Skip to main content

Posts

Sesungguhnya Tidak Ada Nabi yang dihargai di tempat asalnya." Seperti halnya Elia dan Elisa, Yesus diutus bukan hanya kepada orang-orang Yahudi." Lukas 4:21-30

Dalam kehidupan sehari-hari sering kita temui banyak orang mengeluh,tak mampu,tak puas dalam melakukan apapun tidak dewasa dan tak mandiri dalam menghadapi masalah entah dalam pekerjaan entah di pelayanan gereja. Karena dalam hati dan benaknya,ia hanya membandingkan dengan dirinya sendiri dengan orang lain.Padahal sebenarnya dia mampu melakukan semuanya. Seperti halnya dalam injil Iri hati orang-orang zaman Yesus menimbulkan keragu-raguan pada pribadi Yesus.Bukankah Ia hanya anak Yusuf,si Tukang kayu? Keragu-raguan berkembang menjadi ketidak percayaan,penolakan bahkan penghinaan. Yesus menegur dan mengingatkan bahwa sikap mereka adalah sikap yang sama dengan sikap pendahulu mereka,yaitu orang-orang Israel di zaman Elia dan Elisa.Teguran dan kecaman Yesus tidak membuat mereka bertobat melainkan mereka makin marah. Mereka tidak mau menerima perkataan Yesus. Mereka menghalau Yesus dari rumah ibadat bahkan mendorong-Nya ketebing gunung hendak melemparkan-Nya dari sana. Ketidak percayaan it...

Angin Dan Danau Pun Taat Kepada Yesus. Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya? (Markus 4:35-41)

Pada hari itu, waktu hari sudah petang, Yesus berkata kepada mereka: "Marilah kita bertolak ke seberang."Mereka meninggalkan orang banyak itu lalu bertolak dan membawa Yesus beserta dengan mereka dalam perahu di mana Yesus telah duduk dan perahu-perahu lain juga menyertai Dia. Lalu mengamuklah taufan yang sangat dahsyat dan ombak menyembur masuk ke dalam perahu, sehingga perahu itu mulai penuh dengan air.  Yesus sedang tidur di buritan di sebuah tilam. Maka murid-murid-Nya membangunkan Dia dan berkata kepada-Nya: "Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?" Ia pun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu: "Diam! Tenanglah!" Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali.  Lalu Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?" Mereka menjadi sangat takut dan berkata seorang kepada yang lain: "Siapa gerangan orang ini, sehingga angin dan danau pun taat kepada-Nya?" Kalau kita ma...

Kata Yesus: " Kerajaan Allah Seumpama orang yang menaburkan benih di tanah. Barang siapa Menabur benih Yang baik, Maka akan menghasilkan Buah Yang baik. Markus 4:26-34

Perumpamaan  Menabur  Benih. Pada suatu ketika Yesus berkata, ā€œBeginilah halnya Kerajaan Allah: Kerajaan Allah itu seumpama orang yang menaburkan benih di tanah. Malam hari ia tidur, siang hari ia bangun, dan benih itu mengeluarkan tunas, dan tunas itu makin tinggi! Bagaimana terjadinya, orang itu tidak tahu! Bumi dengan sendirinya mengeluarkan buah, mula-mula tangkai, lalu bulir, kemudian butir-butir yang penuh isi pada bulir itu. Apabila buah itu sudah cukup masak, orang itu segera menyabit, sebab musim menuai sudah tibaā€.  Yesus berkata lagi, ā€œDengan apa hendak kita bandingkan Kerajaan Allah itu? Atau dengan perumpamaan manakah kita hendak menggambarkannya? Hal Kerajaan itu seumpama biji sesawi yang ditaburkan di tanah. Memang biji itu yang paling kecil daripada segala jenis benih yang ada di bumi.  Tetapi apabila ditaburkan, ia tumbuh dan menjadi lebih besar daripada segala sayuran yang lain, dan mengeluarkan cabang-cabang yang besar, sehingga burung-burung di ud...

PELITA YANG MENERANGI MENJADI PELITA KEBAIKAN ( Markus 4 : 21-25 )

Pelita  Kebaikan Firman Tuhan berkuasa mengubah hati manusia bila orang bersedia membuka diri agar firman beroperasi didalam hidupnya. Bila manusia memiliki hati seperti tanah yang subur maka firman akan bertumbuh dan berbuah dalam kehidupan orang tersebut. Orang tidak boleh bersikap egois setelah mendengar firman dan mengalami karya firman didalam hidupnya. Ia memiliki tanggung jawab untuk menyebarkan atau memberitakan firman itu kepada orang lain. Orang tidak akan menyembunyikan hal-hal yang berharga untuk selamanya. Misalnya orang memiliki perhiasan, permata tentu bukan dengan tujuan untuk disimpan, melainkan untuk dipakai sekaligus dilihat orang.  Bisa saja orang itu akan menyimpannya untuk sementara waktu, tetapi akan ada masanya  memamerkannya kepada orang lain. Jika orang menyembunyikan permatanya terus maka akan ada risiko lupa atau  hilang. Orang hanya menyimpannya dengan maksud melindunginya. Jika permata hanya disimpan saja maka permata itu kehilangan kegu...

Peringatan Wajib Santo Timotius dan Titus. Lukas, 10:1-9

Tujuan utama panggilan dan perutusan kemuridan adalah hadir dan mewartakan damai sejahtera. Sapaan ini menjadi ramuan dan obat yang bisa diterima oleh siapapun tanpa harus bersusah payah. Maka para murid pertama-tama diperintahkan oleh Yesus untuk membawa obat ini kepada siapapun yang mereka jumpai. Damai sejahtera menjadi suasana khas orang yang mengalami sukacita, menerima berkat dari Tuhan. Damai sejahtera merupakaan keadaan orang yang dekat dengan Allah sang sumber hidup. Damai sejahtera tidak bisa diukur hanya dengan harta benda dan kemewahan. Damai sejahtera tidak hanya diukur dari banyaknya derma. Damai sejahtera merupakan anugerah Allah yang dicurahkan kepada orang yang mau mendengarkan Dia. Orang yang mengalami damai sejahtera adalah orang yang mengalami banyak kesembuhan. Sebagai orang-orang Kristiani, kita pun dipanggil dan diutus sebagaimana Santo Timotius dan Titus yang peringati hari ini. Kita dipanggil dari tengah-tengah keluarga dengan pelbagai latar belakangnya dan diu...