnya akan membawanya kepada penghayatan makna hidup ini yang sungguh membahagiakan. 


Kuncinya ada pada hati yang positif, hati yang tidak menyimpan segala sesuatu yang sifatnya negatif, hati yang kita jaga kebersihannya, hati yang kita jadikan sebagai kediaman Allah, dan hati yang kita jadikan sebagai panduan hidup kita. Suara hati, kata hati, adalah merupakan suara Allah yang setia mendampingi kita dengan rahmat dan cinta-Nya. 


Kemudian rasul-rasul itu kembali berkumpul dengan Yesus dan memberitahukan kepada-Nya semua yang mereka kerjakan dan ajarkan.


Lalu Ia berkata kepada mereka: "Marilah ke tempat yang sunyi, supaya kita sendirian, dan beristirahatlah seketika!" Sebab memang begitu banyaknya orang yang datang dan yang pergi, sehingga makan pun mereka tidak sempat. Maka berangkatlah mereka untuk mengasingkan diri dengan perahu ke tempat yang sunyi. 


Tetapi pada waktu mereka bertolak banyak orang melihat mereka dan mengetahui tujuan mereka. Dengan mengambil jalan darat segeralah datang orang dari semua kota ke tempat itu sehingga mendahului mereka.


Ketika Yesus mendarat, Ia melihat sejumlah besar orang banyak, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Lalu mulailah Ia mengajarkan banyak hal kepada mereka.  


Ya Tuhan, tolong kami untuk bisa melihat realitas dalam kehidupan kami.  Juga dapat melihat dunia di sekitar kami.  Kami ingin melihat diri kami seperti Engkau sendiri telah melihatnya.   Biarkan kami mengalami Engkau sebagai gembala kami. Amin


1. Diutus dan melaporkan pengutusan.  

Yesus telah mengutus para murid untuk suatu misi. Dan para murid menceritakan dan membagikan pengalaman mereka dengan Kristus. Apa saja yang diceritakan? Tantangan yang mereka hadapi, mukjizat yang mereka alami, kegembiraan di tengah melayani, dan perubahan yang di dalam diri mereka sendiri. 


Seperti para murid, kita perlu mencermati dan merangkum pengalaman harian kita setiap malam saat kita berbagi kegembiraan dan pergumulan kita dalam doa malam kita.  Dengan demikian kita bisa menemukan setiap tanda-tanda penyertaan-Nya di sepanjang hari itu. 


Suatu saat kita mungkin akan berterima kasih atas mukjizat yang kita saksikan; Di hari yang lain, ketika kita merasakan salib yang pedih, kita berterima kasih kepada Yesus atas penderitaan yang Dia izinkan terjadi dalam hidup kita. 


Kita selalu belajar mengungkapkan rasa syukur atas kehadiran-Nya seraya menyadari bahwa kebaikan yang kita lakukan adalah milik-Nya, dan kelemahan serta cedera yang terjadi semata adalah milik kita.


2. Datang dan Istirahat.

Yesus pasti sangat senang saat mendengar cerita dari para murid tentang kegiatan misi mereka tetapi Dia juga tahu pentingnya istirahat. Dia mengundang mereka untuk “pergi dan beristirahat” dengan-Nya. 


Yesus terkadang meminta kita untuk berhenti juga, untuk mengisi ulang baterai spiritual dan emosional kita. Peristirahatan kita mungkin berhenti di saat teduh kita untuk merasakan keheningan yang damai. 


Ada "waktu istirahat" dari komputer dan telepon untuk membaca buku yang bagus, atau untuk jalan-jalan di alam, atau istirahat dengan mata tertutup. Dia meminta kita untuk melakukan semua hal ini "dengan Dia".


3. Hati-Nya Digerakkan oleh Belas Kasihan.

Bayangkan betapa besar kepedulian, kelembutan, dan belas kasih di mata Kristus. Di saat Dia memandang orang banyak yang sangat membutuhkan pengajaran. 


Banyak yang harus Yesus kerjakan untuk orang banyak itu.  Dan sudah tentu hal itu mengecewakannya para murid. Mereka tidak akan ada waktu istirahat untuk saat. 


Namun Tuhan tahu apa yang kita butuhkan setiap saat. Tidak masalah apakah kita secara aktif terlibat dalam kehidupan atau sedang istirahat.  Selama kita berusaha untuk memahami kehendak Tuhan dan bertindak sesuai dengan kehendak-Nya kita masih tergolong murid yang baik.


Berdoa: 

Ya Yesus, terima kasih atas pengalaman cinta dan kelembutan-Mu terhadap kami. Terima kasih telah mendengarkan kami, menerima kami setiap kali kami datang kepada-Mu.  Dan Engkau juga memahami kami sehingga Engkau juga mengundang kami untuk beristirahat di dalam-Mu.


 Beri kami kekuatan untuk terus mencintai dan melayani. Kami hanya ingin menatap mata-Mu.  Dan dari sana kami belajar melihat orang-orang dan kenyataan di sekitar kami seperti yang Engkau lakukan. Buka mata dan hati kami. Terima kasih, Tuhan, atas kasih penggembalaan-Mu.

Thursday, 3 February 2022

Yesus mengutus kedua belas rasul (Markus 6: 7-13 )

Yesus  Mengutus Dua belas  Rasul.


Yesus mengutus kedua belas murid-Nya untuk memberitakan Injil. Mereka diutus tidak jalan sendiri-sendiri melainkan harus dilakukan secara berdua-dua. Itu berarti dalam bentuk komunitas. 


Tiga tugas pokok yang harus mereka kerjakan adalah:  pertama, memaklumkan Kabar Gembira berupa Kerajaan Allah sudah datang dan hadir di tengah kita; untuk itu, mereka mengajak jemaat untuk bertobat dan memperbaharui kehidupan mereka; kedua, membebaskan mereka dari cengkeraman dan pengaruh roh jahat (setan); ketiga, mengurapi orang-orang yang sakit dengan minyak dan menyembuhkan mereka. 


Untuk melaksanakan tugas itu, Yesus telah memberikan bekal yang cukup berupa pendidikan dan pegajaran langsung selama mereka hidup bersama-Nya. Dan secara khusus “Ia memberi mereka kuasa atas roh-roh jahat”; “dan untuk menyembuhkan penyakit-penyakit”. 


Di samping itu Ia juga berpesan kepada mereka “supaya jangan membawa apa-apa dalam perjalanan mereka, kecuali tongkat, roti pun jangan, bekal pun jangan, uang dalam ikat pinggang pun jangan, boleh memakai alas kaki, tetapi jangan memakai dua baju!”. 


Maksud Yesus adalah agar mereka fokus pada tugas-tugas itu dan tidak direpotkan dengan hal-hal sepele. Hal yang sangat penting adalah mereka harus tetap percaya, setia dan hanya mengandalkan Dia.


Dengan pembaptisan berarti kita ikut ambil bagian dalam misi penyelamatan Yesus. Itu berarti kita semua juga terikat pada misi perutusan yang diemban para murid-Nya. Dan medan tugas perutusan kita adalah dalam keluarga, kehidupan menggereja, tempat kerja, sekolah, kampus atau di mana pun aktivitas kita lakukan sesuai dengan talenta kita masing-masing. 


Sesuai dengan pesan Yesus, semangat yang kita kobarkan adalah hidup sederhana, jujur dan setia. Kesederhanaan diwujudkan dalam penampilan, tidak “pamer diri”, pamer kekuasaan atau kekayaan, melainkan dengan rendah hati dan sikap pasrah kepada Tuhan. 


Sebab, Dia-lah satu-satunya Andalan kita!  Semangat kesederhanaan ini sangat urgen dan relevan untuk kehidupan zaman sekarang. Sebab, materialisme dan hedonisme serta kecenderungan untuk “menafikan” peran Tuhan mulai menjangkiti sementara generasi baru kita. Mereka lebih cenderung “mendewakan” teknologi dari pada menyembah Allah sebagai Tuhan mereka.


Panggilan dan perutusan yang diberikan Yesus kepada para murid-Nya tidak berhenti pada peristiwa masa lalu ketika murid pertama diutus. Panggilan dan perutusan tetap berlaku untuk setiap orang beriman Kristiani, terlebih mereka yang persembahan dirinya secara khusus dalam panggilan ini (Imam, Biarawan dan Biarawati). 


Berkat pembaptisan, setiap kita tidak hanya dikuduskan melainkan dipilih dan diutus mengobarkan budaya kebenaran dalam semangat kenabian untuk mewujudkan kekudusan hidup dalam semangat imamat dan membangun persekutuan sebagai citra Allah dalam semangat rajawi.


Tuntutan zaman ini membutuhkan para murid Yesus yang setia pada Sabda Allah yang terwujud dalam hidup yang konkret. Umat membutuhkan seseorang yang bisa diteladani, dicontoh dan bukan hanya yang pandai dan pintar. Ketika dunia berlomba-lomba untuk menumpuk kekayaan, tentunya para Imam dan religius memberikan teladan bagaimana harta benda digunakan untuk berbagai perbuatan kasih dan menolong.


Ketika orang berlomba-lomba mencari hidup yang hedonis dan nyaman, para murid Yesus harus berani menjadi pribadi yang siap berjerih payah. Ugahari akan makanan, pakaian, uang dan fasilitas, kiranya merupakan cara terbaik untuk mengobarkan kembali daya kekuatan Roh yang telah diterimakan dalam tahbisan maupun kaulnya.


Ketika kita dengan tulus dan gembira melayani perutusan-Nya, Tuhan akan menambahkan apa yang kita butuhkan. Kalau kita mencari kesibukan hanya untuk memenuhi keinginan ego kita, rahmat Tuhan akan semakin jauh dari diri dan perutusan kita.


Oleh karena itu, kehadiran kita dalam keluarga, lingkungan kehidupan Gereja maupun masyarakat luas, harus dapat menjadi teladan baik sebagai perwujudan saksi iman, harapan dan kasih Tuhan, saksi damai dan sukacita serta semangat pembaharuan diri melalui pertobatan. Misi perutusan ini sangat penting, melebihi segala bentuk kekayaan lahiriah yang kita miliki. 


Ya Tuhan, aku bersyukur atas panggilan-Mu kepadaku untuk menjadi saksi-Mu pada zaman sekarang. Mampukanlah aku agar aku bisa memenuhi harapan-Mu dan bimbinglah terus aku yang rapuh ini, karena hanya Engkau-lah Andalanku. 



Sabda Tuhan hari ini mengingatkan kita, bahwa kedatangan Kristus ke dunia ini adalah untuk meluruskan dan mengembalikan manusia ke jalan yang benar menuju hidup sejati. Karena kesesatan, kesewenangan manusia yang tidak lagi menghargai kebaikan, kebenaran, dan tidak mau mendengarkan nasihat atau peringatan yang baik.


Kristus adalah Terang yang datang untuk menjadi petunjuk jalan agar manusia hidup dan selamat. Ajakan Kristus untuk bertobat karena Kerajaan Sorga sudah dekat diungkapkan Kristus dengan mengutus dua belas orang untuk memberitakan Injil dan diberi-Nya kuasa atas roh-roh jahat.


Kita ini adalah rasul pada masa sekarang ini. Yesus memilih dan menetapkan kita sebagai rasul adalah untuk menyertai Dia dan untuk diutus-Nya memberitakan Injil yang adalah Kabar Gembira Kerajaan Allah yang menghadirkan kehidupan dan memelihara kehidupan sesama di mana pun kita berada.


 Tugas perutusan bagi kita sebagaimana kita baca dalam bacaan Injil  mengingatkan dan meneguhkan kita untuk mewartakan Injil dalam terang perutusan kemuridan. Kita yakin bahwa menjadi pengikut Kristus adalah suatu panggilan. 


Yesus tentu mempunyai rencana tertentu dengan memanggil kita. Rencana itu mungkin belum jelas bagi kita, namun tentu berkaitan dengan karya keselamatan-Nya. Kita pun dipanggil untuk diutus dan menghasilkan buah.


Panggilan sebagai murid bagi kita adalah sebuah keistimewaan, tetapi sekaligus juga adalah sebuah tantangan. Secara halus Tuhan mengingatkan kita akan tugas perutusan yang selalu kita amini menjelang akhir perayaan Ekaristi. 


Konsekuen dan konsistensi kita, itulah yang Tuhan harapkan dari kita. Kalau kita mau untuk sejenak dalam keheningan merenungkan dalam hati, betapa Allah mencintai dan mendandani kita dengan kebaikan-Nya, kesehatan, kepandaian, dan hidup kita yang kesemuanya adalah hadiah serta bukti cinta Allah bagi kita.


 Begitu sulitkah bagi kita untuk berbagi waktu, hidup, bakat, dan talenta yang ada pada kita cuma-cuma dengan melaksanakan tugas perutusan yang telah Allah berikan kepada kita?. Mengapa hanya sedikit saja dari kita yang mau berjuang dengan menjadi orang baik, bijaksana dan menjadi penghibur bagi sesama kita?. 


Menjadi orang baik, bijaksana, penuh Roh Kudus dan iman hendaknya menjadi sesuatu yang hidup pula di dalam diri kita.


Sekali peristiwa, Yesus memanggil kedua belas murid itu dan mengutus mereka berdua-dua. Ia memberi mereka kuasa atas roh-roh jahat, dan berpesan kepada mereka supaya jangan membawa apa-apa dalam perjalanan mereka, kecuali tongkat, rotipun jangan, bekalpun jangan, uang dalam ikat pinggangpun jangan, boleh memakai alas kaki, tetapi jangan memakai dua baju. 


Kata-Nya selanjutnya kepada mereka: "Kalau di suatu tempat kamu sudah diterima dalam suatu rumah, tinggallah di situ sampai kamu berangkat dari tempat itu. Dan kalau ada suatu tempat yang tidak mau menerima kamu dan kalau mereka tidak mau mendengarkan kamu, keluarlah dari situ dan kebaskanlah debu yang di kakimu sebagai peringatan bagi mereka."


 Lalu pergilah mereka memberitakan bahwa orang harus bertobat, dan mereka mengusir banyak setan, dan mengoles banyak orang sakit dengan minyak dan menyembuhkan mereka.


Injil Lukas 6 : 7-13 "Sekali peristiwa, Yesus memanggil kedua belas murid itu dan mengutus mereka berdua-dua. Ia memberi mereka kuasa atas roh-roh jahat, dan berpesan kepada mereka supaya jangan membawa apa-apa dalam perjalanan mereka, kecuali tongkat, rotipun jangan, bekalpun jangan, uang dalam ikat pinggangpun jangan, boleh memakai alas kaki, tetapi jangan memakai dua baju.


Pewartaan bukan hanya tugas para imam tertahbis. Setiap kita yang sudah dibaptis dalam Yesus Kristus juga mempunyai panggilan dan perutusan yang sama yakni pergi mewartakan Injil Kerajaan Allah. Itulah yang disebut sebagai panggilan kenabian. Menjadi Nabi yang mewaratakan kebenaran Sabda Allah dan memberikan kesaksian hidup atas kasih Allah.


Memang tidak mudah menjadi pewarta Sabda. Ada penerimaan lalu kita akan berbahagia dan pasti ada juga penolakan yang bisa membuat kita lemah, jengkel dan tak berdaya. 


Tapi yakinlah, Tuhan yang mengutus kita dan pasti kita bisa. Tuhan mengutus kita dengan membekali diri kita kemampuan dan daya kekuatan Roh Kudus yang memampukan kita untuk berani maju mewartakan Sabda Allah.


Mengapa kita harus merasul? Itu 'kan tugasnya para pastor, bruder, dan suster. Kita ini sudah hidup susah, kerjaan tak menentu, masih disuruh merasul lagi. Mending kalau ada honor, ini sarana saja tidak disediakan, siapa mau? Yah merasul dianggap tugasnya kaum berjubah saja.


Yesus mengutus kedua belas murid-Nya pergi berdua-dua dengan pesan: "Jangan membawa apa-apa dalam perjalanan". Yesus ingin agar mereka sepenuhnya mengandalkan Allah.


Mereka hanya boleh membawa yang minimal, tongkat dan alas kaki, untuk bergerak cepat. Mereka boleh menerima uluran tangan dari orang yang menawarkan tumpangan, tetapi tak boleh pilih-pilih tumpangan yang enak. Jika ditolak pun mereka harus menerima dengan lapang dada, lalu pergi dan kebaskan debu sebagai peringatan.


Pengebasan debu adalah kebiasaan orang-orang Yahudi yang terpaksa harus melewati daerah orang-orang kafir. Dengan pengebasan itu mereka membuang segala kotoran dari daerah itu yang menajiskan dan mendatangkan hukuman Allah.


Maka sehubungan dengan pengutusan para murid, pengebasan debu merujuk pada peringatan agar orang merenungkan sikapnya dalam menanggapi pemberitaan Injil. Menolak pemberitaan itu berarti menolak tawaran penyelamatan Allah. Untuk itulah Yesus mengutus para murid pergi berdua-dua.


Berdua-dua penting demi terjaminnya kebenaran sebuah kesaksian (bdk Ul 17:6; Bil 35:50). Berdua-dua dapat meringankan beban pekerjaan dan derita kegagalan. Berdua-dua menjauhkan diri dari kesombongan pribadi atas kesuksesan. Warta yang sama dari dua orang pun lebih meyakinkan.


Yesus mengutus para murid pergi merasul berdua-dua, dan tidak melakukannya seorang diri saja. Karena itu, mari kita bekerja sama, baik yang berjubah maupun yang tidak berjubah dalam memberitakan Injil.


Merasul bukan hanya pekerjaan kaum berjubah saja, melainkan menjadi pekerjaan semua murid Kristus dengan lebih mengandalkan bantuan Allah daripada kemampuan sendiri dan kelengkapan sarana.


  •  Renungan   Doa   Buat  Kita.

Allah Bapa kami kekuatan para kudus, Santo Paulus Miki dan teman-temannya Kaupanggil melalui salib kepada kehidupan. Dengarkanlah doa permohonan mereka, agar iman yang kami akui dan kami hayati, juga kami pegang teguh sampai mati.


Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin


  • KARUNIA BERBEDA-BEDA, TETAPI SATU IMAN


1 Korintus 12:3

Karena itu aku mau meyakinkan kamu, bahwa tidak ada seorang pun yang berkata–kata oleh Roh Allah, dapat berkata-kata “Terkutuklah Yesus!” dan tidak ada seorang pun yang dapat mengaku: “Yesus adalah Tuhan” selain oleh Roh Kudus.


Di ayat sebelumnya (Ayat 2), Paulus membedakan keadaan jemaat di Korintus, pada waktu mereka belum mengenal Allah dengan keadaan sesudah mereka di dalam Kristus. 


Dahulu mereka masih menyembah berhala–berhala, yang bisu dan tidak bergerak. Tetapi sekarang, setelah mendengarkan pemberitaan Injil Yesus melalui rasul-Nya dan tuntutan Roh Kudus, mereka hanya menyembah Allah yang benar.


Karena jemaat di Korintus ini masih sangat baru dan muda, maka dalam ayat bacaan kita hari ini Paulus memberikan mereka sebuah pedoman agar mereka tahu tentang sifat orang yang sudah dipenuhi Roh Kudus. Jika seseorang sudah dipenuhi Roh Kudus, pasti dia sudah memiliki hubungan erat dengan Allah.


 Maka jika seseorang menghina Tuhan Yesus atau mengurangi keilahian-Nya dengan berkata: “Terkutuklah Yesus!” pasti perkataan ini tidak diilhami oleh Roh Kudus. Sebaliknya, setiap perkataan yang menyatakan: “Yesus adalah Tuhan”, tentu ia diilhami oleh Roh Kudus.  


Paulus sengaja tidak memakai nama Yesus Kristus melainkan Yesus saja, untuk menunjukkan bahwa Yesus itu sungguh-sungguh 100% manusia dan sungguh-sungguh 100% Tuhan.


Memang pada saat itu orang-orang Yahudi menganggap bahwa orang-orang yang terkutuk adalah orang-orang yang disalibkan. Tetapi Yesus mau disalibkan justru untuk memikul kutukan akibat dosa terhadap manusia sehingga dengan salib-Nya Yesus menebus dan menyelamatkan manusia. 


Itulah yang harus kita pahami dengan jelas. Sehingga walaupun kita memiliki karunia yang berbeda-beda, kita tetap satu Roh yang mengakui Yesus adalah Tuhan yang mengasihi kita. Oleh sebab itu melalui keragaman talenta yang kita miliki, marilah dalam satu iman kita memuliakan Tuhan kita. 


Doa : 

Tuhan, terima kasih atas karunia-karunia yang Engkau berikan kepada kami masing-masing. Tolong ajarkan kami untuk saling mengasihi di dalam satu iman kepada-Mu. 


Wednesday, 2 February 2022

PESTA YESUS DIPERSEMBAHKAN DI BAIT ALLAH /Keluarga Kudus, Yesus, Maria, Yusuf. Lukas 2:22-40


"Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel."


Pesta Yesus Dipersembahkan di Bait Allah. Yosef dan Maria membawa Yesus ke Yerusalem untuk dipersembahkan kepada Tuhan. Pada satu sisi mereka memenuhi hukum Taurat di mana semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah. 


Maka, selain menguduskan Yesus, Yosef dan Maria juga membawa kurban persembahan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati. Pada sisi yang lain, sebenarnya Yesus datang untuk menemui umat yang percaya kepada-Nya. Dialah Al-Masih yang dinanti-nantikan. 


Oleh Roh Kudus, Ia dinyatakan sebagai kemuliaan bagi umat Allah dan cahaya para bangsa. Tuhan datang berseri mulia menerangi mata para abdi-Nya. Simeon yang diperkenankan menggendong Al-Masih adalah lambang umat manusia yang merindukan Sang Penyelamat.


Kata Simeon : "Sekarang Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel.”

 

Kini Kristus telah datang di tengah-tengah kita. Ia senantiasa menerangi jalan bagi keselamatan kita. Tidak ada keraguan lagi bagi kita untuk menyandarkan diri kepada-Nya. 


Mari kita menjumpai Dia, mengelu-elukan Dia sebagai Penyelamat Dunia, dan memuji-Nya bersama para malaikat dan orang-orang kudus.


Lukas 2:22-40  Dan ketika genap waktu pentahiran, menurut hukum Taurat Musa, mereka membawa Dia ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan, seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan: "Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah",  


untuk mempersembahkan korban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati.


Adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh yang menantikan penghiburan bagi Israel. Roh Kudus ada di atasnya.


kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum ia melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan.


Ia datang ke Bait Allah oleh Roh Kudus. Ketika Yesus, Anak itu, dibawa masuk oleh orang tua-Nya untuk melakukan kepada-Nya apa yang ditentukan hukum Taurat. Ia menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil memuji Allah, katanya: 


"Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu,  sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu,  yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa.


yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel."  Dan bapa serta ibu-Nya amat heran akan segala apa yang dikatakan tentang Dia. 


Lalu Simeon memberkati mereka dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu: "Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri  supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang." 


Lagipula di situ ada Hana, seorang nabi perempuan, anak Fanuel dari suku Asyer. Ia sudah sangat lanjut umurnya. Sesudah kawin ia hidup tujuh tahun lamanya bersama suaminya.


sekarang ia janda dan berumur delapan puluh empat tahun. Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa.


Pada ketika itu juga datanglah ia ke situ dan mengucap syukur kepada Allah dan berbicara tentang Anak itu kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem.


setelah selesai semua yang harus dilakukan menurut hukum Tuhan, kembalilah mereka ke kota kediamannya, yaitu kota Nazaret di Galilea. Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya. 



Yesus, bantu kami untuk menemukan-Mu dalam firman-Mu, seperti Simeon dan Hana bertemu dengan-Mu di bait suci. Penuhi kami dengan energi dan kuasa-Mu untuk melayani dan memuliakan-Mu seperti yang mereka lakukan.


1. Pertemuan bangsa Israel dengan Yesus: 

Yusuf dan Maria dengan membawa bayi Yesus datang ke bait suci dalam semangat pengurbanan dan ketaatan. Mereka tiba di bait suci untuk mempersembahkan kurban mereka, sesuai dengan kemampuan mereka.   


Mereka juga menyerahkan putra sulung mereka untuk dikuduskan Allah.  Cerita ini terekam dalam benak Lukas. Bahwa tepat empat puluh hari setelah kelahiran Yesus, Maria dan Yusuf bersiap untuk menyerahkan bayi Yesus  kepada Allah (Lukas 2:22). 


Dengan menyandingkan antara tindakan sederhana dan rendah hati dari kedua orang tua Yesus dan kehadiran Simeon dan Hana di bait suci itu Penginjil Lukas tampaknya ingin menekankan bahwa bait suci itu sendiri sedang menunggu kedatangan Anak itu. Inilah saat ketika Allah menyatakan Kristus, Imam Besar yang sejati (Ibrani 9:11) ke bait suci. 


Ini adalah saat perjumpaan pertama bangda Israel dengan Kristus. Simeon dan Hana mewakili Israel: kedua adiyuswa  Yahudi yang setia ini telah menunggu seumur hidup mereka untuk melihat anak ini yang tiba-tiba dibawa ke hadapan mereka di bait suci. 


Bangsa  Israel telah menunggu dalam sukacita menanti kedatangan Kristus selama ratusan tahun. Seperti yang dinubuatkan Yesaya, bayi Emmanuel (Yesaya 17:14) juga adalah Raja Israel yang benar (lih. Yesaya 9:1-7). 


Seperti nubuat yang telah dijanjikan: “Lihat, Aku menyuruh utusan-Ku, supaya ia mempersiapkan jalan di hadapan-Ku! Dengan mendadak Tuhan yang kamu cari itu akan masuk ke bait-Nya! Malaikat Perjanjian yang kamu kehendaki itu, sesungguhnya, Ia datang, firman TUHAN semesta alam. ” (Maleakhi 3:1). 


2. Pertemuan Simeon:

Tuhan menjanjikan kepada Simeon yang saleh karunia penglihatan: untuk melihat Allah dengan matanya sendiri. Inilah karunia indah yang  akan kita semua alami ketika kita melihat Allah berhadap-hadapan di Surga. Simeon ingin melihat dengan matanya sendiri cahaya yang akan menyinari semua bangsa. 


Dia merindukan Allah untuk datang, membawa belas kasih, keadilan, dan kebenaran-Nya ke dalam dunia. Seperti Ayub, ia rindu melihat Kristus berinkarnasi di bumi: “Tetapi aku tahu: Penebusku hidup, dan akhirnya Ia akan bangkit di atas debu.


 Juga sesudah kulit tubuhku sangat rusak, tanpa dagingku pun aku akan melihat Allah, yang aku sendiri akan melihat memihak kepadaku; mataku sendiri menyaksikan-Nya dan bukan orang lain. Hati sanubariku merana karena rindu. ” (Ayub 19:25-27). 


Simeon menerima berkat memeluk Allah! Simeon juga bertemu Maria dan menawarkan jenis Kabar Sukacita "kedua". Melalui karunia penglihatan rohani dari Allah, ia mengumumkan misi sejati Yesus di kayu salib dan bahwa Maria akan memiliki bagiannya sendiri dalam penderitaan salib. Kita yang adalah murid-murid Kristus juga akan mengambil bagian dalam penderitaan penebusan-Nya.


3. Pertemuan Hana:

Hana adalah seorang wanita yang menginspirasi  kebajikan heroik. Dia dikenal sebagai seorang nabiah, yang berarti dia juga diberkati dengan penglihatan spiritual. Lukas menyebutkan bahwa dia dari suku  Asyer. 


Dia telah menikah dan menjanda, kemudian menghabiskan hidupnya melayani Allah di bait suci, terus-menerus beribadah, berdoa, berpuasa, dan menanti Mesias. Ketika dia melihat Yesus, dia tahu bahwa itu adalah waktu kunjungan Allah. Dia tidak seperti banyak orang Israel, yang “tidak mengenal waktu kedatangan Allah” (Lukas 19:44). 


Ketika dia bertemu Yesus, dia segera mengambil peran kenabiannya: "Dan pada ketika itu juga datanglah ia ke situ dan mengucap syukur kepada Allah dan berbicara tentang Anak itu kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem." (Lukas 2:38). 


Apakah kita memiliki keyakinan seperti Hana yang penuh harapan kepada Allah? Bagaimana kita bertemu Kristus dalam doa dan pelayanan dan kemudian membiarkan orang lain bertemu Kristus melalui kita?


Luk 2:22 Dan ketika genap waktu pentahiran, menurut hukum Taurat Musa, mereka membawa Dia ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan,


Luk 2:23 seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan: "Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah",


Luk 2:24 dan untuk mempersembahkan korban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati.


Luk 2:25 Adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh yang menantikan penghiburan bagi Israel. Roh Kudus ada di atasnya,


Luk 2:26 dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum ia melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan.


Luk 2:27 Ia datang ke Bait Allah oleh Roh Kudus. Ketika Yesus, Anak itu, dibawa masuk oleh orang tua-Nya untuk melakukan kepada-Nya apa yang ditentukan hukum Taurat,


Luk 2:28 ia menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil memuji Allah, katanya:


Luk 2:29 "Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu,


Luk 2:30 sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu,


Luk 2:31 yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa,


Luk 2:32 yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel."


Luk 2:33 Dan bapa serta ibu-Nya amat heran akan segala apa yang dikatakan tentang Dia.


Luk 2:34 Lalu Simeon memberkati mereka dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu: "Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan


Luk 2:35 ?dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri?,supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang."


Luk 2:36 Lagipula di situ ada Hana, seorang nabi perempuan, anak Fanuel dari suku Asyer. Ia sudah sangat lanjut umurnya. Sesudah kawin ia hidup tujuh tahun lamanya bersama suaminya,


Luk 2:37 dan sekarang ia janda dan berumur delapan puluh empat tahun. Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa.


Luk 2:38 Dan pada ketika itu juga datanglah ia ke situ dan mengucap syukur kepada Allah dan berbicara tentang Anak itu kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem.


Luk 2:39 Dan setelah selesai semua yang harus dilakukan menurut hukum Tuhan, kembalilah mereka ke kota kediamannya, yaitu kota Nazaret di Galilea.


Luk 2:40 Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya.


  • Renungan Untuk Kita Sebagai Orang Tua.

Peran orangtua sangatlah penting dalam pendidikan anak. Model pendidikan yang terbaik adalah lewat cara hidup orangtua. Dalam mana, orangtua melakukan dan menghidupi cara hidup yang positif, dan anak-anak melihat, belajar, dan kelak mengikuti cara hidup yang sama. 


Hari ini kita merayakan Pesta Yesus Dipersembahkan di Bait Allah. Dalam bacaan injil hari ini, kita bisa merenungkan salah satu aspek dari peran Yosef dan Maria sebagai orangtua Yesus. Mereka mempersembahkan Tuhan Yesus di bait Allah sebagai cara mereka mentaati aturan agama dan tradisi setempat.


 Lebih jauh, ini merupakan cara mereka untuk mengajari anak mereka, Yesus tentang cara hidup beragama. Selain itu, ini juga menegaskan tentang status Tuhan Yesus sebagai Putera Allah dan Penyelamat yang merupakan persembahan Allah untuk dunia dan kelak mempersembahkan Diri-Nya demi pembebasan umat manusia dari belenggu dosa. 


  • Marilah kita  Berdoa:

 Yesus, kami kagum pada kedatangan-Mu kepada kami dalam sejarah, seperti dalam perikop Injil ini. Kami heran Engkau berkenan datang kepada kami untuk menyelamatkan kami.  


Kami kagum akan belas kasih-Mu yang besar.  Itu semua menginspirasi dan memimpin hidup kami sama seperti  Roh Kudus-Mu telah memimpin Simeon dan Hana. Penuhi kami dengan semangat dan ketekunan untuk membangun Kerajaan Surga-Mu, dan bersiaplah untuk kedatangan-Mu.  Amin 

Tuesday, 1 February 2022

IMANMU TELAH MENYELAMATKAN ENGKAU. SEMBUHLAH DARI PENYAKITMU ( Markus 5 : 21-43 )




Kisahnya mengharukan mengenai kesembuhan seorang perempuan dari sakit pendarahan yang terbingkai dalam kisah Yesus menghidupkan kembali anak perempuan Yairus.


Kedua peristiwa ini terjalin satu sama lain lewat harapan yang kuat dan penuh kepercayaan dari orang-orang yang mendekatkan diri kepada Yesus, baik Yairus maupun perempuan tadi. Kekuatan penyembuh dari Yesus tidak bisa tinggal diam di hadapan harapan yang sebesar itu dan kepercayaan yang selugu itu.


Segala sesuatu, jika dilakukan dalam iman, akan mendatangkan kemenangan meski tampaknya kita kalah secara duniawi. Orang yang mempunyai relasi spiritual dengan Yesus akan lebih kuat dan tangguh dalam menjalani hidup. 


Jangan berkata sama antara orang yang sering berdoa dengan yang tidak pernah berdoa atau ke gereja. Hidup bukan hanya melakukan perbuatan baik tetapi mendasarkan perbuatan baik itu dalam Tuhan supaya sukacita kita menjadi penuh dan sempurna.


Yairus mengesampingkan statusnya sebagai pejabat sinagoga dan datang kepada Yesus, memohon untuk nyawa putrinya. Saat kita merenungkan kisah ini, ada dua hal muncul dalam benak kita. Tidak peduli seberapa banyak kita telah memberontak melawan Tuhan dan seberapa jauh kita telah berpaling dari-Nya, Tuhan tetap mengasihi kita dan mencari agar kita kembali kepada-Nya.


Tuhan ingin menyembuhkan kita dari kelemahan fisik dan membersihkan hati kita dari dosa sehingga kita benar-benar menjalani hidup ini di dalam Dia. Yesus datang untuk menyelamatkan kita dan memulihkan persekutuan hidup kita di dalam Tuhan. Mari kita berdoa agar Tuhan meneguhkan iman kita yang percaya akan kuasa-Nya. Percayalah bahwa mukjizat Tuhan masih ada hingga saat ini. 



Sesudah Yesus menyeberang lagi dengan perahu, orang banyak berbondong-bondong datang lalu mengerumuni Dia. Sedang Ia berada di tepi danau, Datanglah seorang kepala rumah ibadat yang bernama Yairus. Ketika ia melihat Yesus, tersungkurlah ia di depan kaki-Nya 


memohon dengan sangat kepada-Nya: "Anakku perempuan sedang sakit, hampir mati, datanglah kiranya dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, supaya ia selamat dan tetap hidup." (Yairus percaya bahwa Yesus adalah sang Mesias yang berkuasa menyembuhkan segala penyakit, bahkan hanya dengan jamahan tangan-Nya — seperti yang dinubuatkan di Yesaya 29:18-19, Yesaya 35:5-6, Yesaya 61:1.)


Lalu pergilah Yesus dengan orang itu. Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia dan berdesak-desakan di dekat-Nya.


Disitu seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan. (Ia mengalami pendarahan kronis yang disebabkan oleh semacam tumor.) 


Ia telah berulang-ulang diobati oleh berbagai tabib, sehingga telah dihabiskannya semua uang yang ada padanya, namun sama sekali tidak ada faedahnya malah sebaliknya keadaannya makin memburuk. (Penyakitnya tidak bisa disembuhkan, bahkan ia menjadi bangkrut karena uangnya habis untuk biaya berobat.)


Dia sudah mendengar berita-berita tentang Yesus, maka di tengah-tengah orang banyak itu ia mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jubah-Nya.


Sebab katanya: "Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh." (Perempuan ini percaya bahwa Yesus adalah sang Mesias yang berkuasa menyembuhkan segala penyakit, bahkan hanya dengan satu jamahan pada jubah-Nya — kenyataannya: sang Mesias berkuasa menyembuhkan bahkan tanpa kontak fisik sedikit pun — Lukas 7:7.)


Seketika itu juga berhentilah pendarahannya dan ia merasa, bahwa badannya sudah sembuh dari penyakitnya. (Enam ciri khas mujizat kesembuhan Yesus: 1. Yesus menyembuhkan dengan kata-kata dan/atau jamahan;

 2. Yesus menyembuhkan dengan seketika

3. Yesus menyembuhkan dengan sempurna  100% sembuh saat itu juga

;4. Yesus menyembuhkan semua yang datang kepada-Nya, tidak ada yang pulang masih lumpuh, tuli, atau buta;

 5. Yesus menyembuhkan penyakit-penyakit yang tak mungkin bisa diobati  Ia menumbuhkan kembali jari-jari yang sudah putus karena kusta; Ia membuat orang yang lumpuh total berjalan dengan sempurna; Ia menciptakan dua bola mata baru 'ex nihilo' bagi orang yang buta sejak lahir

6. Yesus membangkitkan orang yang sudah mati, bahkan mayat yang sudah membusuk empat hari lamanya.) 


Pada ketika itu juga Yesus mengetahui, bahwa ada tenaga yang keluar dari diri-Nya, lalu Ia berpaling di tengah orang banyak dan bertanya: "Siapa yang menjamah jubah-Ku?" (Semua kuasa dari diri Yesus hanya keluar atas kendali-Nya secara penuh, karena Ia mengizinkannya.


Yesus tahu pasti siapa yang menjamah jubah-Nya — Ia bahkan tahu pasti segala sesuatu tentang perempuan ini, sebab Yesus lah yang menciptakan dia .


 Yesus sengaja bertanya agar perempuan itu tampil dan memuliakan Tuhan dengan kesaksiannya 


 Kolose 1:16-17: Karena oleh Kristuslah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan melalui Kristus dan untuk Kristus. Kristus ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada karena Kristus yang mengendalikan segalanya.)


Murid-murid-Nya menjawab: "Engkau melihat bagaimana orang-orang ini berdesak-desakan dekat-Mu, dan Engkau bertanya: Siapa yang menjamah Aku?"


Lalu Ia memandang sekeliling-Nya untuk melihat siapa yang telah melakukan hal itu . Perempuan itu, yang menjadi takut dan gemetar ketika mengetahui apa yang telah terjadi atas dirinya, tampil dan tersungkur di depan Yesus dan dengan tulus memberitahukan segala sesuatu kepada-Nya.


Maka kata-Nya kepada perempuan itu: "Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau. Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu!" (Yesus memanggilnya "anak-Ku

satu penegasan langsung dari mulut Tuhan bahwa perempuan ini adalah warga dan pemilik Kerajaan Sorga 


 bukan saja penyakitnya disembuhkan, tetapi yang lebih utama, jiwanya pun diselamatkan 


 jutaan mujizat yang Yesus lakukan selama lebih dari 3 tahun pelayanan-Nya di bumi adalah untuk membuktikan bahwa Dialah sang Mesias yang dinubuatkan oleh nabi-nabi Tuhan.) 


Ketika Yesus masih berbicara datanglah orang dari keluarga kepala rumah ibadat itu dan berkata: "Anakmu sudah mati, apa perlunya lagi engkau menyusah-nyusahkan Guru?"


Tetapi Yesus tidak menghiraukan perkataan mereka dan berkata kepada kepala rumah ibadat: "Jangan takut, percaya saja!" (Yohanes 5:17-23 memuat pernyataan Yesus bahwa Ia setara dengan Tuhan Bapa dalam: pribadi, karya, kuasa dan kedaulatan, hak atas penghakiman, dan kemuliaan .


Dikatakan di ayat 21: sama seperti Bapa membangkitkan orang-orang mati dan menghidupkannya, demikian juga Anak menghidupkan siapa pun yang dikehendaki-Nya. 


Yesaya 26:19: Ya, YAHWE, orang-orang-Mu yang mati akan hidup pula, mayat-mayat mereka akan bangkit pula. Hai orang-orang yang sudah dikubur di dalam tanah bangkitlah dan bersorak-sorai! Sebab embun YAHWE ialah embun terang, dan bumi akan melahirkan arwah kembali.) 


Lalu Yesus tidak memperbolehkan seorang pun ikut serta, kecuali Petrus, Yakobus dan Yohanes, saudara Yakobus.


Mereka tiba di rumah kepala rumah ibadat, dan di sana dilihat-Nya orang-orang ribut, menangis dan meratap dengan suara nyaring. (Ritual dukacita orang Yahudi melibatkan peratap-peratap bayaran yang disewa untuk berteriak-teriak dan menangis di lokasi persemayaman jenazah.)


Sesudah Ia masuk Ia berkata kepada orang-orang itu: "Mengapa kamu ribut dan menangis? Anak ini tidak mati, tetapi tidur!"


Tetapi mereka menertawakan Dia. Maka diusir-Nya semua orang itu, lalu dibawa-Nya ayah dan ibu anak itu dan mereka yang bersama-sama dengan Dia masuk ke kamar anak itu.


Lalu dipegang-Nya tangan anak itu, kata-Nya: "Talita kum," yang berarti: "Hai anak, Aku berkata kepadamu, bangunlah!" 


(Injil Markus adalah injil yang pertama dituliskan — dan Markus adalah satu-satunya dari keempat penulis Injil yang menyertakan ucapan-ucapan Yesus dalam bahasa aslinya, yaitu Bahasa Aram 


 "Talita" artinya adalah "anak domba betina," panggilan sayang untuk anak perempuan — "kum" adalah satu perintah: "bangkitlah" — satu penegasan langsung dari mulut Tuhan bahwa anak perempuan ini adalah domba milik-Nya, sekaligus warga dan pemilik Kerajaan Sorga 


Yohanes 10:27-30: "Domba-domba-Ku pasti mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku, dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorang pun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku. Bapa-Ku, yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar dari pada siapa pun, dan seorang pun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa. Aku dan Bapa adalah satu.") 


Seketika itu juga anak itu bangkit berdiri dan berjalan ke sini dan ke sana, sebab umurnya sudah dua belas tahun. Semua orang yang hadir sangat takjub.


Dengan sangat Ia berpesan kepada mereka, supaya jangan seorang pun mengetahui hal itu, lalu Ia menyuruh mereka memberi anak itu makan. (Tentu cepat atau lambat kabar ini akan membuat masyarakat sekitar menjadi gempar — tetapi Yesus berpesan demikian untuk mencegah musuh-musuh-Nya mencari dan membunuh Dia sebelum waktunya.)


Yairus percaya bahwa Yesus adalah sang Mesias yang berkuasa menyembuhkan segala penyakit, bahkan hanya dengan jamahan tangan-Nya. 


Yairus diselamatkan. 

Perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan itu juga percaya bahwa Yesus adalah sang Mesias yang berkuasa menyembuhkan segala penyakit, bahkan hanya dengan satu jamahan pada jubah-Nya.


Perempuan itu juga diselamatkan. 

Tetapi "Talita" anak perempuan Yairus  bukankah ketika itu dia sudah mati? Bagaimana dia bisa percaya bahwa Yesus adalah sang Mesias yang berkuasa membangkitkan dia dari kematiannya  bahkan menyelamatkan jiwanya? 


Sebab di dalam Kristus, Tuhan telah memilih kita (semua umat pilihan — dan "khusus hanya" umat pilihan) sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya.


Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya,


supaya terpujilah kasih karunia-Nya yang mulia, yang dikaruniakan-Nya kepada kita di dalam Kristus, yang dikasihi-Nya.


Tuhan sudah menetapkan sebelum dunia dijadikan, jauh sebelum Talita diciptakan, bahwa Talita akan diselamatkan. 


Tidak ada seorang pun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman.


Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang.


Bagaimana orang berdosa yang layak masuk neraka bisa diselamatkan dan menjadi warga Kerajaan Sorga?


Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Tuhan, 


itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri. 


Karena kita ini buatan Tuhan, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Tuhan sebelum dunia dijadikan. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.


"Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh."


Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara. 


Sekali peristiwa, sesudah Yesus menyeberang lagi dengan perahu, orang banyak berbondong-bondong datang lalu mengerumuni Dia. Sedang Ia berada di tepi danau, datanglah seorang kepala rumah ibadat yang bernama Yairus.


Ketika ia melihat Yesus, tersungkurlah ia di depan kaki-Nya dan memohon dengan sangat kepada-Nya: “Anakku perempuan sedang sakit, hampir mati, datanglah kiranya dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, supaya ia selamat dan tetap hidup.”


Lalu pergilah Yesus dengan orang itu. Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia dan berdesak-desakan di dekat-Nya. Adalah di situ seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan.


Ia telah berulang-ulang diobati oleh berbagai tabib, sehingga telah dihabiskannya semua yang ada padanya, namun sama sekali tidak ada faedahnya malah sebaliknya keadaannya makin memburuk.


Dia sudah mendengar berita-berita tentang Yesus, maka di tengah-tengah orang banyak itu ia mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jubah-Nya.


Sebab katanya: “Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh.”Seketika itu juga berhentilah pendarahannya dan ia merasa, bahwa badannya sudah sembuh dari penyakitnya.


Pada ketika itu juga Yesus mengetahui, bahwa ada tenaga yang keluar dari diri-Nya, lalu Ia berpaling di tengah orang banyak dan bertanya: “Siapa yang menjamah jubah-Ku?”


Murid-murid-Nya menjawab: “Engkau melihat bagaimana orang-orang ini berdesak-desakan dekat-Mu, dan Engkau bertanya: Siapa yang menjamah Aku?”


Lalu Ia memandang sekeliling-Nya untuk melihat siapa yang telah melakukan hal itu. Perempuan itu, yang menjadi takut dan gemetar ketika mengetahui apa yang telah terjadi atas dirinya, tampil dan tersungkur di depan Yesus dan dengan tulus memberitahukan segala sesuatu kepada-Nya. Maka kata-Nya kepada perempuan itu: “Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau.


Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu!” Ketika Yesus masih berbicara datanglah orang dari keluarga kepala rumah ibadat itu dan berkata: “Anakmu sudah mati, apa perlunya lagi engkau menyusah-nyusahkan Guru?”


Tetapi Yesus tidak menghiraukan perkataan mereka dan berkata kepada kepala rumah ibadat: “Jangan takut, percaya saja!”


Lalu Yesus tidak memperbolehkan seorangpun ikut serta, kecuali Petrus, Yakobus dan Yohanes, saudara Yakobus. Mereka tiba di rumah kepala rumah ibadat, dan di sana dilihat-Nya orang-orang ribut, menangis dan meratap dengan suara nyaring.


Sesudah Ia masuk Ia berkata kepada orang-orang itu: “Mengapa kamu ribut dan menangis? Anak ini tidak mati, tetapi tidur!” Tetapi mereka menertawakan Dia. Maka diusir-Nya semua orang itu, lalu dibawa-Nya ayah dan ibu anak itu dan mereka yang bersama-sama dengan Dia masuk ke kamar anak itu. Lalu dipegang-Nya tangan anak itu, kata-Nya: “Talita kum,” yang berarti: “Hai anak, Aku berkata kepadamu, bangunlah!” Seketika itu juga anak itu bangkit berdiri dan berjalan, sebab umurnya sudah dua belas tahun. Semua orang yang hadir sangat takjub.


Setiap hari, kita menggunakan dan mengeluarkan banyak tenaga untuk beraktivitas.  Kita bahagia ketika tenaga yang kita keluarkan menghasilkan hal-hal baik yang berguna bagi sesama. Dalam kisah Injil hari ini,   ditegaskan bahwa segala daya dan tenaga yang keluar dari tubuh Tuhan Yesus selalu menghasilkan kesembuhan, kehidupan dan keselamatan. Semoga kita menggunakan daya pikir dan tenaga kita untuk mendatangkan kebaikan,  kesembuhan dan kesejahteraan. Hidup dan tenaga kita adalah anugerah dari Tuhan yang menjadi saluran berkat bagi dunia. 


Orang boleh saja berani mati, tidak takut menempuh bahaya, bahkan mendaki gunung tertinggi. Namun ketika berhadapan dengan sakit, maka segala nyalinya runtuh, bagaikan gundukan pasir diterjang air bah


Orang akan berusaha sekuat tenaga untuk kesembuhan, kadang harus menempuh tindakan irasional


My beloved mother  pernah mengatakan "teken jangga, suku jaja = tongkat  leher, berkaki dada". Ungkapan usaha sekuat tenaga, apapun akan ditempuh


Yesus berada di pantai danau Galilea


Diantara kerumunan itu ada seorang perempuan yang menderita penyakit pendarahan, semacam haid yang berkepanjangan dan tidak teratur. Ada hal penting yang jelas bagi pembaca waktu itu walaupun tidak dituliskan dalam kisah ini


Menurut hukum agama Yahudi, perempuan dalam keadaan ini dianggap menajiskan tempat yang dipakainya berbaring atau tikar akan ikut najis


Mereka harus menjalankan upacara pembersihan diri. Lihat peraturan yang terperinci dalam Imamat 15 : 25 – 30


Jadi perempuan itu harus disingkiri dan dijauhi. Boleh jadi juga ia sendiri memisahkan diri. Hidupnya terkucil. Ia sudah menerima nasib. Putus asa. 


Tidak ada tabib yang dapat menyembuhkannya dan uangnya sudah habis dipakai berobat. Tetapi kali ini ada sesuatu yang lain. Banyak telah didengarnya mengenai Yesus.


Dengan menjamah jubah Yesus, perempuan tadi sembuh. Imannya telah menyelamatkan dan memberi kesembuhan


Sebelumnya seorang kepala rumah Ibadat bernama Yairus datang, tersungkur di depan Yesus dan memohon supaya Yesus dapat meletakkan tangan dan menyembuhkan anaknya yang sakit dan hampir mati


Ia berharap agar dengan meletakkan tangan, Yesus dapat menyembuhkan anak itu. Tetapi orang-orang datang dan mengatakan bahwa anak itu sudah mati.


Yesus pun pergi rumah itu, menegur orang-orang yang menangis dan mengatakan kepada anak itu: Telita qum artinya hai anakKu, aku berkata kepadamu bangunlah!. 


Bacaan Injil membantu kita untuk mengerti tentang bagaimana sikap batin kita di hadapan Allah. Dengan tidak perlu memandang status social kita perlu tersungkur di depan Yesus  dan meletakkan semua harapan dan semua persoalan hidup padaNya


Kepala rumah ibadat dan perempuan yang sakit pendarahan memberi contoh yang baik bagaimana memiliki iman dan harapan pada Yesus untuk mencurahkan kasihNya


Iman orang tua ini berdampak positif yaitu menyembuhkan dan membangkitkan anak perempuannya yang berusia 12 tahun


Iman dan harapan juga membuat kuasa Tuhan mengalir walaupun lewat ujung jubah yang dapat menyembuhkan ibu yang sakit. Kuasa kasih Yesus tercurah semuanya bagi orang yang percaya dan berharap kepadaNya

 

Sabda Tuhan  membuat kita bertumbuh dalam rasa solidaritas dengan sesama manusia. Allah begitu solider sehingga melalui Yesus, Beliau  memberi hidup baru kepada umatNya


Markus 5:34 Maka kata-Nya kepada perempuan itu: "Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau. Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu!"


Yesus berada di kerumunan orang banyak hanya karena dia sedang dalam perjalanan untuk menyembuhkan putri seorang pemimpin sinagoga yang memohon agar Yesus mengasihani anaknya yang sekarat. Tiba-tiba Dia bertanya “Siapa yang menyentuh saya?”.


Ya, itulah pertanyaan Yesus. Dia merasakan sesuatu yang sangat berbeda dari sentuhan normal kerumunan pada bagian tubuhnya. Dia merasa bahwa “kekuatan telah keluar darinya” (ayat 30). 


Dia merasakan bahwa seseorang telah menyentuh pakaiannya dengan maksud tertentu. Meskipun pada saat itu para murid tidak mengetahui apa yang telah terjadi. Tampaknya seorang wanita menjangkau jubah Yesus, tetapi melakukannya secara diam-diam karena kondisinya dan takut akan dipermalukan. 


Wanita ini telah menderita sakit pendarahan yang parah selama 12 tahun dan telah menghabiskan segalanya untuk mendapatkan kesembuhan kepada ahlinya, tapi kondisi malah semakin memburuk. Sekarang dia kehabisan pilihan, tetapi saat itulah dia mendengar bahwa Yesus akan datang ke kota. 


Dia memutuskan bahwa jika dia bisa menyentuh pakaiannya, dia akan sembuh. Dengan susah payah dia muncul di belakang Yesus, dan menyentuh jubahNya. Seketika, pendarahan berhenti dan penderitaannya pun berakhir.


Yesus tidak mempermalukannya. Sebaliknya, Dia memberinya lebih banyak hadiah daripada yang bisa dia bayangkan.


Pertama, Yesus memanggilnya "anak ku". Dia adalah satu-satunya orang dalam Perjanjian Baru yang dipanggil anak perempuan oleh Yesus. Ini berarti dia sekarang berada di bawah perawatan dan perlindungan-Nya.  Yesus tidak akan merendahkannya, seperti yang perempuan itu sangka. Dia akan mengklaimnya sebagai milik-Nya. 


Selanjutnya, Dia menegaskan dan memuji imannya kepada orang banyak. Kita tidak tahu seberapa besar kepercayaannya pada kuasa Yesus telah dinodai oleh kepercayaan magic, tetapi Yesus tidak peduli. Imannya mungkin tidak sempurna, tetapi itu ditujukan pada sasaran yang benar: Tuhan dan janji-janji-Nya. Dia melihat Yesus, dia tahu dia membutuhkan Dia, dan dia memiliki keberanian untuk mengklaim Dia.


Akhirnya, Dia memberinya kedamaian. Frasa "go in peace” terjemahan KJV yang berarti pergilah dengan damai, sering digunakan dalam Perjanjian Lama sebagai berkat atas tindakan dan niat orang lain (Keluaran 4:18; Hakim 18: 6; 1 Samuel 1:17; 20:42).  Dia memberkati dan menegaskan tindakan yang sebelumnya ketakutan dan hina.


Wanita dengan pendarahan menunjukkan kepada kita bahwa tidak peduli apakah kita membutuhkan kesembuhan, Yesus tidak malu untuk menanggapi. Panjangnya krisis penderitaan kita, cemooh yang mungkin kita alami karena kondisi fisik kita — Yesus tidak peduli. Dia mungkin tidak menyembuhkan kita secara fisik, tetapi jika kita menjangkau Dia dengan iman, Dia selalu bersedia untuk mengklaim kita sebagai milik-Nya, anak-Nya.


Markus 5:21-43 (Tuhan Tempat Perlindungan) Alkitab katakan bahwa Tuhan adalah Gunung batu dan Kota Benteng yang teguh, hal ini menyiratkan bahwa Tuhan adalah tempat perlindungan yang kuat bagi manusia. 


Demikianlah apa yang dilakukan oleh Yairus, seorang kepala rumah ibadat dan perempuan yang telah pendarahan selama 12 tahun yang dikisahkan dalam perikop bacaan alkitab ini. Mereka benar-benar menjadikan Tuhan Yesus sebagai tempat perlindungannya. 


Inilah beberapa hal yang menjadi bagian kita jika Tuhan adalah Tempat Perlindungan bagi kita:

 ⁃ KITA HARUS DATANG KEPADA-NYA.                                                                                                 seperti Yairus dan perempuan tsb yang datang menghampiri Tuhan Yesus untuk memohonkan pertolongan dari-Nya, demikianpun seharusnya dengan kita. Kesungguhan hati kita untuk datang kepada-Nya menunjukkan bahwa kita benar2 berharap dan percaya kepada Tuhan. Tidak mencari pertolongan dari kuasa ilah lain atau dari orang lain. 


 ⁃ KITA HARUS SUNGGUH-SUNGGUH PERCAYA KEPADA-NYA.                                                                                                               percaya saja belumlah cukup, tetapi sungguh-sungguh mempercayai-Nya bhw IA sanggup dan mau memberikan pertolongan bagi kita. Sebab jika hanya percaya maka bisa saja digoyahkan kepercayaan tsb saat fakta berkata lain dengan apa yang kita harapkan. 


Seperti Yairus ini, orang2nya menyampaikan pesan bahwa anaknya telah mati. Maka disinilah letak titik goyahnya bisa sangat mungkin terjadi. Tetapi Yesus berkata “Jangan takut, percaya saja!”.  Artinya Tuhan Yesus mau supaya Yairus sungguh-sungguh percaya kepada-Nya bahwa semuanya akan baik. 


Jika saat ini kita mulai merasa bimbang karena apa yang kita doakan dan harapkan belum juga ada titik terangnya, maka Tuhanpun mau supaya kita tetap mempercayai-Nya sungguh-sungguh. Sebab Tuhan punya WAKTU dan CARA yang paling baik untuk menjawab doa kita.


 ⁃ TIDAK ADA KATA TERLAMBAT BAGI TUHAN.                             

 bagi Yairus, kematian anaknya akan menghilangkan pengharapannya, sebab sudah terlambat untuk menolongnya. Bagi perempuan yang alami pendarahan ini, 12 tahun adalah waktu yang sangat panjang utk hidup dalam penderitaan bahkan sampai hartanya habis, maka hal ini akan menghilangkan pengharapannya utk sembuh. Tetapi bagi Tuhan semuanya itu tidak terlambat. 


Sebab diwaktu yang tepat itulah kemuliaan-Nya nyata atas mereka. Ini artinya Tuhan adalah tempat perlindungan yang tepat bagi kita sebab akan selalu ada pengharapan di dalam Yesus.

Our Blog

55 Cups
Average weekly coffee drank
9000 Lines
Average weekly lines of code
400 Customers
Average yearly happy clients

Our Team

Tim Malkovic
CEO
David Bell
Creative Designer
Eve Stinger
Sales Manager
Will Peters
Developer

Contact

Talk to us

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit. Dolores iusto fugit esse soluta quae debitis quibusdam harum voluptatem, maxime, aliquam sequi. Tempora ipsum magni unde velit corporis fuga, necessitatibus blanditiis.

Address:

9983 City name, Street name, 232 Apartment C

Work Time:

Monday - Friday from 9am to 5pm

Phone:

595 12 34 567

Search This Blog

Powered by Blogger.

informasi pendidikan

Apa Perbedaan Agama dan spiritualitas

Menurut pandangan saya, agama dan spiritualitas adalah dua konsep yang berbeda meskipun terkait erat. Agama adalah pengorganisasian gagasan-...