We Are Creative Design Agency

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit. Illum, fuga, consectetur sequi consequuntur nisi placeat ullam maiores perferendis. Quod, nihil reiciendis saepe optio libero minus et beatae ipsam reprehenderit sequi.

Find Out More Purchase Theme

Our Services

Lovely Design

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Praesent feugiat tellus eget libero pretium, sollicitudin feugiat libero.

Read More

Great Concept

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Praesent feugiat tellus eget libero pretium, sollicitudin feugiat libero.

Read More

Development

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Praesent feugiat tellus eget libero pretium, sollicitudin feugiat libero.

Read More

User Friendly

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Praesent feugiat tellus eget libero pretium, sollicitudin feugiat libero.

Read More

Recent Work

Thursday, 3 February 2022

Yesus mengutus kedua belas rasul (Markus 6: 7-13 )

Yesus  Mengutus Dua belas  Rasul.


Yesus mengutus kedua belas murid-Nya untuk memberitakan Injil. Mereka diutus tidak jalan sendiri-sendiri melainkan harus dilakukan secara berdua-dua. Itu berarti dalam bentuk komunitas. 


Tiga tugas pokok yang harus mereka kerjakan adalah:  pertama, memaklumkan Kabar Gembira berupa Kerajaan Allah sudah datang dan hadir di tengah kita; untuk itu, mereka mengajak jemaat untuk bertobat dan memperbaharui kehidupan mereka; kedua, membebaskan mereka dari cengkeraman dan pengaruh roh jahat (setan); ketiga, mengurapi orang-orang yang sakit dengan minyak dan menyembuhkan mereka. 


Untuk melaksanakan tugas itu, Yesus telah memberikan bekal yang cukup berupa pendidikan dan pegajaran langsung selama mereka hidup bersama-Nya. Dan secara khusus “Ia memberi mereka kuasa atas roh-roh jahat”; “dan untuk menyembuhkan penyakit-penyakit”. 


Di samping itu Ia juga berpesan kepada mereka “supaya jangan membawa apa-apa dalam perjalanan mereka, kecuali tongkat, roti pun jangan, bekal pun jangan, uang dalam ikat pinggang pun jangan, boleh memakai alas kaki, tetapi jangan memakai dua baju!”. 


Maksud Yesus adalah agar mereka fokus pada tugas-tugas itu dan tidak direpotkan dengan hal-hal sepele. Hal yang sangat penting adalah mereka harus tetap percaya, setia dan hanya mengandalkan Dia.


Dengan pembaptisan berarti kita ikut ambil bagian dalam misi penyelamatan Yesus. Itu berarti kita semua juga terikat pada misi perutusan yang diemban para murid-Nya. Dan medan tugas perutusan kita adalah dalam keluarga, kehidupan menggereja, tempat kerja, sekolah, kampus atau di mana pun aktivitas kita lakukan sesuai dengan talenta kita masing-masing. 


Sesuai dengan pesan Yesus, semangat yang kita kobarkan adalah hidup sederhana, jujur dan setia. Kesederhanaan diwujudkan dalam penampilan, tidak “pamer diri”, pamer kekuasaan atau kekayaan, melainkan dengan rendah hati dan sikap pasrah kepada Tuhan. 


Sebab, Dia-lah satu-satunya Andalan kita!  Semangat kesederhanaan ini sangat urgen dan relevan untuk kehidupan zaman sekarang. Sebab, materialisme dan hedonisme serta kecenderungan untuk “menafikan” peran Tuhan mulai menjangkiti sementara generasi baru kita. Mereka lebih cenderung “mendewakan” teknologi dari pada menyembah Allah sebagai Tuhan mereka.


Panggilan dan perutusan yang diberikan Yesus kepada para murid-Nya tidak berhenti pada peristiwa masa lalu ketika murid pertama diutus. Panggilan dan perutusan tetap berlaku untuk setiap orang beriman Kristiani, terlebih mereka yang persembahan dirinya secara khusus dalam panggilan ini (Imam, Biarawan dan Biarawati). 


Berkat pembaptisan, setiap kita tidak hanya dikuduskan melainkan dipilih dan diutus mengobarkan budaya kebenaran dalam semangat kenabian untuk mewujudkan kekudusan hidup dalam semangat imamat dan membangun persekutuan sebagai citra Allah dalam semangat rajawi.


Tuntutan zaman ini membutuhkan para murid Yesus yang setia pada Sabda Allah yang terwujud dalam hidup yang konkret. Umat membutuhkan seseorang yang bisa diteladani, dicontoh dan bukan hanya yang pandai dan pintar. Ketika dunia berlomba-lomba untuk menumpuk kekayaan, tentunya para Imam dan religius memberikan teladan bagaimana harta benda digunakan untuk berbagai perbuatan kasih dan menolong.


Ketika orang berlomba-lomba mencari hidup yang hedonis dan nyaman, para murid Yesus harus berani menjadi pribadi yang siap berjerih payah. Ugahari akan makanan, pakaian, uang dan fasilitas, kiranya merupakan cara terbaik untuk mengobarkan kembali daya kekuatan Roh yang telah diterimakan dalam tahbisan maupun kaulnya.


Ketika kita dengan tulus dan gembira melayani perutusan-Nya, Tuhan akan menambahkan apa yang kita butuhkan. Kalau kita mencari kesibukan hanya untuk memenuhi keinginan ego kita, rahmat Tuhan akan semakin jauh dari diri dan perutusan kita.


Oleh karena itu, kehadiran kita dalam keluarga, lingkungan kehidupan Gereja maupun masyarakat luas, harus dapat menjadi teladan baik sebagai perwujudan saksi iman, harapan dan kasih Tuhan, saksi damai dan sukacita serta semangat pembaharuan diri melalui pertobatan. Misi perutusan ini sangat penting, melebihi segala bentuk kekayaan lahiriah yang kita miliki. 


Ya Tuhan, aku bersyukur atas panggilan-Mu kepadaku untuk menjadi saksi-Mu pada zaman sekarang. Mampukanlah aku agar aku bisa memenuhi harapan-Mu dan bimbinglah terus aku yang rapuh ini, karena hanya Engkau-lah Andalanku. 



Sabda Tuhan hari ini mengingatkan kita, bahwa kedatangan Kristus ke dunia ini adalah untuk meluruskan dan mengembalikan manusia ke jalan yang benar menuju hidup sejati. Karena kesesatan, kesewenangan manusia yang tidak lagi menghargai kebaikan, kebenaran, dan tidak mau mendengarkan nasihat atau peringatan yang baik.


Kristus adalah Terang yang datang untuk menjadi petunjuk jalan agar manusia hidup dan selamat. Ajakan Kristus untuk bertobat karena Kerajaan Sorga sudah dekat diungkapkan Kristus dengan mengutus dua belas orang untuk memberitakan Injil dan diberi-Nya kuasa atas roh-roh jahat.


Kita ini adalah rasul pada masa sekarang ini. Yesus memilih dan menetapkan kita sebagai rasul adalah untuk menyertai Dia dan untuk diutus-Nya memberitakan Injil yang adalah Kabar Gembira Kerajaan Allah yang menghadirkan kehidupan dan memelihara kehidupan sesama di mana pun kita berada.


 Tugas perutusan bagi kita sebagaimana kita baca dalam bacaan Injil  mengingatkan dan meneguhkan kita untuk mewartakan Injil dalam terang perutusan kemuridan. Kita yakin bahwa menjadi pengikut Kristus adalah suatu panggilan. 


Yesus tentu mempunyai rencana tertentu dengan memanggil kita. Rencana itu mungkin belum jelas bagi kita, namun tentu berkaitan dengan karya keselamatan-Nya. Kita pun dipanggil untuk diutus dan menghasilkan buah.


Panggilan sebagai murid bagi kita adalah sebuah keistimewaan, tetapi sekaligus juga adalah sebuah tantangan. Secara halus Tuhan mengingatkan kita akan tugas perutusan yang selalu kita amini menjelang akhir perayaan Ekaristi. 


Konsekuen dan konsistensi kita, itulah yang Tuhan harapkan dari kita. Kalau kita mau untuk sejenak dalam keheningan merenungkan dalam hati, betapa Allah mencintai dan mendandani kita dengan kebaikan-Nya, kesehatan, kepandaian, dan hidup kita yang kesemuanya adalah hadiah serta bukti cinta Allah bagi kita.


 Begitu sulitkah bagi kita untuk berbagi waktu, hidup, bakat, dan talenta yang ada pada kita cuma-cuma dengan melaksanakan tugas perutusan yang telah Allah berikan kepada kita?. Mengapa hanya sedikit saja dari kita yang mau berjuang dengan menjadi orang baik, bijaksana dan menjadi penghibur bagi sesama kita?. 


Menjadi orang baik, bijaksana, penuh Roh Kudus dan iman hendaknya menjadi sesuatu yang hidup pula di dalam diri kita.


Sekali peristiwa, Yesus memanggil kedua belas murid itu dan mengutus mereka berdua-dua. Ia memberi mereka kuasa atas roh-roh jahat, dan berpesan kepada mereka supaya jangan membawa apa-apa dalam perjalanan mereka, kecuali tongkat, rotipun jangan, bekalpun jangan, uang dalam ikat pinggangpun jangan, boleh memakai alas kaki, tetapi jangan memakai dua baju. 


Kata-Nya selanjutnya kepada mereka: "Kalau di suatu tempat kamu sudah diterima dalam suatu rumah, tinggallah di situ sampai kamu berangkat dari tempat itu. Dan kalau ada suatu tempat yang tidak mau menerima kamu dan kalau mereka tidak mau mendengarkan kamu, keluarlah dari situ dan kebaskanlah debu yang di kakimu sebagai peringatan bagi mereka."


 Lalu pergilah mereka memberitakan bahwa orang harus bertobat, dan mereka mengusir banyak setan, dan mengoles banyak orang sakit dengan minyak dan menyembuhkan mereka.


Injil Lukas 6 : 7-13 "Sekali peristiwa, Yesus memanggil kedua belas murid itu dan mengutus mereka berdua-dua. Ia memberi mereka kuasa atas roh-roh jahat, dan berpesan kepada mereka supaya jangan membawa apa-apa dalam perjalanan mereka, kecuali tongkat, rotipun jangan, bekalpun jangan, uang dalam ikat pinggangpun jangan, boleh memakai alas kaki, tetapi jangan memakai dua baju.


Pewartaan bukan hanya tugas para imam tertahbis. Setiap kita yang sudah dibaptis dalam Yesus Kristus juga mempunyai panggilan dan perutusan yang sama yakni pergi mewartakan Injil Kerajaan Allah. Itulah yang disebut sebagai panggilan kenabian. Menjadi Nabi yang mewaratakan kebenaran Sabda Allah dan memberikan kesaksian hidup atas kasih Allah.


Memang tidak mudah menjadi pewarta Sabda. Ada penerimaan lalu kita akan berbahagia dan pasti ada juga penolakan yang bisa membuat kita lemah, jengkel dan tak berdaya. 


Tapi yakinlah, Tuhan yang mengutus kita dan pasti kita bisa. Tuhan mengutus kita dengan membekali diri kita kemampuan dan daya kekuatan Roh Kudus yang memampukan kita untuk berani maju mewartakan Sabda Allah.


Mengapa kita harus merasul? Itu 'kan tugasnya para pastor, bruder, dan suster. Kita ini sudah hidup susah, kerjaan tak menentu, masih disuruh merasul lagi. Mending kalau ada honor, ini sarana saja tidak disediakan, siapa mau? Yah merasul dianggap tugasnya kaum berjubah saja.


Yesus mengutus kedua belas murid-Nya pergi berdua-dua dengan pesan: "Jangan membawa apa-apa dalam perjalanan". Yesus ingin agar mereka sepenuhnya mengandalkan Allah.


Mereka hanya boleh membawa yang minimal, tongkat dan alas kaki, untuk bergerak cepat. Mereka boleh menerima uluran tangan dari orang yang menawarkan tumpangan, tetapi tak boleh pilih-pilih tumpangan yang enak. Jika ditolak pun mereka harus menerima dengan lapang dada, lalu pergi dan kebaskan debu sebagai peringatan.


Pengebasan debu adalah kebiasaan orang-orang Yahudi yang terpaksa harus melewati daerah orang-orang kafir. Dengan pengebasan itu mereka membuang segala kotoran dari daerah itu yang menajiskan dan mendatangkan hukuman Allah.


Maka sehubungan dengan pengutusan para murid, pengebasan debu merujuk pada peringatan agar orang merenungkan sikapnya dalam menanggapi pemberitaan Injil. Menolak pemberitaan itu berarti menolak tawaran penyelamatan Allah. Untuk itulah Yesus mengutus para murid pergi berdua-dua.


Berdua-dua penting demi terjaminnya kebenaran sebuah kesaksian (bdk Ul 17:6; Bil 35:50). Berdua-dua dapat meringankan beban pekerjaan dan derita kegagalan. Berdua-dua menjauhkan diri dari kesombongan pribadi atas kesuksesan. Warta yang sama dari dua orang pun lebih meyakinkan.


Yesus mengutus para murid pergi merasul berdua-dua, dan tidak melakukannya seorang diri saja. Karena itu, mari kita bekerja sama, baik yang berjubah maupun yang tidak berjubah dalam memberitakan Injil.


Merasul bukan hanya pekerjaan kaum berjubah saja, melainkan menjadi pekerjaan semua murid Kristus dengan lebih mengandalkan bantuan Allah daripada kemampuan sendiri dan kelengkapan sarana.


  •  Renungan   Doa   Buat  Kita.

Allah Bapa kami kekuatan para kudus, Santo Paulus Miki dan teman-temannya Kaupanggil melalui salib kepada kehidupan. Dengarkanlah doa permohonan mereka, agar iman yang kami akui dan kami hayati, juga kami pegang teguh sampai mati.


Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin


  • KARUNIA BERBEDA-BEDA, TETAPI SATU IMAN


1 Korintus 12:3

Karena itu aku mau meyakinkan kamu, bahwa tidak ada seorang pun yang berkata–kata oleh Roh Allah, dapat berkata-kata “Terkutuklah Yesus!” dan tidak ada seorang pun yang dapat mengaku: “Yesus adalah Tuhan” selain oleh Roh Kudus.


Di ayat sebelumnya (Ayat 2), Paulus membedakan keadaan jemaat di Korintus, pada waktu mereka belum mengenal Allah dengan keadaan sesudah mereka di dalam Kristus. 


Dahulu mereka masih menyembah berhala–berhala, yang bisu dan tidak bergerak. Tetapi sekarang, setelah mendengarkan pemberitaan Injil Yesus melalui rasul-Nya dan tuntutan Roh Kudus, mereka hanya menyembah Allah yang benar.


Karena jemaat di Korintus ini masih sangat baru dan muda, maka dalam ayat bacaan kita hari ini Paulus memberikan mereka sebuah pedoman agar mereka tahu tentang sifat orang yang sudah dipenuhi Roh Kudus. Jika seseorang sudah dipenuhi Roh Kudus, pasti dia sudah memiliki hubungan erat dengan Allah.


 Maka jika seseorang menghina Tuhan Yesus atau mengurangi keilahian-Nya dengan berkata: “Terkutuklah Yesus!” pasti perkataan ini tidak diilhami oleh Roh Kudus. Sebaliknya, setiap perkataan yang menyatakan: “Yesus adalah Tuhan”, tentu ia diilhami oleh Roh Kudus.  


Paulus sengaja tidak memakai nama Yesus Kristus melainkan Yesus saja, untuk menunjukkan bahwa Yesus itu sungguh-sungguh 100% manusia dan sungguh-sungguh 100% Tuhan.


Memang pada saat itu orang-orang Yahudi menganggap bahwa orang-orang yang terkutuk adalah orang-orang yang disalibkan. Tetapi Yesus mau disalibkan justru untuk memikul kutukan akibat dosa terhadap manusia sehingga dengan salib-Nya Yesus menebus dan menyelamatkan manusia. 


Itulah yang harus kita pahami dengan jelas. Sehingga walaupun kita memiliki karunia yang berbeda-beda, kita tetap satu Roh yang mengakui Yesus adalah Tuhan yang mengasihi kita. Oleh sebab itu melalui keragaman talenta yang kita miliki, marilah dalam satu iman kita memuliakan Tuhan kita. 


Doa : 

Tuhan, terima kasih atas karunia-karunia yang Engkau berikan kepada kami masing-masing. Tolong ajarkan kami untuk saling mengasihi di dalam satu iman kepada-Mu. 


Wednesday, 2 February 2022

PESTA YESUS DIPERSEMBAHKAN DI BAIT ALLAH /Keluarga Kudus, Yesus, Maria, Yusuf. Lukas 2:22-40


"Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel."


Pesta Yesus Dipersembahkan di Bait Allah. Yosef dan Maria membawa Yesus ke Yerusalem untuk dipersembahkan kepada Tuhan. Pada satu sisi mereka memenuhi hukum Taurat di mana semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah. 


Maka, selain menguduskan Yesus, Yosef dan Maria juga membawa kurban persembahan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati. Pada sisi yang lain, sebenarnya Yesus datang untuk menemui umat yang percaya kepada-Nya. Dialah Al-Masih yang dinanti-nantikan. 


Oleh Roh Kudus, Ia dinyatakan sebagai kemuliaan bagi umat Allah dan cahaya para bangsa. Tuhan datang berseri mulia menerangi mata para abdi-Nya. Simeon yang diperkenankan menggendong Al-Masih adalah lambang umat manusia yang merindukan Sang Penyelamat.


Kata Simeon : "Sekarang Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel.”

 

Kini Kristus telah datang di tengah-tengah kita. Ia senantiasa menerangi jalan bagi keselamatan kita. Tidak ada keraguan lagi bagi kita untuk menyandarkan diri kepada-Nya. 


Mari kita menjumpai Dia, mengelu-elukan Dia sebagai Penyelamat Dunia, dan memuji-Nya bersama para malaikat dan orang-orang kudus.


Lukas 2:22-40  Dan ketika genap waktu pentahiran, menurut hukum Taurat Musa, mereka membawa Dia ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan, seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan: "Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah",  


untuk mempersembahkan korban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati.


Adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh yang menantikan penghiburan bagi Israel. Roh Kudus ada di atasnya.


kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum ia melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan.


Ia datang ke Bait Allah oleh Roh Kudus. Ketika Yesus, Anak itu, dibawa masuk oleh orang tua-Nya untuk melakukan kepada-Nya apa yang ditentukan hukum Taurat. Ia menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil memuji Allah, katanya: 


"Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu,  sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu,  yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa.


yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel."  Dan bapa serta ibu-Nya amat heran akan segala apa yang dikatakan tentang Dia. 


Lalu Simeon memberkati mereka dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu: "Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri  supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang." 


Lagipula di situ ada Hana, seorang nabi perempuan, anak Fanuel dari suku Asyer. Ia sudah sangat lanjut umurnya. Sesudah kawin ia hidup tujuh tahun lamanya bersama suaminya.


sekarang ia janda dan berumur delapan puluh empat tahun. Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa.


Pada ketika itu juga datanglah ia ke situ dan mengucap syukur kepada Allah dan berbicara tentang Anak itu kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem.


setelah selesai semua yang harus dilakukan menurut hukum Tuhan, kembalilah mereka ke kota kediamannya, yaitu kota Nazaret di Galilea. Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya. 



Yesus, bantu kami untuk menemukan-Mu dalam firman-Mu, seperti Simeon dan Hana bertemu dengan-Mu di bait suci. Penuhi kami dengan energi dan kuasa-Mu untuk melayani dan memuliakan-Mu seperti yang mereka lakukan.


1. Pertemuan bangsa Israel dengan Yesus: 

Yusuf dan Maria dengan membawa bayi Yesus datang ke bait suci dalam semangat pengurbanan dan ketaatan. Mereka tiba di bait suci untuk mempersembahkan kurban mereka, sesuai dengan kemampuan mereka.   


Mereka juga menyerahkan putra sulung mereka untuk dikuduskan Allah.  Cerita ini terekam dalam benak Lukas. Bahwa tepat empat puluh hari setelah kelahiran Yesus, Maria dan Yusuf bersiap untuk menyerahkan bayi Yesus  kepada Allah (Lukas 2:22). 


Dengan menyandingkan antara tindakan sederhana dan rendah hati dari kedua orang tua Yesus dan kehadiran Simeon dan Hana di bait suci itu Penginjil Lukas tampaknya ingin menekankan bahwa bait suci itu sendiri sedang menunggu kedatangan Anak itu. Inilah saat ketika Allah menyatakan Kristus, Imam Besar yang sejati (Ibrani 9:11) ke bait suci. 


Ini adalah saat perjumpaan pertama bangda Israel dengan Kristus. Simeon dan Hana mewakili Israel: kedua adiyuswa  Yahudi yang setia ini telah menunggu seumur hidup mereka untuk melihat anak ini yang tiba-tiba dibawa ke hadapan mereka di bait suci. 


Bangsa  Israel telah menunggu dalam sukacita menanti kedatangan Kristus selama ratusan tahun. Seperti yang dinubuatkan Yesaya, bayi Emmanuel (Yesaya 17:14) juga adalah Raja Israel yang benar (lih. Yesaya 9:1-7). 


Seperti nubuat yang telah dijanjikan: “Lihat, Aku menyuruh utusan-Ku, supaya ia mempersiapkan jalan di hadapan-Ku! Dengan mendadak Tuhan yang kamu cari itu akan masuk ke bait-Nya! Malaikat Perjanjian yang kamu kehendaki itu, sesungguhnya, Ia datang, firman TUHAN semesta alam. ” (Maleakhi 3:1). 


2. Pertemuan Simeon:

Tuhan menjanjikan kepada Simeon yang saleh karunia penglihatan: untuk melihat Allah dengan matanya sendiri. Inilah karunia indah yang  akan kita semua alami ketika kita melihat Allah berhadap-hadapan di Surga. Simeon ingin melihat dengan matanya sendiri cahaya yang akan menyinari semua bangsa. 


Dia merindukan Allah untuk datang, membawa belas kasih, keadilan, dan kebenaran-Nya ke dalam dunia. Seperti Ayub, ia rindu melihat Kristus berinkarnasi di bumi: “Tetapi aku tahu: Penebusku hidup, dan akhirnya Ia akan bangkit di atas debu.


 Juga sesudah kulit tubuhku sangat rusak, tanpa dagingku pun aku akan melihat Allah, yang aku sendiri akan melihat memihak kepadaku; mataku sendiri menyaksikan-Nya dan bukan orang lain. Hati sanubariku merana karena rindu. ” (Ayub 19:25-27). 


Simeon menerima berkat memeluk Allah! Simeon juga bertemu Maria dan menawarkan jenis Kabar Sukacita "kedua". Melalui karunia penglihatan rohani dari Allah, ia mengumumkan misi sejati Yesus di kayu salib dan bahwa Maria akan memiliki bagiannya sendiri dalam penderitaan salib. Kita yang adalah murid-murid Kristus juga akan mengambil bagian dalam penderitaan penebusan-Nya.


3. Pertemuan Hana:

Hana adalah seorang wanita yang menginspirasi  kebajikan heroik. Dia dikenal sebagai seorang nabiah, yang berarti dia juga diberkati dengan penglihatan spiritual. Lukas menyebutkan bahwa dia dari suku  Asyer. 


Dia telah menikah dan menjanda, kemudian menghabiskan hidupnya melayani Allah di bait suci, terus-menerus beribadah, berdoa, berpuasa, dan menanti Mesias. Ketika dia melihat Yesus, dia tahu bahwa itu adalah waktu kunjungan Allah. Dia tidak seperti banyak orang Israel, yang “tidak mengenal waktu kedatangan Allah” (Lukas 19:44). 


Ketika dia bertemu Yesus, dia segera mengambil peran kenabiannya: "Dan pada ketika itu juga datanglah ia ke situ dan mengucap syukur kepada Allah dan berbicara tentang Anak itu kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem." (Lukas 2:38). 


Apakah kita memiliki keyakinan seperti Hana yang penuh harapan kepada Allah? Bagaimana kita bertemu Kristus dalam doa dan pelayanan dan kemudian membiarkan orang lain bertemu Kristus melalui kita?


Luk 2:22 Dan ketika genap waktu pentahiran, menurut hukum Taurat Musa, mereka membawa Dia ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan,


Luk 2:23 seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan: "Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah",


Luk 2:24 dan untuk mempersembahkan korban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati.


Luk 2:25 Adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh yang menantikan penghiburan bagi Israel. Roh Kudus ada di atasnya,


Luk 2:26 dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum ia melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan.


Luk 2:27 Ia datang ke Bait Allah oleh Roh Kudus. Ketika Yesus, Anak itu, dibawa masuk oleh orang tua-Nya untuk melakukan kepada-Nya apa yang ditentukan hukum Taurat,


Luk 2:28 ia menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil memuji Allah, katanya:


Luk 2:29 "Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu,


Luk 2:30 sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu,


Luk 2:31 yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa,


Luk 2:32 yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel."


Luk 2:33 Dan bapa serta ibu-Nya amat heran akan segala apa yang dikatakan tentang Dia.


Luk 2:34 Lalu Simeon memberkati mereka dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu: "Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan


Luk 2:35 ?dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri?,supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang."


Luk 2:36 Lagipula di situ ada Hana, seorang nabi perempuan, anak Fanuel dari suku Asyer. Ia sudah sangat lanjut umurnya. Sesudah kawin ia hidup tujuh tahun lamanya bersama suaminya,


Luk 2:37 dan sekarang ia janda dan berumur delapan puluh empat tahun. Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa.


Luk 2:38 Dan pada ketika itu juga datanglah ia ke situ dan mengucap syukur kepada Allah dan berbicara tentang Anak itu kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem.


Luk 2:39 Dan setelah selesai semua yang harus dilakukan menurut hukum Tuhan, kembalilah mereka ke kota kediamannya, yaitu kota Nazaret di Galilea.


Luk 2:40 Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya.


  • Renungan Untuk Kita Sebagai Orang Tua.

Peran orangtua sangatlah penting dalam pendidikan anak. Model pendidikan yang terbaik adalah lewat cara hidup orangtua. Dalam mana, orangtua melakukan dan menghidupi cara hidup yang positif, dan anak-anak melihat, belajar, dan kelak mengikuti cara hidup yang sama. 


Hari ini kita merayakan Pesta Yesus Dipersembahkan di Bait Allah. Dalam bacaan injil hari ini, kita bisa merenungkan salah satu aspek dari peran Yosef dan Maria sebagai orangtua Yesus. Mereka mempersembahkan Tuhan Yesus di bait Allah sebagai cara mereka mentaati aturan agama dan tradisi setempat.


 Lebih jauh, ini merupakan cara mereka untuk mengajari anak mereka, Yesus tentang cara hidup beragama. Selain itu, ini juga menegaskan tentang status Tuhan Yesus sebagai Putera Allah dan Penyelamat yang merupakan persembahan Allah untuk dunia dan kelak mempersembahkan Diri-Nya demi pembebasan umat manusia dari belenggu dosa. 


  • Marilah kita  Berdoa:

 Yesus, kami kagum pada kedatangan-Mu kepada kami dalam sejarah, seperti dalam perikop Injil ini. Kami heran Engkau berkenan datang kepada kami untuk menyelamatkan kami.  


Kami kagum akan belas kasih-Mu yang besar.  Itu semua menginspirasi dan memimpin hidup kami sama seperti  Roh Kudus-Mu telah memimpin Simeon dan Hana. Penuhi kami dengan semangat dan ketekunan untuk membangun Kerajaan Surga-Mu, dan bersiaplah untuk kedatangan-Mu.  Amin 

Tuesday, 1 February 2022

IMANMU TELAH MENYELAMATKAN ENGKAU. SEMBUHLAH DARI PENYAKITMU ( Markus 5 : 21-43 )




Kisahnya mengharukan mengenai kesembuhan seorang perempuan dari sakit pendarahan yang terbingkai dalam kisah Yesus menghidupkan kembali anak perempuan Yairus.


Kedua peristiwa ini terjalin satu sama lain lewat harapan yang kuat dan penuh kepercayaan dari orang-orang yang mendekatkan diri kepada Yesus, baik Yairus maupun perempuan tadi. Kekuatan penyembuh dari Yesus tidak bisa tinggal diam di hadapan harapan yang sebesar itu dan kepercayaan yang selugu itu.


Segala sesuatu, jika dilakukan dalam iman, akan mendatangkan kemenangan meski tampaknya kita kalah secara duniawi. Orang yang mempunyai relasi spiritual dengan Yesus akan lebih kuat dan tangguh dalam menjalani hidup. 


Jangan berkata sama antara orang yang sering berdoa dengan yang tidak pernah berdoa atau ke gereja. Hidup bukan hanya melakukan perbuatan baik tetapi mendasarkan perbuatan baik itu dalam Tuhan supaya sukacita kita menjadi penuh dan sempurna.


Yairus mengesampingkan statusnya sebagai pejabat sinagoga dan datang kepada Yesus, memohon untuk nyawa putrinya. Saat kita merenungkan kisah ini, ada dua hal muncul dalam benak kita. Tidak peduli seberapa banyak kita telah memberontak melawan Tuhan dan seberapa jauh kita telah berpaling dari-Nya, Tuhan tetap mengasihi kita dan mencari agar kita kembali kepada-Nya.


Tuhan ingin menyembuhkan kita dari kelemahan fisik dan membersihkan hati kita dari dosa sehingga kita benar-benar menjalani hidup ini di dalam Dia. Yesus datang untuk menyelamatkan kita dan memulihkan persekutuan hidup kita di dalam Tuhan. Mari kita berdoa agar Tuhan meneguhkan iman kita yang percaya akan kuasa-Nya. Percayalah bahwa mukjizat Tuhan masih ada hingga saat ini. 



Sesudah Yesus menyeberang lagi dengan perahu, orang banyak berbondong-bondong datang lalu mengerumuni Dia. Sedang Ia berada di tepi danau, Datanglah seorang kepala rumah ibadat yang bernama Yairus. Ketika ia melihat Yesus, tersungkurlah ia di depan kaki-Nya 


memohon dengan sangat kepada-Nya: "Anakku perempuan sedang sakit, hampir mati, datanglah kiranya dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, supaya ia selamat dan tetap hidup." (Yairus percaya bahwa Yesus adalah sang Mesias yang berkuasa menyembuhkan segala penyakit, bahkan hanya dengan jamahan tangan-Nya — seperti yang dinubuatkan di Yesaya 29:18-19, Yesaya 35:5-6, Yesaya 61:1.)


Lalu pergilah Yesus dengan orang itu. Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia dan berdesak-desakan di dekat-Nya.


Disitu seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan. (Ia mengalami pendarahan kronis yang disebabkan oleh semacam tumor.) 


Ia telah berulang-ulang diobati oleh berbagai tabib, sehingga telah dihabiskannya semua uang yang ada padanya, namun sama sekali tidak ada faedahnya malah sebaliknya keadaannya makin memburuk. (Penyakitnya tidak bisa disembuhkan, bahkan ia menjadi bangkrut karena uangnya habis untuk biaya berobat.)


Dia sudah mendengar berita-berita tentang Yesus, maka di tengah-tengah orang banyak itu ia mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jubah-Nya.


Sebab katanya: "Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh." (Perempuan ini percaya bahwa Yesus adalah sang Mesias yang berkuasa menyembuhkan segala penyakit, bahkan hanya dengan satu jamahan pada jubah-Nya — kenyataannya: sang Mesias berkuasa menyembuhkan bahkan tanpa kontak fisik sedikit pun — Lukas 7:7.)


Seketika itu juga berhentilah pendarahannya dan ia merasa, bahwa badannya sudah sembuh dari penyakitnya. (Enam ciri khas mujizat kesembuhan Yesus: 1. Yesus menyembuhkan dengan kata-kata dan/atau jamahan;

 2. Yesus menyembuhkan dengan seketika

3. Yesus menyembuhkan dengan sempurna  100% sembuh saat itu juga

;4. Yesus menyembuhkan semua yang datang kepada-Nya, tidak ada yang pulang masih lumpuh, tuli, atau buta;

 5. Yesus menyembuhkan penyakit-penyakit yang tak mungkin bisa diobati  Ia menumbuhkan kembali jari-jari yang sudah putus karena kusta; Ia membuat orang yang lumpuh total berjalan dengan sempurna; Ia menciptakan dua bola mata baru 'ex nihilo' bagi orang yang buta sejak lahir

6. Yesus membangkitkan orang yang sudah mati, bahkan mayat yang sudah membusuk empat hari lamanya.) 


Pada ketika itu juga Yesus mengetahui, bahwa ada tenaga yang keluar dari diri-Nya, lalu Ia berpaling di tengah orang banyak dan bertanya: "Siapa yang menjamah jubah-Ku?" (Semua kuasa dari diri Yesus hanya keluar atas kendali-Nya secara penuh, karena Ia mengizinkannya.


Yesus tahu pasti siapa yang menjamah jubah-Nya — Ia bahkan tahu pasti segala sesuatu tentang perempuan ini, sebab Yesus lah yang menciptakan dia .


 Yesus sengaja bertanya agar perempuan itu tampil dan memuliakan Tuhan dengan kesaksiannya 


 Kolose 1:16-17: Karena oleh Kristuslah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan melalui Kristus dan untuk Kristus. Kristus ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada karena Kristus yang mengendalikan segalanya.)


Murid-murid-Nya menjawab: "Engkau melihat bagaimana orang-orang ini berdesak-desakan dekat-Mu, dan Engkau bertanya: Siapa yang menjamah Aku?"


Lalu Ia memandang sekeliling-Nya untuk melihat siapa yang telah melakukan hal itu . Perempuan itu, yang menjadi takut dan gemetar ketika mengetahui apa yang telah terjadi atas dirinya, tampil dan tersungkur di depan Yesus dan dengan tulus memberitahukan segala sesuatu kepada-Nya.


Maka kata-Nya kepada perempuan itu: "Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau. Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu!" (Yesus memanggilnya "anak-Ku

satu penegasan langsung dari mulut Tuhan bahwa perempuan ini adalah warga dan pemilik Kerajaan Sorga 


 bukan saja penyakitnya disembuhkan, tetapi yang lebih utama, jiwanya pun diselamatkan 


 jutaan mujizat yang Yesus lakukan selama lebih dari 3 tahun pelayanan-Nya di bumi adalah untuk membuktikan bahwa Dialah sang Mesias yang dinubuatkan oleh nabi-nabi Tuhan.) 


Ketika Yesus masih berbicara datanglah orang dari keluarga kepala rumah ibadat itu dan berkata: "Anakmu sudah mati, apa perlunya lagi engkau menyusah-nyusahkan Guru?"


Tetapi Yesus tidak menghiraukan perkataan mereka dan berkata kepada kepala rumah ibadat: "Jangan takut, percaya saja!" (Yohanes 5:17-23 memuat pernyataan Yesus bahwa Ia setara dengan Tuhan Bapa dalam: pribadi, karya, kuasa dan kedaulatan, hak atas penghakiman, dan kemuliaan .


Dikatakan di ayat 21: sama seperti Bapa membangkitkan orang-orang mati dan menghidupkannya, demikian juga Anak menghidupkan siapa pun yang dikehendaki-Nya. 


Yesaya 26:19: Ya, YAHWE, orang-orang-Mu yang mati akan hidup pula, mayat-mayat mereka akan bangkit pula. Hai orang-orang yang sudah dikubur di dalam tanah bangkitlah dan bersorak-sorai! Sebab embun YAHWE ialah embun terang, dan bumi akan melahirkan arwah kembali.) 


Lalu Yesus tidak memperbolehkan seorang pun ikut serta, kecuali Petrus, Yakobus dan Yohanes, saudara Yakobus.


Mereka tiba di rumah kepala rumah ibadat, dan di sana dilihat-Nya orang-orang ribut, menangis dan meratap dengan suara nyaring. (Ritual dukacita orang Yahudi melibatkan peratap-peratap bayaran yang disewa untuk berteriak-teriak dan menangis di lokasi persemayaman jenazah.)


Sesudah Ia masuk Ia berkata kepada orang-orang itu: "Mengapa kamu ribut dan menangis? Anak ini tidak mati, tetapi tidur!"


Tetapi mereka menertawakan Dia. Maka diusir-Nya semua orang itu, lalu dibawa-Nya ayah dan ibu anak itu dan mereka yang bersama-sama dengan Dia masuk ke kamar anak itu.


Lalu dipegang-Nya tangan anak itu, kata-Nya: "Talita kum," yang berarti: "Hai anak, Aku berkata kepadamu, bangunlah!" 


(Injil Markus adalah injil yang pertama dituliskan — dan Markus adalah satu-satunya dari keempat penulis Injil yang menyertakan ucapan-ucapan Yesus dalam bahasa aslinya, yaitu Bahasa Aram 


 "Talita" artinya adalah "anak domba betina," panggilan sayang untuk anak perempuan — "kum" adalah satu perintah: "bangkitlah" — satu penegasan langsung dari mulut Tuhan bahwa anak perempuan ini adalah domba milik-Nya, sekaligus warga dan pemilik Kerajaan Sorga 


Yohanes 10:27-30: "Domba-domba-Ku pasti mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku, dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorang pun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku. Bapa-Ku, yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar dari pada siapa pun, dan seorang pun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa. Aku dan Bapa adalah satu.") 


Seketika itu juga anak itu bangkit berdiri dan berjalan ke sini dan ke sana, sebab umurnya sudah dua belas tahun. Semua orang yang hadir sangat takjub.


Dengan sangat Ia berpesan kepada mereka, supaya jangan seorang pun mengetahui hal itu, lalu Ia menyuruh mereka memberi anak itu makan. (Tentu cepat atau lambat kabar ini akan membuat masyarakat sekitar menjadi gempar — tetapi Yesus berpesan demikian untuk mencegah musuh-musuh-Nya mencari dan membunuh Dia sebelum waktunya.)


Yairus percaya bahwa Yesus adalah sang Mesias yang berkuasa menyembuhkan segala penyakit, bahkan hanya dengan jamahan tangan-Nya. 


Yairus diselamatkan. 

Perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan itu juga percaya bahwa Yesus adalah sang Mesias yang berkuasa menyembuhkan segala penyakit, bahkan hanya dengan satu jamahan pada jubah-Nya.


Perempuan itu juga diselamatkan. 

Tetapi "Talita" anak perempuan Yairus  bukankah ketika itu dia sudah mati? Bagaimana dia bisa percaya bahwa Yesus adalah sang Mesias yang berkuasa membangkitkan dia dari kematiannya  bahkan menyelamatkan jiwanya? 


Sebab di dalam Kristus, Tuhan telah memilih kita (semua umat pilihan — dan "khusus hanya" umat pilihan) sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya.


Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya,


supaya terpujilah kasih karunia-Nya yang mulia, yang dikaruniakan-Nya kepada kita di dalam Kristus, yang dikasihi-Nya.


Tuhan sudah menetapkan sebelum dunia dijadikan, jauh sebelum Talita diciptakan, bahwa Talita akan diselamatkan. 


Tidak ada seorang pun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman.


Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang.


Bagaimana orang berdosa yang layak masuk neraka bisa diselamatkan dan menjadi warga Kerajaan Sorga?


Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Tuhan, 


itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri. 


Karena kita ini buatan Tuhan, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Tuhan sebelum dunia dijadikan. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.


"Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh."


Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara. 


Sekali peristiwa, sesudah Yesus menyeberang lagi dengan perahu, orang banyak berbondong-bondong datang lalu mengerumuni Dia. Sedang Ia berada di tepi danau, datanglah seorang kepala rumah ibadat yang bernama Yairus.


Ketika ia melihat Yesus, tersungkurlah ia di depan kaki-Nya dan memohon dengan sangat kepada-Nya: “Anakku perempuan sedang sakit, hampir mati, datanglah kiranya dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, supaya ia selamat dan tetap hidup.”


Lalu pergilah Yesus dengan orang itu. Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia dan berdesak-desakan di dekat-Nya. Adalah di situ seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan.


Ia telah berulang-ulang diobati oleh berbagai tabib, sehingga telah dihabiskannya semua yang ada padanya, namun sama sekali tidak ada faedahnya malah sebaliknya keadaannya makin memburuk.


Dia sudah mendengar berita-berita tentang Yesus, maka di tengah-tengah orang banyak itu ia mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jubah-Nya.


Sebab katanya: “Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh.”Seketika itu juga berhentilah pendarahannya dan ia merasa, bahwa badannya sudah sembuh dari penyakitnya.


Pada ketika itu juga Yesus mengetahui, bahwa ada tenaga yang keluar dari diri-Nya, lalu Ia berpaling di tengah orang banyak dan bertanya: “Siapa yang menjamah jubah-Ku?”


Murid-murid-Nya menjawab: “Engkau melihat bagaimana orang-orang ini berdesak-desakan dekat-Mu, dan Engkau bertanya: Siapa yang menjamah Aku?”


Lalu Ia memandang sekeliling-Nya untuk melihat siapa yang telah melakukan hal itu. Perempuan itu, yang menjadi takut dan gemetar ketika mengetahui apa yang telah terjadi atas dirinya, tampil dan tersungkur di depan Yesus dan dengan tulus memberitahukan segala sesuatu kepada-Nya. Maka kata-Nya kepada perempuan itu: “Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau.


Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu!” Ketika Yesus masih berbicara datanglah orang dari keluarga kepala rumah ibadat itu dan berkata: “Anakmu sudah mati, apa perlunya lagi engkau menyusah-nyusahkan Guru?”


Tetapi Yesus tidak menghiraukan perkataan mereka dan berkata kepada kepala rumah ibadat: “Jangan takut, percaya saja!”


Lalu Yesus tidak memperbolehkan seorangpun ikut serta, kecuali Petrus, Yakobus dan Yohanes, saudara Yakobus. Mereka tiba di rumah kepala rumah ibadat, dan di sana dilihat-Nya orang-orang ribut, menangis dan meratap dengan suara nyaring.


Sesudah Ia masuk Ia berkata kepada orang-orang itu: “Mengapa kamu ribut dan menangis? Anak ini tidak mati, tetapi tidur!” Tetapi mereka menertawakan Dia. Maka diusir-Nya semua orang itu, lalu dibawa-Nya ayah dan ibu anak itu dan mereka yang bersama-sama dengan Dia masuk ke kamar anak itu. Lalu dipegang-Nya tangan anak itu, kata-Nya: “Talita kum,” yang berarti: “Hai anak, Aku berkata kepadamu, bangunlah!” Seketika itu juga anak itu bangkit berdiri dan berjalan, sebab umurnya sudah dua belas tahun. Semua orang yang hadir sangat takjub.


Setiap hari, kita menggunakan dan mengeluarkan banyak tenaga untuk beraktivitas.  Kita bahagia ketika tenaga yang kita keluarkan menghasilkan hal-hal baik yang berguna bagi sesama. Dalam kisah Injil hari ini,   ditegaskan bahwa segala daya dan tenaga yang keluar dari tubuh Tuhan Yesus selalu menghasilkan kesembuhan, kehidupan dan keselamatan. Semoga kita menggunakan daya pikir dan tenaga kita untuk mendatangkan kebaikan,  kesembuhan dan kesejahteraan. Hidup dan tenaga kita adalah anugerah dari Tuhan yang menjadi saluran berkat bagi dunia. 


Orang boleh saja berani mati, tidak takut menempuh bahaya, bahkan mendaki gunung tertinggi. Namun ketika berhadapan dengan sakit, maka segala nyalinya runtuh, bagaikan gundukan pasir diterjang air bah


Orang akan berusaha sekuat tenaga untuk kesembuhan, kadang harus menempuh tindakan irasional


My beloved mother  pernah mengatakan "teken jangga, suku jaja = tongkat  leher, berkaki dada". Ungkapan usaha sekuat tenaga, apapun akan ditempuh


Yesus berada di pantai danau Galilea


Diantara kerumunan itu ada seorang perempuan yang menderita penyakit pendarahan, semacam haid yang berkepanjangan dan tidak teratur. Ada hal penting yang jelas bagi pembaca waktu itu walaupun tidak dituliskan dalam kisah ini


Menurut hukum agama Yahudi, perempuan dalam keadaan ini dianggap menajiskan tempat yang dipakainya berbaring atau tikar akan ikut najis


Mereka harus menjalankan upacara pembersihan diri. Lihat peraturan yang terperinci dalam Imamat 15 : 25 – 30


Jadi perempuan itu harus disingkiri dan dijauhi. Boleh jadi juga ia sendiri memisahkan diri. Hidupnya terkucil. Ia sudah menerima nasib. Putus asa. 


Tidak ada tabib yang dapat menyembuhkannya dan uangnya sudah habis dipakai berobat. Tetapi kali ini ada sesuatu yang lain. Banyak telah didengarnya mengenai Yesus.


Dengan menjamah jubah Yesus, perempuan tadi sembuh. Imannya telah menyelamatkan dan memberi kesembuhan


Sebelumnya seorang kepala rumah Ibadat bernama Yairus datang, tersungkur di depan Yesus dan memohon supaya Yesus dapat meletakkan tangan dan menyembuhkan anaknya yang sakit dan hampir mati


Ia berharap agar dengan meletakkan tangan, Yesus dapat menyembuhkan anak itu. Tetapi orang-orang datang dan mengatakan bahwa anak itu sudah mati.


Yesus pun pergi rumah itu, menegur orang-orang yang menangis dan mengatakan kepada anak itu: Telita qum artinya hai anakKu, aku berkata kepadamu bangunlah!. 


Bacaan Injil membantu kita untuk mengerti tentang bagaimana sikap batin kita di hadapan Allah. Dengan tidak perlu memandang status social kita perlu tersungkur di depan Yesus  dan meletakkan semua harapan dan semua persoalan hidup padaNya


Kepala rumah ibadat dan perempuan yang sakit pendarahan memberi contoh yang baik bagaimana memiliki iman dan harapan pada Yesus untuk mencurahkan kasihNya


Iman orang tua ini berdampak positif yaitu menyembuhkan dan membangkitkan anak perempuannya yang berusia 12 tahun


Iman dan harapan juga membuat kuasa Tuhan mengalir walaupun lewat ujung jubah yang dapat menyembuhkan ibu yang sakit. Kuasa kasih Yesus tercurah semuanya bagi orang yang percaya dan berharap kepadaNya

 

Sabda Tuhan  membuat kita bertumbuh dalam rasa solidaritas dengan sesama manusia. Allah begitu solider sehingga melalui Yesus, Beliau  memberi hidup baru kepada umatNya


Markus 5:34 Maka kata-Nya kepada perempuan itu: "Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau. Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu!"


Yesus berada di kerumunan orang banyak hanya karena dia sedang dalam perjalanan untuk menyembuhkan putri seorang pemimpin sinagoga yang memohon agar Yesus mengasihani anaknya yang sekarat. Tiba-tiba Dia bertanya “Siapa yang menyentuh saya?”.


Ya, itulah pertanyaan Yesus. Dia merasakan sesuatu yang sangat berbeda dari sentuhan normal kerumunan pada bagian tubuhnya. Dia merasa bahwa “kekuatan telah keluar darinya” (ayat 30). 


Dia merasakan bahwa seseorang telah menyentuh pakaiannya dengan maksud tertentu. Meskipun pada saat itu para murid tidak mengetahui apa yang telah terjadi. Tampaknya seorang wanita menjangkau jubah Yesus, tetapi melakukannya secara diam-diam karena kondisinya dan takut akan dipermalukan. 


Wanita ini telah menderita sakit pendarahan yang parah selama 12 tahun dan telah menghabiskan segalanya untuk mendapatkan kesembuhan kepada ahlinya, tapi kondisi malah semakin memburuk. Sekarang dia kehabisan pilihan, tetapi saat itulah dia mendengar bahwa Yesus akan datang ke kota. 


Dia memutuskan bahwa jika dia bisa menyentuh pakaiannya, dia akan sembuh. Dengan susah payah dia muncul di belakang Yesus, dan menyentuh jubahNya. Seketika, pendarahan berhenti dan penderitaannya pun berakhir.


Yesus tidak mempermalukannya. Sebaliknya, Dia memberinya lebih banyak hadiah daripada yang bisa dia bayangkan.


Pertama, Yesus memanggilnya "anak ku". Dia adalah satu-satunya orang dalam Perjanjian Baru yang dipanggil anak perempuan oleh Yesus. Ini berarti dia sekarang berada di bawah perawatan dan perlindungan-Nya.  Yesus tidak akan merendahkannya, seperti yang perempuan itu sangka. Dia akan mengklaimnya sebagai milik-Nya. 


Selanjutnya, Dia menegaskan dan memuji imannya kepada orang banyak. Kita tidak tahu seberapa besar kepercayaannya pada kuasa Yesus telah dinodai oleh kepercayaan magic, tetapi Yesus tidak peduli. Imannya mungkin tidak sempurna, tetapi itu ditujukan pada sasaran yang benar: Tuhan dan janji-janji-Nya. Dia melihat Yesus, dia tahu dia membutuhkan Dia, dan dia memiliki keberanian untuk mengklaim Dia.


Akhirnya, Dia memberinya kedamaian. Frasa "go in peace” terjemahan KJV yang berarti pergilah dengan damai, sering digunakan dalam Perjanjian Lama sebagai berkat atas tindakan dan niat orang lain (Keluaran 4:18; Hakim 18: 6; 1 Samuel 1:17; 20:42).  Dia memberkati dan menegaskan tindakan yang sebelumnya ketakutan dan hina.


Wanita dengan pendarahan menunjukkan kepada kita bahwa tidak peduli apakah kita membutuhkan kesembuhan, Yesus tidak malu untuk menanggapi. Panjangnya krisis penderitaan kita, cemooh yang mungkin kita alami karena kondisi fisik kita — Yesus tidak peduli. Dia mungkin tidak menyembuhkan kita secara fisik, tetapi jika kita menjangkau Dia dengan iman, Dia selalu bersedia untuk mengklaim kita sebagai milik-Nya, anak-Nya.


Markus 5:21-43 (Tuhan Tempat Perlindungan) Alkitab katakan bahwa Tuhan adalah Gunung batu dan Kota Benteng yang teguh, hal ini menyiratkan bahwa Tuhan adalah tempat perlindungan yang kuat bagi manusia. 


Demikianlah apa yang dilakukan oleh Yairus, seorang kepala rumah ibadat dan perempuan yang telah pendarahan selama 12 tahun yang dikisahkan dalam perikop bacaan alkitab ini. Mereka benar-benar menjadikan Tuhan Yesus sebagai tempat perlindungannya. 


Inilah beberapa hal yang menjadi bagian kita jika Tuhan adalah Tempat Perlindungan bagi kita:

 ⁃ KITA HARUS DATANG KEPADA-NYA.                                                                                                 seperti Yairus dan perempuan tsb yang datang menghampiri Tuhan Yesus untuk memohonkan pertolongan dari-Nya, demikianpun seharusnya dengan kita. Kesungguhan hati kita untuk datang kepada-Nya menunjukkan bahwa kita benar2 berharap dan percaya kepada Tuhan. Tidak mencari pertolongan dari kuasa ilah lain atau dari orang lain. 


 ⁃ KITA HARUS SUNGGUH-SUNGGUH PERCAYA KEPADA-NYA.                                                                                                               percaya saja belumlah cukup, tetapi sungguh-sungguh mempercayai-Nya bhw IA sanggup dan mau memberikan pertolongan bagi kita. Sebab jika hanya percaya maka bisa saja digoyahkan kepercayaan tsb saat fakta berkata lain dengan apa yang kita harapkan. 


Seperti Yairus ini, orang2nya menyampaikan pesan bahwa anaknya telah mati. Maka disinilah letak titik goyahnya bisa sangat mungkin terjadi. Tetapi Yesus berkata “Jangan takut, percaya saja!”.  Artinya Tuhan Yesus mau supaya Yairus sungguh-sungguh percaya kepada-Nya bahwa semuanya akan baik. 


Jika saat ini kita mulai merasa bimbang karena apa yang kita doakan dan harapkan belum juga ada titik terangnya, maka Tuhanpun mau supaya kita tetap mempercayai-Nya sungguh-sungguh. Sebab Tuhan punya WAKTU dan CARA yang paling baik untuk menjawab doa kita.


 ⁃ TIDAK ADA KATA TERLAMBAT BAGI TUHAN.                             

 bagi Yairus, kematian anaknya akan menghilangkan pengharapannya, sebab sudah terlambat untuk menolongnya. Bagi perempuan yang alami pendarahan ini, 12 tahun adalah waktu yang sangat panjang utk hidup dalam penderitaan bahkan sampai hartanya habis, maka hal ini akan menghilangkan pengharapannya utk sembuh. Tetapi bagi Tuhan semuanya itu tidak terlambat. 


Sebab diwaktu yang tepat itulah kemuliaan-Nya nyata atas mereka. Ini artinya Tuhan adalah tempat perlindungan yang tepat bagi kita sebab akan selalu ada pengharapan di dalam Yesus.

Monday, 31 January 2022

Yesus Mengusir Roh Jahat Yang Biasa Disebut Legion. AWAS! ROH Jahat Hanya Berpindah Ruang DI TubuhMU. (Markus 5: 1-20.)

YESUS Mengusir Roh Jahat Dari  Legion.

Sekali peristiwa, sampailah Yesus dan murid-murid-Nya di seberang Danau Galilea, di daerah orang Gerasa. Baru saja Yesus turun dari perahu, datanglah kepada-Nya seorang yang kerasukan roh jahat dari pekuburan. 


Orang itu diam di sana dan tidak ada lagi yang sanggup mengikatnya, dengan rantai sekalipun! Sudah sering ia dibelenggu dan dirantai, tetapi rantai itu diputuskannya dan belenggu itu dimusnahkannya, sehingga tidak ada seorang pun yang cukup kuat untuk menjinakkannya. 


Siang malam ia berkeliaran di pekuburan dan di bukit-bukit sambil berteriak-teriak dan memukuli diri dengan batu. Ketika melihat Yesus dari jauh, berlarilah ia mendapatkan-Nya.


 Ia lalu menyembah-Nya, dan dengan keras ia berteriak, “Apa urusan-Mu dengan aku, hai Yesus, Anak Allah yang Mahatinggi? Demi Allah, jangan siksa aku!” Karena sebelumnya Yesus mengatakan kepadanya, “Hai engkau roh jahat! Keluar dari orang ini!” Kemudian Yesus bertanya kepada orang itu, “Siapa namamu?” Jawabnya, “Namaku Legion, karena kami banyak.” Ia memohon dengan sangat supaya Yesus jangan mengusir roh-roh itu keluar dari daerah itu. Adalah di sana, di lereng bukit, sekawanan babi sedang mencari makan. 


Lalu roh-roh itu meminta kepada Yesus, katanya, “Suruhlah kami pindah ke dalam babi-babi itu, dan biarkanlah kami memasukinya!” Yesus mengabulkan permintaan mereka. Lalu keluarlah roh-roh jahat itu, dan memasuki babi-babi itu. 


Maka kawanan babi yang kira-kira dua ribu jumlahnya itu terjun dari tepi jurang ke dalam danau dan mati lemas di dalamnya. Maka larilah penjaga-penjaga babi itu! Mereka menceritakan hal itu di kota dan di kampung-kampung sekitarnya. 


Lalu keluarlah orang untuk melihat apa yang telah terjadi. Mereka datang kepada Yesus dan melihat orang yang kerasukan itu duduk; orang yang tadinya kerasukan legion itu, kini berpakaian dan sudah waras. Maka takutlah mereka. 


Orang-orang yang telah melihat sendiri hal itu menceritakan apa yang telah terjadi atas orang yang kerasukan setan itu, dan tentang babi-babi itu. Lalu mereka mendesak Yesus supaya Ia meninggalkan daerah mereka. 


Pada waktu Yesus naik lagi ke dalam perahu, orang yang tadinya kerasukan setan itu meminta, supaya ia diperkenankan menyertai Yesus. Tetapi Yesus tidak memperkenankannya. 


Yesus berkata kepada orang itu, “Pulanglah ke rumahmu, kepada orang-orang sekampungmu, dan beritahukanlah kepada mereka segala yang telah diperbuat Tuhan atasmu, dan ceritakan bagaimana Ia telah mengasihani engkau!” Orang itu pun pergi, dan mulai memberitakan di daerah Dekapolis segala yang telah diperbuat Yesus atas dirinya, dan mereka semua menjadi heran.


Kuasa Yesus mengalahkan kejahatan tidak diragukan. Setan yang banyak atau yang disebut legion pun takluk dan tunduk kepada-Nya. Bukan hanya setan tetapi juga masalah yang menumpuk dapat menyebabkan beban hidup yang bisa melumpuhkan akal sehat kita. 


Kita membutuhkan Tuhan yang dengan Firman-Nya menerangi hidup kita. Jangan mau dikalahkan oleh kekuatan jahat, lawanlah dalam iman kepada Yesus Kristus.


Iman yang berperan ketika akal tidak bisa mengerti persoalan hidup. Kita sering mengalami situasi yang tidak jelas dan misterius. Dalam iman kita akan lebih mudah mengerti bahwa Allah bekerja dengan cara-Nya yang ajaib. Iman menjadi lampu penerang dalam perjalanan hidup kita.


Kehadiran kita dapat memberi terang dan pencerahan atas situasi kegelapan karena nilai-nilai kemanusiaan yang diabaikan. Tugas kita untuk memberi terang bagi yang gelap. Terang itu kita tunjukkan dengan keteladanan hidup dari nilai-nilai Kristiani.


Semoga kita di mampukan untuk memberikan terang melalui perkataan dan perbuatan dalam hidup harian kita, dengan demikian hidup ini menjadi lebih bermakna.


Sabda Tuhan sungguh menarik untuk kita pahami. Ketika Yesus sampai di daerah Gerasa, di mana daerah ini lebih banyak dihuni oleh orang-orang kafir yang belum mengenal Allah, ada seorang yang sudah lama sakit kerasukan roh jahat sampai harus diasingkan dari masyarakat.


 Orang ini mengenal Yesus sebagai Anak Allah yang Mahatinggi. Orang tersebut meminta Yesus untuk tidak mengusir roh-roh jahat ke luar dari daerah tersebut. Kemudian Yesus mengusir roh jahat dari dalam diri orang itu dan sesuai permintaannya, maka roh-roh jahat yang diakuinya bernama Legion yang artinya banyak itu ke dalam babi-babi.


 Setelah disembuhkan, maka orang tersebut yang semula kafir itu memberanikan diiri untuk menjadi pengikut Yesus. Hal yang menarik dari sabda Tuhan hari ini adalah seorang kafir yang sudah disembuhkan oleh Yesus dan memberanikan diri untuk menjadi pengikut Yesus kemudian pulang ke rumahnya, ke tengah keluarganya, dan memberikan kesaksian akan kasih dan belas kasihan Allah yang terbuka bagi setiap orang yang mau datang kepada-Nya. 


Sebagai umat beriman, sebagai pengikut-Nya, hendaknya mau untuk menjadikan hati sebagai panduan hidup kita. Mau menghayati hidup harian kita dengan spiritualitas agar supaya kita semakin dekat dengan Allah, semakin besar  perbuatan kita yang dilandasi cinta kasih, serta murah hati. Jangan sampai kita menjadi seperti orang Geresa yang menjadikan pikiran sebagai panduan hidupnya. 


Tuhan selalu mengingatkan kita, antara lain: Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia membinasakan atau merugikan dirinya sendiri. Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil. Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar.


Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu. Hendaknya kita mau untuk memusatkan perhatian hanya kepada Tuhan dan hidup serta tinggal di dalam Allah saja. Kita harus berjuang untuk menjadikan iman kita hidup, tumbuh serta berkembang dari waktu ke waktu. Mau untuk memohon agar Yesus membersihkan, menguduskan, dan menyembuhkan kita . 


Memang sungguh ada realitas kejahatan yang senantiasa menarik orang jauh dari Allah. Tetapi di sisi lain juga ada realitas dan kebenaran bahwa kekuatan jahat tidak akan pernah mampu mengalahkan kuasa Tuhan di dalam membebaskan dan memberi kemerdekaan kepada manusia. 


Karena itu, kisah pengusiran setan yang kita dengarkan hari ini adalah sebuah penegasan bagi kita. Di satu sisi agar kita semakin menyadari bahwa ternyata di dalam hidup kerapkali ada sisi-sisi gelap baik di dalam diri kita sendiri maupun yang ada di sekitar kita  yang menarik kita untuk menjauhi Allah dan tidak menuruti kehendakNya. 


Tetapi disini, kita juga sekaligus diingatkan dengan adanya kegelapan dan kuasa-kuasa jahat kita justru diajak untuk semakin menyerahkan diri kepada kuasa Allah. Kita boleh percaya bahwa Allah sendiri yang nanti akan senantiasa bertindak kalau kita berani memberikan dan menyerahkan hidup kita kepadaNya. 


Kuasa jahat, adalah kuasa yang membelenggu. Yang membuat diri kita terikat, apapun bentuknya. Maka kuasa Allah justru bekerja dengan cara sebaliknya. Membebaskan dan memberi kemerdekaan kepada kita, kepada batin kita, dan kepada diri kita sepenuhnya. Sehingga kita boleh senantiasa memberikan hidup kita kepada Allah. 


Kebebasan sejati seperti inilah yang Tuhan berikan kepada kita agar kita boleh semakin menjadi perpanjangan tanganNya, menjadi saksi kabar gembiraNya, dan menjadi tanda kehadiran Tuhan sendiri di dalam hidup kita bagi siapapun yang ada di sekitar kita.

   

Realitas menunjukkan dengan jelas bahwa Tuhan lebih dahulu mengasihi manusia.  Meski manusia berulang kali menyakiti hati Tuhan tetapi sesungguhnya Tuhan tetap mengasihi manusia. 


pada zaman  Perjanjian Lama maupun pada zaman Perjanjian Baru, Allah tetap menunjukkan kasih-Nya bagi manusia ciptaan-Nya. Sesungguhnya kasih yang dilimpahkan Tuhan bagi manusia bukan karena andil atau jasa manusia tetapi semata-mata karena kebaikan Tuhan. 


Dilukiskan tentang kebaikan Yesus bagi orang yang sudah sekian lama menderita akibat kerasukan roh jahat. Dikatakan bahwa ketika Yesus turun dari perahu bersama murid-Nya, datanglah seorang yang kerasukan roh jahat menemui Dia. 


Orang yang kerasukan roh jahat tinggalnya di pekuburan. Ia memiliki kekuatan yang luar biasa. Rantai dan belenggu untuk mengikatnya bisa dilepaskan dan dimusnahkan. Tidak ada satu orangpun yang berani menghadapinya.


Menarik bahwa saat orang yang kerasukan roh jahat melihat Yesus,  ia berlari mendapatkan dan menyembah Yesus sambil berteriak: "Apa urusan-Mu dengan aku, hai Yesus, Anak Allah yang mahatinggi ? Demi Allah, jangan siksa aku !" Yesus bertanya kepadanya : "Siapa namamu ? Jawabnya: "Namaku Legion karena kami banyak".


Pada akhirnya Yesus mengusir roh-roh jahat yang merasuki orang itu. Roh-roh jahat dipindahkan kedalam babi-babi sesuai dengan  permintaan mereka. 


Tindakan pengusiran roh-roh jahat yang sekian lama menyiksa dan membelenggu orang yang kerasukan setan adalah sebuah perwujudan kasih yang nyata. Kasih Yesus telah membebaskan penderitaan yang dialami orang yang kerasukan roh jahat. Orang yang kerasukan roh jahat  pada mulanya sangat tersiksa kini lepas bebas dan penderitaannya.


Setelah orang yang kerasukan roh jahat dibebaskan maka ia justru meminta kepada Yesus untuk mengikuti-Nya tetapi Yesus menyuruhnya harus pergi menjumpai anggota keluarga dan orang sekampunya untuk menyampaikan kasih Tuhan yang ia alami. Iapun pergi mewartakan kasih Tuhan di daerah Dekapolis dan semua orang menjadi heran. 


Hal yang menarik bahwa orang yang kerasukan roh jahat ruang lingkupnya sudah bergeser dari kuburan dan bukit-bukit ke keluarga dan orang sekampunya di daerah  Disekitar kuburan dan bukit-bukit, ia hanya berteriak-teriak tak jelas sedangkan dalam keluarga dan orang sekampunya, ia tampil untuk mewartakan kasih Tuhan. 


Ia menunjukkan sosok pribadi yang peduli dengan  umat yang dilayaninya terkhusus kaum muda. Ia tanggap dengan kegelisahan kaum muda dan mendekati kaum muda untuk merangkul dan mendampingi mereka swhingga mereka memiliki kepribadian yang utuh integral dalam perjalanan menuju masa depan yang baik..


Sekian sering kita juga mengalami kasih Tuhan dalam berbagai bentuk. Tak bisa kita hitung satu persatu kasih Tuhan yang kita alami karena terlampau banyak. Tuhan mengasihi kita tanpa ada perhitungan untung rugi atau tanpa ada pengkotak-kotakan.


Hari ini kita juga diajak untuk mewartakan kasih Tuhan bagi semua orang yang kita jumpai dalam hidup ini. Karena itu mari kita keluar dari diri kita bersaksi tentang KASIH TUHAN dimanapun, kapanpun dan dalam situasi apapun.


Jika engkau tidak membentengi diri, hati dan pikiranmu dengan iman dan doa, maka selalu saja engkau akan mengalami bahwa berhentinya suatu sifat buruk selalu memberi ruang bagi sifat burukmu yang lain untuk mempengaruhi sikap tingka lakumu.


 Roh-roh jahat yang membelengu orang yang kerasukan itu meminta kepada Yesus untuk berpindah ke babi-babi, dan Yesus mengizinkannya. Ini berarti bahwa setan akan selalu mencari ruang di hati dan pikiran orang yang tidak kuat imannya untuk tinggal dan merajainya.


1) Setan/iblis itu ada dan selalu ingin menguasai manusia, namun kuasa Yesus lebih besar darinya. Dengan kata lain, kita hanya dapat mengusir setan dengan memohon pertolongan Tuhan Yesus;


2) Sadar atau tidak, sama seperti Yesus telah tinggal di hati dan pikiran kita, maka demikian pun kita sendiri mengizinkan iblis tinggal di dalam hati dan pikiran kita ketika ada niat dan rencana jahat yang kita izinkan merajai diri kita;


3) Setiap orang punya kuasa untuk memilih, entahkah mempertahankan Yesus dan mengusir setan dari dirinya atau sebaliknya memaksa mengusir Yesus karena membiarkan iblis mengusai diri, hati dan pikirannya.


Adapun  tiga dasar kehadiran Kristus sebagai 'tanda' yang menghancurkan kelompok roh jahat, antara lain:


1.  Pembebas

  Yesus yang MEMBEBASKAN kita dari kuasa jahat dengan kuasaNya.  Di sinilah kita sadar kalau hidup kadang terbelenggu oleh roh jahat yang membuat kita menjadi orang yang tidak bebas, yang terikat pada pola hedonis, materialis dan egois.


2.  Penebus

 Yesus yang MENEBUS kita dari kuasa dosa dengan salibNya.  Di sinilah kita sadar kalau manusia tak lepas dari tujuh roh jahat: tamak, sombong, cabul, marah, rakus, iri, malas_ sehingga jadi tawanan neraka.


3.  Penyelamat

 Yesus yang MENYELAMATKAN kita dari kuasa maut dengan kasihNya.  Di sinilah kita sadar kalau roh jahat yang membuat kita jatuh dalam dosa : pikiran, perkataan, keinginan dan perbuatan/sikap acuh yang dilarang oleh Allah.


Mrk 5:1 Lalu sampailah mereka di seberang danau, di daerah orang Gerasa.


Mrk 5:2 Baru saja Yesus turun dari perahu, datanglah seorang yang kerasukan roh jahat dari pekuburan menemui Dia.


Mrk 5:3 Orang itu diam di sana dan tidak ada seorangpun lagi yang sanggup mengikatnya, sekalipun dengan rantai,


Mrk 5:4 karena sudah sering ia dibelenggu dan dirantai, tetapi rantainya diputuskannya dan belenggunya dimusnahkannya, sehingga tidak ada seorangpun yang cukup kuat untuk menjinakkannya.


Mrk 5:5 Siang malam ia berkeliaran di pekuburan dan di bukit-bukit sambil berteriak-teriak dan memukuli dirinya dengan batu.


Mrk 5:6 Ketika ia melihat Yesus dari jauh, berlarilah ia mendapatkan-Nya lalu menyembah-Nya,


Mrk 5:7 dan dengan keras ia berteriak: "Apa urusan-Mu dengan aku, hai Yesus, Anak Allah Yang Mahatinggi? Demi Allah, jangan siksa aku!"


Mrk 5:8 Karena sebelumnya Yesus mengatakan kepadanya: "Hai engkau roh jahat! Keluar dari orang ini!"


Mrk 5:9 Kemudian Ia bertanya kepada orang itu: "Siapa namamu?" Jawabnya: "Namaku Legion, karena kami banyak."


Mrk 5:10 Ia memohon dengan sangat supaya Yesus jangan mengusir roh-roh itu keluar dari daerah itu.


Mrk 5:11 Adalah di sana di lereng bukit sejumlah besar babi sedang mencari makan,


Mrk 5:12 lalu roh-roh itu meminta kepada-Nya, katanya: "Suruhlah kami pindah ke dalam babi-babi itu, biarkanlah kami memasukinya!"


Mrk 5:13 Yesus mengabulkan permintaan mereka. Lalu keluarlah roh-roh jahat itu dan memasuki babi-babi itu. Kawanan babi yang kira-kira dua ribu jumlahnya itu terjun dari tepi jurang ke dalam danau dan mati lemas di dalamnya.


Mrk 5:14 Maka larilah penjaga-penjaga babi itu dan menceriterakan hal itu di kota dan di kampung-kampung sekitarnya. Lalu keluarlah orang untuk melihat apa yang terjadi.


Mrk 5:15 Mereka datang kepada Yesus dan melihat orang yang kerasukan itu duduk, sudah berpakaian dan sudah waras, orang yang tadinya kerasukan legion itu. Maka takutlah mereka.


Mrk 5:16 Orang-orang yang telah melihat sendiri hal itu menceriterakan kepada mereka tentang apa yang telah terjadi atas orang yang kerasukan setan itu, dan tentang babi-babi itu.


Mrk 5:17 Lalu mereka mendesak Yesus supaya Ia meninggalkan daerah mereka.


Mrk 5:18 Pada waktu Yesus naik lagi ke dalam perahu, orang yang tadinya kerasukan setan itu meminta, supaya ia diperkenankan menyertai Dia.


Mrk 5:19 Yesus tidak memperkenankannya, tetapi Ia berkata kepada orang itu: "Pulanglah ke rumahmu, kepada orang-orang sekampungmu, dan beritahukanlah kepada mereka segala sesuatu yang telah diperbuat oleh Tuhan atasmu dan bagaimana Ia telah mengasihani engkau!"


Maka marilah kita senantiasa memohon rahmat iman, untuk boleh semakin percaya kepada Tuhan yang membebaskan, yang memberikan kepada kita kemerdekaan, sehingga hidup kita akhirnya diberi kepenuhan karena Allah sendiri yang menyelenggarakan hidup kita dan memberikan keselamatan yang Dia inginkan bagi kita semua.

Sunday, 30 January 2022

Sesungguhnya Tidak Ada Nabi yang dihargai di tempat asalnya." Seperti halnya Elia dan Elisa, Yesus diutus bukan hanya kepada orang-orang Yahudi." Lukas 4:21-30


Dalam kehidupan sehari-hari sering kita temui banyak orang mengeluh,tak mampu,tak puas dalam melakukan apapun tidak dewasa dan tak mandiri dalam menghadapi masalah entah dalam pekerjaan entah di pelayanan gereja.


Karena dalam hati dan benaknya,ia hanya membandingkan dengan dirinya sendiri dengan orang lain.Padahal sebenarnya dia mampu melakukan semuanya.


Seperti halnya dalam injil Iri hati orang-orang zaman Yesus menimbulkan keragu-raguan pada pribadi Yesus.Bukankah Ia hanya anak Yusuf,si Tukang kayu? Keragu-raguan berkembang menjadi ketidak percayaan,penolakan bahkan penghinaan.


Yesus menegur dan mengingatkan bahwa sikap mereka adalah sikap yang sama dengan sikap pendahulu mereka,yaitu orang-orang Israel di zaman Elia dan Elisa.Teguran dan kecaman Yesus tidak membuat mereka bertobat melainkan mereka makin marah. Mereka tidak mau menerima perkataan Yesus.


Mereka menghalau Yesus dari rumah ibadat bahkan mendorong-Nya ketebing gunung hendak melemparkan-Nya dari sana. Ketidak percayaan itu orang-orang Nasaret semakin tertutup Mereka tidak mampu melihat rahmat kehadiran dan karya Allah yang menyelematkan,mereka pun kehilangan rahmat.


Iri hati selalu ada dalam hidup setiap orang,terutama saat ini,hidup semakin keras dan ketat ditengah semakin kuatnya egoisme diri.Iri hati terjadi tidak hanya dikalangan orang-orang tingkat atas,tetapi juga tingkat bawah termasuk di antara orang-orang miskin.


Iri hati tidak juga hanya ada di dalam diri orang yang tidak  beriman namun juga ada di dalam orang beriman. Iri hati itu seperti bayang-bayang.Ia selalu ada dan melekat bersama kita,termasuk kita yang aktif dalam berbagai karya pelayanan di ladang Tuhan.Dalam iri hati ada ambisi, egoisme,sikap keras hati dan kesombongan.


Iri hati membuat kita kehilangan kerendahan hati,Bayang-bayang iri hati membuat  semua terfokus pada diri sendiri.Mata hati,iman,dan kemanusiaan menjadi tertutup.  Tak mampu melihat kehadiran belas kasih Tuhan,tak mampu menilai hal baik dalam diri sesama dan tak peduli pada sesama.


Maka kita harus selalu waspada terhadap bayang-bayang diri,iri hati,dan selalu berjaga dalam iman dan kerendahan hati agar tidak kehilangan rahmat belaskasih Tuhan,seperti yang dialami oleh-orang Nasaret,karena Tuhan hanya menampakkan dan menyatakan kuasa-Nya pada orang-orang yang rendah hati dan percaya akan kehendak-Nya.


Maka berkatalah Yesus kepada mereka, “Tentu kamu akan mengatakan pepatah ini kepada-Ku: Hai tabib, sembuhkanlah diri-Mu sendiri! Perbuatlah di sini, di tempat asal-Mu ini, segala yang kami dengar telah terjadi di Kapernaum!


Pikiran negatif kerap kali membuat kita tak nyaman. Kita sepertinya dihantui oleh keberhasilan orang lain. Ketika ada yang sukses, kita menjadi tak bahagia. Kalau ada pikiran negatif, lebih baik kita hancurkan. Kita bangun pikiran positif. 


Ketika ada orang yang sukses, kita seyogianya belajar dari kesuksesannya. Ketika ada orang yang melakukan perbuatan baik, kita berupaya untuk melakukan hal yang sama. 


Orang-orang Nazaret, yang nota bene seasal dengan Tuhan Yesus mempunyai pikiran negatif pada Tuhan Yesus. Tuhan Yesus melakukan banyak perbuatan baik. Akan tetapi, hal itu tak terlalu dihargai, malah dipandang secara negatif. 


Akibat ketidakyakinan dan pikiran negatif mereka, tak satu pun perbuatan mujizat Tuhan Yesus terjadi di Nazaret. Sama halnya dengan pikiran negatif yang ada di dalam diri kita. Ketika pikiran negatif sangat mempengaruhi hidup kita, kita bisa saja menjadi pribadi yang tak maju, suka mengeluh, dan marah-marah.


Lukas 4:21-30.  Seperti halnya Elia dan Elisa, Yesus diutus bukan hanya kepada orang-orang Yahudi."


Sekali peristiwa Yesus mengajar orang banyak di rumah ibadat di kota asalnya, kata-Nya, “Pada hari ini genaplah nas Kitab Suci pada waktu kamu mendengarnya.” Mereka heran akan kata-kata indah yang diucapkan-Nya.Lalu mereka berkata, “Bukankah Dia ini anak Yusuf?”


Maka berkatalah Yesus kepada mereka, “Tentu kamu akan mengatakan pepatah ini kepada-Ku: Hai Tabib, sembuhkanlah dirimu sendiri! Perbuatlah di sini, di tempat asal-Mu ini, segala yang kami dengar telah terjadi di Kapernaum!”


 Yesus berkata lagi, “Aku berkata kepadamu: Sungguh, tidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya. Aku berkata kepadamu, dan kata-Ku ini benar: Pada zaman Elia terdapat banyak wanita janda di Israel, ketika langit tertutup selama tiga tahun enam bulan dan ketika bahaya kelaparan yang hebat menimpa seluruh negeri. 


Tetapi Elia diutus bukan kepada salah seorang dari mereka, melainkan kepada seorang janda di Sarfat, di tanah Sidon. Dan pada zaman nabi Elisa banyak orang kusta di Israel, tetapi tidak ada seorang pun dari mereka yang ditahirkan, selain Naaman, orang Siria itu.”


Mendengar itu sangat marahlah semua orang di rumah ibadat itu. Mereka bangkit, lalu menghalau Yesus ke luar kota, dan membawa Dia ke tebing gunung tempat kota itu terletak, untuk melemparkan Dia dari tebing itu. Tetapi Yesus berjalan lewat dari tengah-tengah mereka, lalu pergi.


“Sungguh tidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya”. Kuasa dan kemampuan-Nya untuk mengadakan mukjizat tidak dilakukan-Nya di kalangan sesama penduduk Nasaret, tetapi di daerah sekitarnya. Sebagai contoh Ia menyebut Nabi Elia dan Nabi Elisa.


Mereka melakukan yangsama, mereka itu bukan menolong orang-orang Israel bangsanya sendiri, tetapi justru orang-orang asing: seorang janda dari Sarfat-Sidon dan Naaman dari Siria, kedua-duanya di luar daerah Israel? Mengapa?


Yesus adalah orang biasa, tidak lebih daripada anak Yusuf, seorang tukang kayu, termasuk golongan kelas rendah dalam masyarakat. Bagaimana mungkin kata-kata orang semacam itu dapat diterima. Yesus ditolak!


Dari segi lain,  dan inilah rupanya yang ingin disampaikan oleh Lukas kepada para pembaca Injilnya - , Yesus tidak dapat menyelenggara-kan perbuatan dan karya-Nya yang agung apabila Ia menghadapi orang-orang yang sikap dirinya tertutup, curiga serta tidak percaya kepada-Nya.


Bila orang-orang siapapun berkumpul dan bersama-sama tidak mau menerima, memahami dan menolak pandangan atau tawaran pendapat orang lain, maka mereka ini hanya mau memegang pandangannya sendiri dan menolak tawaran kehendak baik dan kasih orang lain.


Bukankah keadaan dan sikap seperti itu juga pernah bahkan kerapkali kita alami sendiri? Bukankah situasi semacam ini sekarang pun merupakan situasi, suasana dan iklim masyarakat kita, di mana setiap pihak berpegang teguh pada pendirianNya sendiri, tertutup untuk saling terbuka untuk menerima pandangan yang lain, bahkan disertai praduga dan kecurigaan?  Bukankah situasi semaam itu pun tak jarang di dalam lingkungan keluarga-keluarga kita?


bahwa memiliki suatu pandangan dan sikap hidup yang universal atau luas dan menyeluruh tidaklah mudah! Yesus ditolak karena Ia menunjukkan kejiwaaNya yang besar dan kemurahan hati-Nya, khususnya kepada orang-orang pinggiran.


Berhadapan dengan Yesus yang berjiwa besar, murah hati dan berpandangan luas itu, kita mengakui bahwa kita sendiri sering berjiwa egoistis, irihati, kering dan keras hati. Bagaimana kita dapat mengakui sungguh-sungguh kebaikan dan kesucian Yesus, kalau kita sendiri tidak mampu mengakui kelemahan diri kita sendiri.


Seperti dialami dan dimiliki oleh orang-orang Nasaret, kita sering kurang sadar bahwa kita memilik kebutaan hati. Salah satu ciri kebutaan hati ialah sikap posesif, nafsu memiliki, memiliki mutlak hanya untuk diri sendiri.


Kita semua juga dipanggil menjadi nabi seperti Elia, Elisa, terutama seperti Yesus sendiri. Ciri nabi yang sejati ialah tahu dan mau mengatasi batas-batas pandangan dan kepentingan diri sendiri dan tidak merendahkan martabat orang sesama kita.


"Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya."


 Lalu Ia memulai mengajar mereka, kata-Nya: "Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya.  Dan semua orang itu membenarkan Dia dan mereka heran akan kata-kata yang indah yang diucapkan-Nya, lalu kata mereka: "Bukankah Ia ini anak Yusuf?"


Maka berkatalah Ia kepada mereka: "Tentu kamu akan mengatakan pepatah ini kepada-Ku: Hai tabib, sembuhkanlah diri-Mu sendiri. Perbuatlah di sini juga, di tempat asal-Mu ini, segala yang kami dengar yang telah terjadi di Kapernaum!" Dan kata-Nya lagi: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya.


Aku berkata kepadamu, dan kata-Ku ini benar: Pada zaman Elia terdapat banyak perempuan janda di Israel ketika langit tertutup selama tiga tahun dan enam bulan dan ketika bahaya kelaparan yang hebat menimpa seluruh negeri.


Tetapi Elia diutus bukan kepada salah seorang dari mereka, melainkan kepada seorang perempuan janda di Sarfat, di tanah Sidon.  Dan pada zaman nabi Elisa banyak orang kusta di Israel dan tidak ada seorangpun dari mereka yang ditahirkan, selain dari pada Naaman, orang Siria itu."


Mereka bangun, lalu menghalau Yesus ke luar kota dan membawa Dia ke tebing gunung, tempat kota itu terletak, untuk melemparkan Dia dari tebing itu.4:30 Tetapi Ia berjalan lewat dari tengah-tengah mereka, lalu pergi.


Lalu Ia memulai mengajar mereka, kataNya: "Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya." Dan semua orang itu membenarkan Dia dan mereka heran akan kata-kata yang indah yang diucapkanNya, lalu kata mereka: "Bukankah Ia ini anak Yusuf?" 


Maka berkatalah Ia kepada mereka: "Tentu kamu akan mengatakan pepatah ini kepadaKu: Hai tabib, sembuhkanlah diriMu sendiri. Perbuatlah di sini juga, di tempat asalMu ini, segala yang kami dengar yang telah terjadi di Kapernaum!" Dan kataNya lagi: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya. 


Aku berkata kepadamu, dan kataKu ini benar: Pada zaman Elia terdapat banyak perempuan janda di Israel ketika langit tertutup selama tiga tahun dan enam bulan dan ketika bahaya kelaparan yang hebat menimpa seluruh negeri. Tetapi Elia diutus bukan kepada salah seorang dari mereka, melainkan kepada seorang perempuan janda di Sarfat, di tanah Sidon. 


Pada zaman nabi Elisa banyak orang kusta di Israel dan tidak ada seorangpun dari mereka yang ditahirkan, selain dari pada Naaman, orang Siria itu." Mendengar itu sangat marahlah semua orang yang di rumah ibadat itu. 


Mereka bangun, lalu menghalau Yesus ke luar kota dan membawa Dia ke tebing gunung, tempat kota itu terletak, untuk melemparkan Dia dari tebing itu. Tetapi Ia berjalan lewat dari tengah-tengah mereka, lalu pergi.  


Apa yang dilakukan Yesus sebagai Almasih, seperti: menolong orang miskin, menyembuhkan orang buta, membebaskan orang tawanan dan tertindas, semua perbuatan Yesus ini diselenggarakan-Nya bukan di Nasaret. Orang-orang di Nasaret heran mengapa tidak dilakukan juga di Nasaret tempat asal dan tinggal-Nya. 


Menghadapi keheranan orang Nasaret, Yesus berkata: “Sungguh tidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya”. Untuk memperkuat perkataannya, Ia menyebut Nabi Elia dan Nabi Elisa (Lukas 4: 25).


Katanya: Seorang janda dari Sarfat-Sidon dan Naaman dari Siria, kedua-duanya di luar daerah Israel. Yesus pun demikian. Ia memulai pewartaannya di Galilea dan mengadakan banyak mujizat di Kapernaum.


Apalagi Yesus adalah orang biasa, tidak lebih daripada anak Yusuf, seorang Tukang Kayu, termasuk golongan kelas rendah dalam masyarakat. Bagaimana mungkin kata-kata orang semacam itu dapat diterima. Yesus ditolak!


Yesus tidak dapat menyelenggarakan perbuatan dan karya-Nya yang agung apabila Ia menghadapi orang-orang yang sikap dirinya tertutup, curiga serta tidak percaya kepada-Nya.


Bila orang-orang siapapun berkumpul dan bersama-sama tidak mau menerima, memahami dan menolak pandangan atau tawaran pendapat orang lain, maka mereka ini hanya mau memegang pandangannya sendiri dan menolak tawaran kehendak baik dan kasih orang lain.


Bukankah keadaan dan sikap seperti itu juga pernah bahkan kerapkali kita alami dan lakukan sendiri? Bukankah situasi semacam ini sekarang pun merupakan situasi, suasana dan iklim masyarakat kita, di mana setiap pihak berpegang teguh pada pendirian-nya sendiri, tertutup untuk saling terbuka untuk menerima pandangan yang lain, bahkan disertai praduga dan kecurigaan? Bukankah situasi semacam itu pun tak jarang di dalam lingkungan keluarga-keluarga kita?


Orang-orang di Nasaret tidak mau meninggalkan sikap posesif, atau sikap “hanya akulah yang benar” terhadap Yesus. Karena itu ketika Yesus menunjukkan apa yang dilakukan oleh Nabi Elia dan Elisa, “sangat marahlah semua orang yang di rumah ibadat itu” dan mengusir Dia, bahkan mau membunuh-Nya. 


Yesus dikritik habis-habisan, justru karena Ia mau mengajak setiap orang membuka hati kepada orang-orang kecil. Kejujuran dan keterbukaan hati-Nya justru menghadapi perlawanan, yang membawa-Nya mati di salib!


bahwa memiliki suatu pandangan dan sikap hidup yang universal atau luas dan menyeluruh tidaklah mudah! Yesus ditolak karena Ia menunjukkan kejiwaanNya yang besar dan kemurahan hati-Nya, khususnya kepada orang-orang pinggiran.


Berhadapan dengan Yesus yang berjiwa besar, murah hati dan berpandangan luas itu, kita mengakui bahwa kita sendiri sering berjiwa egoistis, irihati, kering dan keras hati. Bagaimana kita dapat mengakui sungguh-sungguh kebaikan dan kesucian Yesus, kalau kita sendiri tidak mampu mengakui kelemahan diri kita sendiri.


Bersama Bunda Maria kita berdoa: Tuhan perkenankanlah kami menghormati Engkau dengan segenap akal budi dan mencintai semua manusia dengan kasih sejati, jauhkanlah dari kami sikap apatis, ingat diri dan selalu memprtahankan pendapat sendiri. Doa ini kami sampaikan dengan perantaraan Kristus Tuhan kami. 


Our Blog

55 Cups
Average weekly coffee drank
9000 Lines
Average weekly lines of code
400 Customers
Average yearly happy clients

Our Team

Tim Malkovic
CEO
David Bell
Creative Designer
Eve Stinger
Sales Manager
Will Peters
Developer

Contact

Talk to us

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit. Dolores iusto fugit esse soluta quae debitis quibusdam harum voluptatem, maxime, aliquam sequi. Tempora ipsum magni unde velit corporis fuga, necessitatibus blanditiis.

Address:

9983 City name, Street name, 232 Apartment C

Work Time:

Monday - Friday from 9am to 5pm

Phone:

595 12 34 567

Search This Blog

Powered by Blogger.

informasi pendidikan

Apa Perbedaan Agama dan spiritualitas

Menurut pandangan saya, agama dan spiritualitas adalah dua konsep yang berbeda meskipun terkait erat. Agama adalah pengorganisasian gagasan-...