Gereja merayakan Pesta Santo Petrus. Baik Petrus maupun Paulus mengalami banyak penderitaan, penganiayaan. Keduanya mati sebagai martir karena iman akan Yesus Kristus. Kemartiran tidak harus selalu berarti mengorbankan hidup karena iman akan Kristus. Kemartiran juga berarti mengorbankan kepentingan-kepentingan pribadi demi nilai-nilai Injil.
Sebuah lukisan berjudul "ordination" karya seorang pelukis Perancis, Nicolas Poussin (1594-1665), menggambarkan bagaimana Yesus menyerahkan kunci surga kepada Santo Petrus di hadapan para rasul lainnya seperti yang kita baca pada Injil hari ini: "Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Surga, apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di surga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di surga".
Kita tahu bagaimana kualitas para rasul, Petrus yang pernah tiga kali menyangkal Yesus, Thomas yang pernah meragukan Yesus yang bangkit, dan Yakobus dan Yohanes yang berambisi duduk di kiri dan kanan Yesus di surga nanti, Mateus bekas pemungut cukai, juga para rasul yang lain.
Mereka bukanlah pribadi-pribadi yang hebat pun pula pejabat yang mempunyai kedudukan. Namun dalam kenyataannya kita melihat bahwa dalam kebersamaan dengan Tuhan Yesus, mereka berubah dari orang-orang yang tidak berkualitas menjadi orang-orang yang berkualitas.
Kuasa Allah bisa memampukan mereka untuk berubah. Memang perubahan itu tidak akan terjadi seketika, tidak seperti kalau kita makan cabai langsung terasa pedas. Namun dengan semangat mau tetap bersama dengan Tuhan dan mengikuti kaidahnya, siapa tahu lama kelamaan kita akan diubah oleh kuasa Allah.
Sabda Tuhan hari ini mengingatkan kita semua, bahwa iman kepada Tuhan adalah jawaban manusia terhadap karya Allah yang menuntun dan menyelamatkan manusia menuju hidup abadi. Itulah yang dikehendaki Allah, sebagaimana dikatakan oleh Kristus sendiri bahwa imanlah yang menyelamatkan.
Namun, iman itu harus dihidupi oleh manusia itu sendiri dengan dan dalam cinta kasih. Itulah iman yang hidup dan sekaligus juga memperkuatnya. Di situlah iman semakin mendalam dihayati sebagai kebenaran yang membenarkan manusia.
Segala sesuatu yang dilakukan dan dialami Kristus adalah karya Allah yang benar-benar menyelamatkan manusia sesuai dengan janji-Nya. Kristus tidak dapat dipisahkan dari Allah Bapa, karena itu, ketaatan kepada ajaran Kristus adalah juga ketaatan kepada Allah.
Allah Bapa yang berkarya melalui Kristus. Bukanlah hal yang mudah untuk memahami sabda-Nya terlebih yang menyangkut iman, dan bukanlah hal yang mudah untuk dapat menjadi orang beriman.
Pembaptisan adalah tanda orang mengimani Kristus. Namun, apakah kita menyadari bahwa iman itu mesti diperjuangkan untuk dihayati, sehingga kita dapat hidup baik dan benar. Kristus berkarya menyelamatkan umat manusia sesuai dengan kehendak Allah Bapa yang begitu besar cinta-Nya kepada manusia.
Kita diharapkan memliki rasa cinta kepada Kristus dan iman akan karya penyelamatan Allah, sehingga Allah berkenan melimpahkan petolongan-Nya lebih berlimpah lagi yaitu dengan mengutus Roh Kudus, Roh Cinta Kasih Allah sendiri untuk membimbing kita agar tetap mampu melaksanakan kehendak Allah.
Selain dari pada itu, kita juga diharapkan untuk terus mengembangkan cinta untuk memperdalam iman kita, agar semakin banyak orang diselamatkan oleh Kristus. Dan Aku pun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus, dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-KU, dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Surga.
Tuhan mempercayakan kita dengan kuasa yang berbeda-beda. Dengan kekuasaan itu, kita sekiranya tak menjadi pribadi yang otoriter. Berkuasa tanpa menghargai harga diri orang lain atau pun berkuasa dengan merendahkan sesama. Kekuasaan yang kita miliki mesti membangun dan menuntun sesama ke jalan yang benar.
Hari ini, Gereja merayakan pesta takhta St. Petrus, Rasul. Tuhan memberikan kuasa kepada Santu Petrus. Kuasa itu bertujuan agar Petrus menjadi gembala yang bisa menuntun umat Tuhan pada jalan yang benar. Kuasa itu pun membangun sesama agar tak terjebak pada jalan yang salah.
Tanggung jawab Petrus pada Gereja Tuhan menjadi model bagi kita menjalankan tanggung jawab atas kuasa yang kita miliki. Kita selalu diingatkan bahwa keluarga merupakan gereja kecil. Sekiranya, gereja kecil ini bisa bertumbuh dengan baik karena tanggung jawab dan peran orangtua.
Kursi Santo Petrus juga dikenal sebagai Takhta Santo Petrus, adalah sebuah singgasana kayu terbungkus perunggu yang secara fisik berada di Basilika Santo Petrus di Kota Vatikan. Pada dasarnya ini adalah kursi yang rumit.
Namun ada makna simbolis yang mendalam di kursi ini. Kursi digambarkan sebagai simbol misi khusus Petrus dan Penerusnya untuk menggembalakan kawanan domba Kristus, menjaganya tetap bersatu dalam iman dan dalam kasih.
Inilah misi yang dipercayakan kepada Petrus, seperti yang kita dengar dalam Injil hari ini dan bukan hanya kepada Petrus tetapi juga kepada para Penerusnya.
Pesta ini juga menelusuri suksesi Apostolik bagi Gereja universal saat ini sampai ke Petrus. Dalam pengertian itu, Paus Fransiskus disebut sebagai penerus St. Petrus dan Paus mewarisi otoritas apostolik yang sama yang diberikan kepada St. Petrus.
Wewenang ini harus digunakan untuk mengajarkan kebenaran dan untuk melayani dengan kerendahan hati, untuk memelihara kesatuan Gereja sebagai Tubuh Kristus sehingga menjadi tanda keselamatan bagi dunia.
Namun belakangan ini, banyak skandal mengerikan telah mengguncang Gereja hingga ke dasar dan Gereja telah tenggelam jauh ke dalam krisis dengan skandal, ajaran sesat dan perpecahan.
Namun, Pesta Tahta Petrus mengingatkan kita bahwa Gereja dibangun di atas batu karang dan gerbang neraka, alam maut tidak akan pernah bisa memusnahkannya. Ini adalah kata-kata Kristus sendiri, yang adalah Kepala Gereja.
Setelah Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya: "Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?" Jawab mereka: "Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi." Lalu Yesus bertanya kepada mereka: "Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?"
Maka jawab Simon Petrus: "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!" Kata Yesus kepadanya: "Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga.
Tuhan Yesus, Engkau memanggil rasul-rasul-Mu untuk memimpin komunitas orang percaya. Engkau telah memberi komunitas tersebut berupa: rasul, guru dan pengajar jemaat. Kini kami semua berada dalam komunitas tersebut. Bantu kami untuk juga mewujudkan panggilan-Mu untuk melayani-Mu sebagai saksi sehingga menarik orang untuk mengenal-Mu sebagai Jalan, Kebenaran, dan Hidup.
1.Jawaban Kita:
“Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?” Mengingat budaya kita saat ini, cara orang Kristen menjawab pertanyaan ini menjadi masalah yang penting dibanding jaman sebelumnya. Ada usaha yang mencoba menanamkan keraguan dan kebingungan di sekitar pertanyaan siapa Kristus.
Padahal jika kita tidak dapat memberikan kesaksian yang memadai tentang siapa Kristus itu, bagaimana dunia akan datang kepada anugerah keselamatan yang hanya ditawarkan oleh Kristus? Mari kita berdoa untuk peningkatan iman sehingga jawaban kita kepada sesama kita dapat menjadi otentik dan meyakinkan: "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup."
2.Batu Karang Gereja Kami:
Pengakuan Petrus bahwa Yesus: "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!" itulah yang menjadi dasar berdirinya gereja/komunitas orang percaya. Berdasarkan pengakuan itu gereja terus menjalankan apa yang menjadi perintah Kristus: Terus Berkarya Dalam Karya Penyelamatan.
Melalui gereja Kristus terus berkarya untuk menebus dan menyelamatkan manusia. Intinya Kristus terus berkarya dan tidak akan pernah meninggalkan gereja sendirian. Dia memilih kita untuk mengambil peran penting dalam karya penyelamatan-Nya. Dia akan terus memberi kita bimbingan yang kita butuhkan.
3.Kunci Kerajaan Sorga:
Kini Kunci Kerajaan Sorga ada di tangan Gereja. Kita harus menyadari bahwa kita dipilih oleh Kristus untuk menjadi saksi Kerajaan. Kita tahu bahwa Roh Kudus memimpin kita.
Kegagalan umat Perjanjian Lama adalah memegang erat kunci itu dan tidak membagikan berita sukacita kepada dunia. Kita tidak boleh mengulangi kegagalan tersebut. Kita wajib membagi: Pengampunan, Berkat dan Belas Kasih Allah bagi sesama. Kita adalah Pemegang Kunci.
Renungan untuk kita Semua.
Kita mengenal seseorang dengan baik kalau kita menjalin relasi yang akrab dengan orang tersebut. Relasi yang akrab itu tercipta lewat perjumpaan yang terus menerus dan disertai dengan komunikasi dari hati ke hati.
Kalau hal itu tidak dilakukan, barangkali kita hanya mengenal nama dan sosok orang itu dan tidak mengenalnya dengan baik. Begitu pula dalam relasi kita dengan Tuhan. Tuhan mengenal kita dengan baik. Karenanya, kita pun perlu berupaya untuk berelasi akrab dengan Tuhan agar kita bisa mengenal-Nya dengan baik.
Pengakuan iman Simon Petrus menunjukkan kedekatannya dengan Tuhan Yesus. Dia menyadari siapa Tuhan Yesus yang telah diikutinya. Dengan ini, Simon Petrus tidak sekadar mengikuti Tuhan Yesus, namun dia juga berupaya mengenal dan berelasi dengan Tuhan Yesus lebih dekat. Hasilnya terlahir pengakuan iman, di mana Simon Petrus mengakui keilahian Tuhan Yesus.
Hal ini mengingatkan kita dalam mengikuti Tuhan Yesus. Kita mesti mengikuti dan berelasi dengan Tuhan Yesus dari dekat. Tujuannya, agar kita bisa mengenal-Nya dan mengakui keilahian-Nya dengan baik. Semakin mendalam dan dekat kita berelasi dengan Tuhan, semakin mendalam pula pengenalan kita pada keilahian-Nya.
Kata Yesus kepadanya: "Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga. Dan Aku pun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga." (Mat 16:17-19)
Pengakuan iman Petrus diikuti berkah dan pujian dari Tuhan. _Pertama,_ Tuhan menganugerahkan nama "Petrus" (yang berarti batu karang) kepada Simon dan ia dinyatakan sebagai dasar bagi Gereja yang dibangun Tuhan.
Atas dasar iman Petrus (para rasul) inilah persekutuan Gereja berdiri dan maut takkan menguasainya. Artinya Gereja Kristus akan tegak berdiri hingga di ujung waktu. _Kedua,_ Petrus diserahi kunci kerajaan surga yang dapat mengikat kebaikan baik di dunia maupun di surga.
Pelita sabda ini mengingatkan kita untuk selalu mendasarkan iman kita atas para rasul. Jika di setiap ibadah kita mendaraskan dan mengulangi syahadat iman para rasul, kita diajak untuk selalu hidup pada pada jalur dan jalan yang benar, yakni beriman seturut iman para rasul.
Pelita sabda ini juga menegaskan bahwa hidup kita tidak hanya berujung dan berhenti di dunia tetapi ada lanjutannya, yakni dalam alam abadi. Kebaikan yang diikat di dunia akan terikat dalam hidup selanjutnya.
Karenanya tak ada kata sia-sia untuk suatu perbuatan baik. Teruslah mengikat kebaikan karena kebaikan itu akan kita bawa dalam hidup setelah kita meninggalkan dunia. Tetap semangat dan berkah Dalem.
0 comments:
Post a Comment