Dosen Teknik Sipil Bapak Kristoforus Je, S.T., M.T Dikenal dengan dosen Yang Tegas, Dan Disiplin dalam mendidik Mahasiswa/i. Berkat didikan Beliau banyak Mahasiswa didikannya Menjadi Orang sukses dan tentunya menjadi orang yang berguna untuk bangsa dan negara.
kepergian Bapak Kristoforus Je, S.T., M.T. ke pangkuan sang ilahi mengagetkan semua orang. Bahkan di luar dugaan maut datang menjemput begitu cepat, namun tak ada yang memastikan bahwa hidup ini cuma sesaat dan kita tidak pernah tahu kapan ajal menjemput. Karena semuanya adalah rencana Tuhan yang empunya punya kehidupan ini. "Gajah Mati Meninggalkan Gading, Manusia Mati Meninggalkan Nama" pepatah ini masih lazim dan terus bermakna bagi setiap orang yang masih menapaki kehidupan di dunia ini.
Dalam catatan ini saya mencoba mereviuw kisah beliau selama menjadi Dosen dan juga tetangga kos. Era tahun dua ribuan setiap mahasiswa baru yang kuliah di Universitas Flores Jurusan Teknik Sipil ( saat itu hanya ada Prodi Teknik Sipil belum ada Prodi Arsitektur) pasti akan bertemu beliau. Karena almarhum mengasuh mata kuliah Manajemen Kontruksi, Konstruksi Kayu dan Jembatan.
Sebagai mahasiswa yang pertama kali berjumpa dengan almarhum pasti ada perasaan was-was karena sikapnya yang diam, rada cuek dan adem-adem saja. Almarhum bukan tipe orang yang gampang obral senyum bahkan tertawa lebar, jangan kaget kalau baru bertemu degannya pasti semua mahasiswa akan hati-hati untuk berkomunikasi.
Almarhum termasuk pribadi yang sinis. Dalam mengikuti mata kuliahnya kita harus pastikan bahwa kita tidak boleh terlambat, harus rapi dan bersih celana tidak boleh robek, rambut gondrong dan anting di telinga karena apabila ketiga hal tersebut tidak di penuhi almarhum akan menyindir dengan caranya yang halus tapi sangat pedis mendegarnya. Sikap sinisnya hanya untuk anak-anak mahasiswa yang suka datang terlambat, malas kerja tugas, menghabiskan waktu untuk organisasi dan yang lainnya. Bahkan saya pernah di sindirnya hanya karena pakai cincin di jari dari besi " Gara-gara pakai cincin tapi buat dari belek bekas" ini sindirian almarhum saat mengikuti kuliah. Saya malu besoknya cincin itu saya buang dan tidak mau pakai lagi. Nasip sial betul saya. Dan almarhum paling tidak suka dengan mahasiswa yang tidak rapi saat mengikuti kuliah apalagi yang sering aktif di organisasi dan itu akan jadi bahan sindiran almarhum.
Dibalik semua sikapnya itu sebenarnya ada pesan tersirat dari almarhum untuk mahasiswa bahwa saat mengikuti kuliah semua mahasiswa harus memastikan dirinya siap untuk mengikuti kuliah dengan baik. Baik dari sisi pengatahuan maupun dari sisi kepribadian. Apabila kita tidak mengindahkan penyampaian nya maka almarhum tidak segan-segan untuk mengeluarkan kita dari ruang kuliah. Disinilah kita di tuntut memahami makna dan pesan tersirat sikapnya sinis tetapi yang tegas.
Ada satu kebiasaan almarhum yang tidak dimiliki Dosen lain adalah mengumpulkan tugas pada jam 04.00 WITA s/d 06.00 WITA. Bagi setiap mahasiswa yang pernah mengikuti mata kuliahnya maka saat memberikan tugas kumpulnya harus sesuai waktu yang ditentukan. Sehingga setiap ada tugas pasti jama 04.00 sampai dengan jam 06.00 pagi mahasiswa sudah antrian di depan rumah untuk kumpul tugas dan tugasnya di masukan dalam rumahnya lewat celah pintu depan apabila almarhum sudah bangun jangan berharap tugas kita di terima, maka bersiap-sipalah akan pulang dengan kecewa atau stress karena pasti tidak akan dapat nilai atau tidak lulus kalaupun lulus nilai paling tinggi D. Bahkan saya sebagai tetangganya saja yang tiap hari bertegur sapa dengan almarhum jangan harap dapat belas kasihan ataupun nilai tinggi, itu hanya mimpi di siang bolong. Istilah jaman now bilangnya Siapa mau help? Yang ada pulang elus dada takut tidak lulus lagi.
Seiring berjalanya waktu di akhir-akhir kuliah saya mulai menyadari proses yang almarhum lakukan. Bahwa tujuan pendidikan bukan hanya tentang pengatahuan tetapi juga tentang sikap, etos kerja dan daya juang yang harus kita pertaruhkan untuk mengapai mimpi dan cita-cita kita sendiri. Hanya kitalah yang bisa berubah dan mau menolong diri kita sendiri sehingga segala pengorbanan orang tua dan keluarga tidak sia-sia. Disinilah sikap sinisnya mau memberikan pesan bahwa sikp tegas dan disiplin bagian dari proses pendidikan. Karena nilai bisa di kompromikan tapi sikap dan perilaku kita tidak bisa di kompromikan. Nilai- nilai ini akan menjadi modal setelah kita berada di dunia kerja. Orang yang memenangkan kompetisilah yang memenangkan pertandingan. Dan itu butuh proses yang panjang dengan pola dan cara untuk mendidik dengan cara masing-masing dari setiap pribadi. Dan itulah yang di gunakan oleh almarhum. Entah itu sifanya ataukah strategi untuk mendidik saya juga tidak tahu, tapi yang bisa saya mengerti adalah itu sebuah strategi agar mahasiswa rajin kuliah dan rajin kerja tugas.
Terima Kasih Bapak Kristoforus Je, S.T. M.T. atas segala tugas yang di emban di dunia ini. Semua amal baikmu di terima oleh Tuhan Yang Mahakuasa. Dan semoga Ibu dan anak-anak senantiasa memperoleh kekuatan yang berlimpah dari Yang Maha Kuasa. By Bapak Klemestinus